DI SUSUN OLEH :
NPM : 12114201190094
KLS :B
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KEPERWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
tugas ini dapat tersusun sampai dengan selesai. saya berharap semoga tugas ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi saya dalam pembuatan proposal. Bahkan saya berharap lebih
jauh lagi agar tugas ini bisa di terima contoh pembuatan proposal. Bagi saya sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
A. Tinjauan teori
B. Kerangka konsep penelitian
C. Hipotesis penelitian
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di negara-negara berkembang (Raini, 2016). Diare masih menjadi suatu
problematika dan masalah bagi kesehatan masyarakat di negara berkembang terutama di
Indonesia. Angka mortalitas,
Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok
yang paling tinggi menderita diare (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Secara global, ada
hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun (WHO, 2017). Kasus diare
di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 2.544.084. Di Wilayah Jawa Tengah diperkirakan
terdapat 911.901 kasus diare, sedangkan kasus diare yang sudah ditangani sebanyak
95.635 kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Di Daerah Kota Surakarta sendiri pada
tahun 2016 jumlah diare sebanyak 11.183 kasus. Data dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta menunjukkan bahwa angka penyakit diare di Puskesmas Jayengan mengalami
peningkatan, sebanyak 906 kasus di tahun 2015, sedangkan di tahun 2016 terdapat 944
kasus (Dinas Kesehatan Surakarta, 2017).
Diare disebabkan beberapa faktor, antara lain Karena kesehatan lingkungan yang
belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan
perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi terjadinya
diare. Selain itu, diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak sehat atau
makanan yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri
penyebab diare seperti Salmonella, Shigella dan Campylobacter jejuni (Purwaningdyah,
2015).
Penyakit diare sering menyerang pada anak-anak dari pada dewasa dikarenakan
daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Namun masih banyak ibu yang belum cukup
mampu memberikan penanganan yang baik, hal ini dikarenakan pengetahuan tentang
penanganan diare pada anak masih rendah sehingga akan mempengaruhi sikap ibu dalam
penanganan diare pada anaknya. Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap
diare diperlukan suatu pengetahuan karena pengetahuan merupakan salah satu komponen
faktor predisposisi yang penting. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan
terjadinya perubahan sikap, tetapi mempunyai hubungan yang positif, yaitu dengan
peningkatan pengetahuan maka dapat terjadi perubahan sikap (Farida, 2016).
Pada negara berkembang diare berkaitan dengan kurangnya pasokan air bersih,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi dan hygiene (khususnya kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun) serta kondisi kesehatan dan status gizi yang kurang baik
(Raini, 2016). Kebersihan anak maupun kebersihan lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikisnya. Kebersihan anak yang
kurang, akan memudahkan terjadinya penyakit cacingan dan diare pada anak (Tabuwun,
2015).
Tanda dan gejala diare mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Diare yang semakin parah menyebabkan tinja menjadi cair disertai lendir atau darah.
Warna tinja makin lama berubah mejadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus
dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat semakin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare (Ariani, 2016). Penyakit diare juga dapat menyebabkan
kematian jika dehidrasi tidak diatasi dengan tepat. Dehidrasi dapat terja di karena usus
bekerja tidak optimal sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya
keluar bersama feses sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi
(Kurniawati, 2016).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di rumuskan masalah penelitian
yaitu : Bagaimana gambaran perilaku ibu terhadap penanganan Diare pada anak usia
Toddler.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Penanganan Diare pada Anak Usia
Toddler.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
a. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada
anak usia toddler dalam mecegah terjadinya dehidrasi.
b. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak
usia toddler dalam mempercepat kesembuhan.
c. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia
toddler dalam memberi makanan.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis : Manfaat dari penelitian di atas kami sebagai mahasiswa
mengharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi masyarakat, terkait
dengan ‘perilaku ibu dalam penanganan diare terutama untuk pernanganan diare
pada anak usia toddler.
2. Manfaat praktis : Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan dalam menambah
wawasan tentang gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia
toddler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi diare
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi, makanan, dan faktor psikologis
(Djitowiyono dan Kristiyanasari, 2011). Infeksi merupakan penyebab utama diare
akut akibat bakteri, virus, dan parasit (Ridha, 2014). Menurut Dwienda(2014),
faktor-faktor penyebab diare adalah sebagai berikut.
