SULFIA PRATAMA
NIM : 20207039
A. PENGERTIAN
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
B. ETIOLOGI
Luka dapat disebabkan oleh benda tumpul/ peluru, luka tusuk dan luka tembak/ luka
tembus. Juga di sebabkan oleh tenaga dari luar beupa benturan, luka lecet,
sengatan listrik, zat kimiawi, gigitan hewan, ledakan dan insisi operasi.
C. KLASIFIKASI LUKA
1. Menurut status susunan kulit
Superficial : luka hanya mengenai epidermis karena gesekan
pada permukaan kulit yang mengakibatkan aliran
darah terganggu
dalam organ
Luka operasi : luka yang terjadi akibat bocornya suatu organ yang
mengakibatkan gangguan sekunder
D. PATHOFISIOLOGI
Pembengkakan/ Lecet/
Perlukaan
Perdarahan
Inflamasi
Minimal Hebat
- Fagositosis
- Granulasi
- Fibrosis
- Jaringan Parut
- Sepsis
- Kematian
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah :
1. Umur
Umur mempengaruhi proses penyembuhan luka karena pada usia lanjut terjadi
penurunan pertumbuhan sel sehingga proses penyembuhan luka lebih lama,
sedangkan pada usia muda pertumbuhan sel lebih aktif sehingga proses
penyembuhan luka lebih cepat
2. Nutrisi
Merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan luka, perbaikan jaringan
dan pencegahan infeksi tentunya juga tergantung pada keseimbangan protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
3. Kegemukan
Jaringan lemak tidak mendapatkan suplai darah yang cukup karena transportasi
nutrisi yang di butuhkan tidak terpenuhi sehingga penyembuhan luka mengalami
hambatan
4. Luasnya dan dalamnya luka
Luas dan dalamnya luka disertai dengan banyaknya jaringan yang luka
merup[akan faktor yang paling riskan dalam penyembuhan luka, karena jika
jaringan luka yang hilang sangat luas maka proses penyambuhan luka akan
berlangsung sangat lama
5. Oksigenasi
Kurangnya oksigen yang duhantarkan pada jaringan akan menghambat
perbaikan luka, oksigen mempengaruhi pembentukan sintesa kolagen dan
pembentukan secara epitel. Penyembuhan luka akan berjalan lambat jika
sirkulasi udara kurang baik dan permukaan luka tak mendapat cukup oksigen.
6. Merokok
Fungsi hemoglobin dalam mengikat oksigen akan menurun pada perokok
sehingga memperburuk oksigenisasi di jaringan
7. Imunologi
Berbagai agen atau keadaan sakit atau penyakit yang mngurangi respon
kekebalan seseorang akan membawa akibat buruk atau menghambat
penyembuhan luka.
8. Diabetes
Pada psien Diabetes Melitus terjadi gangguan pembuluh darah kapiler yang
menimbulkan perubahan perfusi jaringan. Jika terjadi peningkatan dalam gula
darah maka kamampuan lekosit dalam memfagositosis akan menurun sehingga
luka tidak bersih dan beresiko terjadinya infeksi dalam hal ini penyembuhan luka
menjadi lama
Perawatan luka merupakan hal yang penting dan sangat berpengaruh baik dalam
proses penyembuhan luka, maka tenaga kesehatan dalam hal ini perlu memahami
tentang proses penyembuhan luka. Adapun tahap –tahap penyembuhan luka:
Tahap ini di mulai beberapa menit setelah terjadi injuri dan berlangsung kurang
lebih tiga hari, pada tahap ini terjadi kontrol perdarahan, aliran darah kedaerah injuri
meningkat dan terjadi pembentukan sel epitel didaerah injuri. Jaringan yang rusak akan
mengeluarkan histamin yang menyebabkan vasodilatasi kapiler dan mengeluarkan
serum serta “ Sel Darah Putih “ dan hal ini akan mengakibatkan keadaan di daerah
injuri merah, panas, bengkak, dan kersakan jaringan.
Fungsi dari sel darah putih adalah memakan bakteri dan membersihkan luka dari
kotoran, sel-sel yang mati dan dari bakteri. Setelah luka bersih sel epitel mulai tumbuh
pada sisi dan dasar luka membentuk lapisan tipis untuk menutup luka dan menjaga
mikroorganisme masuk yang dapat menginfeksi luka
Tahap kedua, Destruktif
Tahap ini berlangsung tiga sampai empat belas hari. Semua lapisan sel epitel
beregenerasi selengkapnya dalam waktu satu minggu, pada tahap ini luka mudah
sekali berdarah karena jarigan baru tersebut memiliki sangat banyak pembuluh darah.
