TENTANG
OBAT WAJIB APOTIK
MENTERI KESEHATAN
MENETAPKAN :
Pertama : Keputusan Menteri Kesehatan tentang OBAT WAJIB APOTIK yaitu
obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di
Apotik tanpa resep dokter.
Kedua : Obat yang termasuk dalam OBAT WAJIB APOTIK ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
Ketiga : Obat yang tercantu pada lampiran Surat Keputusan ini dapat
diserahkan oleh Apoteker di Apotik dan selanjutnya disebut OBAT
WAJIB APOTIK No. 1
Obat Wajib Apotik ini dapat ditinjau kembali dan disempurnakan
setiap waktu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan ang
berlaku.
Keempat : Apoteker di Apotik dalam melayani pasien yang memerlukan obat
dimaksud dictum kedua diwajibkan :
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang bersangkutan.
2. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya,
kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan
oleh pasien.
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Juli 1990
MENTERI KESEHATAN
Ttd
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
B. Anti Spasmodik
Kejang saluran cerna Maksimal 20 tablet
Papaverin/Hiosin
butilbromide/Atropin SO4/ekstrak
beladon
C. Spasmodik - Analgesik
- Metamizole, Penpivennium bromide
Kejang saluran cerna Maksimal 20 tablet
- Hyoscine N-butilbromide, dipyrone
yang disertai nyeri
- Methampyrone, beladona,
hebat
papaverin HCI
- Methampyrone hyoscine
butilbromide,diazepam
- Pramiverin, metamizole
- Tiemonium methyl sulphate,
sodium noramidopromethane
sulphonate
- Pafinium bromide, sulpyon
D. Anti Mual
- Metoklopramid HCI
Mual, muntah Maksimal 20 tablet
E. Laksan
- Bisakodil Supp
Konstipasi Maksimal 3 supp
JUMLAH TIAP
NO KELAS TERAPI NAMA OBAT INDIKASI JENIS CATATAN
OBAT PER-PASIEN
Obat Mulut dan A. Hexetidine Sariawan, radang Maksimal 1 botol
Tenggorokan tenggorokan
TENTANG
DAFTAR OBAT WAJIB Apotik No. 2
MENTERI KESEHATAN
MENETAPKAN :
Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG OBAT WAJIB Apotik NO.
2
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 23 Oktober 1993
MENTERI KESEHATAN
Ttd
NOMOR : 924/MENKES/PER/1993
TENTANG : DAFTAR OBAT WAJIB Apotik NO 2
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 23 Oktober 1993
Menteri Kesehatan
Ttd
TENTANG
DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN OBAT NO. 1
MENTERI KESEHATAN
MENETAPKAN :
Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN
OLONGAN OBAT NO. 1
Kedua : Dalam keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan resep adalah
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, doktyer hewan kepada
Apoteker pengelola Apotik untuk menyediakan dan menyerahkan
obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 23 Oktober 1993
Menteri Kesehatan
Ttd
NOMOR 925/MENKES/PER/X/1993
TENTANG : DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN OBAT NO. 1
2. Benzoxonium Obat keras Obat bebas Terbatas Sebagai obat luar untuk mulut dan
tenggorokan (Kadar < 0.05%).
3. Benzocain Obat keras Obat bebas Terbatas Anestetik mulut dan tenggorokan
6. Chlorhexidin Obat keras Obat bebas Terbatas Sebagai obat luar untuk antiseptik
kulit (kadar < 0.12%)
12. Ibuprofen Obat Keras Obat Bebas Terbatas Tablet 200 mg, kemasan tidak
lebih dari 10 tablet
13. Lidocain Obat Keras Obat Bebas Terbatas Anestetik mulut dan tenggorokan
14. Mebendazol Obat Keras/Obat Wajib Apotik Obat Bebas Terbatas Semua materi untuk promosi harus
mengemukakan resiko bahaya obat.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 23 Oktober 1993
MENTERI KESEHATAN
Ttd
TENTANG
DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO. 3
MENTERI KESEHATAN
MENETAPKAN :
Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR OBAT
WAJIB Apotik NO. 3
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 07 Oktober 1999
MENTERI KESEHATAN
Ttd