DISUSUN OLEH:
1. Ivva Yunita
2. Nadya Yunel Putri
3. Nia Putri Ayuda
4. Shindy Dewinda
5. Vani Oktavia
( ) ( ) ( )
Dengan mengucap puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dari kelompok seminar arrahmah dapat menyelesaikan bahan
asuhan keperawatan pada praktek klinik keperawatan medikal bedah I.
Makalah seminar ini membahas tentang “asuhan keperawatan GEA dehidrasi sedang
pada Tn.M” yang pembahasan secara lengkap diuraikan dan dijelaskan dalam makalah
ini.Kelompok seminar arrahmah mengucapkan terimakasih kepada :Ibu Ns. Dona Amelia,
S.Kep, M.Kep selaku pembimbing akademik praktek klinik keperawatan medikal bedah I ,
kepada kak Ns. Haryse Primadana, S.Kep , uni Ns. Nurleni, S.Kep, uni Ns. Widyawati,
S.Kep selaku pembimbing klinik (CI) PKK Keperawatan medikal bedah I.
(penyusun)
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu GEA ?
2. Apa saja etiologi dari GEA ?
3. Bagaimana patofisologi GEA ?
4. Apa saja manifestasi klinis dari GEA ?
5. Apa saja komplikasi dari GEA ?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan GEA ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis dari GEA ?
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalammemberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan GEA.
b. Tujuan khusus
1.Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien GEA
2.Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada klien GEA
3.Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah
keperawatan yang timbul pada klien GEA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau
tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan
usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan
darah.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare, meliputi:
a). Infeksi bakteri :Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas dan sebagainya.
b). Infeksi virus :entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c). Infeksi parasit :Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan :Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan
peristaltik usus. (Capernito, 2007)
C. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada
dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-
oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah. (Smeltzer,2001)
D. WOC
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah (Suriadi,2001)
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS,
tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85
cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L,
Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa
cairan rehidrasi oral:
a. Cairan rehidrasi oral : Oralit
b. Cairan rehidrasi oral : larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di
rumah dan lain-lain
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam
perlu dilakukan evaluasi:
a. Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b. Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana,
2011).
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti
biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dankontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg
(oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi
pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
8. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary
refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24
jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress
yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian
menerima. (Carpenito,2009)
9. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
(Davey,2005)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DiagnosaKep Tujuan Dan KriteriaHasil Intervensi
3. Timbang berat
badan setiap hari
R/ Mendeteksi
kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB
sama dengan
kehilangan cairan 1
lt
4. Anjurkan keluarga
untuk memberi
minum banyak pada
kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti
cairan dan elektrolit
yang hilang secara
oral
5. Kolaborasi :
1. Pemeriksaan
laboratorium serum
elektrolit (Na,
K,Ca, BUN)
R/ koreksi
keseimbang cairan
dan elektrolit, BUN
untuk mengetahui
faal ginjal
(kompensasi).
6. Cairan parenteral
( IV line ) sesuai
dengan umur
R/ Mengganti
cairan dan elektrolit
secara adekuat dan
cepat.
7. Obat-obatan :
(antisekresin,
antispasmolitik,
antibiotik)
R/ anti sekresi
untuk menurunkan
sekresi cairan dan
elektrolit agar
simbang,
antispasmolitik
untuk proses
absorbsi normal,
antibiotik sebagai
anti bakteri
berspektrum luas
untuk menghambat
endotoksin.
2. Ciptakan
lingkungan yang
bersih, jauh dari
bau yang tak sedap
atau sampah,
sajikan makanan
dalam keadaan
hangat
R/ situasi yang
nyaman, rileks akan
merangsang nafsu
makan.
3. Berikan jam
istirahat (tidur)
serta kurangi
kegiatan yang
berlebihan
R/ Mengurangi
pemakaian energi
yang berlebihan
R/ Mengetahui
jumlah output dapat
merencenakan
jumlah makanan.
