Anda di halaman 1dari 36

Manajemen Stress

Antonius Ngadiran,SKep.Ners.M.Kep.M.PD
Cotton, Smith
(dalam Riskha 2012)
 Manajemen stress adalah
Keterampilan yang memungkinkan
seseorang untuk mengantisipasi,
mencegah, mengelola dan
memulihkan diri dari stress
Setiap keadaan
yang menyebabkan seseorang
harus beradaptasi untuk
menghadapi keadaan tersebut.
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress TahapI:
a. Semangat kerja besar
b. Penglihatan tajam, tidak seperti biasanya.
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih
dari biasanya
d. Merasa senang dengan pekerjaanya
e. Bersemangat, tapi tanpa di sadari energinya
melemah.
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap II:


semula menyenangkan , lalu timbul keluhan:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
c. Lekas capai menjelang sore
d. Mengeluh perut tidak nyaman
e. Detak jantung lebih keras
f. Otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap III: Bila di paksakan keluhan


semakin bertambah:
a. Gangguan lambung semakin nyata: gastristis,
diare dll
b. Ketengan otot semakin terasa
c. Perasaan tidak tenang, cemas, emosi
meningkat
d. Gangguan pola tidur
e. Koordinasi tubuh terganggu ( terasa mau
pingsan)
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap IV: tidak di temukan sakit secara


Medis, tapi gejala bisa muncul seperti:
a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah
terasa sulit.
b. Aktifitas yang semula menyengkan dan mudah
menjadi membosankan dan terasa sulit
c. Yang semula tanggap jadi kurang respon
d. Tidak mampu melakukan ADL
e. Gangguan pola tidur disertai mimpi buruk
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap V:
a. Sering menolak ajakan karena tidak ada
semangat
b. Daya konsentrasi dan ingatan menurun
c. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan
yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap VI:


a. Kelelahan fisik dan mental semakin mendalam
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakain berat
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan
semakin meningkat, mudah bingung dan panik
Tahapan –tahapan Stress
(Robert.J Van Amberg )

 Stress Tahap VII: mengalami serangan panik


dan takut mati, sering di bawa ke IGD, ICU,
meskipun tidak di temukan keluhan fisik organ
a. Debaran jantung teramat keras
b. Susah bernafas A( sesak )
c. Seluruh badan terasa gemetar, dingin,
keringat bercucuran,
d. Tidak ada tenaga untuk hal-hal ringan
e. Pingsan dan kolapas .
Positif
Negatif
(Eustres)
Distres
Kematangan
kepribadian
Patologis

Afiat
Faktor Predisposisi

Biologi Psikologi Sosial Religius

Stresor Prsipitasi
Sifat Asal Waktu Jumlah

Penilaian Terhadap Stresor

Kognitif Afektif Fisiologik Perilaku Sosial

Sumber-2 Koping
Kemampuan Personal Aset Materi Dukungan Sosial Nilai Positif

Mekanisme Koping

Konstruktif Destruktif
RENTANG RESPON KOPING

Adaptif Maladaptif
FAKTOR PREDISPOSISI
 ASPEK BIOLOGI:
a. Latar belakang genetik
b. Status nutrisi
c. Kondisi kesehatan secara umum
d. Riwayat penggunaan zat
e. Sensitivitas biologi
f. Paparan terhadap racun
FAKTOR PREDISPOSISI
 ASPEK PSIKOLOGI:
a. Intelegensia
b. Kemampuan verbal
c. Moral
d. Kepribadian
e. Pengalaman masa lalu
f. Konsep diri
g. Motivasi
h. Pertahanan psikologis
FAKTOR PREDISPOSISI
 ASPEK SOSIAL budaya:
a. Usia
b. Gender
c. Pendidikan
d. Pendapatan
e. Pekerjaan
f. Status sosial
FAKTOR PREDISPOSISI
 ASPEK Sosial budaya:
a. Keikutsertaan dalam politik
b. Pengalaman sosial
c. Peran sosial
d. Keluarga : proses imitasi
FAKTOR PREDISPOSISI
 ASPEK SPIRITUAL:
a. Latar belakang budaya
b. Agama dan keyakinan
FAKTOR PRECIPITASI
 SIFAT:
a. Faktor-faktor biologis;
b. Faktor-faktor psikologis
FAKTOR PRECIPITASI
 ASAL :
a. Internal
b. Eksternal
FAKTOR PRECIPITASI
 WAKTU:
a. Stres terjadi dalam waktu dekat
b. Stres terjadi dalam waktu yang
cukup lama.
c. Stres terjadi secara berulang-ulang/
terus menerus.
FAKTOR PRECIPITASI
 JUMLAH:
a. Sumber stres lebih dari satu (semua
stressor yang ada selama usia
tumbang)
b. Stres dirasakan sebagai masalah
yang sangat berat
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
 Kognitif;
 Kerusakan perhatian
 Kurang konsentrasi
 Pelupa
 Kesalahan dalam menilai
 Preokupasi
 Bloking
 Penurunan lapangan pandang
 Berkurangnya kreativitas
 Produktivitas menurun
 Bingung
 Sangat waspadai
 Berkurangnya objektivitas
 Takut kehilangan kontrol
 Takut bayangan visual
 Takut akan terluka atau kematian
 Kesadaran diri meningkat
 Mimpi buruk
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
 Afektif:
1. Mudah terganggu
2. Tidak sabar
3. Gelisah
4. Tegang
5. Nervous
6. Takut
7. Alarm
8. Frustasi
9. Teror
10. Gugup
11. Gelisah
12. Merasa bersalah
13. Pemalu
14. Frustasi
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
 Fisiologik:
a. Cardiovaskuler
b. Pernafasan
c. Neuromuskular
d. Gastrointestinal
e. Traktus Urinarius
f. Reproduksi
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
 Perilaku:
1. Gelisah
2. Ketegangan fisik
3. Tremor
4. Gugup
5. Bicara cepat
6. Kurang koordinasi
7. Cenderung mendapat cedera
8. Menarik diri dari hubungan interpersonal
9. Menghalangi
10. Melarikan diri dari masalah
11. Menghindar
12. Hiperventilasi
PENILAIAN TERHADAP STRESOR
 Sosial:
1. Kadang kadang menghindari kontak
sosial/aktivitas sosial menurun
2. Kadang-kadang menunjukkan sikap
bermusuhan
SUMBER KOPING
Kemampuan Personal:
 Kurang komunikatif
 Hubungan interpersonal yang kurang
baik
 Kurang memiliki kecerdasan dan
bakat tertentu
 Mengalami gangguan fisik
 Perawatan diri yang kurang baik
 Tidak kreatif
SUMBER KOPING
Aset Materi:
 Kurang memilki penghasilan secara
individu.
 Sulit mendapat pelayanan kesehatan
 Tidak memiliki pekerjaan/ vokasi/
posisi
SUMBER KOPING
Dukungan Sosial:
 Hubungan yang kurang baik antar :
individu, keluarga , kelp dan
masyarakat
 Kurang terlibat dalam organisasi
sosial/ kelompok sebaya
 Ada konflik nIlai budaya
SUMBER KOPING
Nilai Positif
 Tidak mempunyai keyakinan dan nilai
yang positif
 Kurang memiliki motivasi
 Kurang berorientasi kesehatan pada
 pencegahan (lebih senang melakukan
pengobatan )
MEKANISME KOPING
DESTRUKTIF;
 denial
 supresi
 proyeksi
 menyerang
 menarik diri

MEKANISME KOPING
KONSTRUTIF
 negosiasi/ kompromi
 meminta saran
 perbandingan yang positif,
penggantian rewards
strategi koping kognitif dan perilaku yang

tersering dan paling bermakna (Barkwel, 1991)

dibidang kognitif : mengalihkan (diverting attention)

membuat interpretasi baru ( reinterpreting pain


sensation)
menyemangati diri sendiri(Coping self-
statemement )
mengabaikan rasa nyeri (ignoring pain sensation)
berdoa atau membuat harapan baru (praying or
hoping)
membuat pemikiran negatif( Catastrophizing)

dibidang perilaku : meningkatkan aktivitas (increasing activity


level)
penanganan yang disarankan secara medis
(increasing pain overt behavior)
Skemata Kepribadian

DEN PEMA
CURI
DAM RAH
GA
AGRE
BENCI
SIF
DENG IRI
PASIF
SIRIK KI

NAR DRAMA
RINCI SIS TISIR

LABIL
TELITI KAKU
MISKIN
TER EMOSI
ATUR TER KUPER
GAN
TUNG
Mengembangkan Self-esteem
 Membiasakan diri
berpikir positif
 Tuntutan yang realistis
terhadap diri sendiri
 Menjalin interaksi dengan
orang-orang yang
memberikan dukungan,
afeksi, dan penerimaan
 Menghargai usaha yang
telah dilakukan, bukan
hanya hasil akhir
The mind
 U R WHAT U THINK U R
Pikiran menciptakan kenyataan

 Only POSITIVE messages


Otak hanya merekam pesan-
pesan +

 I can because I want to


Saya mampu karena saya mau

Anda mungkin juga menyukai