Pada tahap ini kolagen terus bertumpuk, ini akan menekan pembuluh darah baru
dan arus darah menurun. Luka terlihat berwarna merah jambu yang luas, pasien harus
menjaga untuk tidak menggunakan otot yang terkena, tahap ini berlangsung kira-kira
dari minggu kedua sampai minggu ke enam setelah injuri.
Berlangsung beberapa bulan setelah injuri, pasien akan mengeluh gatal sekitar
luka. Walaupun kolagen terus menumpuk luka menciut dan tegang. Karena penciutan
luka terjadi jaringan parut yang berlapis putih, bila luka dekat persendihan dapat terjadi
kontraktur.
F. KOMPLIKASI
1. Infeksi
Resiko infeksi akan menjadi lebih besar jika luka banyak terdapat jaringan mati
atau adanya benda asing di sekitar luka sehingga sirkulasi darah ke luka
berkurang.
2. Sepsis
Bila ada kuman dan luka sampai mengenai Pembuluh darah maka kuman akan
ikut masuk ke aliran darah didalam pembuluh darah dan menyebar keseluruh
tubuh.
3. Perdarahan
Jumlah perdarahan dapat sedikit sampai dengan banyak sehingga dapat
mengakibatkan kematian bila tidak di tanganai dengan baik
4. Kematian
Sepsis dapat mengakibatkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Ada dua kondisi yang perlu dikaji
- Luka baru
1. Kaji keadaan umum pasien
2. Kaji tempat kejadian ( emergensi atau stabil )
3. Kaji Tandi Vital ( Tensi, suhu, nadi, pernapasan )
4. Kaji keadaan luka ( luas, lokasi, jenis, )
5. Kaji adanya tanda – tanda infeksi luka
6. Kaji hal –hal yang berhubungan dengan luka, fraktur, perdarahan, injuri, dan
cedera kepala
7. Kaji perdarahan yang keluar ( ada atau tidak, Jumlah, warna , bau )
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit Berhubungan dengan
Trauma tumpul / tajam
Insisi operasi
Penekanan yang lama
Injury
Imobilisasi
2. Nyeri berhubungan dengan
Cedera Termal
Insisi operasi
Kerusakan jaringan
Immobilisasi
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
Hilangnya sebagian jaringan
Luka terbuka
Malnutrisis
3. INTERVENSI
1. Kerusakan Integritas kult berhubungan dengan trauma tumpul/tajam, insisi
operasi, penekanan yang lama, injury, immobilisasi
Kemungkinan di buktikan oleh :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
2. Kaji kulit luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan dan perubahan
warna
R/ : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnaya
6. Tempatkan bantalan air / bantalan lain di bawah siku/ tumit sesuai dengan
indikasi
R/ : Menurunkan tekanan pada area yang peka dan beresiko terjadinya
kersakan kulit
7. Gunakan baby oil / krim kulit 2-3 kali dan setelah mandi
R/ : Melicinkan kulit dan menghindari gatal
- Keluhan nyeri
- Ekspresi wajah menahan nyeri
- Perubahan tonus otot
- Perilaku distraksi, melindungi, ansietas. Ketakutan
Rencana Tindakan :
1. Kaji keluhn nyeri ( lokasi, intrnsitas, lamanya serangan )
R/ : sebagai data daras untuk menentukn intervensi selanjutnya
3. Anjurkan pasien untuk melakukan gerqkan tubuh yang tepat dan batasi
aktifitas selama nyeri
R/ Menghlangkan / mengurangi sterss pada otot dan mencegah trauma lebih
lanjut
7. Letakan semua kebutuhan pasien dalam batas yang mudah di jangkau oleh
pasien
R/ : menurunkan resiko pregangan saat meraih
- Tidak dapt di terapkan ; adanya tanda –tanda dan gejala membuat diagnosa
aktual
Kriteria Evaluasi :
1. Kaji kulit terhadap adanya iritasi, lika terbuka atau robekan kulit
R/ : Mengidentfikasi adanya faktor pencetus masuknya kuman penybab
infeksi
3. Tekankan pentingnya cuci tangan yang baik untuk semua individu yang
datang kontak dengan pasien
R/ : Mencegah kontaminasi silang, menekan resiko infeksi
- Kelemahan fisik
- Terpapar luka pada anggota tubuh atau ekstremitas
- Laporan verbal kelemahan/kelelahan
Kriteria Evaluasi :
- Dapat melakukan aktifitas mandiri selama masa perawatan
- Tampak rileks
Intervensi :
5. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan napas dalam
R/ : Mengurangi tekanan pada salah satu area dengan meningkatkan
sirkulasi perifer