Anda di halaman 1dari 20

ANEMIA PADA NEONATUS

Nama : ELIS
No. Stambuk : 17031014141
DEFINISI
Periode neonatal merupakan masa transisis
dari suatu lingkungan intrauterine yang
relative hipoksik menuju ke keadaan
fisiologis.

Anemia pada neonatus  keadaan


penurunan massa eritrosit atau konsentrasi
hemoglobin sehingga menyebabkan turunnya
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen.
KASUS
Bayi laki-laki berusia 5 hari masuk rumah
sakit dengan kondisi kuning seluruh tubuh,
kuning dialami sejak tadi pagi sebelum
masuk rumah sakit, orang tua bayi juga
mengatakan bahwa anaknya malas minum,
lemas dan demam (-), bayi lahir spontan di
Poskesdes dibantu oleh bidan, bayi lahir
langsung menangis, air ketuban biasa,
dengan berat lahir : 2400 gram dan banjang
badan lahir: 47 cm.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
 Denyut jantunng : 134 x/mennit
 Respirasi : 48 x/menit
 Temperatur : 37 oC
 Berat Badan : 2600 gram
 Panjang badan : 47 cm
 Lingkar Kepala : 32 cm
 Sistem pernapasan  Skor DOWN
 Sianosis :-
 Merintih : -
 Frekuensi napas : 0
 Apnea : -  Retraksi : 0
 Retraksi dinding dada : -  Sianosis : 0
 Pergerakan dinding dada:
simetris bilateral  Udara masuk : 0
Cuping hidung : -
Merintih : 0


 Stridor : -
 Bunyi napas:
 Total skor: 0
bronkovesikuler +/+  Kesimpulan : tidak
 Bunyi tambahan : Rh -/-,
Wh -/- ada gawat napas
 Sistem  Sisrem gastrointestinal
 Kelainan dinding abdomen :
Kardiovaskuler -
 Bunyi jantung : BJ  Muntah : -
I/II murni reguler  Diare : -
 Residu lambung: -
 Murmur : -  Organomegali: -
 Bising usus : Peristaltik (+),
kesan normal
 Sistem Hematologi  Umbilikus
 Pucat : +  Keluaran : -
 Warna kemerahan: -
 Ikterik : +  Edema : -
Sistem Saraf
 Aktivitas : kurang aktif
 Kesadaran : komposmentis
 Fontanella : datar
 Sutura : belum menutup
 Refleks terhadap cahaya : +/+
 Kejang :-
 Tonus otot : normal
LANJUTAN
 Diagnosis : Anemia pada Neonatus + BBLR

 Terapi

 IVFD K EN IB 12 tpm
 Injeksi ampisilin 4 x 75 mg
 Gentamisin 2 x 5 mg/ iv
 Dexamethasone 3 x 0.5/ iv
 Transfusi PRC 75 cc
ANEMIA FISIOLOGIS
Anemia fisiologis pada bayi prematur
maupun aterm ini, berhubungan dengan
berbagai faktor antara lain, penurunan masa
eritrosit saat lahir, iatrogenic karena
sampling laboratoris, masa hidup eritrosit
pendek, produksi eritropetin yang kurang
adekuat, dan pertumbuhan badan yang
cepat.
Selain itu, bayi premature memiliki waktu
lebih singkat untukmensintesis hemoglobin
saat intrauterine
ANEMIA PADA NEONATUS
Anemia pada neonates adalah anemia
yang terjadi pada saat lahir atau dalam
minggu pertama setelah lahir. Secara umum
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:[4]
 Anemia karena perdarahan
 Anemia karena proses hemolitik
 Anemia karena kegagalan produksi eritrosit
ETIOLOGI
A. Peningkatan destruksi eritrosit atau anemia hemolitik
 Anemia hemolitik imun
- Inkompatibilitas Rh, ABO, atau grup minor
- Anemia hemolitik infantil autoimun, termasuk anemia yang berhubungan dengan penyakit kolagen vaskular maternal
- Induksi obat, misalnya, penicillin, cephalothin, alpha-methyldopa, asam valproat
 Non imun
- Infeksi
 Sepsis viral atau bacterial
 Kongenital, misalnya, rubella, herpes, sifi lis, sitomegalovirus, toxoplasmosis, malaria, HIV
- Defisiensi vitamin E, terutama jika didapatkan oksidan, misalnya zat besi
- Kelainan membran eritrosit
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
 Kelainan herediter lain yang jarang, misalnya stomatositosis, piropoikilositosis
- Didapat, misalnya koagulasi intravaskular disseminate
- Defisiensi enzim eritrosit
 Defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
 Defisiensipiruvat kinase
 Jarang—Defisiensi enzim pada jalur glikolisis, heksosa monofosfat, dan metabolisme nukleotida eritrosit
- Thalassemia
 Thalassemia-α
 Thalassemia-γ
- Hemoglobinopati yang tidak stabil (anemia hemolitik badan Heinz kongenital), misalnya HbE
- Kelainan metabolik yang diturunkan
Osteopetrosis
Galaktosemia
- Anemia diseritropoietik kongenital
- Choriohemangioma plasenta
ETIOLOGI
B. Penurunan produksi eritrosit atau anemia hipoplastik
 Sindroma kegagalan sumsum tulang
- Hanya kelompok sel eritroid, misalnya aplasia eritrosit kongenital (Anemia Diamond-Blackfan), eritropenia transient pada anak,
anemia diseritropoietik kongenital
- Pansitopenia, misalnya disgenesis retikular, sindrom sideroblastosis refrakter (“Pearson Syndrome”), anemia Fanconi
 Infeksi
- Sepsis viral atau bacterial
- Infeksi virus kongenital, eg. rubella, parvovirus
 Defisiensi zat gizi, misalnya protein, zat besi, folat, B12
 Defisiensi transkobalamin II
 Leukemia kongenital
C. Kehilangan darah atau anemia hemoragik
 Iatrogenik
 Komplikasi obstetrik, misalnya perdarahan traumatik tali pusat, plasenta, atau cairan amnion karena kordosentesis atau
amniosentesis; ruptur tali pusat; insisi bedah pada plasenta saat seksio cesarea; tight nucal cord; posisi bayi di atas plasenta tapi
sebelum klem tali pusat
 Malformasi plasenta atau tali pusat, misalnya insersi velamentosa tali pusat, rupture vasa previa.
 Perdarahan tersembunyi saat lahir atau selama persalinan
- Fetomaternal
- Fetoplacental
- Twin-to-twin (hanya pada kembar monozigotik, monokorionik).
 Perdarahan internal (termasuk trauma maupun kelainan pembekuan darah), misalnya intracranial, intrahepatik, cephalohematoma,
perdarahan subgaleal.
 Koagulasi intravaskular disseminata dengan perdarahan eksternal atau internal
PEMERIKSAAN FISIK
Pada kasus ini tampak ikterus pada
seluruh tubuh bayi, sehingga dapat
disimpulkan bahawa pada kasus ini terjadi
proses hemolisis dari eritrosit yang
meyebabkan ikterus pada bayi, adapun
proses hemolisis eritrosit tersebut adalah
sebagai berikut:[
PEMECAHAN ERITROSIT
sel darah merah yang
rapuh Sistem
Retikuloendotelial
bilirubin bebas
(terikat oleh albumin)
Hati

bilirubin terkonjugasi
Ururobilinogen dalam
ginjal teroksidasi
kemudian di rubah
urobilinogen
menjadi urobilin

Kerja bakteri
sterkobilinogen

Oksidasi
sterkobilin
PROSES TERJADINYA IKTERUS
PADA ANEMIA HEMOLITIK

sehingga sel
Pada ikterus hati tidak dapat
konsentrasi
hemolitik, Sel darah merah mengeksresikan
bilirubin bebas
fungsi eksresi dihemolisis bilirubin
plasma
hati tidak terlalu cepat secepat
meningkat
tergaggu, pembentukanny
a
LANJUTAN
Dari hasil tersebut terlihat bahwa sel darah
merah, hemoglobin mengalami penuran
sednagkan nilai MCH MCV meningkat, dan RDW
juga meningkat,menurut teori yang ada anemia
dengan MCH meningkat dan RDW juga
meningkat dapat merupakan anemia makrositik
heterogen : Anemia defisiesnsi asam folat,
defisiensi vitamin B12, anemia hemolitik imun.
Sehingga yag lebih menjurus pada kasus ini
adalah anemia hemolitik imun. Tetapi belum
dpat dipastikan karena alur diagnostic
PENYELESAIAN KASUS
 Transfusi darah
Transfusi eritrosit dengan packed red cells (PRC) yang sudah diuji
crossmatch merupakan terapi paling umum untuk anemia berat pada
neonatus. Mengingat risikonya, baik infeksi maupun non-infeksi, perlunya
transfusi darah sering diperdebatkan. [7,8]

Kriteria Transfusi pada neonates: [7,8]


 Jika ada distres pernafasan, transfuse dilakukan pada keadaan sebagai
berikut:
Hematokrit <35–40%
adanya bukti klinis hipovolemia: pucat, takipnea, hipotensi, perfusi yang
tidak adekuat
 Jika tidak ada distres pernafasan, transfusi darah dilakukan pada keadaan
berikut:
Hematokrit <30% pada yang minggu pertama postnatal atau pada bayi
yang perlu menjalani pembedahan
Takikardia, takipnea, apnea, atau kardiomegali pada foto radiologis
Tidak ada kenaikan berat badan dengan hematokrit <30%
LANJUTAN
Pada kasus ini tatalaksana yang sudah dilakukan
adalah transfuse darah sebanyak 75 cc, pada kasus ini
dilakukan transfuse berdasarkan kriteri diatas adalah
pada kondisi tidak ada disstres pernapasan dengan
kadar hematokrit < 30 % (10.6 %). Transfusi yang
diberikan adalah PRC yaitu komponen yang terdiri dari
eritrosit yang dipekatkan dengan memisahkan
komponen-komponen yang lain. Pemberian transfusi
bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan
organ-organ tubuh, biasanya tercapai apabila kadar
Hb sudah di atas 8 g%. Pada kasus ini Hemoglobin =
3.5 g% sehingga perlu ditingkatkan menjadi >8 g%
melalui transfuse, dan berdasarkan perhitungan dosis
maka diperoleh
LANJUTAN
 Kebutuhuan darah (ml) = 6 X BB X Kenaikan
Hb yang diinginkan
= 6 X 2.6 kg X 4.7
= 73.32 ml (dibulatkan
menjadi 75 ml)
 Sehingga pemberian PRC pada kasus ini sudah
sesuai dengan teori yang ada. Setelah
dilakukan tranfusi dialkukan kembali
pengecekan darah rutin dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai