Anda di halaman 1dari 5

Perawatan Luka Kronis

January 12th, 2009 | Author: eka-kusmawan Banyak di antara kita, termasuk juga pekerja medis belum memahami benar bagaimana merawat luka, terutama luka kronis dengan baik. Yang memang sudah dianggap biasa untuk merawat luka oleh pasien atau keluarga sekalipun, sekali waktu pernah merasa tidak percaya diri dalam menghadapi jenis luka yang penyembuhannya membandel ini. Padahal segala upaya telah dilakukan. Banyak pula jenis produk perawatan luka yang dipakai, waktu merawatnya pun sudah teratur dan disiplin, namun belum juga menampakkan tanda tanda penyembuhan. Luka kronis umumnya dimaksud adalah luka yang terinfeksi yang masa penyembuhannya tidak sesuai lagi dengan kondisi normal. Luka tersebut bisa berasal dari luka karena trauma, bekas operasi, fistel, abses, ulcus, luka diabetic, luka karena keganasan, tekanan, gangguan vaskuler dan lain-lain. Jenis kuman yang menginfeksinya bisa oleh bakteri, jamur, parasit ataupun virus. Jika tidak mendapatkan penanganan yang benar, dapat menimbulkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan tubuh di sekitarnya, menyebabkan jaringan (bagian yang membentuk tubuh; kulit, lemak, fascia, pembuluh darah, saraf, otot bahkan tulang) menjadi mati atau nekrosis. Lebih jauh dari itu, dapat mengakibatkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh melalui darah, menjadi apa yang disebut dengan sepsis hingga mengancam nyawa seseorang. Untuk mudah diingat, tahap penanganan luka kronis secara lokal dibagi menjadi empat, yang

saling terkait dan tidak bisa dikerjakan tanpa berurutan. Mengangkat jaringan mati Semasih di dalam luka ada jaringan mati (nekrotik), upaya apapun dikerjakan tidak akan berhasil. Sebab dengan adanya bagian jaringan yang membusuk, merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Mengakibatkan koloni bakteri akan makin berkembang, nanah semakin banyak dan kerusakan jaringan tambah lama tambah luas, sehingga jaringan yang rusak inipun menjadi mati dan membusuk. Upaya untuk membersihkan luka macam ini disebut dengan debridement. Pengertiannya, selain menghilangkan jaringan mati juga membersihhkan luka dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh. Cara yang dikerjakan bisa secara pasif dengan mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material perawatan luka yang fungsinya untuk menyerap dan mengangkat bagian-bagian luka yang nekrotik. Cara ini tidak cukup dikerjakan 1 atau dua kali, mesti beberapa kali hingga butuh beberapa hari. Atau bisa dikerjakan secara aktif, relatif lebih praktis, dengan melakukan pembedahan. Memang dibutuhkan keberanian melakukan hal ini walaupun pertimbangan estetik tubuh bukan lagi

menjadi prioritas. Ada juga yang kurang umum diketahui, yakni dengan mechanical debridement dan biological debridement (menggunakan serangga). Menghilangkan nanah Luka bernanah kebanyakan disebabkan karena bakteri. Ada bakteri yang menghasilkan banyak nanah, ada bakteri yang menimbulkan nanah serta bau khas, menghasilkan gas gangrene dan bau busuk yang menyengat dan ada yang dominan menyebabkan jaringan menjadi mati / nekrosis. Jadi dari kondisi luka saja sudah dapat diduga kuman penyebabnya. Walaupun sangat dibutuhkan pemeriksaan cultur pembiakan kuman- untuk mencari secara pasti jenis kuman penyebab guna menentukan therapy antibiotika yang tepat. Dengan pembedahan, membuka serta mengalirkan nanah yang terperangkap di dalam tubuh merupakan cara terbaik untuk mengurangi pembentukan nanah. Upaya ini akan lebih lengkap jika diiringi dengan perawatan luka menggunakan absorbent agent atau yang lebih sederhana cukup dengan cairan fisiologis yang nantinya kalau basah, pembungkus luka bisa diganti beberapa kali. Banyaknya nanah menjadi salah satu indikator tingkat perbaikan luka. Akan lebih cepat masa penyembuhannya jika produksi nanah oleh luka ini belum sampai menimbulkan jaringan nekrotik yang luas. Menjaga kelembaban luka Setelah jaringan mati berhasil dibersihkan dan pengeluaran nanah oleh luka dapat diminimalisir, fase berikutnya adalah keluarnya cairan bening yang merupakan cairan tubuh sebagai petanda tahap penyembuhan luka akan segera dimulai. Semasih produksi cairan ini berlebihan, dibutuhkan usaha untuk menguranginya atau mengeringkan luka tersebut. Material yang digunakan bisa sama dengan yang digunakan untuk mengurangi nanah seperti di atas. Namun demikian harus tetap dijaga kelembaban luka. Makin kering kondisi luka, basahnya kasa penutup luka juga semakin diperas. Seperti prinsip yang sudah umum diketahui dalam menangani luka; basah dilawan dengan basah, kering diimbangi dengan penutup luka yang semakin kering juga. Sehingga dengan demikian waktu untuk mengganti penutup luka pun bisa diperjarang, tidak seperti tahap tahap sebelumnya. Menunjang masa penyembuhan Penyembuhan luka atau masa granulasi dimulai jika dasar luka sudah tampak kemerahan. Bisa diibaratkan seperti penampakan daging segar. Selain tetap menjaga kelembaban, luka harus tetap dijaga bersih serta hindari dari trauma sebab dengan pembentukan jaringan yang baru tumbuh ini, rawan sekali akan terjadinya perdarahan. Tersedia juga banyak produk perawatan luka, baik berupa cairan, cream, gel atau pasta yang berguna untuk merangsang terbentuknya sel-sel baru, membentuk kolagen dan mengisi bagian tubuh yang rusak dan tergerus sebelumnya. Problem yang biasanya dihadapi pada fase ini adalah penutupan luka di permukaan. Kalau lukanya tidak luas, bisa berharap kulit di sekitar luka akan tumbuh juga untuk melapisi luka. Namun jika lukanya luas, bisa dilakukan penjahitan skunder dengan lebih mendekatkan tepi tepi luka atau sekalian dilakukan flap atau tandur kulit yang mengambil kulit dari bagian lain tubuh. Tahap tahapan di atas, sekali lagi hanya memperhatikan perawatan terlokalisir di luka tersebut semata. Sedangkan penyembuhan luka tidak hanya tergantung dari perawatan itu saja, namun

harus dinilai apa yang mendasari terbentuknya luka kronis tersebut. Justru hal inilah yang potensial menghambat penyembuhan luka. Hal itu meliputi faktor usia, kondisi nutrisi penderita terutama kandungan protein-, penyakit penyerta -seperti; diabetes, kelainan vena, kanker, malnutrisi-, penurunan imunitas dan kondisi psikis serta keterbatasan gerakan fisik. JIka hal hal itu ada, hendaknya diatasi dulu sebelum serius merawat luka atau setidaknya dilakukan perbaikan bareng dengan perawatan luka yang menjadi keluhan utama penderita. Sebetulnya sembuh tidaknya luka tersebut ditentukan oleh tubuh kita sendiri. Upaya upaya yang dilakukan di atas hanya terbatas membuat suasana agar tubuh lebih terpacu untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kata di text book: We cant heal the wound, but just able to promote the healing process

PERAWATAN LUKA KRONIK A. PENGERTIAN Merawat luka untuk mempercepat proses penyembuhan luka B. TUJUAN 1. meningkatkan penyembuhan luka 2. merangsang pertumbuhan jaringan 3. melindungi luka dari kontaminasi 4. mencegah terjadinya infeksi lanjutan C. INDIKASI luka kronik ( Luka dekubitus, venous, arteri, diabetik ) D. PERSIAPAN ALAT 1. Alat-alat steril a. Pinset anatomois 1 buah b. Pinset cirugis 1 buah c. Gunting bedah/jaringan 1 buah d. Kassa steril dalam kom tertutp secukupnya e. Sarung tangan steri 1 pasang f. Infus set yang sudah dimodifikasi ( bila diperlukan) g. Korentang/forcep 2. Alat-alat tidak steril a. Perlak dan pengalas b. Plester c. Gunting perban d. Sarung tangan tidak steril pasang e. Masker

f. Air hangat g. Sabun cair anti septik h. Lampu sollux (bila diperlukan) i. Nierbeken 2 buah j. Normal saline / NaCl 9% k. Obat/ zalf sesuai instruksi dokter l. Madu m. Bantalan kapas n. Talk/ lation

E. PELAKSANAAN 1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Pasang sampiran 3. Perawat cuci tangan 4. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril 5. Baringkan pasien dengan nyaman dengan area dekubitus dan kulit sekitar mudah diskses 6. Letakkan perlak dan pengalasnya dibawah area luka 7. Letakkan neirbeken didekat pasien 8. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka), letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah 9. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka - perhatikan warna, kelembapan dan penampilan kulit sekitar luka - ukur diameter yang dapat diperkirakan - ukur kedalaman luka 10. Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun, dengan kassa cuci secara menyeluruh dan menggosok sekeliling luka secara bergantian selama 1 2 menit 11. Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan kassa steril yang kering 12. Buka sarung tangan dan ganti dengan yang steril 13. Bersihkan luka dengan normal saline dengan cara bathing or shower, bila terdapat pocket dan pus lakukan irigasi dengan menggunakan infus set steril yang sudah dimodifikasi. 14. Bagian luka yang basah dapat dikeringkan menggunakan kassa steril 15. Bila ada instruksi dari dokter dapat dilakukan nekrotomy/ debridement pada luka yang nekrosis. (Debridement dat juga dilaksanakan dikiamar operasi) 16. bersihkan luka kembali dengan normal saline dengan cara bathing or shower 17. keringkan luka dengan kassa steril 18. Bagian yang luka diberi obat yang telah ditentukan. Ratakan obat/ zalf dengan menggosok telapak tangan kuat kuat, oleskan zalf dengan tipis secara merata diatas luka dan daerah yang nekrotik. Jangan mengoleskan pada kulit sekitar luka atau dengan mengunakan terapi kompres madu 19. Tutup luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan menggunakan normal saline dan madu 20. Kemudian diberi lapisan lagi menggunakan kassa steril tebal dan diplester dengan baik. (Pada luka venous/ arteri, lanjutkan balut luka dengan menggunakan elastis verban)

21. Bagian kulit yang baik/ belum terkena dekubitus atau terdapat luka dekubitus derajat I dapat digosok dengan menggunakan lation dan dimassage dengan teknik back rub secara melingkar lalu diberi talk tipis tipis 22. Angkat perlak 23. Ubah posisi pasien, usahakan bagian yang luka tidak terjadi penekanan 24. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk melakukan perubahan posisi minimal setiap 1 jam sekali 25. Buka sarung tangan dan letakan kedalam neirbeken 26. Buka masker 27. Rapikan alat alat 28. Buka sampiran 29. Perawat mencuci tangan 30. Catat hasil tindakan, respon pasien, laporkan bila adanya penyimpangan pada luka atau bila terjadi infeksi

F. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Jaringan yang nekrosis lakukan nekrotomy 2. Perhatikan prinsip sterilitas 3. Pada penderita yang alergi terhadap plester, gunakan gurita/ plester khusus 4. Dalam perawatan luka perhatikan sirkulasi udara dalam ruangan 5. lingkungan sekitar pasien harus bersih

Anda mungkin juga menyukai