Anda di halaman 1dari 27

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU


DALAM PENANGANAN DINI BALITA DENGAN DIARE DI
PUSKESMAS SAKO PALEMBANG 2013

OLEH :
Zuhro Kurniawati 14.13201.10.02
Rindi Antika 14.13201.10.07
Anggun Pertamasari 14.13201.10.13
Sindi Lestary 14.13201.10.34
Kharisyatul Hikmah 14.13201.10.46
Ari Wibowo 14.13201.10.
Refan Anugerah 14.13201.10.23

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIK BINA


HUSADA PALEMBANG 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang
utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di
berbagai Negara termasuk Indonesia. Penyebab utama
kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan
cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian
lainnya adalah disentri, kurang gizi, dan infeksi. Golongan
usia yang paling menderita akibat diare adalah anak-anak
karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Penyakit
diare hingga kini masih merupakan penyebab utama angka
kesakitan dan angka kematian pada balita
(Widoyono:2011).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan


masalah pada penelitian ini adalah bagaimana
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu
Dalam Penanganan dini Balita dengan Diare Di
Puskesmas Sako Palembang tahun 2013.
1.3 Pertanyaan Penelitian

Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap


dan Tindakan Ibu Dalam Penanganan dini Balita
dengan Diare Di Puskesmas Sako Palembang
tahun 2013.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Ibu Dalam Penanganan dini Balita dengan
Diare Di Puskesmas Sako Palembang tahun 2013.
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu
terhadap penanganan dini diare.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi Sikap ibu
terhadap penanganan dini diare.
3. Diketahuinya distribusi frekuensi Tindakan ibu
terhadap penanganan dini diare
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Diare

2.1.1 Definisi Diare

Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari biasanya. Neaonatus
dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila
frekuensinya lebih dari 4 kali. (FKUI/RSCM 2001 : 283)

Diare adalah keadaaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensu feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender
saja. (Ngastiyah.,2005)
2.1.2 Jenis Diare

1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari


(umumnya kurang dari 7 hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.

2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat


disentri adalah anoreksia, penurunan baerat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.

3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari


secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan
berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain.


2.1.3 Faktor Penyebab Diare

Menurut Ngastiyah (2005:225) faktor penyebab diare adalah sebagai


berikut:

1) Faktor Infeksi

a. Infeksi lateral yaitu infeksi saluran pencernaan yang


merupakan penyebab utama diare pada anak.

b. Infeksi Parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar


alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA),
Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya (keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur di bawah 2 tahun.
2) Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,


maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting dan
tersering ialah intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3) Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4) Faktor psikologis : rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat


menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar
2.1.4 Tanda dan Gejala
1. Gejala Umum
a. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare
b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
c. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala
diare
d. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit
menurun, apatis, bahkan gelisah.
2. Gejala spesifik
a. Vibrio Cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian
beras dan berbau amis
b. Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah.
2.1.5 Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih
tepat lagi dengan pemeriksaaan gasa darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatanin untuk mengetahui
faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium,
kalsium dan fosfor dala serum (terutama pada penderita diare
yang disertai kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad
renik atau parasit secara kualitatif atau kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
2.1.6 Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hivopolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni
otot,lemah,bradikardia, perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglekimia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa
usus dan defesiensi enzim lactase
6. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Mal nutrisi energy protein, (akibat muntah dan diare,
jika lama atau kronik)
2.1.7 Penanganan Diare

A. Rencana Terapi A, Untuk Terapi diare tanpa dehidrasi

B. Rencana Terapi B, untul terapi diare dehidrasi ringan/sedang

C. Rencana terapi C, untuk terapi dehidrasi berat di sarana


kesehatan
2.1.8 Pencegahan

Penyakit diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan,


antara lain :
1. Menggunakan air bersih, tanda-tanda air bersih adalah 3
tidak, yaitu, tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa.
2. Memasak air sampai mendidih sebelum di minum untuk
mematikan sebagian besar kuman penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan,
sesudah makan dan sesudah buang air besar (BAB)
4. Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun
5. Menggunakan jamban yang sehat.
6. Membuang tinja bayi dan anak dengan benar.
2.1.9 Penatalaksanaan diare

2.1.9.1 Penalataksanaan Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan,


jumlah pemberiannya.

2. Pengobatan dietetik

3. Obat-obatan
2.1.9.2 Penalataksanaan Keperawatan

Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko


terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi,
resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman,
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses
penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu


dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi
penularan pada klien lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang diamati dan diukur
melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatamodjo,
2010).
Secara konseptual penelitian ini didasari teori perilaku yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo, (2010). Berdasarkan
tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka disusun
kerangka konsep sebagai berikut
3.2 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian


kuantitatif, bersifat deskriptif dengan pendekatan
Potong silang yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat dengan cara
pendekatan, observasi dan atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
2010). Populasi pada penelitian ini adalah Ibu yang
membawa anak Balitanya yang terkena diare ke
Puskesmas Sako Palembang dan ibu yang balitanya
pernah mengalami diare.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diamlbil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian ini diambil secara
accidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
dengan mengambil sampel yang tersedia selama waktu penelitian
sampai mencapai sejumlah 30 sampel.

Kriteria Inklusi :

1. Ibu yang mempunyai balita diare

2. Ibu yang balitanya pernah mengalami diare

3. Bersedia menjadi responden


3.4 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Sako


Palembang

2. Waktu penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada


bulan Januari 2013 Februari 2013
3.5 Tehnik Pengumpulan data

3.5.1 Data Primer


Data yang dikumpulkan dari hasil kuisioner, wawancara, dan
observasi, dilakukan pada Ibu Balita yang memiliki Balita yang
mengalami diare di Puskesmas Sako Palembang
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil :
Dokumentasi Puskesmas Puskesmas Sako Palembang tentang
jumlah Balita yang menderita diare.
Profil dinas kesehatan tentang diare kota Palembang.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian


ini adalah menggunakan kuisioner dimana
untuk variabel pengetahuan terdapat
pertanyaan positif dan pertanyaan
negatif yang akan diberi nilai 1 jika jawaban
benar dan nilai 0 jika jawaban salah
3.7 Tehnik Pengolahan Data

Dalam penelitian pengolahan data yang digunakan adalah dengan primer.


Langkah-langkah dalam pengolahan data :
1. Editing (pemeriksaan data)
Merupakan pengecekan atau pengkoreksian data yang teah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang
terkumpul itu logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatat di
lapangan dan bersifat koreksi.
2. Coding (pengkodean)
Merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka / huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau
identitas pada suatu informasi atau data yang akan dibahas
3. Tabulasi (tabulasi data)
Merupakan membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah di
beri kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
4. Entry data (pemasukan data)
Pada tahap entry data, data dimasukkan kedalam sistem
komputeruntuk diolah.
5. Cleaning data (pembersihan data)
Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali sesuai dengan
kriteris data. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan data dari
kesalahan.
3.8 Analisi Data

Yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada


umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi penyakit yang ada
didaerah tertentu, distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi
umur dan responden, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Penelitian ini adalah penelitian secara analisa data yang bersifat


univariat, yaitu : pengetahuan, sikap, tindakan Ibu Balita terahadap
perawatan diare pada Balita.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai