Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

“GEA DEHIDRASI SEDANG PADA TN.M”

DISUSUN OLEH:
1. Ivva Yunita
2. Nadya Yunel Putri
3. Nia Putri Ayuda
4. Shindy Dewinda
5. Vani Oktavia

PEMBIMBING KLINIK (CI) KABID KEPERAWATAN PEMBIMBING AKADEMIK

( ) ( ) ( )

PRODI DIII KEPERAWATAN TINGKAT II


STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dari kelompok seminar arrahmah dapat menyelesaikan bahan
asuhan keperawatan pada praktek klinik keperawatan medikal bedah I.

Makalah seminar ini membahas tentang “asuhan keperawatan GEA dehidrasi sedang
pada Tn.M” yang pembahasan secara lengkap diuraikan dan dijelaskan dalam makalah
ini.Kelompok seminar arrahmah mengucapkan terimakasih kepada :Ibu Ns. Dona Amelia,
S.Kep, M.Kep selaku pembimbing akademik praktek klinik keperawatan medikal bedah I ,
kepada kak Ns. Haryse Primadana, S.Kep , uni Ns. Nurleni, S.Kep, uni Ns. Widyawati,
S.Kep selaku pembimbing klinik (CI) PKK Keperawatan medikal bedah I.

Makalah seminar ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dalam pengerjaannya.Untuk


itu dimohon saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

Payakumbuh, 05 juli 2019

(penyusun)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertia GEA .....................................................................................


B. Etiologi GEA ........................................................................................
C. Patofisiologi GEA ...............................................................................
D. Manifestasi klinis GEA .......................................................................
E. Komplikasi GEA ..................................................................................
F. Penatalaksanaan GEA .........................................................................
G. Asuha Keperawatan Teoritis................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian.............................................................................................
B. Diagnosa keperawatan...........................................................................
C. Intervensi keperawatan..........................................................................
D. Implementasi keerawatan......................................................................
E. Evaluasi keperawatan............................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalahkesehatan,


tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju.Menurut Suharyono (2008)
gastroenteritis akut didefinisikan sebagai buang airbesar dengan tinja yang cair atau
lembek dengan jumlah lebih banyak darinormal, berlangsung kurang dari 14 hari.
Sedangkan menurut Priyanto (2008)gastroenteritis kronik yaitu yang berlangsung lebih
dari 14 hari.
Gastroenteritis atau diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
Daripenyebab gastroenteritis yang terbanyak adalah gastroenteritis infeksi.Gastroenteritis
atau diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.Menurut Word Health
Organization (WHO), di negara maju walaupunsudah terjadi perbaikan kesehatan dan
ekonomi masyarakat tetapi insidengastroenteritis atau diare infeksi tetap tinggi dan masih
menjadi masalahkesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap
tahunnyadan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderitagastroenteritis atau diare infeksi. Tingginya kejadian gastroenteritis di
negaraBarat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections
yangdisebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcusaureus,
Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan EnterohemorrhagicEscherichia coli
(EHEC) (Sinaga, 2009).
Di Indonesia dari 2.812 pasien gastroenteritis atau diare yangdisebabkan bakteri
yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi sepertiJakarta, Jawa, Sumatra yang
dianalisa dari 2004 s/d 2005. Menurut MaryPhillips (2010) penyebab terbanyak adalah
Vibrio cholerae 01, diikuti denganShigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus,
Salmonella typhi,Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di JawaTengah berdasarkan
laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasusgastroenteritis dirumah sakit
sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhanpenderita yang terdeteksi adalah 428.235
dengan jumlah kematian adalahsebanyak 54 orang. Dari laporan surveilan terpadu tahun
2010 jumlah kasus diare didapatkan 15,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20%
padapenderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. ( Haryawan, 2011).
Cakupan penemuan penderita diare selama tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan, meskipun masih dibawah yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Peningkatan
cakupan pada tahun 2010 cukup tinggi, disebabkan adanya peningkatan pengiriman
laporan dari kab/kota. Peningkatan cakupan penemuan penting karena mengurangi
kematian akibat terlambatnya pertolongan kasus diare.Hal ini kalau tidak segera ditangani
akan mengancam keselamatan klien misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan
syok hipovolemik, serta dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan hai ini disebabkan
oleh kurangnya makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan kurangnya masukan
makanan yang masuk dalam tubuh.
Oleh karena itu peran perawat dalam menangani klien dengan gangguan
gastroenteritis adalah dengan memonitor intake dan output klien, monitor tanda-tanda
vital, monitor asupanmakanan dan diet klien, menyarankan pada klien untuk banyak
minum,menjaga personal hygiene, dan menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan
tenang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu GEA ?
2. Apa saja etiologi dari GEA ?
3. Bagaimana patofisologi GEA ?
4. Apa saja manifestasi klinis dari GEA ?
5. Apa saja komplikasi dari GEA ?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan GEA ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis dari GEA ?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalammemberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan GEA.
b. Tujuan khusus
1.Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien GEA
2.Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada klien GEA
3.Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah
keperawatan yang timbul pada klien GEA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau
tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan
usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan
darah.
B. ETIOLOGI
1.    Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare, meliputi:
a).      Infeksi bakteri :Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas dan sebagainya.
b).      Infeksi virus :entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c).      Infeksi parasit :Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3.    Faktor makanan :Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4.    Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
5.    Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan
peristaltik usus. (Capernito, 2007)
C. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada
dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-
oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah. (Smeltzer,2001)
D. WOC

E. MANIFESTASI KLINIS
1.    Diare.
2.    Muntah.
3.    Demam.
4.    Nyeri abdomen
5.    Membran mukosa mulut dan bibir kering
6.    Fontanel cekung
7.    Kehilangan berat badan
8.    Tidak nafsu makan
9.    Badan terasa lemah (Suriadi,2001)

F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.


2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.
3. Memberikan terapi simtomatik
4. Memberikan terapi definitif. (Priyanta,2009)

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi. Terapi Cairan


Ada 2 jenis cairan yaitu:

1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS,
tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85
cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L,
Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa
cairan rehidrasi oral:
a. Cairan rehidrasi oral : Oralit
b. Cairan rehidrasi oral : larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di
rumah dan lain-lain
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam
perlu dilakukan evaluasi:
a. Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b. Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana,
2011).
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti
biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dankontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg
(oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).

3. Obat Anti Diare

Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).


Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari
dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi
penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang
benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%.
Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan. (Davey,2005

H. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .

2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang


BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi
pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.

8. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary
refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24
jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress
yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian
menerima. (Carpenito,2009)
9. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
(Davey,2005)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


cairan skunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau
output berlebihan dan intake yang kurang
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder
terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
(Carpenito,2009)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DiagnosaKep Tujuan Dan KriteriaHasil Intervensi

1. Diagnosa 1: Tujuan : setelah dilakukan Intervensi :


Gangguan tindakan keperawatan selama 3
1. Pantau tanda dan
keseimbangan x 24 jam keseimbangan dan
gejala kekurangan
cairan dan elektrolit dipertahankan secara
cairan dan elektrolit
elektrolit maksimal
berhubungan
R/ Penurunan
Kriteria hasil :
dengan
sisrkulasi volume
kehilangan
o Tanda vital dalam cairan
cairan skunder
batas normal (N: 120-60 menyebabkan
terhadap diare
x/mnt, S; 36-37,50 c, RR kekeringan mukosa
: < 40 x/mnt ) dan pemekataj urin.
Deteksi dini
o Turgor elastik , memungkinkan
membran mukosa bibir terapi pergantian
basah, mata tidak cairan segera untuk
cowong, UUB tidak memperbaiki defisit
cekung.
2. Pantau intake dan
o Konsistensi BAB output
lembek, frekwensi 1 kali
perhari R/ Dehidrasi dapat
meningkatkan laju
filtrasi glomerulus
membuat keluaran
tak aadekuat untuk
membersihkan sisa
metabolisme.

3. Timbang berat
badan setiap hari

R/ Mendeteksi
kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB
sama dengan
kehilangan cairan 1
lt

4. Anjurkan keluarga
untuk memberi
minum banyak pada
kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti
cairan dan elektrolit
yang hilang secara
oral

5. Kolaborasi :

1. Pemeriksaan
laboratorium serum
elektrolit (Na,
K,Ca, BUN)

R/ koreksi
keseimbang cairan
dan elektrolit, BUN
untuk mengetahui
faal ginjal
(kompensasi).

6. Cairan parenteral
( IV line ) sesuai
dengan umur

R/ Mengganti
cairan dan elektrolit
secara adekuat dan
cepat.

7. Obat-obatan :
(antisekresin,
antispasmolitik,
antibiotik)

R/ anti sekresi
untuk menurunkan
sekresi cairan dan
elektrolit agar
simbang,
antispasmolitik
untuk proses
absorbsi normal,
antibiotik sebagai
anti bakteri
berspektrum luas
untuk menghambat
endotoksin.

2. Diagnosa 2 : Tujuan : setelah dilakukan Intervensi :


Perubahan tindakan perawatan selama
1. Diskusikan dan
nutrisi kurang dirumah di RS kebutuhan nutrisi
jelaskan tentang
dari terpenuhi
pembatasan diet
kebutuhan
Kriteria Hasil : (makanan berserat
tubuh
tinggi, berlemak
berhubungan
- Nafsu makan meningkat
dan air terlalu panas
dengan tidak
atau dingin)
adekuatnya -BB meningkat atau normal
intake dan out sesuai umur R/ Serat tinggi,
put lemak,air terlalu
panas / dingin dapat
merangsang
mengiritasi
lambung dan sluran
usus.

2. Ciptakan
lingkungan yang
bersih, jauh dari
bau yang tak sedap
atau sampah,
sajikan makanan
dalam keadaan
hangat

R/ situasi yang
nyaman, rileks akan
merangsang nafsu
makan.

3. Berikan jam
istirahat (tidur)
serta kurangi
kegiatan yang
berlebihan

R/ Mengurangi
pemakaian energi
yang berlebihan

4. Monitor intake dan


out put dalam 24
jam

R/ Mengetahui
jumlah output dapat
merencenakan
jumlah makanan.

5. Kolaborasi dengan
tim kesehtaan lain :

i.terapi gizi : Diet


TKTP rendah serat,
susu

ii.obat-obatan atau
vitamin ( A)

R/ Mengandung zat
yang diperlukan ,
untuk proses
pertumbuhan

3. Diagnosa 3 : Tujuan : Intervensi :


Resiko
-Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh
peningkatan
perawatan selama 3x 24 jam setiap 2 jam
suhu tubuh
tidak terjadi peningkatan suhu
berhubungan
R/ Deteksi dini
tubuh
dengan proses
terjadinya
infeksi
Kriteria hasil : perubahan
dampak
abnormal fungsi
sekunder dari -Suhu tubuh dalam batas normal
tubuh ( adanya
diare ( 36-37,5 C)
infeksi)

- Tidak terdapat tanda infeksi


2. Berikan kompres
(rubur, dolor, kalor, tumor,
hangat
fungtio leasa)
R/ merangsang
pusat pengatur
panas untuk
menurunkan
produksi panas
tubuh

3. Kolaborasi
pemberian
antipirektik

R/ Merangsang
pusat pengatur
panas di otak

4. Diagnosa 4 Tujuan : setelah dilakukan Intervensi :


:Resiko tindaka keperawtan selama di
1. Diskusikan dan
gangguan rumah sakit integritas kulit tidak
jelaskan pentingnya
integritas kulit terganggu
menjaga tempat
perianal
Kriteria hasil : tidur
berhubungan
dengan
- Tidak terjadi iritasi : R/ Kebersihan
peningkatan
kemerahan, lecet, kebersihan mencegah
frekwensi BAB
terjaga perkembang biakan
(diare)
kuman

2. Demontrasikan
serta libatkan
keluarga dalam
merawat perianal
(bila basah dan
mengganti pakaian
bawah serta
alasnya)

R/ Mencegah
terjadinya iritassi
kulit yang tak
diharapkan oleh
karena kelebaban
dan keasaman feces

3. Atur posisi tidur


atau duduk dengan
selang waktu 2-3
jam

R/ Melancarkan
vaskulerisasi,
mengurangi
penekanan yang
lama sehingga tak
terjadi iskemi dan
irirtasi .

D. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dari intervensi keperawatan

E. EVALUASI

Respon verbal dan non verbal pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS

Seorang laki-laki berumur 64 tahun dibawa ke RSI Ibnu Sina Payakumbuh, dengan
keluhan mencret kurang lebih 20 kali. Setelah dilakukan pemeriksaan TD: 110/80, N: 80x/i,
T: 36,0C, R: 20x/i. Pada pemeriksaan pasien didiagnosis Gastroenteritis Akut (GEA),
sehingga pasien di anjurkan untuk rawat inap supaya bisa dilakukan perawatan lebih lanjut.

A. PENGKAJIAN
INFORMASI UMUM Tanggal : 18 Juni 2019 Waktu : 08.00 WIB
1. Identitas pasien
Nama : Tn. M
RM : 14-86-87
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SLTA
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : JR.Nagari Gadang Sariak laweh
Diagnosa medis : GEA Dehidrasi sedang

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. I
Umur : 23 Tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungan : Anak kandung
No tlp : 082258321876
Alamat : JR.Nagari Gadang Sariak laweh

3. Riwayat Kesehatan

 Keluhan utama : Klien mengatakan mencret kurang lebih 20 x, badan


letih, pusing (+), nafsu makan menurun, perut kembung

 Riwayat Kesehatan Sekarang : Bab encer frek 10 x ampas (+),badan


terasa letih,pusing(+), Nafsu makan menurun, perut kembung ,
mual(+),muntah(-)

 Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Dyspepsia


 ALERGI
o Obat : Klien mengatakan tidak ada alergi dengan
obat
o Makanan : Klien mengatakan tidak ada alergi dengan
makanan
o Lainnya : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
 Riwayat Operasi
Klien mengatakan tidak pernah di operasi

 Riwayat Penyakit Masa lalu


Dyspepsia

 Riwayat Penyakit Keturunan


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan

 Terapi yang diberikan


1. RL 20 tetes/menit
2. PCT Oral 3x1
3. Oralit sachet k/p
4. Cotri forte oral 2x1
5. Inj Omeperazol 1x1
6. Curcuma

A. FISIOLOGI
1. OKSIGENISASI
a. Fisik
Inspeksi : Dada simetris , irama pernafasan teratur
Palpasi : Tidak ada edema ,tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal
b. Lab
Tidak ada di lakukan pemeriksaan labor
c. Pemeriksaan diagnostik lain
Tidak ada di lakukan

2. SIRKULASI
a. Fisik
Inspeksi : Tidak ada gelombang abnormal
Palpasi : Irama nadi teratur dan cepat
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal

b. Lab :
Pada tanggal : 15 juni 2019
Nilai Nilai Normal
Hemaglobin 12.5 mg/dl 12.0-15.0
Hematokrit 36 % 36.0-46.0
Trombosit 178.000/mm3 150-400
Leukosit 9.500/mm3 5000-10.000
c. Pemeriksaan diagnostik lain
Tidak ada di lakukan

3. NUTRISI
a. Antropometri
TB : 160 cm
BB : 54 Kg
b. Bimedik : pemeriksaan labor
Tidak ada di lakukan

c. Clinical signs
1. Sakit dan kram perut
2. Diare berair
3. Mual
4. Nafsu makan menurun
5. Letih dan lemah
6. Turgor kulit menurun
7. Membran mukosa pucat dan kering
8. Kulit kering

d. Diet : ML

e. Pemeriksaan fisik abdomen

Inspeksi : Perut cekung kedalam

Auskultasi : Peristaltik meningkat


Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi : Hypertimpani,perut kembung

f. Pemeriksaan diagnostik lain


Tidak ada di lakukan

4. ELIMINASI
a. Fisik
BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari
Warna : Bening kekuningan agak pucat
Keluhan selama BAK : Klien mengatakan tidak ada keluhan selama BAK

BAB
Frekuensi : 10 x
Konsistensi : Cair berampas
Warna : Hijau
Keluhan selama BAB : klien mengatakan dia terlalu sering BAB

5. AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT


a. Fisik
Kemampuan perawatan diri
0= Mandiri
1= Dengan alat baru
2= Bantuan dari orang lain
3= Bantuan peralatan dan orang lain
4= Tergantung tidak mampu

Aktifitas atau kemampuan 0 1 2 3 4


Beraktifitas

Makan/minum 0

Mandi 0

Berpakaian /berdandan 0

Toileting 0

Mobilitas di tempat tidur 0

Berpindah 0
Berjalan 0

Menaiki tangga 0

Berbelanja 4

Memasak 4

Pemeliharaan rumah 4

Alat bantu : klien mengatakan tidak ada menggunakan alat bantu

Kekuatan otot

Kiri Kanan

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

0= Tidak di dapatkan sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total

1= Tidak terdapat sedikit pun kontraksi otot,namun tidak didapatkan gerakan pada persendian
yang harus di gerakan oleh otot tertentu

2= Didapatkan gerakan ,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat

3= Dapat mengadakan gerakan melawangaya berat

4= Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang di
berikan

5= Tidak ada kelumpuhan

Keluhan Saat Beraktivitas :

b. Istirahat dan tidur


Kebiasaan : 22.00/24.00 WIB jam/malam
- WIB jam/siang

Merasa segar setelah tidur :Ya, klien mengatakan dia merasa segar setelah
bangun tidur

Masalah-masalah : ada,klien mengatakan kram kaki setelah bangun tidur.


6. PROTEKSI DAN PERLINDUNGAN
a. Fisik
Tanda inflamasi dan infeksi : tidak ada

b. Resiko jatuh : Skala morse

Faktor resiko Skala Poin Skor pasien

Riwayat jatuh Ya 25

Tidak 0 0

Diagnosa Ya 15
sekunder

Tidak 0 0

Alat bantu Berpegangan pada perabot 30

Tongkat/alat penompang 15

Tidak ada/kursi 0 0
roda/perawat

Terpasang infus Ya 20 20

Tidak 0

Gaya berjalan Terganggu 20

Lemah 10

Normal/tirah 0 0
baring/immobilisasi

Status mental Sering lupa akan 15


keterbatasan yang di miliki

Sadar akan kemampuan 0 0


sendiri

Total 20
Ket :
Resiko tinggi : > 44
Resiko sedang :25-44
Resiko rendah : 0-25

7. SENSORI
a. Fisik
Nyeri
P : Mual muntah
Q : Dikocok-kocok akibat mules
R : Abdpmen
S :5
T : Tidak ada waktu spesifik

Pain Rating Scole

Penglihatan ketajaman : visus normal,konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik

Reflek cahaya : +/+

Penciuman : kanan +/+ kiri +/+

Pengecapan : manis asin asam

Pendengaran : kanan +/+ kiri +/+

8. CAIRAN DAN ELEKTROLIT


a. Fisik
Intake cairan sebelumnya :
Intake
Minum : 1500 ml/24 jam
Intravena : 1500 ml/24 jam
Total = 3000 ml/24 jam
Output
Urine : 1500 ml/24 jam
Diare : 1100 ml/24 jam
Total : 2600 ml/24 jam
Balance = 3000-2600= 400 cc

Tanda
Dehidrasi
Distensi ya

9. FUNGSI NEUROLOGI
a. Fisik
Status mental
Memori : panjang
Perhatian : dapat mengulang
Bahasa : baik
Kongnisi : baik
Orientasi : orang tempat waktu

10. ENDOKRIN
a. Fisik
Kelenjer tiroid pembesaran : tidak
Pangreas tremor : tidak
Trias DM : tidak

11. ANALISI DATA


Nama pasien : Tn.M
Ruangan : Ar-Rahmah

Data fokus Etiologi Masalah


Keperawatan

Ds : Output yang berlebih Resiko Defisien


- klien mengatakan volume cairan
mencret (+)
- warna BAB berwarna
kehijauan dan
berampas(+)
- badan letih (+)
Do:
- membran mukosa
klien kering
- kulit klien tampak
kering
- klien tampak letih
- suhu tubuh klien
meningkat
- penurunan turgor kulit

Ds : Hiperperistaltik Gangguan rasa


- klien mengatakan nyaman nyeri
perut kembung
- klien mengatakan
selera makan berubah
Do :
- ku sedang
- TD : 110/80
- N: 80 x/m
- T : 36
- R : 20 x/m
- klien tampak menahan
kesakitan
- Skala nyeri 5
P :Mual muntah
Q :Dikocok-
kocok akibat mules
R :Abdomen
S :5
T :Tidak ada
waktu spesifik
- Klien terlihat
memegang area yang
nyeri

Ds : Anoreksia Resiko Perubahan


- klien mengatakan nutrisi kurang dari
nafsu makan menurun kebutuhan tubuh
- Klien mengatakan
badan terasa letih
- Mual (+)
- Klien mengatakan
nyeri abdomen
Do :
- klien tambah malas
makan
- Klien tampak letih
dan lelah
- Membran mukosa
klien pucat
- Klien enggan makan
- BB klien menurun

Ds : Infeksi bakteri Diare


- klien mengatakan bab
berkali kali
- klien mengatakan
kram dan nyeri
dibagian abdomen
Do :
- klien tampak lemas
- ada dorongan untuk
defekasi
- defekasi feses cair >3
dalam 24 jam
- bising usus klien
hiperaktif

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko defisiensi volume cairan b/d output yang berlebihan
2) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperperistaltik
3) Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
4) Diare b/d infeksi bakteri

C. INTERVENSI KEPERAWATAN ( NOC & NIC )

N Diagnosa Noc Nic


O keperawatan

1 Dx 1 Tujuan : volume cairan dan Fluid management


Resiko elektrolit dalam tubuh 1) Pertahankan
defisiensi seimbang ( kurangnya catatan intake
volume cairan cairan dan elektrolit dalam output yang
b/d output tubuh terpenuhu adekuat
yang Kriteria hasil : 2) Monitor status
berlebihan 1) Turgor kulit cepat hidrasi
kembali 3) Monito ttv
2) Mata kembali 4) Monitor masukan
normal makanan dan
3) Membran mukosa cairan
terasa 5) Kolaborasi
4) Intake output pemberian cairan
seimbang iv
5) Bb stabil 6) Dorong keluarga
untuk membantu
pasien untuk
makan

2 Dx 2 Tujuan : rasa nyaman Manajemen nyeri


Gangguan rasa terpenuhi ,klien teratas dari 1) Lakukan
nyaman nyeri distensi abdomen pengkajian
b/d Kriteria hasil : komprehesif
hiperperistaltik 1) Klien tidak 2) Obs reaksi non
menyeringis verbal dari ketidak
kesakitan nyamanan
2) Wajah rileks 3) Gunakan
3) Skala nyeri 0-3 komunikasi
4) Klien mengatakan terapeutik untuk
nyeri berkurang mengetahui
5) Frekunsi nyeri pengalaman nyeri
berkurang pasien
6) Posisi tubuh 4) Kontrol
melindungi lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
5) Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
6) Ajarkan teknik non
farmakologi
7) Berikan analgesik
untuk pengurangan
nyeri
8) Tingkatkan
istirahat

Analgesik administation

1) Tentukan lokasi
,karasteristik
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2) Cek instruksi
dokter
3) Cek riwayat alergi
4) Tentukan pilihan
analgesik sesui
kebutuhan
5) Monitor ttv
6) Berikan analgesik
tepat waktu

3 Dx 3 Tujuan : nutrisi terpenuhi Manajemen nutrisi


Resiko dan nafsu makan meningkat 1) Kaji adanya alergi
Perubahan Kriteria : makanan
nutrisi kurang 1) Adanya peningkatan 2) Monitor dan
dari kebutuhan bb jumlah kalori dan
tubuh b/d 2) Bb ideal sesuai tb nutrisi
anoreksia 3) Mampu 3) Berikan informasi
mengidentifikasi tentang kebutuhan
kebutuhan nutrisi nutrisi
4) Tidak ada tanda- 4) Kaji kemampuan
tanda malnutrisi pasien untuk
5) Tidak terjadi mendapatkan
penurunan bb nutrisi yang di
butuhkan

Monitor nutrisi

1) Bb pasien dalam
batas normal
2) Monitor adanya
penurunan bb
3) Monitor adanya
perubahan kulit
kering dan
pigmentasi
4) Monitor mual
muntah

4 Dx 4 Tujuan : konstipasi bab Manajemen diare


Diare b/d lembek ,frekunsi bab 1x 1) Obs warna
infeksi bakteri perhari ,jumlah,frekunsi.da
Kriteria : n konstipasi dari
1) Ttv dalam batas feses
normal 2) Evaluasi intake
2) Feses b erbentuk yang masuk
3) Mempertahankan 3) Monitor tanda dan
turgor kulit gejala bab
4) Tidak mengalami 4) Obs turgot kulit
diare secara teratur
5) Pola bab normal 5) Ukur diare dan
6) Hidrasi baik keluhan bab
6) Anjurkan makanan
yang rendah serat
dan tinggi protein
dan kalori
7) Monitor kesiapan
makanan yang
aman

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ( CATATAN PERKEMBANGAN)

NO Waktu Implementasi Evaluasi Ttd

1 17-06- Dx 1 S:
2019 Fluid manajemen - pasien mengatakan
1) Obs ttv mencret sudah
2) memantau intake mulai berkurang
dan output cairan - Pasien mengatakan
3) Menganjurkan badan terasa letih
keluarga untuk O :
membantu pasien - Turgor kulit masih
makan lambat kembali
4) Menganjurkan - Mata belum
pasien untuk kembali normal
balnyak minum - Membran mukosa
(1,7 L – 2 L sudah mulai terasa
perhari atau setara sedikit
dengan 7-8 gelas - Intake dan output
berukuran 240 ml belum seimbang
perhari) - BB belum stabil
5) Menjelaskan pada A : MK= Gangguan
pasien dan keseimbangan cairan
keluarga tanda- belum teratasi
tanda kekurangan P : intervensi dilanjutkan
cairan
6) Pertahankan
catatan intake dan
output yang
akurat

2 18-06- Dx 2 S:
2019 Manajemen nyeri - pasien mengatakan
1) Melakukan pengajian perut kembung
nyeri komprehesif dan terasa nyeri
2) Obs reaksi non verbal O :
dari ketidak nyamanan - TD = 110/80
3) Menanjurkan komunikasi - T = 36
terapeotik untuk - N= 80x/m
mengetahui pengalaman
nyeri - P= 20x/m
4) Mengajarkan klien untuk - pasien tmapak
teknik relaksasi kesakitan
5) Mengkontrol longkunhan - skala nyeri 4
yang dapat - posisi tubuh
mempengaruhi nyeri melindugi
6) Menganjurkan klien A :MK gangguan rasa
untuk banyak istirahat nyaman nyeri belum
7) Kolaborasi dalam teratasi
pemberian analgesik P : intervensi dilanjutkan

Analgesik administation

1) Cek instruksi dokter


2) Cek riwayat alergi
3) Monitor ttv
4) Berikan analgesik sesuai
kebutuhan dan tepat
waktu

3 19-06- Dx 3 S:
2019 Manajemen nutrisi - pasien mengatakan
1) Mengkaji adanya alergi sudah mulai nafsu
makanan makan
2) Memonitor nutrisi dan - mual muntah
kalori sudah berkurang
3) Penkes tentang O :
kebutuhan nutrisi - sudah ada
4) Mengkaji kemampuan peningkatan BB
pasien untuk sedikit demi
mnedapatkan nutrisi sedikit
yang di butuhkan - BB belum terlalu
sesuai dengan TB
Monitor nutrisi - Klien sduah
mampu
1) Monitor adanya mengidentifikasi
penurunan bb kebutuhan nutrisi
2) Memonitor kulit kering - Tidak terjadi
dan perubahan pigmetasi penurunan BB
3) Memonitor mual muntah A : MK perubahan nutrisi
4) Memonitor pertumbuhan kurang dari kebutuhan
dan perkembangan tubuh belumteratasi
5) Memonitor kalori dan P : intervensi dilanjutkan
intake cairan

4 20-06- Dx 4 S:
2019 Manajemen diare - pasien mengatakan
1) Obs frekunsi BAB
warna,jumlah,frekunsi,da sudah berkurang
n konstipasidari feses O:
2) Obs intake makanan - klien tampak rileks
yang masuk’ dan tenang
3) Memonitor tanda dan - TTV klien dalam
gejala diare batas normal
4) Obs turgor kulit TD = 110/80 T = 36
5) Menganjurkan pasien N= 80x/m P= 20x/m
untuk makan makanan - Feses sudah
yang ber kalori berbentuk
6) Memonitor persiapan - Bab sudah
makanan yang aman berkurang
- Hidrasi baik
A : MK gangguan pola
eliminasi bab teratasi
P : intervensi dihentikan

BAB IV
PEMBAHASAN

Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
Pembahasan kasus mengenai Seorang laki-laki berumur 64 tahun dibawa ke RSI
Ibnu Sina Payakumbuh, dengan keluhan mencret kurang lebih 20 kali. Setelah dilakukan
pemeriksaan TD: 110/80, N: 80x/i, T: 36,0C, R: 20x/i. Pada pemeriksaan pasien
didiagnosis Gastroenteritis Akut (GEA), sehingga pasien di anjurkan untuk rawat inap
supaya bisa dilakukan perawatan lebih lanjut.
Dengan Keluhan utama Klien mengatakan mencret kurang lebih 20 x, badan letih,
pusing (+), nafsu makan menurun, perut kembung.Riwayat Kesehatan Sekarang Bab
encer frek 10 x ampas (+),badan terasa letih,pusing(+), Nafsu makan menurun, perut
kembung , mual(+),muntah(-), Dan Riwayat Kesehatan Masa Lalu Dyspepsia.
Dengan analisa data yang dikaji
Ds :
- klien mengatakan mencret (+)
- warna BAB berwarna kehijauan dan berampas(+)
- badan letih (+)

Do:
- membran mukosa klien kering
- kulit klien tampak kering
- klien tampak letih
- suhu tubuh klien meningkat
- penurunan turgor kulit

Ds :
- klien mengatakan perut kembung
- klien mengatakan selera makan berubah
Do :
- ku sedang
- TD : 110/80
- N: 80 x/m
- T : 36
- R : 20 x/m
- klien tampak menahan kesakitan
- Skala nyeri 5
P :Mual muntah
Q :Dikocok-kocok akibat mules
R :Abdomen
S :5
T :Tidak ada waktu spesifik
- Klien terlihat memegang area yang nyeri

Ds :
- klien mengatakan nafsu makan menurun
- Klien mengatakan badan terasa letih
- Mual (+)
- Klien mengatakan nyeri abdomen
Do :
- klien tambah malas makan
- Klien tampak letih dan lelah
- Membran mukosa klien pucat
- Klien enggan makan
- BB klien menurun

Ds :
- klien mengatakan bab berkali kali
- klien mengatakan kram dan nyeri dibagian abdomen
Do :
- klien tampak lemas
- ada dorongan untuk defekasi
- defekasi feses cair >3 dalam 24 jam
- bising usus klien hiperaktif

Dan ada 4 diagnosa keperawatan yang diangkat yakni

1) Resiko defisiensi volume cairan b/d output yang berlebihan


2) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperperistaltik
3) Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
4) Diare b/d infeksi bakteri

BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan
darah.

B. SARAN

Berdasarkan uraian di atas yang telah dijelasan diharapkan pembaca dapat memahami
benar apa itu Gastroenteritis akut,mengenalai tanda dan gejala , serta penatalasanaan
medis supaya bisa menambah wawasan tentang Gastroenteritis akut.
DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI

Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4,
EGC, Jakarta

Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.

Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda
company, USA.

Anda mungkin juga menyukai