DISUSUN OLEH:
HUPAZMI FAJRI
PUSKESMAS KELAPA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan diare
pada anak”.
Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan
baik dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat bimbingan dan arahan serta bantuan
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Saya menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan pada khususnya
dalam meningkatkan perawatan pada pasien.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………
A. Pengertian…………………………………………………….
B. Etiologi……………………………………………………….
C. Patofisiologi………………………………………………….
D. Manifestasi klinis ………………………………………........
E. Komplikasi …………………………………………………..
F. Pemeriksaan diagnostik………………………………………
G. Penatalaksanaan medis ……………………………………...
H. Tumbuh kembang anak infant………………………………...
I. Konsep hospitalis pada anak infant ………………………….
J. Asuhan keperawatan…………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja encer dan cair
(Suriadi dan Rita, 2001).
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dan dapat
terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut: Dehidrasi (ringan, sedang, berat,
hipotonik, isotonic, atau hipertonik).Renjatan hipovelemik, hipokalimia, (dengan
gejala hipotonik otot, lemah, brikardi, meteorismus).Hipoglikemia, itoleransi skunder
akibat kerusakanvili mukosausus dan defesiensi enzim lactose.Kejang terjadi pada
dehidrasi hipertonik.Malnutrisi energiprotein (akibat muntah dan diare jika lama atau
kronik).
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah lima
tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu balita meninggal
karena diare (Inisiatif Kemitraan Pemerintah-Swasta Untuk Cuci Tangan Pakai
Sabun; Available from : www.ampl.or.id). Diare seringkali dianggap sebagai penyakit
sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut
catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di
Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian
kedua terbesar pada balita (Jangan Anggap Remeh Diare; Available from :
www.medicastore.com). Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun
atau sekitar 460 balita setiap harinya.Penyakit Diare di negara maju walaupun sudah
terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap
tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita
diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek
umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh
karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan bakteri
Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus,
Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Diare
infeksi di negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di
negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. (Diare
Akut Disebabkan Bakteri; Available from : www.library.usu.ac.id).Diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi
semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali
per tahun. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare
menempati urutan ke ketiga penyebab kematian bayi (Elemen Seng Mampu Atasi
Penyakit Diare; Available from : www.mediaindonesiaonline.com).Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3
atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita. (Depkes R I, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D, Jkt, 2002).Secara
klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena
Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi
yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan
infeksi dan keracunan. (Depkes RI, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D , Jkt ,
2002). Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak
setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorium dan keracunan makanan.
Resiko diare pada anak apabila tidak di tangani Risiko terbesar diare adalah
dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat hilang lima liter air setiap hari. Bersama dengan
air ini, kita juga menghilangkan zat mineral (‘elektrolit’) yang penting untuk fungsi
tubuh normal. Elektrolit utama adalah natrium dan kalium.Dehidrasi berat dapat
menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan dapat mematikan. Dehidrasi adalah
lebih berat untuk balita dan anak dibandingkan orang dewasa. Siapa pun yang diare
harus minum banyak cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih
baik daripada air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum
cairan elektrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.Diare yang berlanjut
dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang kurang. Ini dapat
mengakibatkan wasting
Bayi dan anak merupakan kelompok umur yang sering mengelami diare,
masalah ini biasanya di timbulkan bukan hanya kerena infeksi tetapi dapat pula di
sebabkan karena kebersihan makanandi intoleransiterhadap karbohidrat, lemak dan
protein, jika tidak di tangani akan menyebabkan kekurangan keseimbangan volume
cairan dan elektrolit (dehidrasi, syok hipovolemik ),atau berakibat patal atau
kematian. Maka peran perawat sangatpenting untuk menerapaknan metode sebagai
berikut, Promotif melalui penyuluhan tentang pencegahan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan diare.Preventif untuk meningkatkan kemandirian klien akan pentingnya
kebersihan diri, keluarga dan lingkungan yang dapat menyebabkan diare.Kuratif
pemberian cairan yang adekuat dan penatalaksanaan.Rehabilitative yaitu dengan cara
memulihkan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal seperti memberikan
makanan yang bersih, berikan makanan lunak, bubur dan basi tim.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas seminar mata ajar keperwatan anak
2. Tujuan Khusus :
Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tentang :
D. Sistematika penulisan
Makalah ini tersusun dari III BAB, yang tersusun menjadi :
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan metode penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja encer dan cair
(Suriadi dan Rita, 2001).
Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang di
tandai dengan defikasi encer lebih dari tiga kali sehari atau tampa darah dalam tinja
yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh kali pada anak dan
bayi yang sebelumnya sehat (Dr. Henra T. Laksamana, 2000).
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan di
tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit
(Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa diare
adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan usus halus
ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari enpat kali dalam komsistensi
cair, yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.
B. ETIOLOGI
1. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare, meliputi, Infeksi virus, Ecoli cholera, singela, Infeksi
pasif: entovirus, adeno virus, infeksi parasit, cacing, (ascorosis, oxyuris)
protozoa dan jamur.
2. Faktor parenteral adalah infeksi di luar perencanaan makanan seperti, OMA,
paringitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah dua tahun.
3. Factor malabsorbsi adalah disakarida intoleransi laktosa, mokosa, sukrosa)
monosakarida (intoleransi, glukosa dan galaktosa).
4. Factor makanan adalah makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
C. PATOFISIOLOGI
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Cairan, sodium, potassium,dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke
dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
diare yang terjadi merupakan proses Dari: transport aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektolit. mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurun kearea
permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorsi cairan dan elektrolit.peradangan
akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorsi cairan dan elektolit dan
bahan makanan. ini terjadi pada sindrom malabsorsi. meningkatnya motilitas
intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorsi intestinal
Masukan makanan atau minuman yang
terkontaminasi
Diare
E. KOMPLIKASI
Akibatdiare,kehilangan air dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
beragai komplikasi sebagai berikut:Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotenik,
isotonik, atau bhiper tonik). Renjatan hipovolemik,
hipokalimia, (dengan gejala hipotonik otot, lemah, brakardi, meteorismus).
Hipoglikemia, itoleransi sekunderakibat kerusakanvilimukosa usus dan
defisiensi enzim lactose.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaantinjameliputinakrokopis: Kerena feces biasanya di mulai dengan warna
coklat muda sampai kuning bercampur lendir, darah atau yang mana konsestennya
cair atau encer.
2. Mikroskopis: jumlah sel efitel leokosit dan eritrtosit meningkat.
3. Tes resisten terhadap antibiotik.
4. Kultur tinja.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian carian
Pemberian cairan pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasi
dan keadaan umum. Terdiri dari: cairan peroral, pada klien dehidrasi ringan dan
dehidrasisedang cairandiberikan cairan peroralberupa cairan yang berisikan NaCl,
NaHCO3, KCL, dan glukosa, untuk gastroenteritis akut dan kolera pada anak di atas
9 bulan dengan dehidrasi ringan/ sedang kadar Na 50-60 mEq/1. Formula terdiri dari
dua yaitu permula lengkap oralit, dengan formula tidk lengkapdadalah garam dan
gula. (NaCL dan sukrosa) atau air tajin di beri garam dan gula.
Cairan parentral, sebenarnya ada berapa jenis cairan(riger laktat) yang di
perlukan seauai dengan kebutuhan tubuh klien seberapa banyak yang di berikan
tergantung dari berat atau ringannya dehidrasi, yang di perhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badan.
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah umur satu tahun dengan berat badan kurang dari 7 Kg,
jenis makanan; susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM), makanan setengah padat(bubur),makanan
padat(nasi tim).
3. Obat-obatan
Perinsip pengobatan diare adalah pengantian cairan yang hilang melalui tinja
atau dengan muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbonhidrat lain (gula, air, tajin, tepung beras, dsb).
Obat anti sekresi: klorpamazin (dosis 0,5 mg/kgBB/hari),opium,loperami,
antibiotic; pada umumnya anti biotik tidak di perlukan untuk mengatasi gastroenteritis
akut, kecuali jika penyebabnya jelas, seperti kilera diberi tetrasklin 25-30
mg/KgBB/hari, campiobacter diberikan eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari.
kesejajara ketinggian
n yang telinga
sama
dengan
posisi
tubuh
yang lain
ketika di
tahan
dalam
suspense
ventral
4. bila
telungkup,
dapat
mengangk
at kepala
hampir 45
derajat
dari meja
5. bila di
gendong
dalam
posisi
duduk,
kepala
ditahan ke
atas tetapi
menunduk
kedepan
6. menunjuk
an posisi
reflek
leher tonik
asimetris
secara
intermiten
III 1. Reflek 1. Secara aktif 1. Mengikuti 1. Menjerit 1. Menunjukan
primitif memegang objek keras untuk minat yang
menghilang maianan tetapi keperifer menunjuka dapat di
tidak akan ( 180 n pertimbangkan
menggapai derajat) kesenangan terhadap
mainan itu 2. Melokaliasik 2. Mendeku, sekitarnya
2. Reflek an bunyi mengguma 2. Berhenti
mengenggam dengan n,tertawa menangis bila
tidak ada memalingka 3. Bersuara orangtua
3. Tangan tetap n kepala ke bila memasuki
tertutup rapat samping dan tersenyum ruangan
4. Menggengga melihat 4. “bicara” 3. Dapat
m tangan kearah yang banyak hal mengenali
sendiri; sama bila di ajak wajah dan
menarik 3. Mulai bicara objek yang
selimut atau mempunyai 5. Menangis dikenal,
pakain kemampuan berkurang seperti botol
untuk selama minuman
mengkoordin periode 4. Menunjukan
asi bangun kewaspadaan
rangsanan terhadap
dari berbagai situasi asing
organ indera
IV 1. Mulai 1. Hampir 1. Melihat dan 1. Mampu 1. Membuat 1. Ada dalam
merangkak. tidak memain kan mengakomo bunyi- tahap III,
2. Reflek mengala tangan; dasikan pada bunyi reaksi sirkular
moro , tonik mi head menarik objek dekat konsonan sekunder
leher, dan lag ketika pakain dan 2. Penglihatan n, k, g, p, h 2. Menuntut
rootin telah menarikn selimut ke atas binokular 2. Tertawa perhatian
menghilang ya ke wajah untuk cukup baik keras dengan rewel;
posisi bermain. terbentuk 3. Suara menjadi bosan
duduk. 2. Mencoba 3. Dapat berubah bila di tinggal
2. Keseimba meraih objek memfokuska sesuai alam sendirian
ngan denga n n pada biok perasaan 3. Menikmati
kepala tangan tetapi yang berada interaksi sosial
pada melampau. pada jarak dengan orangf
posisi 3. Menggengga 1,25 cm asing
duduk m objek 4. Dimulainya 4. Mengantisipas
baik. dengan kedua koordinasi i pemnerian
3. Punggung mata dan makanan bila
sedikit tangan. tangan melihat botol
melengku 4. Bermain atau ibu bila
ng, dengan menyusui
lengkung mainan yang dengan asi
hanya di tempat kan 5. Menunjukan
dalam di tangan, kesenangan
area mencarinapi dengan
lumbal. tidak dapat seluruh tubuh,
4. Mampu mengambilnya menjerit,
duduk bila dijatuhka. bernapas
tegak bila 5. Dapat dengen keras
di sangga. memasukan 6. Menunjukan
5. Mampu objek kedalam minat dalam
mengang mulut rangsangan
kat kuat
kapala 7. Mulai
dan dada menunjukakn
dari memori
permukaa
sampai
sudut 90
derajat.
6. Mengamb
il posisi
simetris
utama.
7. Berguling
dari
telungkup
kesisi lain
V 1. Memulai 1. Tidak ada 1. Mampu 1. Secara visual 1. Menjerit 1. Tersenyum pd
tanda-tanda tanda head menggenggam mengikuti 2. Membuat bayangan
pertumbuhan lag ketika objek secara objek yang bunyi dicermin.
gigi menarik volunte. dijatuhkan. gugaman 2. Memegang
2. Berat badan kepala 2. Menggunakan 2. Mampu vokal yang botol atau
lahir untuk genggaman melanjutkan diselingi dg payudara dg
menjadi 2x posisi telapak, inspeksi bunyi
lipat duduk. pendekatan visual konsonan kedua tangan
2. Bila duduk, bidextrous. terhadap ( , ah-goo). 3. Lebih antusias
mampu 3. Memainkan suatu ojek. bermain, tetapi
menahan jari-jari kaki. 3. Dapat mungkin
kepala 4. Mengambil melokalisasi mengalami
tegak dan objek secara bunyi yang perubahan
mantap. langsung ke dibuat perasaan alam
3. Mampu mulut. dibawah perasaan yang
duduk 5. Memegang telinga. cepat
untuk ssatu kotak 4. Mampu
periode sementara membedakan
yang lebih memperhatika orangt asing
lama bila n kotak yang dari keluarga
punggung lain. 5. Memvokalisas
disokong ikan
dg baik. ketidaksenaga
4. Punggung n bila objek
tegak. diambil
5. Bila 6. Menemukan
telungkup, bagian-bagian
menunjuka tubuh
n posisi
simetris dg
lengan
ekstensi.
6. Dapat
membalik
dari posisi
telungkup
ke telentan
g.
7. Bila
telentang,
menempatk
an kaki ke
mulut.
VI 1. Laju 1. Bila 1. Mengamankan 1. Menyesuaika 1. Mulai 1. Mengenali
pertumbuhan telungkup, objek yang n postur mengikuti orangtua ;
mulai dapat jatuh untuk bunyi- mulai takut pd
menurun mengangka 2. Menjatuhkan melihat bunyian orang asing
2. Penambahan t dada dan satu kotak bila objek 2. Mengoceh 2. Memegang
BB 90-150 abdomen yang lainya 2. Lebih menyerupa tangan untuk
gr setiap bagian atas diberikan memyesuaik i ungkapan memgambil
minggu dari meja, 3. Menggengam an visual dg satu suku 3. Mempunyai
selama 6 membeban dan kompleks kata- kesukaan dan
bulan BB pd memanipulasi 3. Dapat ma,mu,da,d ketidaksukaan
berikutnya tangan objek kecil melokalisasi i,hi. pasti
3. Penambahan 2. Bila akan 4. Memegang bunyi yg 3. Memvokali 4. Muulai meniru
tinggi badan menarik botol dibuat diatas sasi ( batuk,
1,25 cm untuk 5. Menggengam telinga tehadap menjulurkan
setiap 6 posisi kaki dan 4. Akan mainan, lidah)
bulan duduk, menarik ke memalingka bayangan 5. Senang
berikutnya mengangka mulut n kepala pd cermin mendegar
4. Gigi geligi t kepala sisi, 4. Menikmati langkah kaki
mulai dg 3. Duduk kemudian mendengar 6. Tertawa bila
pertumbuhan pada kursi melihat kan suara kepala
2 gigi insisi tinggi dg kebawah sendiri disembunyika
sentral punggung ( penguatan n dg handuk
bawah tegak diri) 7. Mencaei
5. Mengunyah 4. Berguling sejenak objek
dan dari yang
menggigit telungkup dijatuhkan
mulai terjadi ke ( muulai
telentang menetapkan
5. Bila objek)
digendong 8. Sering
dalam berubah alam
posisi perasaan-dari
berdiri, menagis
membebaa menjadi
n hampir tertawa dg
semua sedikit atau
berat badan tanpa
6. Memegang provokasi
tangan
tidak ada
lagi
VII 1. Pertumbuha 1. Bila 1. Memindahkan 1. Dapat 1. Menghasil 1. Meningkatkan
n gigi tengah telentang, objek dari satu memfiksasi kan bunyi rasa takut pd
atas secara tangan ke objek yg vokal dan org asing ;
spontan tangan yg lain sangat kecil menggabu menunjukan
mengangka 2. Mempunyai 2. Berespon ngkan suku tanda
t kepala pendekatan terhadap kata- kekuatiran bila
dari meja unidextrous nama sendiri baba,dada, orangtua
2. Duduk, dan 3. Melokisasi kaka menghilang
menyender menggenggam bunyi dg 2. Melokalisa 2. Meniru
kedepan dg 3. Memgang memalingka si 4 bunyi tindakan dan
kedua kedua kotak n kepala dg vokal bunyi
tangan lebih dari lingkungan berbeda sederhana
3. Bila sebentar 4. Mulai 3. “Bicara” 3. Mencoba
telungkup, 4. Membanting menyadari bila orang untuk mencari
membeban kotak ke meja kedalaman lain perhatin dg
kan BB dg 5. Meggaruk pd dan ruang berbicara batuk atau
satu tngan aonjek kecil 5. Mempunyai mendengkur
4. Duduk kesukaan 4. Bermain
tegak rasa cilukba
sebentar 5. Menunjukan
5. Membeban ketidksukaan
kan seluruh makanan dg
BB pd kaki memepertahan
6. Bila kanya bibir
digendong tetap tertutup
dalam 6. Menunjukan
posisi keagresifan
bediri, oral dalam
meloncat menggigit dan
secara aktif mengunyah
7. Menunjukan
harapan dalam
respons
terhadap
pengulangan
rangsang.
VIII 1. Mulai 1. Duduk dg 1. Mulai ----------- 1. Membuat 1. Meningkatkan
menujukan mantap menggenggam bunyi ansietas
pola yang tanpa dg konsonan terhadap
teratur dalam songkonga menggunaka n t,d dan w kehilangan
eliminasi n jari telunjuk, 2. Mendengar oarngtua,
kandung 2. Membeban jari keempat secara terutam ibu,
kemih dan BB pd kaki dan kelima selektif dan rasa takut
defekasi dg segera terhadap kata-kata terhadap org
2. Refleks bila bagian tungkai yg asing
parasut disokong; bawah dikenalnya 2. Berespon
muncul dapat 2. Melepaskan 3. Mengungk terhadap kat a
berdiri dg objek sesuai apkan tidak
berpeganga keinginan tanda 3. Tidak
n pd 3. Membunyikan penekanan menyukai
perabot bel dg tujuan dan emosi pakaian,
3. Menyesuai 4. Memegang 2 4. Mengabun penggantian
kan postur kotak dan gkan suku popok
untuk menginginkan kata,
meraih kotak ketiga seperti
objek 5. Mengamaknka dada,
n objek dg tetapi tidak
menarik menunjuka
6. Meraih secara n artinya
mantap
mainan yg
berada diluuar
jangkauan
VIIII 1. Pertumbuha 1. Creeps on 1. Menggunakan 1. Melokalisasi 1. Berespon 1. Orangtua
n gigi insior hand and ibu jari dan bunyi dg terhadap ( biasanya ibu)
lateral atas knees jari telunjuk memalingka perintah makin penting
mulai terjadi 2. Duduk dg dalam n kepala verbal untuk
merangkak mantap menggenggam secara sederhana pencarinya
pd tangan dilantai kasar diagonal dan 2. Memahami 2. Menunjukan
dan lutut untuk 2. Menyukai secara peningkatan
waktu lama menggunakan langsung “no-no” minat dalam
(10 menit) tangan yg terhadap menyenangka
3. Mengatasi dominan bunyi n orangtua
keseimban mulai terlihat 2. Persepsi 3. Mulai
gan dg 3. Menggengga dalam menunjukan
bersandar m kotak ketiga meningkat rasa takut
kedepan 4. Membandigka pergi tidur dan
tetapi tidak n 2 kotak menjadi
dpt membawanya sendiri
melakukan 4. Menempatkan
ya bila tangan
bersandar didepan wajah
kesamping untuk
4. Menarik menhindari
badan ke dicuci
posisi wajahnya
berdiri dan
berdiri dg
berpegan
gan pd
perabot
X 1. Refleks 1. Mengubah 1. Pelepasan ------------- 1. Mengata 1. Menghambat
labrying- dari sederhana kan‘’dada’ prilaku untuk
righting telungkup mulai ‘’mama’’ perintah
paling kuat – menjadi terhadap suatu dg makna verbal dari
bila bayi pd duduk objek 2. Memahami “tidak : atau
posisi 2. Berdiri 2. Menggengga “daag- nama sendiri
telungkup sementara m objek dg daag” 2. Meniru
atau memegang tangan 3. Dapat ekspresi
telentang, perabot, mengataka wajah;
mampu duduk dg n satu kata melambaikan
mengangkat menjatuh (mis,,,hai,d untuk daag-
kepala kan diri aag,tidak) daag
3. Melakukan 3. Menunjukan
dg keseim mainan
bangan dg kepada org
mudah pd lain, tetapi
saat duduk tidak
4. Saat memberuka
berdiri, nya
mengang 4. Membangun
kat salah objek
satu kaki permanen
untuk 5. Mengulang
melangkah tindakan yang
menarik
perhatian dan
yg
menyebabkan
tertawa
6. Menarik
pakaian org
lain untuk
manarik
perhatian
7. Memainkan
permainan
menarik
seperti tepuk-
ami-ami
8. Bereaksi
terhadap
kemarahan
org dewasa ;
menangis bila
dimarahi
9. Menunjukan
kemandirian
dalam
berpakaian,ma
kan.keterampi
lan komolotif,
dan menguji
orangtua
10.Melihat dan
mengikuti
gambar dalam
buku.
XI 1. Muncul gigi 1.Bila duduk, 1. Menjelajahi 1. Meniru 1. Mengalami
insior lateral berputar objek dg lebih bunyi kesenangan
bawah untuk seksama (mis, bicara pasti dan kepuasan
meraih genta didalam bila tugas
objek bel) dikuasai
2.Meluncur 2. Menjatuhkan 2. Bertindak
atau objek dg terhadap
berjalan sengaja untuk pembatasan
memegang memngambil dg frustasi
perabot nya 3. Menggelin
atau dg 3. Menempatkan dingkan bola
kedua suatu objek pd org lain
tangan setelah objek sesuai
dipegang lain didalam permintaan
suatu wadah 4. Mengantisifasi
(permainan gerak tubuh
sekuensial) bila irama
4. Mampu pengasuh
memanipulasi dikenal atau
objek untuk cerita
memindahkan diceritakan
nya dari (mis,
penjepitan memegang ibu
paha yg erat jari dan kaki
dalam
berespons
terhadap
“Babi kecil ini
pergi ke super
market”)
5. Memainkan
permaninan
keatas-
kebawah .”bes
ar” atau
cilukba
6. Menggelengka
n kepala untuk
“tidak”
XII 1. Tiga kali 1. Berjalan dg 1. Melepaskan 1. Mendiskrimi 1. Mengata 1. Menunjukan
BBL satu tangan kotak kedalam nasikan kan 3-5 emosi seperti
2. Pamjang dipegag cangkir bentuk kata cemburu,
lahir 2. Meluncur 2. Berusaha geometrik disamping perasaan
meningkat dg baik untuk sederhana “dada,”ma (dapat
50% 3. Dapat membangun 2 (mis, ma” memberikan
3. Lingkar bertahan blok melingkar) 2. Memahami pelukan atau
kepala dan untuk menara,tetepi 2. Ambliobia makna ciuman sesuai
lingkar dada berdiri gagal dapat terjadi beberapa permintaan),
sama sendiri 3. Mencoba dg kata marah,takut.
