OLEH
NAMA : ELIS
NIM : 17031014141
KELAS : 7 B
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esaa atas petunjuk-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul DAFTAR OBAT
WAJIB APOTEK”. Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh banyak bantuan
dari beberapa literature yang kami dapat dan kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada bapak dosen kami yang telah memberikan kami waktu untuk
masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Diawali dari pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi salah
satu komponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan pada
pelayanan kesehatan. Namun di sisi lain, obat dapat merugikan kesehatan bila
tidak memenuhi persyaratan, bila digunakan secara tidak tepat atau bila
peredaran obat diatur sedemikian rupa agar terjamin keamanan, mutu dan
ketepatan penggunaannya.
atau penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan baik dalam rangka
kerugian dari sisi finansial maupun kerugian bagi kesehatan. Sampai saat ini masih
banyak masyarakat yang menjadi korban karena membeli obat di toko-toko obat
yang tidak memiliki surat ijin usaha serta obat-obatannya pun ilegal.
Bebasnya peredaran obat-obatan ilegal ternyata banyak diminati konsumen,
ini disebabkan karena obat-obatan tersebut mudah di dapat dan di jual bebas pada
setiap toko obat yang ada. Pada sisi lain sebenarnya harus ada pengawasan yang
berfungsi preventif serta tidak akan merugikan konsumen. Dalam keadaan yang
seperti ini, dapat mengakibatkan kedudukan dari konsumen atau korban dan pelaku
usaha menjadi tidak seimbang. Di mana kedudukan konsumen berada dalam posisi
yang lemah. Konsumen hanya menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup
bersaing dalam meraup untung dari para konsumen, sehingga tidak sedikit dari
mereka yang melakukan kecurangan untuk hal itu. Kecurangan yang mereka
lakukan bisa dari segi promosi, penjualan atau penerapan perjanjian standar yang
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
komprehensif dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat, tetapi dalam
Menurut para ahli, apotek merupakan tempat yang dijadikan transaksi jual
beli atau pelayanan produk dari farmasi, dan disediakan tenaga kefarmasian
perbekalan kesehatan yang lainnya. Apotek juga dapat dikatakan sebagai suatu
dipimpin oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang telah mendapat ijin untuk
Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat
diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep. Mengapa ada obat keras
Namun perlu diingat lho, karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang
menyerahkan harus apoteker, hanya item obat tertentu, dan ada ketentuan tertentu
yang harus diikuti apoteker. Ketentuan ini tentunya untuk menjamin dari sisi
keamanan (safety) bagi pasien dan agar pasien mendapatkan manfaat (benefit,
efficacy). Perlu juga diingat kalo antibiotik oral seperti amoksisilin dan ciprofloksasin
kita lihat dulu ya peraturan mengenai OWA. Yang jelas peraturannya termasuk
sudah kategori sesepuh (tua) dan belum ada pembaruan lagi sampai sekarang.
1. Kepmenkes no 347 tahun1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat
2. Kepmenkes no 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
memuat perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat
yang semula OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas.
4. Kepmenkes no 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap OWA (misal kekuatan, maksimal jumlah
resep)
3. Memberikan informasi kepada pasien agar aman digunakan (misal dosis dan
adalah obat – obatan yang termasuk dalam golongan obat bebas, obat bebas terbatas
dan obat – obatan dalam daftar Obat Wajib Apotek atau OWA yaitu obat keras yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter atau pengobatan sendiri dan diserahkan oleh
apoteker di apotek, di antara jenis obat-obatan adalah sebagai berikut ( Depkes RI,
2007).
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan di sertai dengan tanda
peringatan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada
pasien di apotek tanpa resep dokter. Obat-obat yang termasuk ke dalam daftar obat
wajib apotek diatur oleh menteri kesehatan republik indonesia, yaitu keputusan
Tujuan OWA
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat,
maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukanbagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep
oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal. Sesuai permenkes
No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan yaitu:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia
2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Penandaan OWA
Obat wajib apotek pada dasarnya adalah obat keras, maka penandaannya
sama dengan obat keras. Berdasarkan keputusan Menkes RI Nomor
02396/A/SK/VII/1986, tanda khusus untuk obat keras daftar G adalah berupa
lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf “K”
yang menyentuh garis tepi. Tanda khusus harus diletakan sedemikian rupa sehingga
jelas terlihat dan mudah dikenali.
BAB III
KESIMPULAN