PENDAHULUAN
1
Universitas Negeri Jakarta(UNJ) tentang pesepsi seks berisiko dan kesehatan
reproduksi remaja se-DKI Jakarta pada bulan Maret-Mei 2002,diketahui 37%
responden wanita tidak mengetahui fungsi organ reproduksi wanita, 34% dari
seluruh responden tidak mengetahui tentang PMS (Penyakit Menular
Seksual). Sedangkan sumber informasi seks yang utama adalah TV dan
majalah sebanyak 39%. (Universitas Negeri Semarang,2014).
Selain seks bebas, biasanya alasan orang tua menikahkan anak diusia dini
adalah berdasarkan faktor ekonomi keluarga yang kurang, sehingga orangtua
menjodohkan dengan seseorang yang sudah mempunyai kehidupan yang
mapan.
2
d. Untuk memahami dan mengetahui Implementasi pada asuhan
keperawatan keluarga dengan Seks Bebas dan Pernikahan Dini pada
Anggota Keluarga Remaja
e. Untuk memahami dan mengetahui Evaluasi pada asuhan keperawatan
keluarga dengan Seks Bebas dan Pernikahan Dini pada Anggota Keluarga
Remaja
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR
2.1 Pengertian
A. Remaja
Remaja adalah: masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis &
psikososial.
• Remaja awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja akhir (18-21 Thn)
- Perubahan Fisik Remaja
Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Wanita Laki-laki
Wanita : Pertumbuhan payudara ,Pertumbuhan rambut kemaluan,
Pertumbuhan badan/tubuh, Menarche, Bulu ketiak
Laki-laki : Pubic hair (rambut kemaluan), Pertumbuhan testis, Pertumbuhan
badan/tubuh, Pertumbuhan penis, kelenjar prostat, Ejakulasi pertama dengan
mengeluarkan semen, Tumbuh rambut wajah dan ketiak, Tumbuhnya bulu
ketiak
- Reaksi Remaja terhadap Menarche / Spermarche
Spermarche : remaja laki-laki akan memiliki sikap beragam yakni ada yang
merasa biasa-biasa saja, senang, gembira, bingung atau merasa berdosa.
POSITIF (yaitu bahwa spermarche merupakan sesuatu yang wajar dirasakan
sangat menyenangkan/mengesankan. Untuk itu, seringkali seorang remaja
4
berkeinginan untuk dapat mengulangi pengalamantersebut). NEGATIF
(terkejut/shock atau merasa berdosa/guilty feeling diri anak tidak akan
mengetahui banyak tentang aspek kehidupan seksual, serta hal-hal yang
berhubungan dengan seks dianggap menjijikkan, kotor atau jorok).
5
B. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapanorang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988)
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya
selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal
bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan
makan dalam satu periuk. Orang tua sangat berperan penting dalam
kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh
seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan
orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua
kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan
mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.Tetapi ada juga anak yang
memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak
yang tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak
mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan
penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
6
C. Remaja dalam Keluarga
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan
kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol
terjadi dibidang norma-norma sosial).
- Diawali pada saat anak pertama berusia 13 th.
- Berlangsung lebih kurang 6-7 th.
- Diharapkan keluarga dapat memenuhi tugasperkembangan keluarga, yaitu:
perlahanlahanmelepaskan ikatan/pengaruh keluarga terhadapanak dan
memberikan tanggung jawab sertakebebasan yang lebih besar kepada
remajauntuk persiapan diri mereka menjadi dewasamuda (Duval & Miller,
1985)
- Disebut sebagai tahapan yang paling sulit dalamsiklus perkembangan
individu
- Periode usia yang paling banyak dibahas dandidiskusikan
- Baik Orang tua maupun remaja dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan
yang berat
- Sering timbul konflik antara orang tua dan remaja
- Tantangan yang utama: bagaimana menghargai hak otonomi dan kebebasan
yang dituntut remaja
- Kekuasaan dan pengaruh kuat dari Orang tua perludimodifikasi sesuai
dengan norma dan nilai keluargadan masyarakat
7
POLA ASUH ORANG TUA
1. Pola Asuh Otoriter (parent oriented) : cenderung menetapkan standar yang
mutlak harus dituruti
2.Pola Asuh Permisif (children centered) : Memberikan kesempatan
pengawasan kepada anak nya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan
yang cukup darinya
3. Pola Asuh Demokratis : Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak, akan tetapi tidak ragu dalam mengendalikan mereka
8
c. Dampak seks bebas akibat kehamilan yang harus ditanggung
karna seks bebas
1. Konsekwensi terhadap pendidikan; putus sekolah
2. Konsekwensi sosiologis; sangsi sosial.
3. Konsekwensi penyesuaian dalam kehidupan keluarga baru
4. Konsekwensi hukum
Pernikahan dini pada kalangan remaja, akhir-akhir ini terjadi. Hal itu
disebabkan oleh berbagai alasan. Realita yang sering kita temui, penyebab
pernikahan dini adalah karena kecelakaan. Hal itu karena sang lelaki merasa
bertanggung jawab terhadap pacarnya yang hamil du luar nikah. Tetapi itu
semua malah akan berakibat buruk pada kehidupan keluarga mereka. Mereka
yang masih sama-sama remaja dan menginginkan kebebasan, akan bisa
berdampak konflik dalam rumah tangga. Selain itu, emosi mereka juga masih
labil. Mereka masih sama-sama mempunyai emosi yang labil sehingga jika
terjadi konflik, akan sulit didamaikan karena mereka sama-sama tidak mau
mengalah dengan pendapat masing-masing.
a. Pengertian Pernikahan Dini
Ada banyak pengertian pernikahan dini:
9
Jadi, cukup logis kalau pernikahan itu dinilai bukan sekedar tali pengikat
untuk menyalurkan kebutuhan biologis (tiket hubungan seksual yang sah),
tetapi juga harus menjadi media aktualisasi ketaqwaan. Karena itu, untuk
memasuki jenjang pernikahan dibutuhkan persiapan-persiapan yang matang;
kematangan fisik, psikis, maupun spritual.
b. Faktor Penyebab
1. Faktor Pribadi : Beberapa alasan pribadi yang salah antara lain: agar bisa
menjauh dari orangtua dan mendapat kebebasan, agar bisa menyalurkan
hasrat seksual, untuk menghilangkan rasa sepi, agar mendapatkan
kebahagiaan
2. Faktor Keluarga : Kian maraknya seks bebas di kalangan remaja dan
dewasa muda, Salah satu jalan yang dipikirkan keluarga, walaupun bukan
yang mutlak adalah menikahkan pasangan remaja di usia muda. Artinya,
bagi mereka yang telah mantap dengan pasangannya, keluarga biasanya
menganjurkan untuk segera meresmikan hubungan anak mereka dalam
sebuah ikatan pernikahan. Sekalipun keduanya masih menempuh
pendidikan. Hal ini untuk menghindari dampak buruk dari keintiman
hubungan lawan jenis.
3. Faktor Lainnya
• Faktor Budaya : Di beberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat
beberapa pemahaman tentang perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak
kecil telah dijodohkan orang tuanya. Dan akan segera dinikahkan sesaat
setelah anak tersebut mengalami masa menstruasi. Padahal umumnya anak-
anak perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat dipastikan
anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas usia
minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU.
• Faktor Pendidikan : Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah
tersebut menganggur. Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat
mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya
10
adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar kontrol
membuat kehamilan di luar nikah.
2.2 Peran dan fungsi perawat pada pemberian Asuhan Keperawatan pada
Keluarga dengan Seks Bebas dan Pernikahan Dini pada Anggota Keluarga
Remaja
11
e. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
2.3 Promotion health yang sesuai dengan Asuhan Keperawatan pada Keluarga
dengan Seks Bebas dan Pernikahan Dini pada Anggota Keluarga Remaja
2). Meganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks
yang berhubungan issue saat ini.
6). Pelayanan ginekologi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani
perilaku seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada
perempuan yang menjalani seksual aktif.
12
8). Bekerja sama dengan perencana masyarakat (LSM) untuk meningkatkan
strategi yang menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak
aman dan hasil yang merugikan.
2. Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak
perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
4. Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan
kata-kata yang sopan.
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
Keluarga Tn. A hidup bersama istri dan seorang anaknya Y. pekerjaan Tn.
A adalah sopir taksi gelap yang beroperasi padamalam hari hingga pagi hari. Ny.
A bekerja sebagai karyawati pada sebuah perusahaan garmen dengan jam kerja
08.00 – 14.00, terkadang lembur hingga malam. An. Y pelajar kelas 3 SMU sering
bermain diluarrumah dengan teman laki-lakinya pulang sampai larut malam.
Pergaulan bebas dengan teman-temannya akhirnya menjadi kebiasaan. Tn. A
sudah menegur berulang kali tapi anak Y tetap melakukannya. Suatu hari Tn. A
memergoki anaknya bersama teman pria wanitanya nontonVCD porno di rumah,
langsung Tn. A memarahi anaknya dan melarang pergaulan si anak. Sejak itu
percekcokan sering terjadi antara Tn. A dan An. Y diantaramereka tidak pernah
ada komunikasi yang terbuka, sementara itu Ny. A lebih banyak diam dan
terkadangmembela anaknya. Tn. A makin keras melarang anaknya bergaul dengan
teman-temannya ketika pada suatumalammelihat anaknya berada disebuah hotel
bersama temannya yang berpasang-pasangan. Sementara itu An. Y mengatakan
bahwa ia pernah mencoba melakukan hubungan seks dengan pacarnya sebanyak 2
kali
3.1 Pengkajian
a. Data Umum
1.Nama kepala keluarga : Tn. A
2.Pekerjaan : Karyawan PT Haruka
3.Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 103 Semarang
4.Komposisi keluarga :
14
2. Ibu N 37 th P 5-7-1966 SMA IRT Istri
3. An. Y 17 th P 2-4-1986 SMA kls III Pelajar Anak
Genogram
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Sudah meninggal
5. Tipe keluarga
Keluarga Bp. H merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan satu
orang anak.
6. Suku bangsa
Tn. A dan Ny. R berasal dari suku yang sama yaitu suku jawa. Budaya keluarga
Tn. A mengikutI kebiasaan serta budaya suku jawa.
7. Agama
15
Keluarga di lingkungannya tergolong keluarga dengan status sosial kebanyakan
seperti keluarga lain. Sedang status ekonomi cukup dimana Tn. A bekerja sebagai
sopir taksi gelap dan Ny. R sebagai karyawan pabrik.
9. .Aktivitas rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi bersama. Karena selain ekonomi yang kurang
begitu baik juga masing-masing sibuk dengan urusannya masing-masing.
Tugas-tugas perkembangan pada tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga Tn. A
dengan baik. Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi.
Yn. A merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan adik perempuannya juga
sudah menikah. Hubungan keluarga mereka cukup baik, kalau ada waktu luang
mereka saling berkunjung. Sedang Ny. A anak terakhir dari tiga bersaudara.
Kakak laki-lakinya sudah menikah dengan dua anak sedangkan kakak
perempuannya juga sudah menikah dengan anak satu. Hubungan kekluargaa
merak juga baik tetap ada komunikasi.
d. Lingkungan
16
14. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. A tinggal di rumah permanen dengan luas tanah 150 m 2 dan luas
bangunan 100 m2 terdiri dari 75 % berlantai plester dan semen 25 %( ruang dapur
dan kamar mandi). Ventilasi cukup baik cahaya matahari bisa masuk melalui
jendela maupun pintu. Penerangan dengan menggunakan listrik. Sedangkan air
bersih diperoleh dari PAM. Pengelolaan sampah dilakukan dengan penempatan di
tempat tertutup yang selanjutnya diambil oleh petugas sampah. Limbah keluarga
langsung terbuang melalui selokan di belakang rumah yang mengalir ke sungai.
WC terletak didalam kamar mandi dengan septik tank berada di luar rumah.
Tetangga keluarga Tn. A pada umumnya bekerja sebagai karyawan swasta. Jarak
rumah mereka agak berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong
menolong masih menjadi kebiasaan di wilayah tersebut.
Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang bertempat tinggal menetap
jadi belum pernah pindah dari rumah yang sekarang.
Keluarga dapat saling bertemu pada sore hari setelah anak pulang dari sekolah
serta ibu pulang dari bekerja. Sedangkan malam harinya Tn. A bekerja sebagai
sopir taxi. Untuk mengikuti perkumpulan di limgkungan masyarakat Tn. A
menyempatkan diri sebelum dia bekerja
Seluruh anggota keluarga sekarang ini dalam keadaan yang sehat, jika ada salah
satu dari anggota keluarga yagn sakit maka segera dibawa ke pelayana kesehatan.
e. Struktur keluarga
17
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. A saat ini mengalami gangguan, karena ada
masalah komunikasi antara Tn. A dan An. Y. Mereka sama-sama keras dalam
berkomunikasi. Masing-masing merasa benar dengan cara mereka.
21. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk
keluarganya dengan dibantu oleh istrinya. Sedangkan Ny. A masih bisa berperan
sebagai ibu dan istri selain harus mencari nafkah mambantu suami.
f. Fungsi keluarga
23. Fungsi afektif
24. Fungsi sosialisasi
18
25. Fungsi perawatan kesehatan
26. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. A baru memiliki seorang anak yang berumur 17 tahun. Rencana
untuk memiliki anak lagi sebenarnya ada tapi belum dikaruniai meskipun Ny. A
sudah tidak KB.
27. Fungsi ekonomi
Stressor jangka pendek yaitu komunikasi yang buruk antara ayah dan anak serta
adanya perilaku anak dengan pergaulan bebas yang cenderung ke seks bebas.
Sedang stressor jangka panjang kebutuhan ekonomi yang masih belum sesuai
dengan keinginan keluarga
19
keluarga telah melarang anaknya dari pergaulan bebas, tapi tidak mampu untuk
memberikan pengarahan/bimbingan pada anak. Sedangkan ibu tidak mampu
bersikap atau tidak konsisten dengan perilaku anaknya dengan sering membela
bila ditegur ayahnya.
h. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : komposmentis
Kepala : rambut: hitam, lurus, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak
ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan
normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga: tidak ada
serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, tidak ada
karies, lidah bersih.
Abdomen : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
20
Genetalia : tidak ada hemoroid dan bersih.
Kesadaran : komposmentis
Kepala : rambut: hitam, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak
ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan
normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga: tidak ada
serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, tidak ada
karies, lidah bersih.
Abdomen : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Kesadaran : komposmentis
Kepala : rambut: merah, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak
ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan
normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga: tidak ada
21
serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, ada karies,
lidah bersih.
i. Harapan keluarga
Analisa data
Obyektif :
22
Y Hubungan keluarga dan anak
terlihat kaku
Obyektif :
23
SKALA PRIORITAS MASALAH
sebagian (1)
Cukup (2)
Skor 3 2/3
24
bebas.
Skor 31/3
3.3 Intervensi
25
anak terlihat kaku
Y Keluarga berbicara
kepada anak dengan nada
tinggi.
2 DS : Resiko 1. Kaji tingkat
Y An. Y mengatakan senang terjadi pengetahuan keluarga
dengan pergaulan bebas kehamilan mengenai
karena bagi remaja hal itu pra nikah pertumbuhan dan
adalah wajar dan perkembangan bio-
mengatakan sering keluar psiko-sosial pada anak
rumah dengan teman laki- remaja serta
lakinya sampai larut masalahnya
malam. 2. Berikan pendidikan
Y Keluarga mengatakan tidak kesehatan tentang
mampu untuk memberikan tugas perkembangan
nasehat pada anak agar psikososial pada
tidak terlibat pergaulan keluarga
bebas seperti menginap di 3. Kaji tingkat
hotel bersama temannya. pengetahuan setelah
DO : dilakukan pendidikan
Keluarga tampak tidak kesehatan
konsisten dalam
menanggapi masalah
anaknya.
3.4 Implementasi
26
3. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga mengenai pertumbuhan dan
perkembangan bio-psiko-sosial pada anak remaja serta masalahnya
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan psikososial
pada keluarga
5. Mengkaji tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
3.5 Evaluasi
1. Keluarga mengetahui tentang perkembangan psikososial remaja
2. Keluarga mengetahui seberapa jauh pengetahuan keluarga setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
3. Keluarga mengetahui fungsi dan tugas tiap anggota keluarga sesuai dengan
tahap perkembangannya
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
27
Masa remaja adalah masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-
kanak menjadi dewasa, dalam masa ini berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan
sosial terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya disertai oleh bernacammacam
problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja untuk menghadapi
perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru dan
masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri dan oleh sebab itu timbul
berbagai problema remaja dan bila problema itu tidak terselesaikan maka akan muncul
kenakalan remaja. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua dan masyarakat
dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada kenakalan remaja.
28