Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah PPGD

EKG dan Aritmia


Shock
Sindrom Koroner Akut

Oleh :
MEGRIS SIBUEA
NIM 1420119047
EKG
EKG ( Elektrokardiografi)
Elektro : kelistrikan
Kardio : Jantung
Grafi : penggambaran
Jadi ekg merupakan perekaman lewat
gambar dari aktivitas kelistrikan di
jantung

EKG (Pemeriksaan Elektrokardiogram adalah pemeriksaan jantung


untuk mendeteksi kelainan dengan mengukur aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. Pemeriksaan
Jantung EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi penyakit
jantung seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung
(perikarditis atau miokarditis) dan penyakit jantung koroner.
Morfologi EKG

Dari
Aritmia
Definisi
 Arimita adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls, atau gangguan
konduksi yang menyababkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel.
 Dapat diketahui dari gambaran EKG

Aritmia terdiri dari:


• SVT
• Sinus Takikardia
• AF dan Afu
• VF
• VT
• VES
Aritmia dapat terjadi apabila Beberapa gangguan irama
jantung
 Pacemaker (nodus SA) menghasilkan irama 1. Supraventrikular Takikardi (SVT)
yang abnormal
 Adanya gangguan pada jalur konduksi
normal
 Bagian jantung selain nodus SA mengambil
alih sebagai pacemaker
2. Ventrikel takikardy 3. Atrial Fibrilasi
4. Atrial Flutter.
Rate : Atrial 250-350x/mnt ventrikal lambat, normal atau cepat
Rhythm : biasanya regular tapi bisa ireguler
P Waves : gelombang fluter seperti gergaji
PR interval : bervariasi
QRS : biasanya normal (0.060-0.10 detik) tetapi bisa saja melebar
bacaan ekg diatas Atrial Flutter HR 90 Bpm

5. VES
Gambaran ekg
takikardi
Gambaran EKG
Bradikardi
SHOCK/SYOK kardiogenik
 Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh
ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi
ventrikel. Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung
mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme, akibat dari gangguan fungsi pompa jantung

Infark Miokardium : jantung yang rusak


tidak dapat memompa darah dan curah
jantung tiba-tiba menurun.

Aritmia Ventrikel yang Mematikan : pasien


Etiologi dengan takikardia terus menerus akan
dengan cepat menjadi tidak stabil

Gagal Jantung Stadium Akhir


dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium
kronis merusak otot jantung, dan gerak
dinding menjadi tidak terkoordinasi
Tanda yang muncul
pada pasien syok
kardiogenik