C. Kerangka penelitian
Berikut ini kerangka konsep penelitian :
Perilaku ibu
Anak usia
toddler
Penanganan
diare
Gambar. 1
D. HIPOTESIS
1. Ho: Tidak ada perilaku ibu dalam penanganan diare pada anak usia toddler.
2. Ha: Ada perilaku ibu dalam penanganan diare pada anak usia toddler.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah observasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita. Rancangan penelitian
menggunakan cross sectional (belah lintang) karena data penelitian (variabel independen
dan variabel dependen) dilakukan pengukuran pada waktu yang sama/sesaat. Berdasarkan
pengolahan data yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (Independent) yaitu riwayat pemberian ASI esklusif, pengetahuan
ibu dan sikap ibu.
2. Variabel terikat (dependent) yaitu kejadian diare.
E. Defenisi Operasional
1. Kejadian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan
lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (IDAI,
2014)
Kriteria objektif :
a. Diare
b. Tidak diare
2. Riwayat pemberian ASI esklusif
Riwayat pemberian ASI esklusif adalah pemberian ASI saja tanpa diberi makanan
lain sampai bayi berumur 6 bulan (Roesli, 2012). Kriteria objektif :
a. ASI esklusif
b. Tidak ASI esklusif
3. Pengetahuan ibu
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden sehubungan
dengan diare. (Notoatmodjo, 2010)
Kriteria objektif :
a. Kategori baik, jika persentase jawaban benar 76% -100%
b. Kategori cukup, jika persentase jawaban benar 56% -75%
c. Kategori kurang, jika persentase jawaban benar < 55%
4. Sikapibu
Sikap ibu adalah bentuk ibu balita menerima dan merespon dengan menyatakan
nantinya bagaimana menghadapi diare pada anak balitanya, baik respon positif
maupun respon negative (Azwar, 2010).
Kriteria Obyektif :
a. Positif : Skor > 50%
b. Negatif : Skor < 50%
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan
kuesioner tertutup atau closedended dengan variasi dichotomous choice yang terdiri dari
masing-masing 20 pertanyaan sehubungan dengan pengetahuan ibu dan sikap ibu tentang
diare. Kuisioner pengetahuan
menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria pernyataan positif dan
negatif. Dimana pertanyaan positif pada kuesioner (1, 3, 4, 5, 6,8, 9, 10, 12, 15, 16, 17,18,
19 dan 20) mendapat skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah.
Sedangkan pernyataaan negatif pada kuesioner (2,7,11,13 dan 14) mendapat skor 0 jika
menjawab benar dan skor 1 jika menjawab salah. Kuisioner sikap menggunakan 4
alternatif pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR) dan tidak setuju
(TS), kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana skor pertanyaan positif pada
kuseioner (1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 11, 13, 16,17,18,19 dan 20) untuk SS (4), S (3), RR (2) dan
TS (1). Sedangkan skor pernyataaan negatif pada kuesioner (5,8,9,12,14 dan 15) untuk
SS (1), S (2), RR (3) dan TS (4). Adapun pengisian kuesioner dengan memberikan tanda
centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
Pengolahan data penelitian ini adalah data yang telah peneliti dapatkan dari kuesioner,
langsung dengan responden, data tentang riwayat pemberian ASI, pengetahuan ibu, dan
penanganan diare yang didapatkan lalu di olah secara manual setelah itu data di masukkan dan di
olah didalam spss.
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau alat ukur
penelitian yang kita gunakan.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi data dalam bentuk
angka/bilangan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan coding adalah konsistensi
dalam menentukan kategori, misalnya angka terendah untuk hal yang kurang baik, angka lebih
tinggi untuk hal yang baik.
3. Entry
Pada tahap ini semua data yang telah di edit/sunting dan dicoding atau semua data yang sudah
lengkap dimasukan kedalam aplikasi komputer.
4. Processing
Langkah berikutnya adalah memproses data tersebut agar data yang sudah di entrydianalisis,
agar dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian, dan membuktikan apakah
hipotesis yang sudah dirumuskan terbukti benar atau ditolak dari hasil analisis tersebut.
5. Cleaning
pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah sudah betul atau ada kesalahan pada saat
memasukan data/entry data.
I. Analisa Data
1. Univariat
Univariat digunakan untuk menjelaskan frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti
baik variabel independen (riwayat pemberian Asi, pengetahuan ibu,dan penanganan maupun
variabel dependen (kejadian diare) di posyandy passo.
2. Bivariat
Dalam penelitian ini bivariat digunakan untuk menghubungan riwayat pemberian Asi,
pengetahuan ibu, dan penanganan ibu dengan kejadian diare di posyandu passo.
DAFTAR PUSTAKA
Adyanastri, Festy. 2012. Etiologi Dan Gambaran Klinis Diare Akut Di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses tanggal 7
Januari 2017 dari http://eprints.undip.ac.id/37538/1/Festy_G2A008082_Lap_kti.pdf