(lingkar 46,5 sejenak; untuk kurangnya (pemaham 2. Menikmati
cm) dapat memasukan binokularitas an selalu lingkungan yg
4. Mempunyai berusaha butir-butir 3. Dapat mendului dikenal dan
total gigi 6-8 melangkah kedalam leher mengikuti verbalisai) menggali dari
5. Fontanel pertama botol yg objek 3. Mengenali orangtua
anterior sendiri sempit,tetapi bergerak dg objek 3. Dapat
hampir 4. Dapat gagal cepat berdasar mengembang
menutup duduk dari 4. Dapat 4. Mengontrol kan nama kan kebiasaan
6. Refleks posisi membalikan dan 4. Meniru “ selimut
landau berdiri halamn buku, meyesuaikan bunyi keamanan”
berkurang tanpa banyak dalam bunyi; binatang atau mainan
7. Refleks bantuan sekali waktu mendengar 5. Memahami favorit
babinski kan bunyi perintah 4. Memiliki
menghilang berulang verbal peningkatan
8. Kurva sederhana penentuan
lumbar (mis, untuk praktik
terbentuk ; “berikan keterampilan
lordosis padaku, lokomotor
terlihat ” Tunjukan 5. Mencari objek
selama mata,u seolah-olah
berjalan pdaku”) tidak
disembunyi
kan,tetapi
mencari
dimana objek
terlihat
trakhir.
a. Menangis kuat
b. Menjerit
c. Menendang
d. Berduka
e. Marah
2. Tahap putus asa (phase of despair)
a. Tangis anak mulai berkurang
b. Murung, diam, sedih, apatis.
c. Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya
d. Menghisap jari
e. Menghindari kontak mata
f. Berusaha menghindar dari orang yang mendekati
g. Kadang anak tidak mau makan
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian bersifat sistematis meliputi pengumpulan data, Dan penentuan
masalah.
a. Identitas klien.
b. Riwayat kesehatan.
c. Awal serangan: awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
anorexia kemudian timbul gastroenteritis.
d. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila banyak kehilangan banyak
air elektrolit dan terjadilah dehidrasi, berat badan turun, pada bayi ubun-ubun
cekung,tonus dan tugor kulit berkurang, selaput lender dan bibir kering,
prekuensi BAB lebih dari empat kali dengan konsetensi encer.
e. Riwat masa lalu, riwat penyakit yang diderita riwayat pemberian imunisasi.
f. Riwat psikososial keluarga: di rawat akan menjadi stesor bagi anak itu sendiri
dan keluarga. Kecemasan meningkat bila orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak, setelah menyadari kesehatan anaknya, maka mereka
akan beraksi dengan rendah merasa bersalah.
g. Kebutuhan dasar
1. Pola ilminasi: Akan mengalami penurunan yaitu BAB lebih dari empat kali
sehari, BAK sedikit dan jarang.
2. Pola nutrisi: di awali dengan mual, muntah dan anorexia, menyebankan
penurunan berat badan klien.
3. Pola tidur dan istirahat: Akan tergantung akan adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
4. Pola hygiene: kebiasan biasa mandi setiap hari.
5. Aktivitas: Akan tergantung dengan kondisi tubuh yang lemah dan adanya
rasa nyeri akibat distensi abdomen
h. Pemeriksan fisik
1. Pemeriksaan fisiologis: keadan umum tampak; lemah, kesadaran
komposmetis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernafasan agak cepat.
2. Pemeriksan sistemik
1) Inspeksi:mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir dan bibir kering,
berat badan turun dan anus kemerahan.
2) Perkusi; adanya distensi abdomen.
3) Palpasi; tugur kulit elastic.
4) Auskultasi; terdengar bising usus.
i. Pemeriksan tingkat pertumbuhan dan perkembangan: pada anak gastroenteritis
mengelami gangguan kerena anak dehidrasi sehinga berat badan menurun.
j. Tes diagnostik
a. Pemeriksan tinja.
Mikroskopis; warana feses dimulai berwarna coklat muda sampai warna
kuning yang bercampur dengan lendir, darh atau pus yang mana
konsestensinya encer.
Mikroskopis; jumlah sel eitel leukosit dan eritrosit terdiri dari dari PH feces,
biasanya menurun yang menunjukan keadan feces yang asam dan kadar
kadar gula yang diduga (ada sugar itoleran)
b. Pemeriksan darah
Darah lengkap:PH cadangan alkali dan elektrolit untukmenentukan
gangguan untuk keseimbamagam asam basa.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan urutan perioritas menurut Dona L. Wong hal 196-198 adalah:
1. Kurangnya volume caiaran dan elektrolit berhubungan dengan
gastroenteritis berlebihan melalui feces atau amisis.
2. Perubahan nutrisi: kurang diri kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui gastroenteritis, masukan yang tidak adekut.
3. Kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air besar.
4. Resiko tinggi penyebaran infeksiberhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus gastroenteritis.
5. Cemas atau takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
lingkungan tidak dikenal, prosedur yamg menimbulkan setres.
6. Perubahan proses keluargaberhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
3. Perencanaan Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan gastrointestinal berlebih
melalui feses atau emisis.
Tujuan : klian akan memperlihatkan tanda-tanda dan mempertahankan
hidrasi adekut.
Kreteria hasil : keseimbangan cair dipertahankan dalam batas normal yang di
tandai dengan pengeluaran urine sesuai, pengisian kembali
kapiler (capillary repel ) kurang dari dua detik, tugur kulit
elastis, membrane mukosa lembab, bibir tidak pecah-pecah,
ubun-ubun tidak cekung, produksi urine meningkat.
Perencanaan
(mandiri )
a. Kaji status dehidrasi (tugor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung, produk
urine menurun, membrane mukosa kering, rasa haus menurun, bibir pecah-
pecah)
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Rsional : hipotensi (termasuk postural ), takikardi, demam dapat
menurunkan hasil terhadap efek kehilangan cairan.
c. Monitor tetesan infuse tiap 4 jam.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dan pengeluaran.
d. Anjurkan ibu untuk memberikan susu LLM, oralit dan banyak minum.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dengan
pengeruaran.
e. Catat intake dan out put.
Rasional : memberikan informasi tentangkeseimbangan cairan dan
fungsiginjal untuk pengantian cairan.
f. cairan parenteral.
Rasional : memperttahankan istirahat usus memerlukan pengantian
cairan untuk memperbaiki kehilangan
kreteria hasil : anak akan toleran dengan diet yang sesuai dengan
peningakatan berat badan dalam batas normal sesuai
dengan berat badan ideal (rumus=2x BB lahir), klien
tidak mual, muntah, nafsu makan meningkat,tugor
kulit elastis, kunjung tiva tidak anemis, kebutuhan
kalori sesua berat bada( rumus =30-50 kalori/ kg/ BB/
hr).
perencanaan
(mandiri)
a. Nilai status nutrisi anak di lihat dari sebelum sakit dan berat dan berat badan
sekarang.
Rasional : mengkaji toleransi pemberian makanan.
b. Kaji keluhan rasa mual klien.
Rasional : mengetahui nafsu makan klien serta menentukan tindakan
adekuat.
c. Berikan makanan yang di sertai dengan supleman nutrisi untuk meningkat
kan kualitas intake nutrisi.
Rasional : mengurangi kehebatan dan nutrasi penyakit.
d. Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makan dengan thenik porsi kecil
tapi sering.
Rasional : meningkatkan kepatuhan terhadap program trapeutik.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus
saluran pencernaan gastrointestinal
Tujuan : klien (orang lain ) tidak menunjukan infeksi.
Kreteria hasil : infeksi tidak menyebar orang lain.
Perencanaan
( mandiri )
a. Penatalaksanaan isolasi suptansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi
rumah sakit, termaksud pembuangan feses, dan pencucian yang tepat, serta
penanganan specimen yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
b. Pertahankan pencucian tangan yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
c. Pakai popok yang tepat.
Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feces.
d. Gunakan popok sekali pakai.
Rasional : super absorben tuntuk menampung feces dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis.
e. Upaya ntuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari menempatkan tangan
dan objek dalam area terkontaminasi,ajarkan anak bila mungkin tindakan
perlindungan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi seperti, pencucian tangan
setelah mengunakan toilet.
f. Intruksikan angota keluarga dan pengunjung dalam praktik
isolasi,khususnya dalam mencuci tanggan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
4. Kerusakan integeritas kulit berhubungan seringnya buang air besar.
Tujuan : kulit klien tetap utuh.
Kreteria hasil : klien tidak mengelami bukti-bukti kerusakan kulit ( mis: tidak
mengelami lecet pada daeah anus pada defekasi).
Perencanaan
(mandiri )
a. Ganti popok dengan sering.
Rasional : untuk menjaga agar tetap bersih dan kering.
b. Bersihkan bokong perlahan-perlahan dengan sabun lunak non alkalin dan air
atau celupkan anak dalam bak untuk membersihkan yang lembut.
Rasional : kerena feces diare sangat mengiritasi kulit.
c. Berikan salep seperti seng oksida.
Rasional : untuk melundungi kulit dari iritasi.
d. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika
mungkin.
Rasional : untuk meningkatkan penyembuhan.
e. Berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi.
Rasionol : untuk memudahkan penyembuhan.
f. Hindari pengunaan tisu basah yang di jual bebas yang mengandung alkohol
pada kulit yang terekskorisasi.