5. Kolaborasi dengan
tim kesehtaan lain :
ii.obat-obatan atau
vitamin ( A)
R/ Mengandung zat
yang diperlukan ,
untuk proses
pertumbuhan
3. Kolaborasi
pemberian
antipirektik
R/ Merangsang
pusat pengatur
panas di otak
2. Demontrasikan
serta libatkan
keluarga dalam
merawat perianal
(bila basah dan
mengganti pakaian
bawah serta
alasnya)
R/ Mencegah
terjadinya iritassi
kulit yang tak
diharapkan oleh
karena kelebaban
dan keasaman feces
R/ Melancarkan
vaskulerisasi,
mengurangi
penekanan yang
lama sehingga tak
terjadi iskemi dan
irirtasi .
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Respon verbal dan non verbal pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Seorang laki-laki berumur 64 tahun dibawa ke RSI Ibnu Sina Payakumbuh, dengan
keluhan mencret kurang lebih 20 kali. Setelah dilakukan pemeriksaan TD: 110/80, N: 80x/i,
T: 36,0C, R: 20x/i. Pada pemeriksaan pasien didiagnosis Gastroenteritis Akut (GEA),
sehingga pasien di anjurkan untuk rawat inap supaya bisa dilakukan perawatan lebih lanjut.
A. PENGKAJIAN
INFORMASI UMUM Tanggal : 18 Juni 2019 Waktu : 08.00 WIB
1. Identitas pasien
Nama : Tn. M
RM : 14-86-87
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SLTA
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : JR.Nagari Gadang Sariak laweh
Diagnosa medis : GEA Dehidrasi sedang
3. Riwayat Kesehatan
A. FISIOLOGI
1. OKSIGENISASI
a. Fisik
Inspeksi : Dada simetris , irama pernafasan teratur
Palpasi : Tidak ada edema ,tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal
b. Lab
Tidak ada di lakukan pemeriksaan labor
c. Pemeriksaan diagnostik lain
Tidak ada di lakukan
2. SIRKULASI
a. Fisik
Inspeksi : Tidak ada gelombang abnormal
Palpasi : Irama nadi teratur dan cepat
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal
b. Lab :
Pada tanggal : 15 juni 2019
Nilai Nilai Normal
Hemaglobin 12.5 mg/dl 12.0-15.0
Hematokrit 36 % 36.0-46.0
Trombosit 178.000/mm3 150-400
Leukosit 9.500/mm3 5000-10.000
c. Pemeriksaan diagnostik lain
Tidak ada di lakukan
3. NUTRISI
a. Antropometri
TB : 160 cm
BB : 54 Kg
b. Bimedik : pemeriksaan labor
Tidak ada di lakukan
c. Clinical signs
1. Sakit dan kram perut
2. Diare berair
3. Mual
4. Nafsu makan menurun
5. Letih dan lemah
6. Turgor kulit menurun
7. Membran mukosa pucat dan kering
8. Kulit kering
d. Diet : ML
4. ELIMINASI
a. Fisik
BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari
Warna : Bening kekuningan agak pucat
Keluhan selama BAK : Klien mengatakan tidak ada keluhan selama BAK
BAB
Frekuensi : 10 x
Konsistensi : Cair berampas
Warna : Hijau
Keluhan selama BAB : klien mengatakan dia terlalu sering BAB
Makan/minum 0
Mandi 0
Berpakaian /berdandan 0
Toileting 0
Berpindah 0
Berjalan 0
Menaiki tangga 0
Berbelanja 4
Memasak 4
Pemeliharaan rumah 4
Kekuatan otot
Kiri Kanan
5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
1= Tidak terdapat sedikit pun kontraksi otot,namun tidak didapatkan gerakan pada persendian
yang harus di gerakan oleh otot tertentu
2= Didapatkan gerakan ,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat
4= Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang di
berikan
Merasa segar setelah tidur :Ya, klien mengatakan dia merasa segar setelah
bangun tidur
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0 0
Diagnosa Ya 15
sekunder
Tidak 0 0
Tongkat/alat penompang 15
Tidak ada/kursi 0 0
roda/perawat
Terpasang infus Ya 20 20
Tidak 0
Lemah 10
Normal/tirah 0 0
baring/immobilisasi
Total 20
Ket :
Resiko tinggi : > 44
Resiko sedang :25-44
Resiko rendah : 0-25
7. SENSORI
a. Fisik
Nyeri
P : Mual muntah
Q : Dikocok-kocok akibat mules
R : Abdpmen
S :5
T : Tidak ada waktu spesifik
Tanda
Dehidrasi
Distensi ya
9. FUNGSI NEUROLOGI
a. Fisik
Status mental
Memori : panjang
Perhatian : dapat mengulang
Bahasa : baik
Kongnisi : baik
Orientasi : orang tempat waktu
10. ENDOKRIN
a. Fisik
Kelenjer tiroid pembesaran : tidak
Pangreas tremor : tidak
Trias DM : tidak
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko defisiensi volume cairan b/d output yang berlebihan
2) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperperistaltik
3) Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
4) Diare b/d infeksi bakteri
Analgesik administation
1) Tentukan lokasi
,karasteristik
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2) Cek instruksi
dokter
3) Cek riwayat alergi
4) Tentukan pilihan
analgesik sesui
kebutuhan
5) Monitor ttv
6) Berikan analgesik
tepat waktu
Monitor nutrisi
1) Bb pasien dalam
batas normal
2) Monitor adanya
penurunan bb
3) Monitor adanya
perubahan kulit
kering dan
pigmentasi
4) Monitor mual
muntah
1 17-06- Dx 1 S:
2019 Fluid manajemen - pasien mengatakan
1) Obs ttv mencret sudah
2) memantau intake mulai berkurang
dan output cairan - Pasien mengatakan
3) Menganjurkan badan terasa letih
keluarga untuk O :
membantu pasien - Turgor kulit masih
makan lambat kembali
4) Menganjurkan - Mata belum
pasien untuk kembali normal
balnyak minum - Membran mukosa
(1,7 L – 2 L sudah mulai terasa
perhari atau setara sedikit
dengan 7-8 gelas - Intake dan output
berukuran 240 ml belum seimbang
perhari) - BB belum stabil
5) Menjelaskan pada A : MK= Gangguan
pasien dan keseimbangan cairan
keluarga tanda- belum teratasi
tanda kekurangan P : intervensi dilanjutkan
cairan
6) Pertahankan
catatan intake dan
output yang
akurat
2 18-06- Dx 2 S:
2019 Manajemen nyeri - pasien mengatakan
1) Melakukan pengajian perut kembung
nyeri komprehesif dan terasa nyeri
2) Obs reaksi non verbal O :
dari ketidak nyamanan - TD = 110/80
3) Menanjurkan komunikasi - T = 36
terapeotik untuk - N= 80x/m
mengetahui pengalaman
nyeri - P= 20x/m
4) Mengajarkan klien untuk - pasien tmapak
teknik relaksasi kesakitan
5) Mengkontrol longkunhan - skala nyeri 4
yang dapat - posisi tubuh
mempengaruhi nyeri melindugi
6) Menganjurkan klien A :MK gangguan rasa
untuk banyak istirahat nyaman nyeri belum
7) Kolaborasi dalam teratasi
pemberian analgesik P : intervensi dilanjutkan
Analgesik administation
3 19-06- Dx 3 S:
2019 Manajemen nutrisi - pasien mengatakan
1) Mengkaji adanya alergi sudah mulai nafsu
makanan makan
2) Memonitor nutrisi dan - mual muntah
kalori sudah berkurang
3) Penkes tentang O :
kebutuhan nutrisi - sudah ada
4) Mengkaji kemampuan peningkatan BB
pasien untuk sedikit demi
mnedapatkan nutrisi sedikit
