Anda di halaman 1dari 19

MANAGEMENT PERAWATAN LUKA TERKAIT PENGENDALIAN

INFEKSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
CONTAGEOUS DESEASE AND BAHAVIOUR RELATED TO ILLNESS

DI SUSUN
OLEH:
ROMANA PEBRITIA NUGRAHA 1420119056
Pengertian

Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas


jaringan (Mansjoer, 2012). Menurut InETNA, luka adalah
sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses selular
normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya
kerusakan pada kuntinuitas atau kesatuan jaringan tubuh
yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi
jaringan.
Tujuan Perawatan Luka

Tujuan dari perawatan luka adalah sebagai


berikut :
a. Menjaga luka dari trauma.
b. Imobilisasi luka.
c. Mencegah pendarahan.
d. Mencegah kontaminasi oleh kuman.
e. Mengabsorbsi drainase.
f. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
Jenis-jenis Luka
Berdasarkan tingkat kontaminasi
a.Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi.

b.Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka


pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya
infeksi luka adalah 3% - 11%.

c.Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka


akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau
kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
inflamasi nonpurulen

d.Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya


mikroorganisme pada luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya

a.Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang


terjadi pada lapisan epidermis kulit.

b.Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada


lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan
adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.

c.Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan


meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai
bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya

d.Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon
dan tulang dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas.
Mekanisme Luka
1.Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh perban seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)

2.Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.

3.Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

4.Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

5.Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau oleh kawat.

6.Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
7.Luka Bakar (Combustio) adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:


1.Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang
baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.

2.Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel


membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami
kekurangan kadar hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan
yang lebih lama.

3.Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau


kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan
sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

4.Penyakit lain, memengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit seperti


diabetes melitus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

5.Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena
terdapat kandungan zat gizi di dalamnya. Sebagai contoh, vitamin A diperlukan
untuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen
6.Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap
diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar
hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.

7.Benda asing, seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya


suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,
jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang
kental yang disebut dengan nanah (Pus)

8.Iskemia, merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada
bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari
balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya
obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

9.Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula


darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi
penurunan protein kalori tubuh.
Komplikasi dari Luka
Beberapa masalah yang dapat terjadi dalam proses penyembuhan luka adalah
sebagai berikut:
1.Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda
vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan
darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin
dan lembab.

2.Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam


atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras,
serta adanya kenaikan leukosit.

3.Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat


dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi,
terjadi trauma, dan lain-lain. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh
(demam), takikardia, dan rasa nyeri pada daerah luka.

4.Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam ke arah luar melalui
luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik atau
akibat proses penyembuhan yang lamb
Infeksi

Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme


patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik.
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections) yang
selanjutnya disingkat HAIs merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana
ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Enam komponen rantai penularan infeksi
Dekontaminasi Peralatan Perawatan Luka Pada Pasien

Pemakaian peralatan perawatan pasien dan tindakan


operasi terkait pelayanan kesehatan merupakan hal
yang tidak dapat dihindarkan. Pemakaian dan
tindakan ini akan membuka jalan masuk kuman yang
dapat menimbulkan risiko infeksi tinggi khususnya
pada perawatan luka.
Penatalaksanaan pengendalian Infeksi terhadap
perawatan Luka
Dalam manajemen perawatan luka yang terkait terhadap pengendalian infeksi
ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi luka, tindakan antiseptik,
pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian
antiboitik dan pengangkatan jahitan.
a.Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan
eksplorasi).

b.Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk


melakukan pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau
larutan antiseptic

c.Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan
mempercepat proses penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi;
membuang jaringan nekrosis dan debris

d.Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8
jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau
tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam atau per
e.Penutupan Luka
Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal.

f.Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada
penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap
penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah
berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom.

g.Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.

h.Ganti perban secara rutin


Untuk luka yang dibalut perban, perhatikan kebersihannya dengan baik. Anda
disarankan untuk mengganti perban secara rutin, terutama saat kondisi perban
telah kotor atau basah.
Kesimpulan
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik atau gigitan hewan .Penyembuhan luka secara fisiologis terjadi dengan cara
yang sama pada semua pasien, dengan sel kulit dari jaringan kembali secara cepat
atau lambat .Perawatan luka pada umumnya dilakukan dengan mengganti balutan
setiap hari dan membersihkan luka memakai cairan antiseptik kemudian dibiarkan
kering
Pada perawatan luka sangat penting mengutamakan kesterilan baik kita
sebagai perawat yang melakukan tindakan lalu pasien dan alat-alat yang akan
dipakai perlu adanya pengendalian infeksi dalam menjalankan prosedur
keperawatan Sekecil apa pun, luka harus dirawat dengan baik. Yang tidak kalah
penting, harus mengetahui cara penanganan luka yang tepat agar luka tidak
bertambah parah atau malah terinfeksi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai