Anda di halaman 1dari 7

MPO

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang dimaksud dengan MPO adalah Manajemen dan Penggunaan Obat
MPO?
2 Bagaimana sistem pemilihan pemilihan obat dirumah sakit berdasarkan
obat di rumah sakit? kebutuhan dan pola penyakit yang disesuaikan
dengan formularium nasional dan disusun didalam
formularium rumah sakit
3 Bagaimana cara menyusun 1. Panitia farmasi dan terapi akan menyebarkan
formularium rumah sakit? formulir kepada seluruh dokter untuk
penambahan obat baru
2. Panitia farmasi dan terapi akan mengumpulkan
seluruh dokter untuk mendiskusikan kembali
obat berdasarkan kebutuhan
3. Panitia farmasi dan terapi akan memasukkan
obat baru atau mengeluarkan obat lama sesusai
dengan permintaan dokter yang bersangkutan
4. Panitia farmasi dan terapi akan menyusun hasil
penetapan formularium rumah sakit terbaru
dan menyebarkan ke unit farmasi
4 Bagaimana cara pengadaan obat Rumah sakit melakukan pengadaan langsung yaitu
dirumah sakit? pemesanan obat dilakukan secara manual dengan
menghitung rata2 kebutuhan rumah sakit setiap
bulan+20% buffer stok
5 Kepada siapa pesanan obat Pesanana obat ditujukan kepada PBF (Pedagang
diberikan dan bagaimana Besar Farmasi) resmi yang dibuktikan dengan
kriterianya? adanya sertifikat CDOB (Cara Distribusi obat
yang Baik)
6 Setiap berapa tahun sekali Pembaruan MoU dilakukan secara berkala setiap 1
pembaharuan MoU dengan PBF tahun sekali
dalam pengadaan obat?
7 Bagaimana cara penerimaan 1. Barang dari ekspedisi diperiksa Petugas
obat di rumah sakit? Farmasi kesesuaian jumlah kolinya dengan
surat jalan. Barang lalu dibuka satu persatu
bersama petugas ekspedisi dan dicocokkan
dengan faktur dari PBF. Jika ditemukan barang
yang rusak atau pecah, dibuat berita acara yang
ditandatangani petugas farmasi dan petugas
ekspedisi. Petugas Farmasi kemudian
menghubungi sales PBF yang bersangkutan
untuk mengkomunikasikan apabila ada barang
yang kurang, pecah atau rusak dalam
pengiriman. Jika sudah sesuai, Petugas
Farmasi lalu menghubungi Petugas Adm
Barang dan Pemeliharaan untuk memeriksa
barang yang datang tersebut.
2. Petugas Adm Barang dan Pemeliharaan
mencocokkan faktur dengan perbekalan
farmasi yang diterima, mencakup: kesesuaian
nama, jenis, jumlah, keutuhan kemasan, no
batch, tanggal kadaluwarsa.
3. Jika sesuai Petugas Adm Barang
menandatangani faktur, kemudian faktur
diserahkan ke Petugas Farmasi untuk dientri
dan disusun barang tersebut sesuai dengan
prosedur penyimpanan barang. Kemudian
faktur diserahkan kembali ke Petugas Adm
Barang untuk memverifikasi kebenaran entri
oleh Petugas Farmasi di sistem.
4. Setelah faktur diverifikasi, maka barang yang
dientri telah menjadi stok Rumah Sakit dan
dapat digunakan dalam pelayanan.
5. Faktur dan barang yang sudah diproses lalu
ditanda tangani dan distempel. Tembusan
faktur kebagian keuangan untuk dicatat
sebagai hutang
8 Bagaimana sistem penyimpanan Penyimpanan obat berdasarkan:
obat gudang farmasi, farmasi 1. Alfabetis (berurutan sesuai abjad)
rawat jalan maupun inap? 2. Bentuk sediaan
3. Label khusus (Obat High Alert)
4. FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out)
9 Apa yang dimaksud dengan Obat High Alert adalah sekumpulan obat yang
Obat High Alert? dimasukkan dalam kelompok obat berbahaya
karena jika salah penggunaannya dapat
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
10 Sebutkan beberapa contoh Obat 1. Agonis adrenergik: epinefrin, norepinefrin
High Alert? 2. Anastesi : propofol, ketamine
3. Antiaritmia : lidocain, amiodaron
4. Block neuromuscular : recuronium,
suksinilkolin
5. Andiabetes: insulin, metformin,
glimepiride
6. Ionotropik: digoxin
7. Sedasi moderat: midazolam
8. Dll
11 Bagaimana cara penyimpanan Penyimpanan Obat High Alert :
Obat High Alert? 1. Diletakkan terpisah dengan obat lainnya
(tempat khusus)
2. Tempat tersebut diberikan penanda red line
dengan selotip merah
3. Setiap obat High Alert diberi label untuk
mencegah terjadinya hal yang tidak
diinginkan akibat kesalahan penggunaan
12 Apa yang dimaksud dengan Adalah sekumpulan obat yang terlihat mirip
Obat LASA? ataupun terdengar mirip
13 Sebutkan contoh obat LASA? Terlihat mirip : Apialys drop dan Apialys,
amlodipine 5mg dan amlodipine 10mg
Terdengar sama: nicarDIPIN dan amloDIPIN,
14 Bagaimana cara penyimpanan 1. Obat LASA tidak boleh diletakkan
Obat LASA? berdekatan
2. Jika terletak di abjad yang sama harus
berjarak 2 kotak obat lain
3. Diberikan penanda berupa label khusus
15 Apakah yang dimaksud dengan Adalah obat penting yang jika tidak ada dirumah
obat Life Safing? sakit dapat membahayakan jiwa
16 Bagaimana cara penanganan 1. Penanggung jawab (PJ) perbekalan farmasi di Unit
obat agar tidak terjadi over Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap ditentukan
stock? oleh Kepala Instalasi
2. Masing-masing PJ memeriksa keadaan fisik, jumlah
dan tanggal kadaluarsa perbekalan farmasi setiap
minggu
3. Jika terjadi perubahan pada fisik obat seperti
perubahan warna, bau, ataupun keadaan obat,
petugas mengembalikan barang tersebut ke gudang
farmasi. Petugas gudang kemudian menangani
perbekalan tersebut sesuai dengan prosedur
pengembalian perbekalan farmasi kepada supplier
4. Jika ditemukan ketidakcocokan jumlah antara
jumlah obat sebenarnya dengan jumlah di sistem,
PJ segera menelusuri bagaimana hal tersebut bisa
terjadi. Koreksi stok di sistem dilakukan dengan
mencantumkan kronologis kejadian yang telah
deverifikasi oleh Bagian Adm Barang dan
Pemeliharaan
5. Obat yang ditemukan slow moving atau death
moving diproses sesuai dengan prosedur
penanganan obat slow moving dan death moving
6. Setiap temuan dilaporkan ke Kepala Instalasi
Farmasi
17 Bagaimana alur pelayanan 1. Resep diterima oleh petugas farmasi
resep? 2. Petugas melakukan telaah resep. Jika tidak
ditemukan masalah, resep kemudian dientri di
SIMRS
3. Obat yang kosong atau tidak terbaca di
komunikasikan dengan dokter penulis resep
4. Resep kemudian diserahkan ke bagian
penyiapan untuk persiapan dan peracikan obat
5. Petugas farmasi akan menyiapkan obat,
meracik, memberi etiket sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional penulisan etiket.
6. Petugas melakukan telaah obat untuk
memastikan kecocokan obat yang disiapkan
dengan resep dokter.
7. Penyerahan obat ke pasien harus disertai
dengan informasi cara penggunaan obat dan
informasi lainya yang dianggap perlu, sesuai
dengan panduan komunikasi dan edukasi
pasien.
18 Bagaimana cara penanganan 1. Petugas farmasi menemukan adanya obat di
obat yang tidak tersedia di dalam resep dokter yang persediaannya habis.
rumah sakit? 2. Petugas farmasi melakukan substitusi dengan
obat yang sama zat aktifnya atau dengan
generiknya.
3. Petugas menghubungi dokter penulis resep
untuk diganti dengan alternatif sediaan yang
ada jika obat tersebut tidak bisa disubstitusi.
4. Jika dokter menolak alternatif obat pengganti,
petugas segera menghubungi petugas gudang
farmasi untuk menghubungi apotek rekanan
untuk menanyakan stok obat yang dimaksud.
5. Jika stok tidak tersedia di apotek rekanan,
petugas menghubungi distributor obat tersebut
dan meminta pengadaan cito.
6. Pada pasien rawat jalan, petugas membuat copy
resep untuk pasien, meminta no telp pasien
serta menginformasikan bahwa pasien tersebut
akan dihubungi jika obat sudah tersedia.
