Dosen :
Hj Erna Leatari S.Kp.M.P. H
Disusun Oleh :
Sephia Asriyani (8801190004)
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA
2020
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
a. Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi diri
dari trauma luar yang berguna melindngi diri dari trauma luar serta masuknya
benda asing. Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan
luka/vulnus.
b. Luka merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan
oleh trauma, intentional/operasi, ischemia/vaskuler, tekanan dan keganasan
(Ekaputra, 2013).
c. Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Jika mikroorganisme gagal menyebabkan cedera yang
serius terhadap sel atau jaringan, infeksi disebut asimplomatik. Penyakit
timbul jika pathogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan
normal. Jika penyakit infeksi dapat ditularkan langsung dari satu orang ke
orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular atau contagious.
d. Luka tusuk adalah luka yang mengenai area yang cukup dalam yang terjadi
karena sesuatu yang tajam dan runcing, seperti paku. Luka yang tampak pada
kulit relatif kecil, dan luka tusuk mungkin tidak banyak mengeluarkan
darah. Luka tusuk dapat dengan mudah terinfeksi.
B. Etiologi
Luka dapat disebabkan oleh benda tajam, tumpul, peluru, luka tusuk dan luka
luka tembus. Juga disebakan oleh tenaga dari luar berupa benturan, luka lecet,
sengatan listrik, zat kimia, gigitan hewan, ledakan dan insisi operasi.
2
b. Luka bersih terkontaminasi
Luka yang disebakan oleh suatu tindakan operasi yang
dilakukan oleh seorang yang ahli dibidangnya, tetapi terkontaminasi
pada saat dilakukannya pembedahan. Luka ini biasanya terjadi di
dalm kamar operasi atau pada saat pasien dirawat di ruang perawatan
pascapemuliahan operasi.
c. Luka kotor
Luka kotor adalah luka yang disebabkan oleh kejadian yang
tidak disengaja seperti kecelakaan sehingga mengakibatkan patah
tulang terbuka dan luka sobekan terbuka atau memar.
d. Luka kotor terkontaminasi
Luka kotor terkontaminasi adalah luka kotor yang sudah
terkontaminasi atau luka operasi yang sudah terkontaminasi pada saat
melakukan operasi. Luka tersebut sudah bernanah dan sudah
membentuk lubang yang kotor. Luka tersebut sudah bernanah
dan sudah membentuk lubang yang kotor bernanah sehingga
membutuhkan perawatan khusus untuk mencegah terjadinya
pembusukan pada jaringan tubuh lainnya.
C. Klasifikasi Luka
1. Menurut status susunan kulit
Superficial : luka hanya mengenai epidermis karena gesekan pada
permukaan kulit yang mengakibatkan darah terganggu.
Luka tembus : Mengenai dermis, epidermis jaringan yang lebih
dalam atau organ, benda asing dapat masuk ke dalam organ.
Luka operasi : luka yang terjadi akibat bocornya suatu organ yang
mengakibatkan gangguan sekunder.
2. Menurut kemungkinan derajat kontaminasi
Luka bersih : tidak ditemukan organisme pathogen, misalnya insis
luka operasi tanpa traktus.
Luka bersih terkontaminasi : luka dibuat dalam keadaan tidak aseptik,
tetapi mengenai bagian tubuh yang secara normal mengandung mikro
organisme ( luka pembedahan )
3
Luka terkontaminasi / terinfeksi : di temukqan kira –kira 100.000;
mikro organisme yang sama pada jaringan dan terpapar tanda – tanda
infeksi.
3. Menurut kualitas luka
Laserasi : bagian tepi luka yang tidak beraturan
Abrasi : luka lecet pada bagian permukaan kulit, biasanya
seseorang akan mengeluh nyeri karena mengenai ujung – ujung syaraf
perifer
Confutio : luka terkena benda tumpul
Luka tusuk / vulnus punctum
Luka gigigt / vulnus morseum
D. Pathofisiologi
Vulnus terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tubuh yang bisa
sengatan listrik, dan gigitan hewan atau binatang. Vulnus yang terjadi dapat
menimbulkan beberapa tanda dan gejala seperti bengkak, krepitasi shock, nyeri, dan
deformitas atau bisa juga menimbulkan kondisi yang lebih serius. (Sumantri, 2012).
Pembengkakan/ lecet/perlukaan
Pendarahan
Kuman masuk perawatan luka tidak baik Perawatan luka Infeksi tidak ada
Infeksi Sembuh
luka
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis luka tusuk :
4
• Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
• Nyeri akut
• Perdarahan dan pembekuan darah
• Kontaminasi bakteri
• Kerusakan integritas kulit
• Trauma
• Syok dan perdarahan
• Risiko tinggi terhadap infeksi
• Anemia
• Imobilisasi
Tanda dan gejala vulnus/luka, menurut Sumantri (2012) adalah sebagai berikut :
5
3. Sistem kekebalan tubuh
Imunitas yang lemah akan sangat berpengaruh terhadap kondisi luka sebab reaksi
fagositosis dan sistem kolagen akan terganggu. Hal tersebut sangat nampak pada
pasien yang menderita HIV/AIDs.
4. Umur
Luka pada orang dewasa dan anak-anak akan lebih mudah sembuh dibanding pada
usia lanjut. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi yang kurang mendukung
penyembuhan luka seperti adanya aterosclerosis dan atropi kapiler yang mengganggu
kelancaran aliran darah menuju daerah luka.
5. Medikasi
Beberapa jenis obat seperti golongan steroid, aspirin, heparin dan anti kanker yang
dikonsumsi seseorang dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
6. Penyakit
Berbagai penyakit dapat menghambat proses penyembuhan luka seperti diabetes
melitus, gagal ginjal, gangguan imunitas dan infeksi.
7. Gaya hidup
Gaya hidup yang buruk seperti merokok dapat menghambat proses penyembuhan luka
sebab haemoglobin perokok akan sedikit mengangkut oksigen dibanding orang yang
tidak merokok. Disamping itu aliran darah perokok tidak lancar karena terjadi
peningkatan agregat patelet dalam sistem sirkulasi darah. Sebaliknya gaya hidup yang
sehat seperti tidak merokok akan melancarkan proliferasi sehingga jaringan baru
segera terbentuk dan kesembuhan luka lebih cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka menurut
Smeltzer & Bare (2012) adalah sebagai berikut :
a. Usia pasien
Makin tua, makin kurang lentur jaringan.
b. Penanganan jaringan
Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat
penyembuhan.
c. Hemoragi
Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati yang harus
disingkiran.
d. Hipovolemia
Vulume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokonstriksi dan
6
penurunan oksigen
e. Faktor lokal edema
Penurunan suplai oksigen melalui gerakan meningkatkan tekanan interstisial
pada pembuluh
f. Tehnik pembalutan yang tidak adekuat
Memungkinkan invasi dan kontaminasi bakteri
g. Defisit nutrisi
Sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah
meningkat dan dapat terjadi penipisan protein-kalori
h. Benda asing
Benda asing memperlambat pernyembuhan
i. Penumpukkan drainase
Sekresi yang menumpuk mengganggu proses penyembuhan
Fungsi dari sel darah putih adalah memakan bakteri dan membersihkan luka
dari kotoran, sel-sel yang mati dan dari bakteri. Setelah luka bersih sel epitel mulai
tumbuh pada sisi dan dasar luka membentuk lapisan tipis untuk menutup luka dan
menjaga mikroorganisme masuk yang dapat menginfeksi luka
7
3. Tahap Ketiga, Proliferasi
Pada tahap ini kolagen terus bertumpuk, ini akan menekan pembuluh darah
baru dan arus darah menurun. Luka terlihat berwarna merah jambu yang luas, pasien
harus menjaga untuk tidak menggunakan otot yang terkena, tahap ini berlangsung
kira-kira dari minggu kedua sampai minggu ke enam setelah injuri.
H. Komplikasi
Komplikasi pada vulnus/luka menurut Smeltzer & Bare (2012)
adalah sebagai berikut :
a) Hematoma (Hemoragi)
Balutan diinspeksi terhadap hemoragi pada interval yang sering
selama 24 jam setelah pembedahan. Setiap pendarahan dalam jumlah yang
tidak semestinya dilaporkan. Pada waktunya, sedikit pendarahan terjadi
pada luka, di bawah kulit.Hemoragi imi biasanya berhenti secara
spontan tetapi mengakibatkan pembekuan bekuan di dalam luka.
8
menjalani pembedahan abdomen.
I. Pemeriksaan Diagnostik
Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk
(Mardiono, 2011).
K. Penatalaksanaan
L. Manajemen Medik
Menurut Suriadi (2013) setelah penanganan luka, selanjutnya
10
dibersihkan dengan antiseptik, dan dapat disuntikan Antibiotic sesuai dosis
secara IM pada kejadian luka yang dalam. Penyuntikan B-Komplek
juga bisa dilakukan pada kasus luka dengan trauma yang dlam. Nutrisi juga
sangat berperan dalam proses penyembuhan luka diantaranya : Protein,
karbohidrat, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin K, Zat Besi, B-Complek, Zink.
M. Kasus
Seseorang perempuan berusia 25 tahun, alamat jl sempu kab serang, mengeluh nyeri
pada telapak kaki kiri tertusuk paku , hasil pemeriksaan fisik: luka kotor 2cm, dan
berdarah dan keluhan lain, kepala pusing, cepat merasa lelah. Hasil pemeriksaan
menunjukan tekan darah 130/90 mmHg, nadi 96 x/menit, berat badan 70 kg, tinggi
badan 152 cm, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, dan terdapat varises pada
kaki Hb 10 mgr %,
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
Seseorang perempuan berusia 25 tahun, alamat jl sempu kab serang, mengeluh nyeri
pada telapak kaki kiri tertusuk paku , hasil pemeriksaan fisik: luka kotor 2cm, dan berdarah
dan keluhan lain, kepala pusing, cepat merasa lelah. Hasil pemeriksaan menunjukan tekan
darah 130/90 mmHg, nadi 96 x/menit, berat badan 70 kg, tinggi badan 152 cm, konjungtiva
anemis, sclera tidak ikterik, dan terdapat varises pada kaki Hb 10 mgr %,
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Klien
Nama : *Ny. T
Umur : 25 Th
Agama : *Islam
No. CM : *21456-𝚡𝚡
b. Penanggung Jawab
Nama : *Tn. B
Umur : *30 Th
Pekerjaan : *Wirausaha
12
Alamat : Jln.Sempu Kab.Serang
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah sakit pada tanggal 18 September 2020 pukul 15:00
WIB dengan keluhan luka tusuk paku pada kaki bagian kiri kemudian dilakukan
dilakukan pembersihan luka yang berdarah serta pada bagian kaki yang kotor dan
berpasir, pasien merasakan nyeri pada skala 6 dikaki sebelah kiri, rasa nyeri
muncul secara terus menerus, pasien tampak meringis dan merasa tidak nyaman.
Keluarga pasien belum pernah mengalami kejadian tertusuk paku dan tidak
13
e. *Genogram
Vulnus Punctum/luka
tusuk paku (25Th)
f. Data Psikososial
keluarga baik, keluarga selalu menemani pasien setiap harinya, dan pasien
g. Data Spiritual
h. Data Psikologis
Status Emosi
Kecemasan Klien
Konsep Diri
Koping Mekanisme
Klien lebih sering melakukan koping adaptif, karena dari situ klien
merassa bahagia dan masalah yang dihadapi dapat dengan mudah teratasi.
14
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
TD : 130/90 mmHg
RR : 21𝚡/ Menit
Suhu : 38º C
N : 96𝚡/ Menit
BB : 60 Kg
TB : 152 Cm
c. *Antopomenteri
*BB : 60 Kg
*TB : 152 Cm
BB 60 60
*IMT ( Indeks Masa Tubuh ) = = = 25,96
TB X TB 1,52 X 1,52 23104
Wajah : bentuk wajah bulat, warna kulit coklat, tidak ada lesi, pucat
15
pada wajah, tidak nyeri pada saat ditekan.
