Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRAKTIKUM MANAJEMEN FARMASI

"PERENCANAAN,PENGADAAN,PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT"

Disusun oleh:
Nama: Fajria puspita sari tabo
Nirm: 2003005
Kelas: 3B Farmasi
Dosen Pengampu : Apt. Rahmat Ismail, S.Farm, M.Farm

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah praktikum manajemen farmasi
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna,oleh sebab itu kami meminta maaf
dan meminta saran dan kritik untuk dapat Memperbaiki perbaikan Makalah ini dengan lebih
baik . Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak
terutama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

Manado, 14 november 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi perencanaan obat..........................................................3
2.2 Tujuan perencanaan obat............................................................3
2.3 Prinsip perencanaan pengadaan obat........................................4
2.4 Definisi pengadaan obat..............................................................6
2.5 Siklus pengadaan obat.................................................................6
2.6 Penyimpanan................................................................................7
2.7 Distribusi obat...............................................................................8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Apotek merupakan tempat pelayanan bidang kesehatan di Indonesia khususnya
dalam melakukan praktik kefarmasian.Dalam Permenkes No.73 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan
penunjang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi
dalam penggunaan alat kesehatan dan obat-obatan.Penggunaan obat tidak bisa
dipisahkan dari faktor yang mendukung kesehatan manusia (Permenkes RI, 2016) .
Kesehatan merupakan suatu unsur yang dapat diwujudkan dengan pembangunan
kesehatan besar yang mana artinya pembinaan sumber daya manusia merupakan modal
pelaksanaan pembangunan nasional, yang memperhatikan peran kesehatan serta
pembinaan penyelenggaraan dalam upaya kesehatan.Upaya pembangunan kesehatan
dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya yakni pemerataan dan peningkatan
pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan adanya
penyediaan jumlah obat yang cukup, bermutu serta terdistribusi merata dengan harga
yang terjangkau dapat mendukung optimalnya bentuk pelayanan kesehatan.Salah satu
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yaitu apotek (Presiden RI, 2009)
Upaya Kesehatan Adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan tempat Yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut saran
kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan penunjang. Saran kesehatan
meliputi balai pengobatan Pusat kesehatan masyarakat( Puskesmas)Rumah sakit
umum,Rumah Sakit khusus praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter
gigi spesialit, praktek bidan,toko obat, apotek,instalasi farmasi Rumah sakit
(IFRS),Pedagang Besar Farmasi( PBF),pabrik obat dan bahan Obat, laboratorium
kesehatan,dan sarana kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
diperlukan perbekalan kesehatan Yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan Dan
perbekalan kesehtan lainnya, sedangkan sediaan farmasi meliputi obat,bahan obat,obat
tradisional,dan kosmetik.
1
Dalam beberapa sarana kesehtan itu seperti Rumah Sakit, pabrik
Obat ,Pengendalian mutu sediaan farmasi,pengamanan pengadaan,penyimpanan dan
distribusi obat,pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat,bahan obat dan obat tradisional.
Sistem Pengelolaan Obat merupakan suatu Rangkaian kegiatan yang meliputi aspek
Seleksi dan perumusan kebutuhan,pengadaan,penyimpanan pendistribusian dan
penggunaan obat,dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing
tahap pengelolaan obat akan dimulai dari perencanaan pengadaan yang merupakan
dasar pada dimensi pengadaan obat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengtahui lebih dalam mengenai
perencanaan pengadaan penyimpanan dan distribusi obat tersebut.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi perencanaan obat
Perencanaan adalah suatu kegiatan Yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar
kebutuhan obat Yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan
Yang sistematis dengan urutan Yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan Yang
telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan,menetapkan
sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber Yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi
dapat digunakan secara efektif dan efisien
(Depkes, 2002)

2.2 Tujuan perencanaan obat


Beberapa tujuan perencanaan Dalam bidang farmasi adalah untuk menyusun
kebutuhan obat Yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya
kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan
persediaan farmasi secara efektif dan efisien.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan
obat yaitu:
1) Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat
mencapai tujuan dan sasaran
2) Persyaratan barang meliputi:kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu
merk dan satu jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku
3) Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang
4) Pertimbangan anggaran dan peredaran barang (Depkes,2002)

