Dosen Pembimbing :
Suhariyati, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 2
PRODI S 1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Diare pada Balita
ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai bagaimana hipertensi dialami oleh banyak masyarakat ini, dan besar
harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................. i
Dahtar Isi............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1
1.; Tujuan .....................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Diare ......................................................................................................
2. 2 Jtiologi Diare ..........................................................................................................
2. ; Tanda dan Cejala Diare ...........................................................................................
BAB 4 PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 [aran
BAB I
PENDAHULUAN
memerlukan biaya yang lebih tinggi. Dipelukan perawatan diare oleh orang
tua dengan memberikan cairan dan makanan yang bergizi untuk mengurangi
biaya perawatan di rumah sakit(Agustina, 2008).
WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000
dan 2,2 juta diantaranya meninggal. WHO (2005) melaporkan sebuah
penelitian terhadap biaya yang berkaitan dengan pengobatan bagi pasien
rawat inap usia kurang lima tahun di Kuba dan Filipina menunjukkan bahwa
biaya rata- rataperkasus pengobatan di rumah sakit sekitar US$50 pada tahun
1989, dengan total biaya pengobatan di rumah tangga diperkirakan
mencapai lebih
14% anak tidak mendapat pengobatan sama sekali. Studi yang ada
memperlihatkan bahwa 30-55% GE pada anak yang masuk rumah sakit
disebabkan oleh rotavirus. Dengan penemuan rotavirus sebagai penyebab
diare berarti antibiotika hanya diperlukan jika penyebab diare oleh karena
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar,
basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang
matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2011)
perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya
kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan
makanan terhadap fasilitas pencucian, penyimpanan makanan,
penyimpanan bahan mentah dan perlindunga bahan makanan
terhadap debu.
3. Faktor lingkungan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk (2009) diare dapat
disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air bersih
dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan sarana
air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan sekitar yang
kotor dan tidak terjaga kebersihannya.
2.3 Tanda dan gejala diare
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita
telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala
dehidrasi (Sodikin, 2011).
halus bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada
samasekali, namun gejala dan tanda cepat timbul, terutama pada kasus yang
tidak segera mendapat cairan pengganti.Penetrating diarrhea lokasi pada
bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa
komplikasi, dan kadang-kadang sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan.
Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau mengobati sendiri
dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas. Biasanya penderita baru
mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada
perbaikan dalam frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang
dikeluarkan. Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa diare dengan
memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi, terapi supportive atau
fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral
Rehidration Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan tidak jarang
pula diperlukan obat simtomatik untuk menyetop atau mengurangi
frekwensi diare. Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut
dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin
tidak menunjukkan adanya mikroorganisme, maka diperlukan pemeriksaan
kultur feses dengan medium tertentu sesuai dengan mikroorganisme yang
dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin. Indikasi
pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh > 38,5º C,
adanya darah
dan/atau lendir pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan
diare persisten yang belum mendapat antibiotik (Zeinb, 2004).
makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat
agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat
bermain si kecil.
b. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air
minum hingga mendidih
c. Cucilah ta ngan dengan sabun sebelum makan
d. Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban)
e. Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering
dan sampah basah
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA BALITA
3.1 Pengkajian
1. Data inti
a. Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah bayi, dan anak baik laki-
laki maupun perempuan. Data diperoleh melalui. Puskesmas atau
kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah
kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan
dan angka kematian bayi, dan anak . Angka kesakitan dan kematian
tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari
Puskesmas atau Kelurahan.
c. Karakteristik penduduk
2. Sub sistem
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk
terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena
penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan makanan yang
sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan terhadap vektor
penyakit menjadi salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian
sakit diwilayah tersebut.
b. Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1
km, desa tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif
melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c. Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan
lainnya yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
d. Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi
sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan lagu-
lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000
untuk 1x
putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita, sering membawa
balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada di sepanjang
pintu gerbang jalan tol surabaya ‛ malang dekat kampung warga.
1. PENGKAMIAN
Di kelurahan simomulyo posyandu pelangi III
1. DATA INTI
(Berat badan balita yang berada digaris kuning dan digaris merah )
5 orang
2. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe
rumah permanen, pembangunan gorong- gorong di sungai
sehingga air di bendung dan tidak mengalir lancar, selokan di
depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan di depan
rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang di
buang sembarangan
b. Lingkungan terbuka : mayoritas tidak mempunyai halaman
rumah yang luas
c. Kebiasaan: balita yang berumur 36 ‛ 60 bulan sering
mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang biasa di beli
di warung- warung terdekat. Serta sering mengkonsumsi
mie instant
d. Transportasi: ibu mengantarkan bayi dan balita ke posyandu
dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas biasanya
menggunakan sepeda motor
e. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas
f. Tempat belanja: dipasar tradisional dan mini market
g. Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua bayi 10 orang, dan balita 10
orang, diantaranya 2 orang lulusan SD,8 orang SMP dan
selebihnya SMA/ SMK.Terdapat 1 TK, 1 Paud, 1 atap SDN
simomulyo.
9. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik
mobil aneka warna yang diputarkan lagu- lagu anak untuk
berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp.1000 untuk 1x
putaran, serta setiap minggu pagi, ibu yang memilki balita, sering
membawa balitanya jalan-jalan di pasar pagi dadakan yang ada
di sepanjang pintu gerbang jalan tol surabaya ‛ malang
dekat kampung warga.
3. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit Pengetahuan (diare) cenderung beresiko pada agregat
DeficitPengetahuan2 2 2 6
(diare) cenderung
beresikopada agregat
masyarakat di
Kelurahan
Balongwangi,
Tikung, Lamongan
5. INTERVENSI
No.
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
dx
1. Setelah dilakukan observasi selama 3 hari Edukasi Kesehatan
diharapkan Tingkat Pengetahuan meningkat Obserνasi :
dengan criteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat kemampuan menerima
2. Verbalisasi minat dalam belajar informasi
meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang
3. Kemampuan menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu topic menurunkan motivasi perilaku
meningkat hidup bersihb dan sehat