Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

" PERAWATAN LUKA "

Oleh:
Rizka Safiratur Rahmah (1902021791)
Penguji:
Ihda Mauliyah, S.ST., M.Kep.

PRODI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
A. PENGERTIAN LUKA
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya
cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. 
Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka,
penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan
kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness,
yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang
melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang.

B. PERAWATAN LUKA
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah
infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara
lain dengan cara, makan makanan bergizi, mengikuti terapi dokter, minum obat
secara teratur. Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan
perdarahan, mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang
terkena dan untuk menyembuhkan luka.
 Menghentikan perdarahan
o Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat
gambar di bawah).
o Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang
singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer
yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.
o Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

 Mencegah infeksi
o Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam
pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat
pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran,
jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.
o Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air
atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke
dalam luka.
o Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda
asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang
terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.
o Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-
hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan
antibiotik, yaitu:
 Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).
 Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus
disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.

 Profilaksis tetanus
o Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS
efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka
o Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah
waktunya.

 Menutup luka
o Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka
primer).
o Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
o Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.
o Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup
ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam
berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer
yang tertunda).
o Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan
sendirinya.

 Infeksi luka
o Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan
mengeluarkan nanah.
o Tatalaksana
 Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
 Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
 Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap
hari, lebih sering bila perlu
 Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh
(biasanya dalam waktu 5 hari).
 Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari) karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.
 Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika
dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

C. JENIS-JENIS LUKA
1. Berdasarkan kategori
a) Luka Accidental

Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka
bakar; tepi luka bergerigi; berdarah; tidak steril

b) Luka Bedah
Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle
introduction; tepi luka bersih; perdarahan terkontrol; dikendalikan dengan
asepsis bedah.

2. Berdasarkan Integrasi Kulit

a). Luka terbuka

Kerusakan melibatkan kulit atau membran mukosa; kemungkinan


perdarahan disertai kerusakan jaringan; risiko infeksi

b). Luka tertutup

Tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit, tetapi terdapat kerusakan


jaringan lunak; mungkin cedera internal dan perdarahan

3. Berdasarkan Descriptors

a). Aberasi

Luka akibat gesekan kulit; superficial; terjadi akibat prosedur dermatologik


untuk pengangkatan jaringan skar

b). Puncture

Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh
akibat alat-alat yang tajam yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit

c). Laserasi

Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin terkontaminasi;


risiko infeksi
d). Kontusio

Luka tertutup; perdarahan di bawah jaringan akibat pukulan tumpul; memar

4. Klasifikasi Luka Bedah

a. Luka bersih

Luka bedah tertutup yang tidak mengenai system gastrointestinal,


pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi rendah.

b. Bersih terkontaminasi

Luka melibatkan system gastrointestinal, pernafasan atau system


genitourinary, risiko infeksi.

c. Kontaminasi

Luka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko
tinggi infeksi.

d. Infeksi

Area luka terdapat patogen; disertai tanda-tanda infeksi.

D. TANDA-TANDA INFEKSI

Menurut Septiari (2012) tanda-tanda infeksi adalah sebagai berikut :

1. Rubor (Kemerahan) Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang
mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga
menimbulkan warna kemerahan.
2. Calor (Panas) Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi
akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah
lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak
antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

3. Tumor (Bengkak) Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker
seperti yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada
area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan
meningkatnya aliran darah.

4. Dolor (Nyeri) Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang
mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri
mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi
jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya

E. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN


PERAWATAN LUKA

Tindakan merawat luka biasanya mengacu pada beberapa perawatan khusus


seperti luka tekan, borok kulit, dan luka lain yang merusak kulit, serta
menimbulkan kesakitan. Luka yang dirawat memiliki tujuan untuk
menghilangkan tekanan dan kesakitan pada bagian tubuh yang menahan beban
seperti tonjolan tulang. Selain itu, perawatan juga bertujuan untuk mengobati
luka yang membusuk ketika kulit telah menjadi lemah, meradang dan
memungkinkan terjadinya infeksi.
hal-hal berikut perlu diperhatikan. Yang pertama adalah penggunaan alat-alat
yang steril dan bersih. Alat-alat yang biasanya dipersiapkan dalam merawat
luka meliputi spon dan gulungan kasa, pita medis, spon non-woven, bantalan
alkohol, serta perban dan pembalut. Dibutuhkan juga suture removal kits (Alat
khusus untuk penjahitan), kapas khusus, serta tirai medis sebagai peralatan
medis agar luka dari penderita dapat dirawat secara aman.
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pendekatan farmakologi atau
obat-obatan. Pendekatan ini memiliki prinsip interaksi antara obat dan tubuh
manusia. Untuk meresepkan dan menggunakan obat dalam perawatan luka,
kondisi dan masalah kesehatan dari penderita harus dipertimbangkan dahulu.
Dengan pertimbangan tersebut, obat yang diberikan akan bekerja secara efektif
dan tepat.
Aspek selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kandungan gizi yang tepat
dalam proses penyembuhan luka yang diderita. Dengan asupan nutrisi yang
tepat, tubuh akan mendapatkan pemulihan dengan cepat. Untuk mengetahui
asupan gizi yang baik dalam masa perawatan luka, alangkah baiknya penderita
berkonsultasi dengan ahli gizi atau tenaga kesehatan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, proses perawatan luka akan
berlangsung dengan baik. Selanjutnya, luka yang diderita akan cepat
mengalami kesembuhan.

Anda mungkin juga menyukai