Rasional : kerena akan menyababkan rasa menyengat.
g. Ovserpasi bokong dan prerinium akan adanya infeksi.
Rasional : kandida, sehinga terapi yang tepat dapat di mulai .
( kolaborasi )
h. Berikan obat anti jamur yang tepat.
Rasional : untuk mengobati infeksi jamur kulit.
5. Cemas atau takut berhubungan dengan orang tua, lingkungan tidak di kenal,
prosedur yang menimbulkan setres.
Tujuan : klien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
Kreteria hasil : klien menunjukan tanda-tanda disetres fisik atau
emosionalyang menimal, keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak.
Perancanaan
(mandiri )
a. Beri perawatan mulut dan empeng pada bayi.
Rasional : untuk memberikan rasa aman
b. Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak yang
mampu dilakukan keluarga.
Rasional : untuk mencegah terjadintya setres yang berhubungan dengan
perpisahan.
c. Sentuh dan gendong pada anak sebanyak mungkin.
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan setres.
d. Beri simulasi sensori dan penglihatan sesuai dengan tingkat perkembangan
anak dan kondisinya.
Rasional : untuk menuingkatkan pertumbuhan dan perkembangan.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurangnya
pengetahuan.
Tujuan : keluarga memahami tentang penyakit anak dan
pengobatannya.
Kreteria hasil : keluarga menunjukan kemampuan untuk merawat anak,
khusus di rumah.
Perencanaan
( mandiri )
a. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak tindakan terapeutik.
Rasional : untuk mendorong kepatuhan terhadap prigram dan trapeutik
khususnya jika sudah ada di rumah.
b. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan padan anak.
c. Ijinkan angota keluarga untuk berpatisipasi dalm perawatan anak sebannyak
mereka yang inginkan.
Rasional : untuk memenuhui kebutuhan anak dan keluarga.
d. Intruksikan keluarga untuk pencegahan
Rasional : untuk mencegahan penyebaran infeksi
e. Atur perawatan pasca hospitalisasi
Rasional : untuk menjemin pengkajian dan pengobatan yang kontnue.
f. Rujuk keluaarga dan keluarga perawata komunitas.
Rasional : untuk pengawasan perawatan di rumah sesuai dengan
kebutuhan.
4.Evaluasi
a. Menunjukan dehidrasi adekuat ditandai dengan tanda-tanda vital normal,turgor
kulit baik, ubun-ubun tidak cekung, membrane mukosa lembab, dan mata tidak
cekung.
b. Nutrisi klien adekut dan ditandai dengan penungjatan berat badan sesuai dengan
usianya.
c. Tidak ada orang lain yang tertular dan terkena infeksi.
d. Tidak ada lecet dan kemerahan pada anak.
e. Menujukan tanda-tanda kenyamanan serta keluarga berpartisipasi dalam
perawatan anak.
f. Menunjukan perubahan pola hudup yang perlu untuk mengatasi atau mencegah
kejadian berlajutkan dalam program pengibatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan di
tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit
(Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa diare
adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan usus halus
ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali dalam konsistensi cair,
yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.serta konsep tumbuh kembang
pada anak infant.
B. SARAN
Saran dari beberapa kesimpulan diatas dengan melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak dengan diare, maka perlu adanya saran untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan ,adapun saran sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untulebih memahami tentang asuhan
keperawatan anak dengan diare sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan
lebih komperhensif.
2. Untuk perawat diharapkan untuk meningkatkan konsep keperawatan anak dengan
cara diskusi, seminar dan pengadan buku-buku (perpustakan kecil) yang
berkaitandengan masalah-masalah keperawatan anak sehinga dalammelakukan
proses keperawatan di RS lebih komperhensif.
3. Untuk keluarga diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
DAFTAR PUSTAKA
A.G.M. Comdell & Neil Mcln Tosh. (1998). Text book of pediatrics (5th ed). New York
Churchhill Livingstone
Abdoerrachman, Alatas,Ali Dahlan Dkk. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
FKUI. Jakarta : Info Medika.
Ackley And Ladwig. (1999). Nursing diagnosis hand book : A guid to planning care
(4th ed.).St.Louis : Mosby
Best, Cecile L. Linda A, Sowden. (2002 ) perawatan pediatric, Jakarta : EGC
http://arifahpratidina.blogspot.com/2011/12/reaksi-anak-usia-
http://koran.republika.co.id/koran/0/58031/
WIB.
Idwanamiruddin.com/2007/10/17/current-issue-kematian-anak-karena-penyakit-
Suriadi, (2001) asuhan keperawatan pada anak sakit. Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung
Seto
Wong dona . (2004) pedoman klinis perawatan pediatric, Alih bahasa : Monca Ester.
Jakarta :EGC