DENGAN APOTEK
Disusun oleh :
KALIMANTAN TIMUR
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah manajemen farmasi ini.
Makalah Kini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah manajemen farmasi ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah manajemen farmasi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dapat
memberikan informasi maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat dan Perbekalan Kesehatan merupakan salah satu sub sistem dari Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2004 yang bertujuan agar tersedia obat dan perbekalan kesehatan yang
aman, bermutu, bermanfaat serta terjangkau oleh masyarakat untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Obat
merupakan komponen esensial dari suatu pelayanan kesehatan, selain itu karena obat sudah
merupakan kebutuhan masyarakat, maka persepsi masyarakat tentang hasil dari pelayanan
kesehatan adalah menerima obat setelah berkunjung ke sarana kesehatan, yaitu Puskesmas,
Poliklinik, Rumah Sakit, Dokter praktek swasta dan lain - lain. Bila di umpamakan tenaga medis
adalah tentara yang sedang berperang di medan tempur, maka obat adalah amunisi yang mutlak
harus dimiliki untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Oleh karena vitalnya obat dalam pelayanan
kesehatan, maka pengelolaan yang benar, efisien dan efektif sangat diperlukan oleh petugas
pelayanan pengobatan atau kefarmasian. Dengan demikian pengadaan obat sekarang ini bukan
hanya tanggung jawab pelayanan kesehatan pemerintah saja yang dimaksud, melainkan termasuk
apotek swasta dan toko obat.
Terlebih lagi di daerah-daerah atau pedesaan yang belum terlalu berkembang pastinya
sangat perlu pelayanan pengobatan. Mencermati kondisi derajat kesehatan masyarakat
bergantung dalam mengelola dana penyediaan obat secara efektif dan efisien. Hal ini mendorong
kami sebagai penulis ingin membahas sistem manajemen pengelolaan atau pengadaan dan
penerimaan obat di toko obat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan toko obat dan apa perbedaannya dengan apotek?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan toko obat dan apa perbedaannya dengan apotek.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Toko Obat dan Perbedaannya dengan Apotek Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1 (14) Toko Obat adalah
sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk
dijual secara eceran. Secara peraturan, toko obat merupakan sebuah tempat yang hanya diizinkan
oleh pemerintah hanya untuk menjual produk obat golongan bebas (yang bertanda lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam) dan obat golongan bebas terbatas bebas (yang
bertanda lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam) dengan penanggungjawab
AA (Assistant Apoteker).
Dasar hukum pendirian toko obat berizin di Indonesia adalah SK Menkes RI No.
1189A/Menkes/SK/X/1999 tentang Wewenang Penetapan Izin di bidang Kesehatan, SK Menkes
RI No. 167/Kab/VII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat, SK Menkes RI No.
1331/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri RI No. 167/Kab/VII/1972
tentang Pedagang Eceran Obat, dan SK Walikota Kota setempat. Sedangkan Pendirian apotek
harus didasari dengan Surat Izin Apotek (SIA) yaitu surat izin yang dikeluarkan oleh Menteri
kepada Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu
tempat. Dasar hukum apotek antara lain UU Obat Keras St. 1937 No. 541, UU No. 22 tahun 1997
tentang Narkoba, UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, PP No. 41 tahun 1980 tentang Masa
Bhakti dan Izin Kerja Apoteker, SK Menkes RI No. 922/SK/Menkes/X/1993 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, dan SK Menkes No. 1189A/Menkes/SK/X/1999 tentang
Wewenang Penetapan Izin di bidang Kesehatan.
Apotek dan toko obat memang sama-sama menjual obat sama - sama memberi pelayanan obat.
Akan tetapi banyak perbedaan antara apotek dan toko obat yang harus diketahui. Adapun
perbedaannya, yaitu:
1. Toko obat berizin hanya sebatas diizinkan untuk menjual obat-obatan bebas dan alat kesehatan
ringan. Sedangkan apotek diperbolehkan untuk menjual semua jenis obat.
2. penanggung jawab apotek adalah apoteker. Sementara itu, penanggung jawab toko obat berizin
ialah asisten apoteker.
3. Masa berlaku SK izin toko obat yaitu dua tahun. Berbeda dengan masa berlaku SIA (Surat Izin
Apotek) yang mencapai lima tahun dengan melakukan registrasi berkala setiap satu tahun.
Usaha toko obat tentunya lebih fleksibel dibandingkan dengan apotek. Dimana bisa dikatakan
bahwa toko obat merupakan tempat penjualan obat yang hanya menjual obat bebas dan obat
bebas terbatas yang dalam pembeliannya oleh pasien tidak perlu menggunakan resep dokter.
Sehingga dalam Toko obat yang sifat bebas ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sakit,
baik sakit ringan maupun sakit berat karena tidak terlalu ribet,khususnya untuk penyakit ringan
yang sering terjadi masyarakat.
Walaupun toko obat dapat dikatakan lebih kecil dari skala apotek, namun untuk mendirikan dan
menjalankan usaha ini harus menggunakan sistem manajemen baik. Sehingga usaha toko obat ini
dapat berjalan dan berkembang. Berikut salah satu manajemen dalam mendirikan toko obat atau
Tips dan Strategi untuk Cara Usaha Toko Obat :
Jika anda sendiri sudah mempunyai usaha toko kecil-kecilan dengan modal sedikit pun anda
bisa menambahkan stok barang obat di
toko rumahan anda. Meski sedikit manfaatnya untuk orang yang biasa sakit ringan di sekitar anda
tidak perlu jauh-jauh membeli obat di toko besar atau seperti apotek.
Anda mencari letak lokasi usaha yang strategis yang tentunya dekat atau padat dengan penduduk
sekitar. Dan juga liat pesaing di sekitar lokasi usaha anda, semakin kecil pesaing semakin lancar
usaha anda.
Sebelumnya anda harus mempelajari tentang produk-produk yang anda ingin jual yang cocok di
pasaran. Anda perlu juga untuk mensurvey ke toko obat untuk mengetahui harga pasaran yang
anda jual. Penentuannya anda juga bisa mencari di internet. Hal ini anda bisa menyesuaikan
dengan modal yang anda punya. Setelah hal tersebut anda menjalin kerjasama dengan Supplier
dengan baik. Agar usaha anda semakin lancar dan tentunya anda harus mencari supplier yang
sesuai dengan hati nurani anda.
4. Pemilihan Karyawan
Dalam memelih karyawan seharusnya sangat berhati-hati dan harus mencakup kriteria sesuai
bisnis anda yaitu menjual obat-obatan. Hal ini bisa di antisipasi dengan cara mencari karyawan
yang lulusan farmasi atau kesehatan.
Anda harus mengurus atau menghubungi lembaga kesehatan seperti Departemen Kesehatan di
dekat lokasi yang ingin anda buka usaha tersebut. Dikarenakan agar anda memiliki ijin usaha dari
lembaga tersebut, dan toko anda mempunya legalitas secara hukum karena barang yang anda
dagangan yang anda jual merupakan barang yang mencakup peranan penting dalam kesehatan
banyak orang.
6. Pemilihan Properti
Anda harus memiliki meja kasir, rak untuk obat, etalase secukupnya penataan disesuaikan
dengan tempat usaha anda. Kalo bisa se simple mungkin agar customer bisa melihat dan memilih
sendiri.
Sistem manajemen toko obat tidak jauh berbeda dengan manajemen apotek. Manajemen toko
obat adalah manajemen farmasi yang diterapkan di toko obat. Sekecil apapun suatu toko obat,
sistem manajemennya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe manajemen, yaitu :
2. Setelah diteliti dan dinyatakan lengkap dan benar, berkas permohonan diagendakan dan kepada
pemohon diberikan arsip permohonan.
4. Apabila ijin telah diterbitkan, maka pemohon akan diberitahu oleh KPT dan selanjutnya bisa
diambil di loket pengambilan KPT IJIN TOKO OBAT.
Tugas Dan Fungsi Toko Obat/Pedagang Eceran Obat Tugas Toko Obat atau pedagang eceran
obat adalah orang atau badan hukum yang memiliki ijin untuk menyimpan obat-obat bebas dan
obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat.
Dasar Hukum
1. SK Menkes RI No. 1189 A/ Menkes/ SK/ X/ 1999 tentang Wewenang Penetapan Ijin di bidang
Kesehatan.
2. SK Menkes RI No. 167/Kab/ VII/ 1972 tentang Pedagang Eceran Obat. 3. SK Menkes RI No.
1331/ Menkes/ SK/ X/ 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menkes RI No.
167/Kab/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat. 4. SK Walikota Kota setempat.
Persyaratan
2. Surat Penunjukan Pemilik Toko Obat kepada Asisten Apoteker (Pemilik Toko Obat).
4. Foto Copy KTP Pemohon dan KTP Asisten Apoteker (AA), SIA dan SIK AA.
5. NPWP atau Surat Pernyataan dan Copy Lunas Pajak tahun terakhir.
6. Foto copy Ijasah SIAA. 7. Denah Lokasi Toko Obat. 8. Foto copy SK Toko Obat lama (untuk
SIK perpanjangan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian Pasal 1 (14) Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-
obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran. Dengan penanggung jawab
AA (Assistant Apoteker). Sistem manajemen toko obat tidak jauh berbeda dengan manajemen
apotek. Manajemen toko obat adalah manajemen farmasi yang diterapkan di toko obat. Sekecil
apapun suatu toko obat, sistem manajemennya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe
manajemen, yaitu manajemen keuangan, pembelian, penjualan, persediaan barang, pemasaran,
dan manajemen khusus.
B. Saran Semoga apa yang telah dijelaskan dalam makalah ini mengenai manajemen toko obat
dapat membantu dan memberikan informasi mengenai manajamen yang dapat diterapkan di
toko obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://farof.blogspot.co.id/2016/11/ini-perbedaan-toko-obat-berizin-dan.html.