yang di butuhkan - BB belum terlalu
sesuai dengan TB
Monitor nutrisi - Klien sduah
mampu
1) Monitor adanya mengidentifikasi
penurunan bb kebutuhan nutrisi
2) Memonitor kulit kering - Tidak terjadi
dan perubahan pigmetasi penurunan BB
3) Memonitor mual muntah A : MK perubahan nutrisi
4) Memonitor pertumbuhan kurang dari kebutuhan
dan perkembangan tubuh belumteratasi
5) Memonitor kalori dan P : intervensi dilanjutkan
intake cairan
4 20-06- Dx 4 S:
2019 Manajemen diare - pasien mengatakan
1) Obs frekunsi BAB
warna,jumlah,frekunsi,da sudah berkurang
n konstipasidari feses O:
2) Obs intake makanan - klien tampak rileks
yang masuk’ dan tenang
3) Memonitor tanda dan - TTV klien dalam
gejala diare batas normal
4) Obs turgor kulit TD = 110/80 T = 36
5) Menganjurkan pasien N= 80x/m P= 20x/m
untuk makan makanan - Feses sudah
yang ber kalori berbentuk
6) Memonitor persiapan - Bab sudah
makanan yang aman berkurang
- Hidrasi baik
A : MK gangguan pola
eliminasi bab teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
Pembahasan kasus mengenai Seorang laki-laki berumur 64 tahun dibawa ke RSI
Ibnu Sina Payakumbuh, dengan keluhan mencret kurang lebih 20 kali. Setelah dilakukan
pemeriksaan TD: 110/80, N: 80x/i, T: 36,0C, R: 20x/i. Pada pemeriksaan pasien
didiagnosis Gastroenteritis Akut (GEA), sehingga pasien di anjurkan untuk rawat inap
supaya bisa dilakukan perawatan lebih lanjut.
Dengan Keluhan utama Klien mengatakan mencret kurang lebih 20 x, badan letih,
pusing (+), nafsu makan menurun, perut kembung.Riwayat Kesehatan Sekarang Bab
encer frek 10 x ampas (+),badan terasa letih,pusing(+), Nafsu makan menurun, perut
kembung , mual(+),muntah(-), Dan Riwayat Kesehatan Masa Lalu Dyspepsia.
Dengan analisa data yang dikaji
Ds :
- klien mengatakan mencret (+)
- warna BAB berwarna kehijauan dan berampas(+)
- badan letih (+)
Do:
- membran mukosa klien kering
- kulit klien tampak kering
- klien tampak letih
- suhu tubuh klien meningkat
- penurunan turgor kulit
Ds :
- klien mengatakan perut kembung
- klien mengatakan selera makan berubah
Do :
- ku sedang
- TD : 110/80
- N: 80 x/m
- T : 36
- R : 20 x/m
- klien tampak menahan kesakitan
- Skala nyeri 5
P :Mual muntah
Q :Dikocok-kocok akibat mules
R :Abdomen
S :5
T :Tidak ada waktu spesifik
- Klien terlihat memegang area yang nyeri
Ds :
- klien mengatakan nafsu makan menurun
- Klien mengatakan badan terasa letih
- Mual (+)
- Klien mengatakan nyeri abdomen
Do :
- klien tambah malas makan
- Klien tampak letih dan lelah
- Membran mukosa klien pucat
- Klien enggan makan
- BB klien menurun
Ds :
- klien mengatakan bab berkali kali
- klien mengatakan kram dan nyeri dibagian abdomen
Do :
- klien tampak lemas
- ada dorongan untuk defekasi
- defekasi feses cair >3 dalam 24 jam
- bising usus klien hiperaktif
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan
darah.
B. SARAN
Berdasarkan uraian di atas yang telah dijelasan diharapkan pembaca dapat memahami
benar apa itu Gastroenteritis akut,mengenalai tanda dan gejala , serta penatalasanaan
medis supaya bisa menambah wawasan tentang Gastroenteritis akut.
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda
company, USA.