DIARE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : KIE & Swamedikasi
Dosen Pengampu : Drs. Jamaluddin Al J Ef., Apt.
Disusun oleh:
Analistiana
NPM. 0540017912
Nurul Inayah
NPM. 0540018012
Ainal Hana
NPM. 0540018312
NPM. 0540018312
Kelas Farmasi A
Semester V
28
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Diare dengan baik, untuk memenuhi tugas mata kuliah KIE & Swamedikasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah KIE & Swamedikasi yaitu
bapak Drs. Jamaluddin Al J Elf., Apt yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan pengarahan dalam penyusunan makalah ini, dan kepada temantemanku yang selalu mendukung.
Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
28
Cover................................................................................................................. 1
Kata pengantar................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2.
Rumusan Masalah.................................................................................... 5
1.3.
1.4.
Manfaat..................................................................................................... 5
1.5.
Metode Penulisan...................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
Definisi..................................................................................................... 7
Jenis Jenis Diare..................................................................................... 7
Faktor Faktor Pencetus Diare................................................................. 8
Penyebab Diare.......................................................................................... 8
Gejala Penyakit Diare .............................................................................. 10
Cara Penularan Diare................................................................................ 10
Cara Pencegahan Diare............................................................................. 11
Cara penanggulangan diare ...................................................................... 14
Pengobatan terhadap Penyakit Diare........................................................ 14
Interaksi obat ............................................................................................ 25
Kesimpulan ............................................................................................... 27
3.2.
Saran ......................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
28
28
Dengan kata lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit yang
membahayakan maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin
berusaha keras untuk melakukan pencegahan agar tidak terserang diare.
Sebab, upaya pencegahan penyakit ini bersumber pada seluruh aktivitas
manusia yang berkaitan dengan upaya preventif.
1.2. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan
makalah ini
adalah:
1. Definisi Diare
2. Faktor pencetus diare
3. Penyebab diare
4. Cara penularan diare
1.4. Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya :
1. Berfungsi sebagai literatur-literatur bagi mahasiswa mahasiswi yang
ingin memperdalam wawasan tentang masalah kesehatan, khususnya
tentang penyakit diare
2. Para pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang penyakit diare.
1.5. Metode Penulisan
28
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
28
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1
hari).
Diare seringkali disertai kejang perut dan muntah-muntah, diare disebut
juga muntahber (muntah berak), muntah menceret atau muntah bocor. Diare
menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Jika tinja atau
kotoran tersebut mengandung lendir dan darah, penderita telah mengalami
fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan
maupun berat. Biasanya terjadi secara mendadak, bersifat akut, dan
berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai
hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus. Namun sebagian besar diare
dapat diobati sendiri di rumah, meskipun kita tidak yakin penyebab yang
menimbulkannya. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat menyerang siapa
saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda. Diare seringkali
dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya.
2.2. Jenis-Jenis Diare
Berikut jenis-jenis diare yaitu antara lain :
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari ). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu
sebelum datang berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2
minggu sebelum datang berobat atau sifatnya berulang.
c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.
2.3. Faktor pencetus diare
Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Tangan yang kotor.
2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan bakteri.
28
28
Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat
menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir,
Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
3. Kekurangan gizi
misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur.
Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita,
sehingga timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin
parah.
4. Tidak tahan terhadap makanan atau obat-obatan tertentu, misalnya :
Alergi susu => Alergi terhadap susu , si anak tidak tahan meminum
susu yang mengandung lemak atau laktosa diare biasanya timbul
beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada
alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
28
Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,
malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering
28
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:
Primary Prevention (promosi kesehatan dan pencegahan khusus)
Secondary Prevention (diagnosis dini serta pengobatan yang tepat)
Tertiary Prevention (pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi)
Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut mengenai pencegahan diare :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer penyakit diare dapat ditujukan pada faktor
penyebab dan lingkungan.
a. Penyediaan Air Bersih
Air dapat juga menjadi sumber penularan penyakit. Peran air
dalam terjadinya penyakit menular dapat berupa, air sebagai penyebar
mikroba patogen, sarang insekta penyebar penyakit, bila jumlah air
bersih tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan
dirinya dengan baik, dan air sebagai sarang hospes sementara
penyakit.
Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih harus diambil
dari sumber yang terlindungi atau tidak terkontaminasi. Sumber air
bersih harus jauh dari kandang ternak dan kakus paling sedikit sepuluh
meter dari sumber air. Air harus ditampung dalam wadah yang bersih
dan pengambilan air dalam wadah dengan menggunakan gayung yang
bersih, dan untuk minum air harus di masak. Masyarakat yang
terjangkau oleh penyediaan air bersih mempunyai resiko menderita
diare lebih kecil bila dibandingkan dengan masyarakat yang tidak
b.
28
d.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada sianak yang telah
menderita diare atau yang terancam akan menderita yaitu dengan
menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, serta
untuk mencegah terjadinya akibat samping dan komplikasi. Prinsip
pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit
(rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang.
Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien. Obat
diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas
penyebab
diare
seperti
bakteri
28
atau
parasit,
obstipansia
untuk
menghilangkan
gejala
diare
dan
spasmolitik
yang
membantu
28
4.
5.
lingkungan.
Bila diare berlanjut lebih dari 2 hari, bila terjadi dehidrasi, feses
berdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter terutama
bila terjadi pada anak-anak/bayi.
28
b.
c.
d.
kemoterapeutik
Spasmolitik
Obstipansia (gejala)
Metronidazole
Atropin sulfat
Carbo adsorbens
Cotrimoxazole
Extrak baladonae
Kaolin pectin
( trimetropim +
Papaverin
Oralit
sulfametoxazole)
Paracetamol
Attalpugit
Tetrasiklin
Ibuprofen
bismutt
an
mu
mu
mu
diare
r <
r 1
r 5
11
- 4
tah
tah
12
Dewasa
28
un
un
tah
un
Tidak
ada
dehidra
si
10
Terapi
A
(mence
gah
mL
(0,
5
dehidra
si )
gel
as)
20
0
mL
(1
gel
as)
30
0
mL
(1,
5
400 mL
(2 gelas)
gel
as)
Dengan
Dehidra
si
T
e
30
mL
(1,
p
i
B
5
gel
as)
60
0
mL
(3
gel
as)
1,2
L
(6
gel
2,4 L
(12 gelas)
as)
Mengat
asi
Selanjutnya setelah BAB beri oralit
dehidras
i
10
20
30
mL
(0,
mL
(1
mL
(1,
400 mL
(2 gelas)
28
5
gel
as)
gel
as)
5
gel
as)
1) Kegunaan oralit :
- Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh
yang keluar bersama tinja.
- Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium
2) Kontraindikasi: Obstruksi atau perforasi usus
3) Peringatan dan Perhatian:Pengemudi kendaraan bermotor dan
operator mesin berat jangan minum obat ini sewaktu menjalan kan
tugas.
4) Efek Samping:HipernatremiaLoperamide
b. Kaolin
1) Indikasi : diare
2) Dosis : Dewasa 15-45 mL, Childn 6-12 thn 10-20 mL. Digunakan
setelah setiap buang air besar atau seperti yang diarahkan. Maksimal 2
hari.
3) Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
4) Peringatan, interaksi : menurunkan absorpsi dan diflunisal,
azitromisin, siprofloksasin, isoniazid, nitrofurotoin, norfloksasin,
ofloksasin, rifampisin, dan sebagian besar golongan tetrasiklin,
gabapentin, fenitoin, itrakonazol, ketokonazol, kloroquin, fenotiazin,
fenasin, besi oral.
5) Kontra indikasi : Obstruksi usus, kondisi usus spastik. Anak <6
tahun.
6) Efek yang tidak diharapkan : Sangat jarang, sembelit parah yang
dapat menyebabkan impaksi feses pada anak dan lansia.
