Anda di halaman 1dari 9

Apa Itu 12 Indikator Keluarga Sehat?

6 Februari 2018 - 10:44 AMoleh Swara1


12 Indikator Keluarga Sehat. Dok: Kemenkes
Kesehatan bukan hanya sekadar yang tampak di hilir, bukan hanya sekedar mengobati orang sakit di puskesmas, rumat sakit, atau
fasilitas kesehatan lainnya. Tapi, sesungguhnya inti kesehatan itu ada di hulu, yaitu dengan membentuk masyarakat yang mengerti
tentang kesehatan, dan mau menjadi manusia yang sehat dan menjaga kesehatan.

Dalam suatu kesempatan, Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa di tahun 2020
mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Itu berarti jumlah penduduk usia produktif akan sangat banyak.

Menurutnya, dalam menghadapi bonus demografi tersebut, maka yang perlu diantisipasi adalah menjaga agar proyeksi jumlah
generasi usia produktif yang mencapai 164 juta jiwa benar-benar manusia yang sehat dan produktif.

“Dalam hal ini, Kemenkes RI tidak hanya mengupayakan penguatan layanan kesehatan primer, namun juga menguatkan program
keluarga sehat. Ada 12 indikator keluarga yang harus dicermati dan dipahami,” terang Menkes. Kedua belas indikator keluarga sehat
terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:

Indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak (5 indikator):

1) Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB)


2) Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar
3) Balita mendapatkan imunisasi lengkap
4) Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan
5) Pemantauan pertumbuhan balita

Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular (2 indikator):

6) Penderita hipertensi berobat teratur


7) Penderita TB paru berobat sesuai standar

Indikator dalam perilaku sehat (2 indikator):


8) Tidak adanya anggota keluarga yang merokok
9) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN

Indikator terkait lingkungan sehat (2 indikator):


10) Mempunyai sarana air bersih
11) Menggunakan jamban keluarga

Indikator kesehatan jiwa (1 indikator):


12) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan.

Menkes mengharapkan, masyarakat mampu secara mandiri untuk menjaga kesehatannya agar merdeka dari ancaman sakit dan
penyakit. Masyarakat diharapkan agar lebih mengerti tentang kesehatan supaya tidak jatuh sakit.

“Kami mengharapkan orientasi masyarakat bukan lagi berobat saat sakit tetapi lebih baik bila dijaga kesehatannya,” tandas Menkes.
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA ( MMD )
BIDANG KESEHATAN
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKANHERAN
KECAMATAN RENGAT BARAT
TAHUN 2019
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik maka puskesmas harus
menyusun rencana kegiatan yang tertuang dalam rencana tahunan dan rencana lima tahunan. Perencanaan ini harus disusun dengan
mempertimbangkan hasil analisa dari sisi pandang masyarakat yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri (SMD).

Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat
untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang – peluang yang dapat
dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta
aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya. Kegiatan Survei Mawas Diri di wilayah kerja Puskesmas Sewon I
telah dilaksanakan pada bulan Januari 2017 dengan mengambil sampel dari masing-masing posyandu yang ada di Desa Timbulharjo dan Desa
Pendowoharjo dengan jumlah total responden sebanyak 258 responden.

Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang sudah dilakukan bersama masyarakat ini selanjutnya dibahas bersama dengan perwakilan warga desa dan
masyarakat untuk selanjutnya dilakukan kegiatan perumusan dan penentuan prioritas masalah dalam sebuah forum Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD). Ini merupakan sebuah forum pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD. Kegiatan MMD sangat penting untuk dilaksanakan dalam
rangka menyusun perencanaan kegiatan puskesmas agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah kerja.

Pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 Puskesmas Sewon I melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bertempat di RM Parangtritis
Sewon Bantul dengan jumlah peserta 100 orang yang terdiri dari kader, kepala dusun, kepala Desa, Unsur kecamatan dan lintas sektor terkait
serta Kader Germas. Seluruh peserta MMD sangat antusias dalam diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah serta menetapkan prioritas
masalah. Selanjutnya perwakilan warga desa, kader dan tokoh masyarakat ini secara bersama-sama menggali dan memecahkan masalah
kesehatan yang ada di wilayahnya sehingga muncul berbagai usulan rencana kegiatan untuk tahun 2018.
Bapak Kwintarto, SIP selaku Camat Sewon juga hadir dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bersama dengan Kapolsek Sewon
dan juga Bapak Danramil. Dukungan dari lintas sektor sangat positif dalam rangka penyusunan perencanaan Puskesmas Sewon 1 yang sesuai
dengan hasil analisa kebutuhan masyarakat. Di akhir acara, Bapak Camat menyampaikan bahwa pendanaan untuk berbagai macam usulan
kegiatan program kesehatan ini diharapkan juga bisa bersinergi dengan perencanaan anggaran baik di Desa Pendowoharjo dan Desa
Timbulharjo sehingga masalah kesehatan tidak hanya menjadi tanggungjawab puskesmas. Desa juga bisa turut berperan terutama untuk
mensuport program kesehatan yang urgent dan dibutuhkan masyarakat melalui alokasi Anggaran Dana Desa (ADD).

Secara umum kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) tahun 2017 di Puskesmas Sewon 1 telah berjalan dengan lancar dan berbagai
macam usulan rencana kegiatan yang berasal dari hasil analisis kebutuhan masyarakat ini akan ditindaklanjuti dan disampaikan pada
pertemuan lokakarya mini lintas sektor di Bulan April 2017.

Anda mungkin juga menyukai