2.3 prinsip perencanaan pengadaan obat


Pada prinsip pengadaan harus disesuaikan dengan hasil penjualan sehingga Ada
keseimbangan Antara penjualan dengan Pembelian. Salah satu Obyek manajemen di
apotik adalah Manajemen pengadaan dan persediaan.dimana apotik harus memberikan
pelayanan Yang maksimal dimana harus ditunjang dengan adanya kelengkapan barang
yang dijual. Dimana jika salah satu barang tidak tersedia atau jumlahnya tidak
mencukupi akan berdampak buruk pada citra apotik dari segi kelengkapan barangnya
dimata konsumen.(Depkes, 2002)
Tahap perencanaan kebutuhan obat tahap perencanaan kebutuhan obat meliputi:
 Tahap persiapan
prencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam Rangka
menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit Serta
kebutuhan pelayanan kesehatan,hal ini dapat dilakukan dengan
membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang bertujuan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana obat melalui kerja
sama antar instansi yang terkait dengan masalah obat
 Tahap perencanaan
 Tahap pemilihan obat
Tahap ini untuk menentukan obat-obat Yang sangat diperlukan
sesuai dengan kebutuhan dengan prinsip dasar menentukan jenis obat
Yang akan digunakan atau dibeli.
Pemilihan obat menurut WHO
 Dipilih obat Yang secara ilmiah menunjukkan efek terapetik lebih
besar dibanding resiko-resiko ESO
 Jangan terlalu banyak jenis obat Yang diseleksi, Hindari duplikasi
 Untuk obat barus,harus berdasarkan bukti ilmiah bbahwa lebih
baik dibanding obat pendahulu

 Jika alternative pilihan obat banyak,dipilih doc dari penyakitnya


 Pertimbangan administrasi Dan biaya yang dibutuhkan
 Kontraindikasi,peringatan ESO harus dipertimbangkan
 Dipilih obat yang standar mutunya tinggi
 Tahap perhitungan Kebutuhan obat
Tahap ini menghindar kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan
koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat di Harapkan
obat Yang dapat tepat jenis,tepat jumlah dan tepat Waktu. Metode Yang
biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan obat Yaitu:
 Metode konsumsi
secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi obat
individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan datang
verdasarkan analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya
 Metide morbiditas
Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran
pasien, kejadian penyakit Yang umum,dan pola perawatan
standar dari penyakit Yang ada.
 Metode penyesuaian konsumsi
metode ini menggunakan data pada insiden penyakit konsumsi
penggunaan obat. Sistem perencanaan pengadaan didapat
dengan mengekstrapolasi nilai konsumsi dan penggunaan untuk
mencapai target sistem suplai berdasarkan pada cakupan
populasi atau tingkat pelayanan Yang disediakan.
 Metode proyeksi tingkat pelayanan dari keperluan Anggaran Me

2.4 Definisi pengadaan obat


Pengadaan merupakan proses penyediaan obat Yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan
untuk unit pelayanan kesehatan lainnya Yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui
pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi.

2.5 siklus pengadaan obat


Pada siklus pengadaan tercakup pada keputusan-keputusan dan tindakan dalam
menentukan jumlah obat Yang diperoleh harga Yang harus dibayar dan kualitas obat-
obat Yang diterima.
Siklus pengadaan obat mecakup pemilihan,kebutuhan penyesuaian kebutuhan dan
dana,pemilihan metode pengadaan,penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan
masakontrak,pemantauan status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan
obat,pembayaran,penyimpanan,pendistribusian dan pengumpulan informasi
penggunaan obat.
Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah
yang cukup sesuai dengan mutu Yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat
diperlukan. Macam-macam metode pengadaan:
1. Pengadaan jumlah terbatas
 Order barang terbatas
 Modal terbatas
 Kecepatan aliran barang
 Stock obat
 Keberadaan PBF dalam kota
2. Pengadaan secara berencana
 Order berdasarkan waktu tertentu
 Order berdasarkan periode musim tertentu
 Keberadaan PBF di luar kota