19 Apa yan dimaksud rekonsiliasi Rekonsiliasi obat merupakan proses
obat? membandingkan instruksi pengobatan dengan obat
yang telah di dapat pasien
20 Apa tujuan dilakukannya
1. Memastikan bahwa pasien rawat inap hanya
rekonsiliasi obat?
menggunakan obat yang terdaftar dalam
instruksi pengobatan untuk mencegah
terjadinya kesalahan obat (medication error)
seperti obat tidak diberikan, duplikasi,
kesalahan dosis atau interaksi obat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan obat
(medication error) yang rentan terjadi pada
pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke
rumah sakit lain, antar ruang perawatan, serta
pada pasien yang keluar dari rumah sakit
kelayanan kesehatan primer dan sebaliknya
21 Bagaimana prosedur melakukan
1. Petugas Admisi menanyakan kepada keluarga
rekonsiliasi?
pasien apakah pasien tersebut membawa obat
dari rumah, mengkonsumsi obat rutin, dan ada
tidaknya alergi obat.
2. Pada pengkajian awal pasien, Dokter atau
Perawat juga memastikan kepada pasien atau
keluarga pasien apakah ada obat yang dibawa
pasien, rutin digunakan pasien, dan ada
tidaknya alergi obat.
3. Jika pasien membawa obat dari luar rumah
sakit, maka obat tersebut dicatat dalam form
Rekonsiliasi Obat dan Dokter memutuskan
apakah obat tersebut akan digunakan (aturan
pakai sama atau berubah) atau dihentikan.
4. Jika obat digunakan, maka perawat menyimpan
obat tersebut lalu menyerahkan obat tersebut ke
Instalasi Farmasi untuk diberi penandaan ulang.
5. Apoteker mengidentifikasi obat tersebut apakah
masih layak digunakan dengan ketentuan:
a. Kondisi baik, jelas identitasnya, dan belum
kadaluarsa
b. Tablet atau obat lepas tanpa identitas tidak
boleh diberikan kepada pasien
c. Obat racikan yang lebih dari 7 (tujuh) hari,
tidak ada label dan didispensing di luar
Rumah Sakit tidak boleh diberikan kepada
pasien
6. Jika hal tersebut diketahui setelah pasien
dirawat, maka informasi tersebut dicatat di
form Rekonsiliasi Obat dan diinformasikan ke
DPJP oleh petugas yang menemukan.
7. Apoteker membandingkan data obat yang
sedang dan akan digunakan pasien. Jika
terdapat ketidakcocokan Apoteker
menghubungi DPJP untuk mengkonfirmasi
data tersebut.
8. Pasien rawat inap dapat menggunakan obat
bawaan apabila obat tersebut terdapat dalam
daftar instruksi pengobatan dan atau menerima
obat dari Instalasi Farmasi.
9. Penggunaan obat yang dibawa pasien dari luar
dicatat dalam catatan pengobatan dan diberi
penandaan / keterangan obat tersebut dibawa
dari luar rumah sakit.
10. Obat sisa bawaan pasien yang tidak digunakan
selama rawat inap dapat dikembalikan ke
pasien kembali.
11. Obat sisa pasien yang masih utuh, tidak
digunakan pasien lagi dan berasal dari Instalasi
Farmasi dapat dikembalikan ke Instalasi
farmasi.
22 Apa yang dimaksud dengan MESO (Monitoring Efek Samping Obat)
MESO? merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi
23 Apa tujuan dilakukan MESO? 1. Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini
mungkin terutama yang berat, tidak dikenal,
dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek
samping obat yang sudah dikenal, yang baru
saja ditemukan.
3. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan / mempengaruhi timbulnya efek
samping obat atau mempengaruhi angka
kejadian dan hebatnya efek samping obat.
24 Bagaimana prosedur melakukan 1. Instalasi Farmasi membagikan formulir MESO ke
MESO? semua penanggung jawab ruang rawat dan
menjelaskan prosedur dan tata cara pengisian form
MESO tersebut.
2. Dokter dan perawat mengamati dan menilai setiap
kejadian yang dinilai atau dicurigai terkait efek
samping obat, kemudian ditulis pada rekam medis
dan form MESO yang tersedia.
3. Kepala Ruang Rawat melaporkan hasil MESO
kepada Kepala Instalasi Farmasi secara berkala.
4. Jika terjadi pada pasien rawat jalan (poliklinik),
maka pasien tersebut dibawa kembali ke dokter
sebelumnya untuk ditangani dan diganti terapinya.
Jika dokter tersebut tidak ada, pasien dapat dibawa
ke IGD untuk penanganan efek samping yang
terjadi.
5. Dokter atau perawat poliklinik mengisi form MESO
setelah efek samping ditangani dan menyerahkan
form tersebut ke Kepala Instalasi Farmasi.
6. Kepala Instalasi Farmasi meninjaklanjuti laporan
tersebut bersama staf tentang kronologis lengkap
kejadian tersebut dari sudut pandang farmasi.
7. Hasil analisis direkap lalu dilaporkan ke ketua
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

Anda mungkin juga menyukai