Mulut : bibir kering, gigi lengkap dan rata, tidak sariawan, lidah
bersih
Dada : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak terdengar suara
ronkhi
tangan
bagian kiri karena luka tusuk paku pada kaki bagian bawah.
Ekstemitas Atas
P Infuse RL 25 tpm pada tangan kanan
Ekstermitas Bawah
Terjadi luka atau kerusakan integritas kulit diakibatkan luka tusuk paku
16
gelas/hari Susu 1 cairan
gelas/hari
2. Eliminasi 4-5𝚡/hari 3-4𝚡/hari *Tidak ada
a. BAK Kuning Kuning masalah
Frekuensi, Warna, jernih jernih
Bau khas Khas
b. BAB 2𝚡/hari 1-2𝚡/hari *Tidak ada
Frekuensi, Warna, Kuning Kuning masalah
Bau khas Khas
3. Personal Hygiene *Defisit
a. Mandi 2𝚡/hari Mandi perawatan diri
b. Gosok gigi 3𝚡/hari dibantu, atau
c. Cuci rambut 3𝚡/minggu meminta
d. Gunting kuku 1𝚡/minggu tolong
dengan
perawat,
2𝚡/hari
Belum
pernah
Belum
pernah
4. Pola Istirahat Tidur *resiko
a. Tidur Siang 2-3 jam Tidak insomnia
b. Tidur Malam 7-8 jam menentu
5-6 jam
f. Data Penunjang
17
h. Therapi Medis
*Asam Mefenamat :
i. Tindakan Medis
sebelah kiri dalam untuk mengurangi rasa nyeri pada kaki bagian kiri.
18
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan cedera tusuk paku.
2. *Timbulnya rasa nyeri dengan skala 6 berhubungan dengan cedera tusuk paku
C. *Analisa Data
19
Hemoglobin : 8,7 g/dl
Trombosit : 105000 /μl
Haematokrit : 24 vol %
4. DS: Intoleransi Aktivitas Kelemahan
DO: Hambatan mobilitas fisik
fisik b/d nyeri
ketidaknyamanan , terapi
pembatasan aktivitas, dan
penurunan kekuatan/tahanan.
D. *Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
1. Kerusakan integritas Setelah dilakukan a. Observasi
kulit cedera tusuk paku tindakan keperawatan - Kaji tanda-tanda vital
1×24 jam diharapkan pasien meliputi
luka segera teratasi tekanan darah, nadi,
suhu, pernafasan
- Monitor kondisi luka
- Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
luka
- Monitor status nutrisi
b. Terapeutik
- Bersihkan kulit
disekitar luka dengan
sabun dan air
- Bersihkan luka bagian
dalam dengan
menggunakan NaCl
0.9%
- Oleskan salep (jika
perlu)
- Gunakan tempat tidur
dan kasur khusus, (jika
perlu)
- Pertahankan kepala
tempat tidur pada
posisi terendah yang
dapat ditoleransi
- Jadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
- Berikan diet kalori 30-
35 kkal/kg/hari dan
protein 1,25-1,5
20
g/kgBB/hari
- Berikan suplemen
vitamin.
