GASTRITIS
Disusun Oleh
NIM: 432051440116017
BANDUNG
2019
A.Definisi
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu
hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. (Sujono Hadi, 1999, hal :
492).
B.Etiology
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan lasifikasinya sebagai berikut
1.Gastritis Akut
-Minuman beralkohol
-2.Gastritis Kronik
Penyebab pastidari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi
(Wehbi, 2008)
3.Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
-H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama
dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b)Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum
terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
C.Faktor Resiko
Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang kadar lemaknya tinggi seperti
gorengan
Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau kebanyakan minum minuman
beralkohol
Kelebihan berat badan atau obesitas
Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, steroid, dan
pil KB
D.Klasifikasi
Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua yaitu (David Overdorf 2002)
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat ,enyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua
garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –faktor dari luar,
seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis
kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan
gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia
pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.
Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.
E.Patofisiology
F.Tanda dan gejala
1.Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran
cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia
2.Gastritis
Kronik,
Kebanyakan klien
tidak mempunyai
keluhan, hanya
sebagian kecil
mengeluh nyeri
ulu hati
anorexia, nausea,
dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
G.Diagnostik penunjang
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh
urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida
(CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat
terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini
menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan
dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop)
melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum
endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini
selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang
kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
6. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting
untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik
dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa
untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (Basal Acid Output)
tanpa perangsangan.
H.DIAGNOSA KEPERAWATAN
I.Asuhan Keperawatan
N Diagnosa Intervensi Rasional
O
Gangguan perfusi a. Awasi tanda-tanda a. Memberikan informasi tentang
1 vital
jaringan derajat perfusi jaringan dan
membantu menentukan
kebutuhan intervensi
c. Awasi upaya
c. Dyspnoe, gemericik menunjukan
pernafasan; auskultasi
peningkatan kompensasi curah
bunyi nafas
jantung.
2 a. Kaji kemampuan
Intoleran aktivitas
a. Mempengaruhi pilihan intervensi
pasien untuk melakukan atau bantuan.
aktivitas, catat laporan
kelelahan dan kesulitan
melaksanakan aktivitas.
b. Menunjukan perubahan
b. Kaji
neurology karena defisiensi vitamin
kehilangan/gangguan
keseimbangan gaya jalan, B12 mempengaruhi resiko cedera.
kelemahan otot.
c. Prioritaskan jadwal
askep untuk c. Mempertahankan tingkat energi
meningkatkan istirahat. dan meningkatkan regangan pada
system jantung dan pernafasan.
d. Berikan bantuan dalam
aktivitas/ambulasi bila d. Membantu bila perlu, harga diri
perlu. ditingkatkan pbila pasien melakukan
sesuatu sendiri.
e. Rencanakan kemajuan
aktivitas dengan pasien. e. Meningkatkan secara bertahap
tingkat aktivitas sampai normal.
3 Perubahan nutrisi kurang a. Observasi dan catat a. Mengawasi masukan kalori atau
dari kebutuhan. masukan makanan kualitas kekurangan konsumsi
pasien. makanan.
b. Berikan makanan
b. Makan sedikit dapat menurunkan
sedikit tapi sering atau
kelemahan dan meningkatkan
makan diantara waktu
pemasukan juga mencegah distensi
makan.
gaster.
DAFTAR PUSTAKA