• Takikardia : Jantung berdenyut lebih cepat karena stimulasi simpatis yang


berusaha untuk meningkatkan curah jantung. Namun, hal ini akan menambah
beban kerja jantung dan meningkatkan konsumsi oksigen yang menyebabkan
hipoksia miokardium
• Kulit pucat dan dingin : vasokontriksi sekunder akibat stimulasi simpatis
membawa aliran darah yang lebih sedikit (warna dan kehangatan) ke kulit
• Berkeringat : stimulasi simpatis mengakibatkan kelenjar keringat
• Sianosis pada bibir dan bantalan kuku : stagnasi darah di kapiler setelah oksigen
• yang tersedia di keluarkan
• Peningkatan CVP (tekanan vena sentral) dan PWCP ( tekanan baji kapiler
• pulmonal ) : pompa yang mengalami kegagalan tidak mampu memompa darah,
• tetapi darah tetap masuk ke jantung, menambah jumlah darah di dalam jantung,
• sehingga meningkatkan preload
• Penurunan tekanan darah (hipotensi)
• Penurunan kesadaran
• Penanganan Syok kardiogenik yaitu kegawadaruratan yang memerlukan terapi resusitasi
segera sebelum syok merusak organ secara irreversible
• Penanganan awal : resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi jalan nafas,koreksi
hipovolemia dan hipotensi
• Farmakologi: syok kardiogenik, setelah tercapainya preload yang optimal,sering kali
dibutuhkan inotropic untuk memperbaiki kontraktilitas dan obat lain untuk menurunkan
afeterload.
Hormone yang termasuk dalam kelompok ini yaitu adrenalin
(epinefrin), noradrenalin (norepinephrine), isoproterenol, dopamine
dan dobutamine. Golongan obat ini akan menaikkan tekanan arteri,
perfusi coroner, kontraktilitas dan kenaikkan denyut jantung, serta
vasontriksi perifer. Kenaikan tekanan arteri akan meningkatkan
konsumsi oksigen, serta kerja yang tidak diinginkan berpotensi
mengakibatkan aritmia.
SKA ( sindrom koroner akut)
ACS (acute coronary sindrom)
 Definisi
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah
kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka
perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi. er
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka jantung,
Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi:
1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST
segment elevation myocardial infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI:
non ST segment elevation myocardial infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina
pectoris)
Sebagian orang mengetahuinya sebagai serangan jantung,
terjadi karena penyumbatan pembuluh koroner
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Koroner Akut
Sindrom koroner akut biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak atau
tumpukan kolestrol pada dinding arteri koroner yang mengakibatkan penyumbatan aliran darah
ke jantung.
Selain itu, sindrom koroner akut juga dapat terjadi akibat penggunaan zat tertentu, seperti kokain
 dan nikotin, yang bisa memicu spasme atau penyempitan arteri koroner secara tiba-tiba.
Gejala Sindrom Koroner Akut
• Nyeri dada
• Keringat dingin
• Sesak nafas
• Sakit kepala dan pusing seperti ingin pingsan
• Mual atau muntah
• Gelisah
• Denyut jantung tidak teratur (aritmia)
Penanganan Sindrom Koroner Akut Penanganan Sindrom Koroner Akut
Tatalaksana Pra Rumah Sakit Sindrom koroner akut adalah kondisi darurat medis yang
 Bagi orang awam mengenali gejala serangan jantung dan memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan
segera mengantarkan pasien mencari pertolongan ke rumah kematian.
sakit atau menelpon rumah sakit terdekat meminta ditangani di IGD
dikirimkan ambulan beserta petugas kesehatan terlatih.
• Tirah baring
 Petugas kesehatan/dokter umum di klinik
 Mengenali gejala sindrom koroner akut dan pemeriksaan • Pemberian oksigen 2-4 L/menit untuk mempertahankan
EKG bila ada saturasi oksigen > 95 %
 Tirah baring dan pemberian oksigen 2-4 L/menit • Pasang jalur infus dan pasang monitor Pemberian aspirin
150-325 mg tablet kunyah bila belum diberikan
 Berikan aspirin 160-325 mg tablet kunyah bila tidak ada sebelumnya dan tidak ada riwayat alergi aspirin
riwayat alergi aspirin
• Pemberian nitrat : bias diberikan nitrat oral sublingual
 Berikan preparat nitrat sublingual misalnya isosorbid dinitrat
5 mg dapat diulang setiap 5-15 menit sampai 3 kali yaitu isosorbid dinitrat 5 mg dapat diulang tiap 5 menit
sampai 3 kali untuk mengatasi nyeri dada
 Bila memungkinkan pasang jalur infus
• Clopidogrel dosis awal 300 mg, kemudian dilanjutkan 75
 Segera kirim ke rumah sakit terdekat dengan fasilitas ICCU mg/hari
(Intensive Coronary Care Unit) yang memadai dengan
pemasangan oksigen dan didampingi dokter/paramedik • Segera pindahkan ke Ruang Rawat Intensif Koroner
yang terlatih (ICCU)
Tatalaksana di Ruang Rawat Koroner Intensif/Intensive Coronary Care Unit (ICCU)
• Pasang monitor 24 jam
• Tirah baring
• Pemberian oksigen 3-4 L/menit
• Pemberian nitrat: sebagai vasodilator koroner untuk mengurangi gejala nyeri dada, menurunkan
tekanan darah pada hipertensi dan vasodilator pada edema paru. Preparat nitrat oral sublingual
isosorbid dinitrat 5 mg dapat diulang tiap 5 menit sampai 3 kali untuk mengatasi nyeri dada. Bila nyeri
belum berkurang dapat diberikan nitrogliserin drip intravena secara titrasi sesuai respon tekanan darah,
dimulai dengan dosis 5-10 mikrogram/menit dan dosis dapat ditingkatkan 5-20 mikrogram/menit
sampai respon nyeri berkurang atau MAP (mean arterial pressure) menurun 10 % pada normotensi dan
30 % pada hipertensi, tetapi tekanan darah sistolik harus > 90 mmHg
• Pemberian morfin sulfat intravena 2 – 4 mg dengan interval 5 – 15 menit bila nyeri belum teratasi
• Pemberian Laksatif untuk memperlancar defekasi
• Dapat diberikan diazepam 2 x 5 mg atau alprazolam 2 x 0,25 mg
• Heparinisasi dilakukan yaitu pada kondisi: infark anterior luas, fungsi ventrikel yang buruk (EF< 40%),
risiko tinggi trombosis, fibrilasi atrial, thrombus intrakardiak dan onset nyeri dada > 12 jam tanpa
tindakan
• Terapi reperfusi pada SKA terdiri dari terapi fibrinolitik dan intervensi koroner perkutan (PCI),
merupakan hal penting dalam tatalaksana STEMI
Pemeriksaan penunjang
pada pasien SKA
• EKG
• PHOTO THX
• CEK LAB: enzim jantung (troponin
T, CK-MB), cek lab elektrolit
• ECHO ( Usg jantung)

Gambaran EKG pada SKA


• STEMI (ST-Segment Elevation Myocardial Infarction). Kondisi ini terjadi saat
pembuluh darah arteri yang ada di jantung tersumbat total, sehingga
menyebabkan jantung kehilangan suplai darah dan oksigen. STEMI akan
menyebabkan kerusakan serius pada otot jantung.
• NSTEMI, pembuluh darah arteri jantung tidak tersumbat seluruhnya, sehingga
kerusakan otot jantung tidak seberat ketika mengalami STEMI.
Tindakan PCI (Percutaneous Coronary Intervention), yaitu kateterisasi jantung
untuk memasang ring pada pembuluh darah yang tersumbat. Dokter juga dapat
menganjurkan prosedur CABG (Coronary Artery Bypass Graft), yaitu operasi untuk
membuat rute aliran darah baru.
TERIMA KASIH

MEGRIS SIBUEA
NIM 1420119047

Anda mungkin juga menyukai