Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta dorongan dari
semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahini dengan baik dan seksama.
Makalah mengenai “Diare” ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu tugas
darimata kuliah Patosiologi dan farmakoterapi dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari
kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaanya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk rekan-rekan yang
membaca terkait penyakit Diare.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Diare.....................................................................................................................6
2.2 Epidemiologi Diare................................................................................................................7
2.3 Patofisiologi Penyakit Diare..................................................................................................7
2.4 Klasifikasi Diare....................................................................................................................8
2.5 Etiologi Diare.........................................................................................................................8
2.6 Gejala Klinis dari Penyakit Diare..........................................................................................8
2.7 Pencegahan Penyakit Diare..................................................................................................10
2.8 Pengobatan Penyakit Diare..................................................................................................12
A. attapulgite..........................................................................................................................12
B.Anti motilitas......................................................................................................................13
BAB III..........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.Menjelaskan tentang pengertian Diare
2.Mengetahui Epidemiologi dari penyakit Diare
3.Mengetahui patofisiologis dari penyakit Diare
4.Mengetahui klasifikasi dari penyakit Diare
5.Menjelaskan tentang etiologi dari penyakit Diare
6.Mengetahui gejala –gejala yang ditimbulkan dari penyakit Diare
7.Mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit Diare
8.Mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita penyakit Diare
Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut
yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan
antibiotik,HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien
beresiko tinggi untuk diare infeksi (Thielman, 2004).
4.Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah
buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare
( Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).
5.Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang
tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban.
Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
a.Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh
seluruh anggota keluarga.
b.Bersihkan jamban secara teratur.
c.Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.
6.Membuang Tinja
Bayi Yang Benar Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itutidak berbahaya. Hal ini
tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.
Tinja bayi harus dibuang secara benar.Yang harus diperhatikan oleh keluarga: a.Kumpulkan
segera tinja bayi dan buang di jamban b.Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan
mudah di jangkau olehnya. c.Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti
di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.
1.Loperamide HCl
Nama obat Loperamide HCL
Mekanisme aksi Memperlambat motilitas usus,
mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit
melalui usus, menghambat peristalsis,
mengurangi volume fesessetiap hari,
meningkatkan viskositas dan densitas bulk
tinja, mengurangi hilangnya cairan dan
elektrolit. (a to z)
Indikasi Pengendalian dan kelegaan simptomatik
pada diare akut atau kronis akut;
pengurangan volume output ileostomy. (a to
z)
Kontraindikasi Kolitis pseudomembran karena penggunaan
antibiotik; Diare akut yang berhubungan
dengan organisme yang menembus dinding
usus (misalnya toksigenik Escherichia coli,
Salmonella, dan Shigella); kondisi di mana
konstipasi harus dihindari; diare
berdarah;demam; kolitis ulserativa akut
(potensi megacolon toksik). ( a to z )
Dosis Diare akut
DEWASA: PO 4 mg diikuti 2 mg setelah
setiap tinja yang tidak terbentuk; tidak
melebihi 16 mg /
24 jam. ANAK 8 -12 YR (> 30 KG): 2 mg
3x sehari 6 -8 YR (20 -30 KG):2 mg 2x
sehari. 2 -5 YR (13 -20 KG): Hari pertama:
1 mg 3x sehari
Diare kronis
DEWASA: PO 4 sampai 8 mg 4x sehari
atau 2x sehari (a to z )
Efek samping Kelelahan; kantuk; pusing. Ruam. Nyeri
perut; distensi atau ketidaknyamanan;
sembelit; mual; muntah; mulut kering. ( a to
z)
Perhatikan Kehamilan Kategori C.Tidak dianjurkan
untuk anak-anak <2 thn. Gunakan dengan
hati-hati pada anak kecil. Hentikan jika
distensi abdomen atau gejala tak diinginkan
lainnya terjadi. ( a to z)
Golongan Antibiotik
2. Non Farmakologi
Fluid and Electrolyte ManagementDapat dilakukan dengan cara pemberian oral
rehidration atau memperbanyak intake cairan seperti air mineral, sup atau jus buah, dengan
Aspek Informasi obat Pustaka Komposisi Nacl 3,5g , Na citrate 2,5g , kcl 1,5g , glucose 20g
(Iso 48 hal : 406)
Indikasi digunakan untuk penggantian oral elektrolit dan cairan pada pasien dengan
dehidrasi, khususnya yang diasosiasikan dengan diare akut dari berbagai etiologi.(Martindale 36’
1672). DosisDewasa: 200 sampai 400 ml larutan rehidrasi oralAnak-anak: 200ml Kontraindikasi
tidak sesuai untuk pasien dengan obstruksi gastrointestinal, gagal ginjal oligurik atau anurik, atau
bila rehidrasi parenteral thera [porf ditandai seperti pada dehidrasi berat atau muntah yang sulit
diatasi(Martindale 36’ 1672). Efeksamping Muntah bisa terjadi setelah mengonsumsi larutan
rehidrasi PerhatianGaram rehidrasi oral atau tablet effervescent harus dilarutkan hanya dengan
air dan pada volume yang ditentukan.
tujuan untuk mengembalikan komposisi cairan dan elektrolit tubuh yang sebelumnya
mengalami dehidrasi akibat diare (Berarrdi, et al., 2009). Diet merupakan prioritas utama dalam
penanganan diare. Menghentikan konsumsi makanan padat dan susu perlu dilakukan. Rehidrasi
dan maintenance air dan elektrolit merupakan terapi utama yang harus dilakukan hingga episode
diare berakhir. Jika pasien kehilangan banyak cairan, rehidrasi harus ditujukan untuk
menggantikan air dan elektrolit untuk komposisi tubuh normal. Sedangkan pada pasien yang
tidak mengalami deplesi volume, pemberian cairan bertujuan untuk pemeliharaan cairan dan
elektrolit.Pemberian cairan parenteral perlu dilakukan untuk memasok air dan elektrolit jika
pasien mengalami muntah dan dehidrasi berat, selain untuk mencegah terjadinya hipernatremia.
. banyak mengonsumsi garam oralit. banyak makan buah dan umbi-umbian, seperti
pisang, apel, pear, kentang, dll. sebaiknya hindari makan makanan pedas dan asam serta
makanan dan minuman penyebab terjadinya diare tersebut. Oral rehydration solution (ORS)atau
oralit digunakan pada kasus diare ringan sampai sedang. Rehidrasi dengan menggunakan ORS
harus dilakukan secepatnya yaitu 3-4 jam untuk menggantikan cairan serta elektrolit yang hilang
selama diare untuk mencegah adanya dehidrasi. Cara kerja dari ORS adalah dengan
menggantikan cairan serta elektrolit tubuh yang hilang karena diare dan muntah, namun ORS
tidak untukmengobati gejala diare( Nathan, 2010).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari yang
dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus.
Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni,
Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella
dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan
Enteroinvasive E.coli ( EIEC).Secara patofisiologi, diare akut dapat dibagi menjadi diare
inflamasi dan noninflamasi. Diare akibat gangguan pada usus besar frekuensinya lebih sering,
lebih teratur, dengan volume yang kecil, dan sering disertai pergerakan usus yang nyeri. Demam
dan feses berdarah/mucoid juga sering terjadi.
Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b.Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi
c.Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Rotavirusmerupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare padaanak dan
balita. Kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil
mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang diberikan.
Komplikasi paling penting walaupun jarang diantaranya yaitu: hipernatremia, hiponatremia,
demam, edema/overhidrasi, asidosis, hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi laktosa,
malabsorpsi glukosa, muntah, gagal ginjal.
Untuk pengobatan farmakologis dapat digunakan golongan obat pengubah konsistensi
tinja (attapulgite,), anti motilitas (Lorepamide HCl, e), obat antisekretorik (bismuth subsalisilat),
dan golongan obat lain (primadex, entrostop, scopma).Sedangkan untuk pengobatan secara
nonfarmakologi dapat dilakukan dengan cara pemberian oral rehidration atau
memperbanyakintake cairan seperti air mineral, sup atau jus buah, dengan tujuan untuk
mengembalikan komposisi cairan dan elektrolit tubuh yang sebelumnya mengalami dehidrasi
akibat diare.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI
padabayi, menggunakan air bersih yang cukup, rajin mencuci tangan, menggunakan jamban yang
baik, memberi imunisasi campak pada anak, serta melakukan pengelolaan sampah yang baik
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para pembaca dapat
melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber infromasi yang terpercaya dan dapat di
pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Lukman Zulkifli. 2015. Tatalaksana Diare Akut.CDK-230/ vol. 42 no. 7. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Blenkinsopp A, Paxton P. Symptoms in the Pharmacy: A Guide to the Management of
Common Illness. 6thEd. 2009, Blackwell Science Ltd.
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the Management of
Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51.Hendarwanto.
Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji
S, Rachman AM, Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi
ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI
;1996. 451-57.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan Volume 2 Triwulan 2. Jakarta: Redaksi Datinkes Departemen
Kesehatan
Nathan, A, 2010. Non-prescription Medicines. USA: Pharmaceutical Press.
Rani HAA. Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa. Dalam:
Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in
Internal Medicine 2002. Jakarta: Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit
Dalam FK UI, 2002. 49-56.
Soewondo ES. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam :
Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. Seri Penyakit Tropik InfeksiPerkembangan
Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya :
Airlangga University Press, 2002. 34 –40
Sweetman, Seon C, dkk.2009. Martindale The Complete drug Reference 36thed. USA :
Pharmaceutical Press.