Oleh:
Rizka Safiratur Rahmah (1902021791)
Penguji:
Ihda Mauliyah, S.ST., M.Kep.
B. PERAWATAN LUKA
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah
infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara
lain dengan cara, makan makanan bergizi, mengikuti terapi dokter, minum obat
secara teratur. Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan
perdarahan, mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang
terkena dan untuk menyembuhkan luka.
Menghentikan perdarahan
o Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat
gambar di bawah).
o Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang
singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer
yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.
o Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.
Mencegah infeksi
o Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam
pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat
pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran,
jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.
o Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air
atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke
dalam luka.
o Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda
asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang
terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.
o Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-
hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan
antibiotik, yaitu:
Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).
Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus
disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.
Profilaksis tetanus
o Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS
efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka
o Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah
waktunya.
Menutup luka
o Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka
primer).
o Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
o Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.
o Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup
ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam
berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer
yang tertunda).
o Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan
sendirinya.
Infeksi luka
o Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan
mengeluarkan nanah.
o Tatalaksana
Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap
hari, lebih sering bila perlu
Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh
(biasanya dalam waktu 5 hari).
Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari) karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.
Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika
dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.
C. JENIS-JENIS LUKA
1. Berdasarkan kategori
a) Luka Accidental
Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka
bakar; tepi luka bergerigi; berdarah; tidak steril
b) Luka Bedah
Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle
introduction; tepi luka bersih; perdarahan terkontrol; dikendalikan dengan
asepsis bedah.
3. Berdasarkan Descriptors
a). Aberasi
b). Puncture
Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh
akibat alat-alat yang tajam yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit
c). Laserasi
a. Luka bersih
b. Bersih terkontaminasi
c. Kontaminasi
Luka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko
tinggi infeksi.
d. Infeksi
D. TANDA-TANDA INFEKSI
1. Rubor (Kemerahan) Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang
mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga
menimbulkan warna kemerahan.
2. Calor (Panas) Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi
akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah
lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak
antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
3. Tumor (Bengkak) Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker
seperti yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada
area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan
meningkatnya aliran darah.
4. Dolor (Nyeri) Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang
mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri
mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi
jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya