Anda di halaman 1dari 15

SAMPUL

Mata Kuliah : Manajemen Logistik Obat dan Alat

Dosen : Haniarti, S.Si, Apt, M.Kes

PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN


LOGISTIK OBAT DI RUMAH SAKIT

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
 ESA NUGRAHA (218240023)
 SHAHNAS SAVITRI (218240022)
 FUJI ARDIWINATA (218240014)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Manajemen Logistik Obat dan Alat dengan judul “Penerimaan Dan Penyimpanan
Logistik Obat Di Rumah Sakit”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Pangkajene, 08 April 2021

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Penerimaan obat di Rumah Sakit..................................................................6

B. Metode penyimpanan obat di Rumah Sakit..................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen logistik obat merupakan hal yang sangat penting bagi rumah
sakit karena persediaan obat yang terlalu besar maupun terlalu sedikit akan
membuat rumah sakit mengalami kerugian. Kerugian yang didapat berupa biaya
persediaan obat yang membesar serta terganggunya kegiatan operasional
pelayanan. Dampak negatif secara medis maupun ekonomis akan dirasakan rumah
sakit jika terjadi ketidakefektifan dalam melakukan manajemen obat [ CITATION
Feb16 \l 1057 ].

Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang
sangat penting dan saling terkait yang dimulai pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian dalam penyediaan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan, karena ketidakefisienan dan ketidaklancaran pengelolaan obat akan
memberi dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun
secara ekonomi.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam persediaan obat di rumah
sakit adalah pengontrolan jumlah stok obat untuk memenuhi kebutuhan. Jika stok
obat terlalu kecil maka permintaan untuk penggunaan seringkali tidak terpenuhi
sehingga pasien/ konsumen tidak puas, sehingga kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dapat hilang dan diperlukan tambahan biaya untuk mendapatkan
bahan obat dengan waktu cepat guna memuaskan pasien/ konsumen. Jika stok
terlalu besar maka menyebabkan biaya penyimpanan yang terlalu tinggi,
kemungkinan obat akan menjadi rusak/ kadaluarsa dan ada resiko jika harga
bahan/ obat turun [ CITATION Mal15 \l 1057 ]

Yang ingin kita bahas dalam makalah ini yaitu mengenai penerimaan dan
penyimpanan logistik obatdi rumah sakit. Penerimaan merupakan kegiatan untuk
menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan

4
harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Penyimpanan obat adalah proses dimana setelah barang diterima di
instalasi farmasi dan sebelum akan dilakukan pendistribusian barang tersebut
[ CITATION Cha16 \l 1057 ].

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka dapat


ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerimaan obat di RS?


2. Bagaimana metode penyimpanan obat di RS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan obat di RS.
2. Untuk mengetahui bagaimana metode penyimpanan obat di RS.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Penerimaan obat di Rumah Sakit


Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi
yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Penerimaan perbekalan
farmasi harus dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab. Petugas
yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik dalam tanggung
jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat penting dari perbekalan
farmasi. Dalam tim penerimaan farmasi harus ada tenaga farmasi. Tujuan
penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima
sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu.

Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan


disesuaikan dengan spesifikasi pada order pembelian Rumah Sakit. Semua
perbekalan farmasi harus ditempatkan dalam tempat persediaan, segera
setelah diterima, perbekalan farmasi harus segera disimpan di dalam
lemari besi atau tempat lain yang aman. Perbekalan farmasi yang diterima
harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah ditetapkan [ CITATION
HAR18 \l 1057 ].

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:


a. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan
berbahaya.
b. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Origin.
c. Sertifikat analisa produk.

B. Metode penyimpanan obat di Rumah Sakit


Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu obat.

6
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk
melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-
tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua
kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang.
Fungsi yang lain adalah: kualitas barang dapat dipertahankan, barang
terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang
yang aman dari pencuri.

Penyimpanan obat merupakan proses sejak dari penerimaan obat,


penyimpanan obat dan mengirimkan obat ke unit pelayanan di rumah
sakit. Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit
pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Setiap petugas
pengelola yang melakukan penyimpanan obat, perlu melakukan
pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap awal bulan.
Pengamatan mutu obat seperti mutu obat yang disimpan dapat mengalami
perubahan baik secara fisik maupun kimia, dilaporkan perubahan yang
terjadi kepada Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota untuk diteliti lebih lanjut,
secara sederhana pengamatan dilakukan dengan visual, dengan melihat
perubahan yang terjadi pada obat tablet, kapsul, cairan, salep dan injeksi .

Pada tahap penyimpanan obat-obatan yang diterima agar aman


(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin. Penyimpanan yang tidak baik dapat menyebabkan
kerusakan pada obat dan dapat menyebabkan kerugian pada rumah sakit.

Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan


penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus
dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan

7
kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan,
sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan [ CITATION Drs16 \l 1057 ].

Komponen yang harus diperhatikan antara lain:


1. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
2. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali
untuk kebutuhan klinis yang penting.
3. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
4. Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang dibawa oleh pasien harus
disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.

Menurut [ CITATION HAR18 \l 1057 ] Metode penyimpanan dapat


dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan alfabetis
dengan menerapkan prinsip (First Expired First Out) FEFO dan (First In
First Out) FIFO dan disertai sistem informasi yang selalu menjamin
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpanan
sebaiknya dilakukan dengan memperpendek jarak gudang dan pemakai
dengan cara ini maka secara tidak langsung terjadi efisiensi.

a. Pengaturan tata ruang


Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,
pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi, diperlukan pengaturan tata
ruang gudang dengan baik. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam merancang bangunan gudang adalah sebagai berikut:
1) Kemudahan bergerak Untuk kemudahan bergerak, gudang perlu ditata
sebagai berikut:

8
a) Gudang menggunakan sistem satu lantai, jangan menggunakan
sekat-sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika
digunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan pintu untuk
mempermudah gerakan.
b) Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan
farmasi, ruang gudang dapat ditata berdasarkan sistem arus garis
lurus, arus U atau arus L.
2) Sirkulasi udara yang baik, salah satu faktor penting dalam merancang
bangunan gudang adalah adanya sirkulasi udara yang cukup di dalam
ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur
hidup dari perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat dalam
memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja. Idealnya dalam
gudang terdapat AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk
ruang gudang yang luas. Alternatif lain adalah menggunakan kipas
angin, apabila kipas angin belum cukup maka perlu ventilasi melalui
atap.
3) Rak dan Pallet, Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet
akan dapat meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok
perbekalan farmasi. Keuntungan penggunaan pallet, sirkulasi udara
dari bawah dan perlingungan terhadap banjir, peningkatan efisiensi
penanganan stok dan dapat menampung perbekalan farmasi lebih
banyak pallet lebih murah dari pada rak.
4) Kondisi penyimpanan khusus, Vaksin memerlukan “Cold Chain”
khusus dan harus dilindungi daru kemungkinan terputusnya arus
listrik. Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari
khusus dan selalu terkunci. Bahan-bahan mudah terbakar seperti
alkohol dan eter harus disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya
disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang induk.
5) Pencegahan kebakaran, Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-
bahan yang mudah terbakar seperti dus, karton, dan lain- lain. Alat
pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah

9
dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran
agar diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih berfungsi atau
tidak.

b. Penyusunan stok perbekalan farmasi


Perbekalan farmasi disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis.
Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah- langkah
berikut:
1) Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In
First Out) dalam penyusunan perbekalan farmasi yaitu perbekalan
farmasi yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang dietrima
lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya perbekalan
farmasi yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal
dan umumnya relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya lebih awal
2) Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara
rapi dan teratur.
3) Gunakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika
4) Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur ,
udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai
5) Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode,
pisahkan perbekalan farmasi dalam dengan perbekalan farmasi
perbekalan farmasi untuk penggunaan luar.
6) Cantumkan nama masing-masing perbekalan farmasi pada rak dengan
rapi.
7) Apabila persediaan perbekalan farmasi cukup banyak, maka biarkan
perbekalan farmasi tetap dalam boks masing-masing.
8) Perbekalan farmasi yang mempunyai batas waktu penggunaan perlu
dilakukan rotasi stok agar perbekalan farmasi tersebut tidak selalu
berada di belakang sehingga dapat dimanfaatkan sebelum masa
kadaluwarsa habis.
9) Item perbekalan farmasi yang sama ditempatkan pada satu lokasi

10
walaupun dari sumber anggaran yang berbeda.

11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi


yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Sedangkan penyimpanan
adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.

. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi


yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan adalah yang pertama harus
mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan berbahaya,
yang kedua khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of
Origin, dan yang ketiga harus mempunyai sertifikat analisa produk.

Penyimpanan obat merupakan proses sejak dari penerimaan obat,


penyimpanan obat dan mengirimkan obat ke unit pelayanan di rumah
sakit. Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit
pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Pada tahap
penyimpanan obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Penyimpanan yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan pada obat
dan dapat menyebabkan kerugian pada rumah sakit.

Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan


sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan
penggolongan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.

12
B. Saran

Kami menyadari makalah yang berjudul “Penerimaan Dan


Penyimpanan Logistik Obat Di Rumah Sakit” ini masih memiliki banyak
kekurangan dari  segi penyusunan maupun isi materi yang kami tuangkan,
oleh karena itu kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
serta dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuan terkait materi Penerimaan
Dan Penyimpanan Logistik Obat Di Rumah Sakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Malinggas, N. E. (2015). Analysis of Logistics Management Drugs In Pharmacy Installation


District General Hospital Dr . Sam Ratulangi Tondano . 448-460.

Febreani, Stella H. (2016). Pengendalian Persediaan Obat Pada Logistik Farmasi Rumah
Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Skripsi. Universitas Airlangga.

Chalidyanto, D. d. (2016). PENGELOLAAN SEDIAAN OBAT PADA LOGISTIK


FARMASI RUMAH SAKIT UMUM TIPE B DI JAWA TIMUR. 136-145.

Drs. Rusli. Sp., F. A. (2016). FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK. 1-189.

HARDIYANTI. (2018). MANAJEMEN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE TAHUN 2018. 1-137.

14

Anda mungkin juga menyukai