7) Kategori pada kehamilan : B
8) Kombinasi Kaolin (1g) dan Pektin (50 mg)
c. Attapulgit (Magnesium aluminium silikat)
1) Indikasi : Gejala pengobatan diare nonspesifik.
2) Dosis : Dewasa 2 tab setelah buang air besar awal dan 2 tablet setelah
buang air besar berikutnya, dosis harian maksimum 12 tab. Anak-anak
6-12 thn dosis dewasa, dosis harian maksimal 6 tab.
3) Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
28
hitam
e. Loperamid hidroklorida
1) Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa dan
anak-anak lebih 4 tahun; diare kronik hanya pada dewasa.
28
28
28
b) EFEK SAMPING
Diare (10%);
Pusing (10%);
Alergi (1-10%);
Kejang (1-10%).
c) Kontra indikasi
tidak boleh diberikan untuk wanita hamil trimester pertama (hamil usia
0-3 bulan) dan saat menyusui
2. Cotrimoxazole ( trimetropim + sulfametoxazole)
a) Indikasi
b) Kontra indikasi
28
c) Efek samping
3. Tetrasiklin
28
a) Indikasi:
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh
Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan
Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi
yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada
penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia,
gonore dan tahap tertentu pada sifilis.
b) Kontra Indikasi:
- Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin.
- penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).
c) Cara Kerja Obat
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum
luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat
pembentukan protein pada bakteri.
d) Efek Samping:
- Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi
superinfeksi
bakteri
atau
jamur
seperti:enterokolitis
dan
kandidiasis.
- Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting,
flatulen dan diare.
- Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau
anafilaksis.
- Jarang
terjadi
seperti:
anemia
hemolitik,
28
Interaksi obat
1. Metronidazole
antikoagulan
menghambat
kumarin
metabolisme
lainnya
harus
warfarin
dikurangi.
dan
dosis
Metronidazole
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan
2.
frekuensi lebih sering ( biasanya lebih dari 3 kali dalam satu hari.
Diare dapat disebabkan oleh :
a. Terinfeksi bakteri , virus, atau parasit ( jamur, cacing , protozoa)
b. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun
bahan kimia.
c. Kekurangan gizi
d. Tidak tahan terhadap makanan atau obat-obatan tertentu, misalnya :
e. Gangguan fungsi usus
f. Adanya reaksi obat yang dapat menyebabkan diare
3. Inti dari pengobatan diare yakni : Mengganti cairan yang keluar dan
menghilangkan penyebabnya.
4. Pengobatan diare ada 3 macam yakni : Kemoterapeutik, spasmolitik, dan
obstipansia.
5. Pengobatan pada anak yang diare menggunakan zinc pemberian selama
10 hari dan pemberian lactulosa.
6. Pengobatan pada diare harus diperhatikan terapi pengobatannya, serta
interaksi antar obatnya
3.2. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatankesempatan
28
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandar, Elin Y. 2009. ISO Farmakoterapi. Ed. II. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.
349-353, 372-377.
Tan HT, Rahardja K. 1993. Swamedikasi. Gramedia. Jakarta, 101-109, 111-118.
Holt GA dan Edwin LH. 1986. The Pros and Cons of Self-medication. Dalam
Journal of Pharmacy Technology, September /October: 213-218. Available
as PDF fileMcEwen J. 1979. Self-medication in The Context of Self-care: A
review. Dalam: nderson, J.A.D (ed). Self Medication. The Proceedings of
Workshop on Self Care, London: MTP Press Limited Lancaster, 95-111.
Available as PDF file.
Rosenstock IM. 1974. The Health Belief and Preventive Health Behavior. Health
Education Monograph, 2(4): 354. Available as PDF file
Tan HT, Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya. Ed. V. Gramedia. Jakarta, 270-294.
Wells BG. 2006. Pharmacotherapy Handbook. 6th Edition. McGraw-Hill.
Available as PDF file.
Anderson JAD. 1979. Historical Background to Self-care. The
Proceedings of Workshop on Self Care. London: MTP Press
Limited Lancaster, 10-18. Available as PDF file.
http://www.mims.com/
28