c. Edukasi
- Jelaskan tanda gejala
infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
- Anjurkan prosedur
perawatan luka
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
2. Timbulnya rasa nyeri Setelah dilakukan a. Observasi
dengan skala 6 tindakan 2×24 jam - Identifikasi lokasi,
berhubungan dengan skala nyeri dapat karakteristik, durasi,
cedera tusuk paku berkurang dari 6 frekuensi, kualitas,
menjadi 3 intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Criteria hasil : - Identifikasi respon
- Mampu nyeri non verbal
mengontrol - Identifikasi faktor
nyeri yang memperberat dan
- Melaporkan memperingan nyeri
bahwa nyeri - Identifikasi pengaruh
bekurang nyeri pada kualitas
menggunakan hidup
managemen - Monitor keberhasilan
nyeri terapi komplamenter
- Menyatakan tang diberikan
rasa nyaman - Monitor efek samping
setelah nyeri analgetik
berkurang b. Terapeutik
- Kaji tanda-tanda vital
pasien
- Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
- Atur posisi pasien
senyaman mungkin
- Ajarkan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam
- Anjurkan pasien untuk
meminum obat yang
telah diresepkan
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab dan
21
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri sencara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara cepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
3. Terjadi infeksi Setelah dilakukan a. Observasi
berhubungan dengan tindakan keperawatan - Identifikasi riwayat
gangguan integritas infeksi dapat teratasi kesehatan dan alergi
kulit dan mobilitas fisik juga - Identifikasi
dapat teratasi kontraindikasi
pemberian imunisasi
- Monitor karakteristik,
warna, ukuran, cairan
dan bau luka
b. Terapeutik
- Bersihkan luka dengan
normal salin
- Rawat luka dengan
konsep steril
- Ajarkan klien dan
keluarga untuk
melakukan perawatan
luka
- Instruksikan
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah
berkunjung
- Gunakan sabun anti
mikroba untuk cuci
tangan
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
- Gunakan universal
precaution dan gunakan
sarung tangan selma
kontak dengan kulit
yang tidak utuh
- Berikan terapi
antibiotik
22
c. Edukasi
- Berikan penjelasan
kepada klien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala dari
infeksi
- Ajarkan keluarga
bagaimana mencegah
infeksi
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotic
- Berkolaborasi dengan
tim medis mengenai
kondisi pasien dan tim
gizi mengenai diet
pasien
23
kekurangan dalam
beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik
c. Edukasi
- Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang di pilih
- Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi,
d. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
terapis okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas,
E. *Implementasi Keperawatan
Tanggal/waktu Diagnosa Impementasi Paraf
18 September Diagnosa 1 Mengkaji tanda-tanda vital pasien Sephia
2020 Mengkaji skala nyeri
Pukul 13:00 Membersihkan luka secara berkala
WIB Berikan cairan infuse RL 25 tpm
pada tangan kanan
Memberikan terapi medis
19 September Diagnosa 2 Manajemen Nyeri: Sephia
Melakukan bina hubungan saling
2020
percaya kepada pasien dengan
Pukul 10:00 keluarga pasien
WIB Menciptakan suasana yang nyaman
dan tenang
Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Mengajarkan pasien teknik
relaksasi nafas dalam
Menganjurkan pasien untuk rutin
mengkonsumsi obat sesuai dengan
resep yang diberikan
Kolaborasi dengan tim medis
mengenai pemberian analgesik
20 September Diagnosa 3 Perawatan luka dengan konsep Sephia
24
2020 pukul steril
Ajarkan klien dan keluarga untuk
10:00 WIB
melakukan perawatan luka
Instruksikan pengunjung untuk
mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung
Kolaborasi pemberian antibiotic
Berkolaborasi dengan tim medis
mengenai kondisi pasien dan tim
gizi mengenai diet pasien
F. *Evaluasi Keperawatan
Tanggal Evaluasi
18 september 2020 S : Pasien mengeluh tertusuk paku dibawah kaki kanan
P ( Palliative) : pasien mengeluh nyeri diakibatkan luka tusuk pada bagian
kaki kiri
Q (Quality) : *pasien nyeri diikuti tanda pusing, dan terasa lemas
R (Radrates) : *nyeri pada bagian telapak kaki kiri bawah di ikuti rasa
pusing dikepala
S (Saverity) : *skala nyeri 6
T (Time) : *Rasa nyeri hilang timbul mulai pukul 14:30 WIB.
25
19 September 2020 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : Tanda-tanda Vital (TTV)
TD : 130/90 mmHg
RR: 21x/menit
Suhu : 38ºC
BB : 60 Kg
TB : 152 Cm
- Pasien terkadang menyeringai menahan nyeri
- pasien sudah bisa menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam
- pasien rutin mengonsumsi obat yang telah di resepkan
DAFTAR PUSTAKA
26
PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
27