BAB I
PENDAHULUAN
Teknik relaksasi, relaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan teknik
manipulasi pikiran mengurangi komponen fisiologis dan emosional stres. Teknik
relaksasi adalah perilaku yang diperlajari dan membantu waktu penelitian dan
praktek. Snyder dan Egan menemukan teknik relaksasi sebagai metode utama
untuk menghilangkan stres, tujuannya untuk menghasilkan respon yang dapat
memerangi respon stres. Pada pasien post operasi latihan napas dalam, bantu
batuk dan menekan insisi meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat
pembersihan jalan napas sehingga menurunkan resiko atelektasis, pneumonia.
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri
berati perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga
laparotomi dapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau
peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi.( Fossum, 2002)
Oleh karena itu, dalam makalah kali ini digunakan teknik operasi laparotomi
medianus cental dengan pertimbangan yang telah dijelaskan di atas.
LAPARATOMI
2.1. Pengertian
selalu tepat dan lebih umum dilakukan dibagian perut mana saja (Doorland, 1994,
abdomen dan yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau
catatan medik pasien. Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding abdomen
laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang
dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan (Smeltzer & Bare, 2002).
2010). Laparatomi adalah insisi pembedahan melalui punggung atau lebih umum
1. Midline insision; yaitu insisi pada daerah tengah abdomen atau pada
tengah.
appendictomy.
(Www.google.com//image//abdomen.adam)
pencernaan (Internal Blooding), sumbatan pada usus halus dan usus besar, massa
pada abdomen. Selain itu, pada bagian obstetri dan ginecology tindakan
1. Apendisitis
peradangan akibat infeksi pada usus buntu. Bila infeksi parah, usus buntu itu
akan pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
2. Secsio Cesarea
Sectio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Jenis-jenis sectio sesaria
yaitu sectio sesaria klasik dan sectio sesaria ismika. Sectio sesaria klasik yaitu
sectio sesaria ismika yaitu dengan sayatan melintang konkaf pada segmen
3. Peritonitis
typoid, tukak pada tumor. Secara langsung dari luar misalnya operasi yang
tidak steril, trauma pada kecelakaan seperti ruptur limfa dan ruptur hati.
4. Kanker colon
lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).Gejala paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling
umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahu
5. Abses Hepar
Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat
kerusakan jaringan, Hepar adalah hati. Abses hepar adalah rongga yang berisi
Penyebab abses hati yaitu oleh kuman gram negatif dan penyebab yang paling
terbanyak yaitu E. Coli. Komplikasi yang paling sering adalah berupa rupture
6. Ileus Obstruktif
Obstruksi usus didefinisikan sebagai sumbatan bagi jalan distal isi usus. ada
dasar mekanis, tempat sumbatan fisik terletak melewati usus atau ia bisa
karena suatu ileus. Ileus juga didefinisikan sebagai jenis obstruksi apapun,
8
Ileus dapat disebabkan oleh gangguan peristaltic usus akibat pemakaian obat-
obatan atau kelainan sistemik seperti gagal ginjal dengan uremia sehingga
usus akibat pelekatan atau massa tumor. Akan terjadi peningkatan peristaltic
pada fase ini. Hal ini disebabkan fase preoperatif merupakan tahap awal
yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya.
a. Persiapan Fisik
1) Status kesehatan fisik secara umum
Pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres
9
riwayat hipertensi.
2) Status nutrisi
berat badan, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan
Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik.
mengancam jiwa.
6) Personal Hygine
cairan.
a) Latihan nafas
saat terjadi sesak nafas, sebagai salah satu teknik relaksasi, dan
11
kuat
b. Persiapan Mental
1. Penegertian
2. Tujuan
1) Ahli Bedah
Tim pembedahan di pimpin oleh ahli bedah senior.
2) Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
Asisten bisa dokter,residen atau perawat di bawah petunjuk ahli
bedah.
3) Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
Perawat anastesi memberikan obat-obat anastesi dan obat-obat lain
untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
4) Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedaahan.Tugasnya
adalah:
a) Set up ruangan operasi
b) Menjaga kebutuhan alat
c) Check up keamanan dan fungsi peralatan sebelum pembedahan.
d) Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
e) Memenuhi kebutuhan klien,memberi dukungan mental dan
orientasi klien.
f) Membantu anastesi
g) Mendokumentasikan secara lengkap drain,keteter dll.
14
5) Nurse Scrub
Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril
dan instrumen,kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi
fisiologis dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi
instrumen apa yang di butuhkan.
a. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Persetujuan operasi.
2) Alat-alat dan obat-obatan.
3) Puasa
4) Lavement
5) Skiren
6) Setelah penderita dilakukan anaesthesi mengatur posisi terlentang
b. Persiapan alat
1) Alat On Steril
a) Meja operasi
(1) Lampu operasi
(2) Mesin suction dan mesin coutter
(3) Tempat sampah
2) Alat Steril
a) Di Meja Linen
(1) Duk Besar :2
(2) Duk sedang :4
(3) Duk kecil :4
(4) Gaun steril :4
(5) Handuk steril / perlak : 4/2
(6) Instrumen steril :1
b) Di Baskom Steril
(1) Baskom besar :2
(2) Bengkok :2
(3) kom / cucing : 2/1
(4) Kabel coutter :1
c) Di Meja Mayo
15
akan dilakukan.
sampai lemak.
16
perdarahan.
insisi vasia.
secara tumpul
membuka peritoneum
lokasi perdarahan
menghentikan perdarahan
17
rusak
menghentikan perdarahan.
abdoment.
peritoneum
otot
operasi.
18
Operasi selesai
1. Tromboplebitis
19
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding
pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru,
hati dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi,
2. Infeksi
lnfeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme yang
3. Eviserasi
adalah jenis anastesi umum inhalasi. Anastesi umum adalah suatu keadaan tidak
sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh
berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat/mesin anestesia
20
jenis obat seperti N2O, enfluran, isofluran, sevofluran yang langsung memberikan
efek hipnotik, analgetik serta relaksasi pada seluruh otot klien (Mangku G, 2010).
Umumnya konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi untuk pemberian obat
bius secara inhalasi adalah 2,0–3,0% bersama–sama dengan N2O dengan efek
lama penggunaan tergantung lama jenis operasi tindakan yang akan dilakukan dan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu
tepat), tapi lebih umum pembedahan perut (harjono. M, 1996). Jenis
laparatomi menurut tekhnik pembedahan yakni insisi pada garis tengah
abdomen (mid-line incision), Insisi pada garis tranversal abdomen
(pfannenstiel incision), insisi cherney, paramedian dan transverse upper
abdomen incision.
Sedangkan menurut indikasi, jenis-jenis laparatomi meliputi
Adrenalektomi, apendiktomi, gasterektomi, histerektomi, kolektomi,
nefrektomi, pankreatomi, seksiosesaria, siksetomi dan selfigo
oofarektomi.
3.2. Saran
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen
(Spencer) yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan.Oleh
karena itu sebagai perawat hendaknya mengetahui tentang tekhnik dan
perawatan pada klien dengan laparatomi
22
DAFTAR PUSTAKA
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology.
Boston : Elsevier Saunders