3. Pengadaan secara spekulatif


 Kemungkinan kenaikan harga
 Bonus yang ditawarkan
Harus diperhatikan:
 Modal yang dimiliki
 Kecepatan aliran barang
4. Konsiyansi
 Produk yang masih tahap promosi
 Bentuk pembayaran
Syarat-syarat dalam fungsi pengadaan
 Doelmatig : sesuai tujuan dan rencana
 Rechmatig : sesuai hak dan kemampuan
 Wetmatig : sesuai dengan ketentuan yang beberlaku

2.6 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan penyimpanan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian sefrta gangguan fisik yang dapat merusak obat. Metode penyimpanan
dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan dan alphabet
dengan menerapkan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
dan serta sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi
sesuai kebutuhan.(Depkes, 2001)

Metode penyimpanan secara umum dapat dilakukan dengan


1. Alfabetis maksudnya penyimpanan berdasarkan urutan abjad
2. FIFO(first expired first out) maksudnya obat-obatan Yang baru masuk
diletakkan dibelakang obat Yang terdahulu dan FEFO(First expired first
out)maksudnya dengan cara menempatkan obat-obatan Yang mempunyai ED
lebih lama diletakkan dibelakang obat-obatan Yang mempunyai RD lebih
pendek
3. Farmakologi maksudnya penyimpana berdasarkan khasiatnya
4. Bentuk sediaan misaln"a bentuk tablet, sirup,drop,salep,injeksi, infus dan alkes
5. Kombinasi
 Penyimpanan Narkotika
Ketentuan lemari penyimpanan narkotika:
1. Dibuat dari kayu atau bahan lain Yang kuatM
2. Mempunyai kunci Yang kuat.
3. Jika ukuran lemari kurang dari 40x80x100 cm,maka lemari Harus dibuat
pada tembok atau lantai
4. Dibuat dalam 2 bagian- bagian I untuk menyimpan morfin,petididn dan
garam-garamnya. Bagian II untuk menyimpan narkotika untuk
kebutuhan sehari-hari.

2.7 Distribusi obat


distribusi obat merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
berbagai pelayanan farmasi untuk pelayanan individu. Tujuan pendistribusian adalah
tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayan secara tepat waktu jenis dan
jumlah.(depkes, 1996)
8

Tujuan distribusi obat


1. Menjamin ketersediaan obat
2. Memelihara mutu obat
3. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
4. Menjaga kelangsungan Persediaan
5. Memperpendek waktu tunggu
6. Pengendalian persediaan
7. Memudahkan pencarian dan pengawasan waktu tunggu

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari manfaat ini adalah Di Apotik Harus
memberikan pelayanan Yang maksimal dan Harus ditunjang dengan adanya
kelengkapan barang Yang dijual. Dimana jika salah satu barang tidak tersedia atau
jumlahnya tidak mencukupi akan berdampak buruk pada citra Apotik dari segi
kelengkapan barangnya dimata konsumen.
Perencanaan pengadaan obat sangat penting dilakukan untuk menyusun
kebutuhan obat Yang tepat sesuai dengan kebutuhan dengan mutu Yang baik,sehingga
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan dana. Kegiatan pengadaan
obat di Apotik merupakan salah satu faktor penunjang dan salah satu faktor penentu
keberhasilan pelayanan di apotik

10

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI( Direktorat Jenderal Pengawasan 0bat dan


Makanan,Pedoman Pengelolaan Obat Daerah Tingkat II,"jakarta 1996
Departemen Kesehatan RI( Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
"Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan
Kesehatan Dasar (PKD) Jakarta 2002
Departemen Kesehatan RI,Badan Pengawasan Obat dan Makanan"Pengolahan Obat Kabupaten
kota,"Jakarta,2001
Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor72 Tahun 2016
TentangStandar Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai