DOSEN :
Oleh kelompok 7 :
Akmal Luthfi
Martini Aulia
Putri Rahmadani
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
untuk mata kuliah Farmasi Rumah Sakit ini, yaitu tentang “Pengendalian.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan pembuatan makalah ini
menggunakan metode kepustakaan,serta data-data kami peroleh dari beberapa
sumber menjadi sebuah makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. I
II
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu rumah sakit harus memiliki sistem pengelolaan yang baik. Salah
satunya adalah pengendalian. Pengendalian persediaan obat di rumah sakit
bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan oleh Unit farmasi, khususnya Gudang
Farmasi sebagai pusat penyimpanan dan pendistribusian persediaan kebutuhan
obat dan alat kesehatan untuk seluruh pasien di rumah sakit, oleh karena itu harus
selalu dilakukan pengawasan persediaan yang cermat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan obat dan alat kesehatan untuk unit pengguna (Depo-depo, apotik dan
ruang perawatan) dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan tepat waktu. Teknik
pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam
menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta
kapan saatnya mengadakan pemesanan kembali. Pengendalian persediaan yang
baik akan sangat menunjang efisiensi dan efektifitas anggaran rumah sakit.
Mengingat biaya yang dibutuhkan untuk persediaan dan pengelolaan obat yang
tidak sedikit, maka diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan yang baik,
pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan membuat analisa persediaan.
1
pengawasan persediaan obat tidak dilakukan dengan baik maka akan
menyebabkan kekurangan persediaan sehingga proses distribusi obat kepada
pasien terhambat atau bahkan terjadinya penumpukan obat yang berdampak pada
peningkatan biaya pengelolaan obat. Dengan keadaan yang seperti itu dapat
menghambat proses kegiatan operasional di rumah sakit, sehingga berdampak
pada kepuasan pasien.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari sistem pengendalian di Rumah Sakit
2. Untuk mengetahui Tujuan sistem pengendalian di Rumah sakit
3. Untuk mengetahui cara-cara pengendalian di Rumah Sakit
4. Untuk mengetahui metode-metode yang dilakukan dalam sistem pengendalian di
Rumah Sakit
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membantu dalam memberikan informasi untuk keperluan instalasi farmasi.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka sistem pengendalian persediaan obat
menggunakan pengurutan dan pengelompokan obat yang kemudian digunakan
sebagai acuan dalam menyusun rencana pengadaan.
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan atau kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa dan kehilangan
serta pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai.
4
2.3 Cara Pengendalian
Cara untuk mengendalikan persediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai adalah:
5
3. Pemasok juga harus lebih memperhatikan kelompok A agar jangan terjadi
keterlambatan pengiriman.
4. Cycle counting, merupakan verifikasi melalui internal audit terhadap
record yang ada, dilaksanakan lebih sering untuk kelompok A, yaitu1
bulan 1 kali, untuk kelompok B tiap 4 bulan, sedangkan kelompok C tiap 6
bulan.
6
2.4.2 Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan Economic Order
Interval(EOI)
7
Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Dengan asumsi yang
diberikan di atas biaya paling signifikan adalah biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. jadi jika kita meminimalkan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan, kita juga akan meminimalkan biaya total. Seiring dengan
Dimana :
D = Kebutuhan perperiode
H = Biaya penyimpanan
Sebuah konsep yang berhubungan EOQ adalah EOI. Interval teoritis yang
ideal untuk jangka waktu pemesanan disebut dengan EOQ. Sebagaimana kasus
EOQ, EOI berubah berdasarkan nilai variabel individu dengan biaya akuisisi yang
tinggi, EOI menurun (pemesanan pertahun), dan seterusnya. Juga seperti EOQ,
rumus EOI menghasilkan rekomendasi yang harus dibulatkan.Walaupun EOI
mempunyai aplikasi yang utama dalam sistem yang menggunakan EOQ, untuk
mengatur kuantitas jumlah pemesanan, EOI dapat digunakan dalam sistem
persediaan obat untuk mengecek interval pemesanan teoritis yang ideal pada
pembelian terjadwal dan kemudian untuk mengelompokkan item yang terbaik
yang dipesan tiap bulan, tiap 3 bulan, tiap tahun dan seterusnya.
8
EOI =
Dimana:
1. Vital (V)
Vital adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain :
a. obat penyelamat (life saving drug)
b. obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan
c. obat-obatan untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin,
insulin, obat jantung,
2. Esensial (E)
Esensial bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien.
a. Antibiotic
9
b. obat gastrointestina
c. NSAID dan lain lain.
3. Non-esensial (N)
Non-esensial meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakanuntuk
penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalanfarmasi yang
diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak
mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi lainnya. Contoh
obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah :
a. Vitamin
b. suplemen dan lain-lain.
10
a. Buang kategori N terutama NA
b. Seleksi E yang termasuk slow atau fast moving.
c. Ubah obat bermerek menjadi generic
d. Ubah obat bermerk dengan merk lain yang lebih murah
e. Komunikasikan dengan dokter dan direktur
a. Prioritas
harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada analisis
ABC-VEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV (kategori vital
A,vital B,vital C).
b. Utama
Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada analisis ABC-
VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE (kategori essensial
A,essensial B,essensial C).
c. Tambahan
Dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi.
Pada analisis ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan CN (kategori non
essensial A, non essensial B, non essensial C).
11
Beberapa hal penting dalam konsep JIT ini adalah :
1. Semua material adalah bagian aktif dari sistem produksi dan tidak boleh
menimbulkan masalah yang menyebabkan timbulnya persediaan
2. Persediaan seminim mungkin (sesuai Kebut saja) untuk menjaga
kelangsungan produksi, dan harus tersedia dalam jumlah, waktu, serta
kualitas yang tepat dan Dalam jumlah & mutu yang tepat
3. Diminimumkannya variabelitas (masalah)
• kesalahan pemasok
• kesalahan design
• kesalahan operator
• kesalahan menerjemahkan keinginan konsumen
4. Persediaan adalah ‘WASTE’ / Pemborosan
1. Berkurangnya persediaan
Biaya “ berkurang’
Investasi pada persediaan
2. Meningkatnya pengendalian mutu
Pemasok lebih komitmen
Ciri-ciri JIT :
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat diunit-unit pelayanan.
2. Tujuan pengendalian:
a. Penggunaan obat sesuai dengan formularium rumah sakit
b. Penggunaan obat dengan diagnosis dan terapi
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien
3. Cara-cara pengendalian :
a. slow moving
b. death stock
c. Stok opname
4. Metode-metode pengendalian :
a. metode ABC
b. metode EOQ dan EOI
c. metode VEN
d. metode PUT
e. metode JIT
13
DAFTAR PUSTAKA
• Abert, C., Banneberg, W., Bates, J., Battersby, A., Beracochea, E., 2012,
Managing Access to Medicines and Health Technologies, Management
Science for Health Inc.,
III