Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

MANAJEMEN FARMASI

Kelas : III B
Nama :
1. Jeshika Ananda Putri (051221053)
2. Olis Pekei (051221063)
3. Asnat Rimba Da Costa (051221067)
4. Thitus Servas Bergamans Loban (051221069)
5. Jesica Angelita Nono Nale (051221065)
6. Anggita Rachmawati Rafisa (051221080)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALYO
PROGRAM STUDI FARMASI
2023

i
Daftar Isi

COVER..................................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
Kata Pengantar......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
TUGAS DAN PENYELESAIAN.........................................................................................................2
1. METODE KOMSUMSI................................................................................................................2
2. Perencanaan obat berdasarkan mordibitas.....................................................................................9

ii
Kata Pengantar

Puji syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis pada mata kuliah Managemen Farmasi
ini yaitu membuat Makalah “Perencanaan obat pada apotek ngudi waluyo”
dilaksanakn sebagai salah satu syarat untuk melengkapi SKS pada mata kuliah
Managemen Farmsi di Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Ungaran

iii
PENDAHULUAN

masyarakat. Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah


sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secaraparipurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat(Depkes RI, 2009). Di Indonesia rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan
untuk puskesmas terutama upaya penyembuhan dan pemulihan. Mutu pelayanan di rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki rumah sakit
tersebut. Sebagai pusat pelayanan kesehatan, sakit harus meningkatkan mutu pelayanan
termasuk didalamnya adalah mutu pelayanan kefarmasian.Unit farmasi merupakan unit yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien dibidang kefarmasian yang sangat
menentukan derajat kesehatan masyarakat(Depkes RI, 2004).

Standar pelayanan farmasi di apotek disusun dalam Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Pengaturan standar pelayanan farmasi di apotek
ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum
bagi tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Pelayanan kefarmasian
diapotek yang komprehensif meliputi dua kegiatan, yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik Peran apoteker di
apotek masih menjadi pertanyaan di Indonesia. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
apoteker belum sepenuhnya menunjukkan peranannya untuk memberikan pelayanan
kefarmasian di apotek .Adanya kesenjangan antara pelayanan kefarmasian yang ideal sesuai
dengan standar dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan yang telah dilaporkan di
beberapa penelitian sebelumnya menjadi alasan dilakukan penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek
di daerah Kabupaten Pamekasan.

Obat memegang peran yang penting dalam pelayanan kesehatan karena obat
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan. Obat merupakan salah
satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan sehingga ketersediaannya harus terjamin
dalam jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan, secara tepat waktu, merata, dan
berkesinambungan. Biaya obat merupakan bagian terbesar dari anggaran kesehatan.

1
Pada pengelolaan obat, proses perencanaan dan pengadaan sangat berpengaruh pada
ketersediaan obat maupun segi ekonomi rumah sakit. Terjaminnya item dan jumlah obat yang
mencukupi menjadi salah satu aspek terpenting dari rumah sakit untuk dapat memberikan
pelayanan yang terbaik. Disamping itu, karena biaya yang besar dikeluarkan oleh rumah sakit
pada pengelolaan obat terutama pada tahap perencanaan dan pengadaan, maka perlu diadakan
evaluasi terhadap tahap tersebut.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Obat merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan


sehingga ketersediaannya harus terjamin dalam jumlah dan jenis yang cukup sesuai
dengan kebutuhan, secara tepat waktu, merata, dan berkesinambungan.

perencanaan adalah Kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan


sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahanbahan


dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi
atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan
setiap waktu. Terdapat 3 unsur penting yang akan menjadi dasar bagi pembahasan persedaan.
Unsur-unsur tersebut adalah Unsur Permintaan (Demand), Periode Datangnya Pesanan,unit
yang diminta selama lead time

Kekosongan obat yang terjadi adalah akibat dari proses perencanaan, bukan
akibat dari proses pengadaan. Untuk menghindari terjadinya stok kosong, maka
harus dilakukan perencanaan yang lebih teliti sehingga tidak terjadi kekosongan obat
di satu sisi dan kelebihan beberapa item obat di pihak lain. Perencanaan Pengadaan
obat memiliki 2 metode, yaitu metode konsumsi dan metode mordibitas. metode
konsumsi merupakan metode perencanaan berdasarkan atas analisis konsumsi
logistik periode sebelumnya metode mordibitas merupakan metode perencanaan
berdasarkan atas analisis jumlah kasus penyakit pada periode sebelumnya. Jumlah kasus
ini tergantung dari jumlah kunjungan,bor/los (hari perawatan)frekuensi penyakit dan standar
pengobatan.

Metode analisis ABC merupakan metode pembuatan kelompokatau


penggolongan berdasarkan perangkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah dan
dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A (nilai investasi tinggi), B
(nilai investasi sedang) dan C (nilai investasi rendah). Metode ini sangat berguna di

3
dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang
paling penting dan perlu diprioritaskan dalam persediaan (Heizer dan Reider, 2010).

Analisis VEN Salah satu cara meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan
farmasi yang terbatas dgn mengelompokkan sediaan farmasi berdasarkan Mmanfaat tiap jenis
sediaan farmasi terhadan kesehatan.Metode Kombinasi antara ABC dan VEN metode
gabungan digunakan untuk melakukan pengurangan sediaan farmasi dan menekan biaya /
dana yang tersedia

4
TUGAS DAN PENYELESAIAN

METODE KOMSUMSI

a) Selama tahun 2019(januari-desember)pemakaian omeprzol tablet sebanyak 400.000


tablet. Sisa stok per 31 desember 2019 adalah 20.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2019= 12 bulan
B = 400.000 tablet:12
= 33.000 tablet/bulan
= 8.250 tablet/minggu
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 5%
C = 5% x 33.000
=1.650 tablet
Lead time 1 minggu (D)
D = 8.250 tablet x 1
=8.250 tablet
Sehingga kebutuhan omeprazole bulan januari 2020 adalah
A =(33.000 +1.650 +8.250) -15.000
A =27.900 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet omeprazole bulan januari tahun 2020 adalah sebanyak
27.900 tablet

b) Selama tahun 2014(januari-desember)pemakaian Ambroxol tablet sebanyak 270.00 tablet.


Sisa stok per 31 desember 2014 adalah 20.000 tablet

penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2019= 12 bulan
B = 270.000 tablet:12

5
= 22.500 tablet/bulan
= 5.625 tablet/minggu
= 804 tablet/ hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 10%
C = 10% x 22.500
=2.250 tablet
Lead time 2 minggu (D)
D = 5.625 tablet x 2
=11.250 tablet
Sehingga kebutuhan Ambroxol bulan januari 2015 adalah
A =(22.500+2.250+11.250) -20.000
=16.000 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet omeprazole bulan januari tahun 2015 adalah sebanyak 16.000
tablet
c) Selama tahun 2010(januari-desember)pemakaian metformin tablet sebanyak 600.000
tablet. Sisa stok per 31 desember 2010 adalah 25.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2010= 12 bulan
B = 600.000 tablet:12
=50.000 tablet/bulan
= 12.500 tablet/minggu
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 10%
C= 10% x 50.000
=5.000 tablet
Lead time 2 minggu (D)
D= 12.500 tablet x 2
=25.000 tablet
Sehingga kebutuhan metformin bulan januari 2011 adalah
A=(50.000 +5.000 +25.000) -25.000
=55.000
Jadi rencana pengadaan tablet omeprazole bulan januari tahun 2011 adalah sebanyak
55.000 tablet

6
d) Selama tahun 2022(januari-desember)pemakaian Sanmol tablet sebanyak 240.000 tablet.
Sisa stok per 31 desember 2022 adalah 10.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2015= 12 bulan
B = 240.000 tablet:12
= 20.000 tablet/bulan
= 5000 tablet/minggu
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 20%
C= 20% x 20.000
=4000tablet
Lead time 1 minggu (D)
D= 5000 tablet x 1
=5000 tablet
Sehingga kebutuhan Sanmol bulan januari 2023 adalah
A=(20.000+4000+ 5000) -10.000
= 19.000 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet Sanmol bulan januari tahun 2023 adalah sebanyak 19.000
tablet

e) Selama tahun 2022(januari-desember)pemakaian mefinal tablet sebanyak 300.000 tablet.


Sisa stok per 31 desember 2022 adalah 15.000 tablet

Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2022= 12 bulan
B = 300.000 tablet:12
= 25.000 tablet/bulan
= 6.250 tablet/minggu
= 893 tablet/hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 20%
C= 20% x 25.000
=5.000 tablet

7
Lead time 1 minggu (D)
D= 6.250 tablet x 1
=6.250 tablet
Sehingga kebutuhan mefinal bulan januari 2022 adalah
A=(25.000+5.000+6.250) -15.000
= 21.250 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet mefinal bulan januari tahun 2023 adalah sebanyak 21.250
tablet

f) Selama tahun 2022(januari-desember)pemakaian bufacaryl tablet sebanyak 300.000


tablet. Sisa stok per 31 desember 2022 adalah 10.000 tablet

penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2023= 12 bulan
B = 300.000 tablet:12
= 25.000 tablet/bulan
= 6.250 tablet/minggu
= 893 tablet/hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 20%
C= 20% x 25.000
=5.000 tablet
Lead time 1 minggu (D)
D= 6.250 tablet x 1
=6.250 tablet
Sehingga kebutuhan omeprazole bulan januari 2016 adalah
A=(25.000+5.000+6.250) -10. 000
= 26.250 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet bufacaryl bulan januari tahun 2023 adalah sebanyak 26.250
tablet

8
g) Selama tahun 2015(januari-desember)pemakaian grantusif tablet sebanyak 390.000 tablet.
Sisa stok per 31 desember 2019 adalah 25.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2015= 12 bulan
B = 390.000 tablet:12
= 32.500 tablet/bulan
= 8125 tablet/minggu
= 1161 tablet/hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 12%
C= 12% x 32.500
=3900 tablet
Lead time 3 minggu (D)
D= 8125 tablet x 3
=24.375 tablet
Sehingga kebutuhan omeprazole bulan januari 2016 adalah
A=(32.500+3.900+24.375) -25.000
A= 35.775 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet grantusif bulan januari tahun 2016 adalah sebanyak 35.775
tablet

h) Selama tahun 2018(januari-desember)pemakaiaLanolin tablet sebanyak 270.00 tablet.


Sisa stok per 31 desember 2018 adalah 15.000 tablet

penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2019= 12 bulan
B = 270.000 tablet:12
= 22.500 tablet/bulan
= 5.625 tablet/minggu
= 804 tablet/ hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 20%
C= 20% x 22.500
=4.500 tablet

9
Lead time 2 minggu (D)
D= 5.625 tablet x 2
=11.250 tablet
Sehingga kebutuhan lanosin bulan januari 2015 adalah
A=(22.500+4.500+11.250) -15.000
=23.250 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet lanolin bulan januari tahun 2019 adalah sebanyak 23.250
tablet

i) Selama tahun 2020 (januari-desember) pemakaian Paratusin tablet sebanyak 264.00


tablet. Sisa stok per 31 desember 2020 adalah 10.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2020= 12 bulan
B = 264.000 tablet:12
= 22.000 tablet/bulan
= 5.500 tablet/minggu
= 785 tablet/ hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 20%
C= 20% x 22.000
=4.400 tablet
Lead time 1 minggu (D)
D= 5.500 tablet x 1
=5.500 tablet
Sehingga kebutuhan lanosin bulan januari 2021 adalah
A=(22.000+4.400+5.500) -10.000
=21.900 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet Paratusin bulan januari tahun 2023 adalah sebanyak 21.900
tablet

10
j) Selama tahun 2015 (januari-desember) pemakaian Tripsin tablet sebanyak 600.00 tablet.
Sisa stok per 31 desember 2015 adalah 30.000 tablet
penyelesaian:
Pemakaian rata-rata(B)
Januari-Desember 2020= 12 bulan
B = 600.000 tablet:12
= 50.000 tablet/bulan
= 12.500 tablet/minggu
= 1.786 tablet/ hari
Setelah dievaluasi, buffer stock (C) sekitar 5%
C= 5% x 50.000
=2.500 tablet
Lead time 2 minggu (D)
D= 12.500 tablet x 2
=25.000 tablet
Sehingga kebutuhan lanosin bulan januari 2021 adalah
A=(50.000+2.500+25.000) -30.000
=40.000 tablet
Jadi rencana pengadaan tablet Tripsin bulan januari tahun 2016 adalah sebanyak 40.000
tablet

11
2. PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN MORDIBITAS

a) Anak-anak

Penggunaan Lodia Pada Diare

Satu siklus pengobatan diare diperlukan 10 bungkus obat Lodia. Jumlah kasus 150.

Jumlah Lodia yang diperlukan adalah :

= 10 × 150

= 1.500 bungkus

Dewasa

Satu siklus pengobatan diare diperlukan 6 bungkus Lodia. Jumlah kasus 150.

Jumlah Lodia yang diperlukan adalah :

= 6 × 150

= 900 bungkus

b) Anak-anak

Penggunaan Cetirizine Pada Alergi

Satu siklus pengobatan alergi diperlukan 5 bungkus obat Cetirizine. Jumlah kasus 180.

Jumlah Cetirizine yang diperlukan adalah :

= 5 × 180

= 900 bungkus

Dewasa

Satu siklus pengobatan alergi diperlukan 2 bungkus Cetirizine. Jumlah kasus 180.

Jumlah Cetirizine yang diperlukan adalah :

= 2 × 180

= 360 bungkus

12
c) .Anak-anak

Penggunaan Cataflam Pada Sakit Gigi

Satu siklus pengobatan Sakit gigi diperlukan 2 bungkus obat Cataflam. Jumlah kasus 200.

Jumlah Cataflam yang diperlukan adalah :

= 2 × 200

= 400 bungkus

Dewasa

Satu siklus pengobatan sakit gigi diperlukan 3 bungkus Cataflam. Jumlah kasus 200.

Jumlah Cataflam yang diperlukan adalah :

= 3 × 200

= 600 bungkus

d) Anak-anak

Penggunaan Cataflam Pada Sakit Gigi

Satu siklus pengobatan Sakit gigi diperlukan 2 bungkus obat Cataflam. Jumlah kasus 200.

Jumlah Cataflam yang diperlukan adalah :

= 2 × 200

= 400 bungkus

Dewasa

Satu siklus pengobatan sakit gigi diperlukan 3 bungkus Cataflam. Jumlah kasus 200.

Jumlah Cataflam yang diperlukan adalah :

= 3 × 200

= 600 bungkus

e) Amlodipin

13
Anak-anak
Standar pengobatan dengan amlodipin adalah 2,5 mg 1 kali sehari. Jumlah 160 kasus.
Jumlah amlodipin yang diperlukan:
= 2,5 mg×160 kasus= 400 mg

Dewasa
Standar pengobatan dengan amlodipin adalah 5 mg 1 kali sehari. Jumlah kasus 180.
Jumlah amlodipin yang diperlukan:
= 5 mg×180 kasus = 900 mg

f) Amoxan (Peradangan)

Anak-anak
Siklus pengobatan dengan amoxan adalah 750 mg 2 kali sehari selama 2 hari. Jumlah 100
kasus.

Jumlah untuk 1 kasus:


= 750 mg × 2 × 2
= 3000 mg atau amoxan sirup 125 ml/5 ml botol 60 ml

Setiap amoxan per botol mengandung = 60 ml/5 ml × 125 mg = 1500 mg


Maka jumlah yang diperlukan = 3000 mg/1500 × 1 botol = 2 botol
Jumlah amoxan sirup yang diperlukan untuk 1 kasus: 2 botol
Jumlah amoxan sirup yang diperlukan untuk 100 kasus adalah:
= 100 kasus × 2 botol= 200 botol
Dewasa
Siklus pengobatan dengan amoxan adalah 750 mg 2 kali sehari selama 2 hari. Jumlah 200
kasus.
Jumlah untuk 1 kasus:
= 750×2×2
= 3000 mg
Amoxan sediaan tablet dispersible mengandung 250 mg per tablet
Maka jumlah yang diperlukan= 3000 mg/250 mg= 12 tab

14
Jumlah yang diperlukan untuk 1 kasus adalah 12 tab, maka jumlah yang diperlukan untuk 200
kasus adalah:
= 200 kasus × 12 tab
= 2.400 tab

g) Loperamide (Diare)

Anak-anak
Pengobatan diare dengan loperamide adalah maksimal 6 mg perhari. Jumlah 400 kasus.

Jumlah untuk 1 kasus:


= 6 mg atau 1 tab = 2 mg -> 6 mg/2 mg = 3 tab

Jumlah loperamide yang diperlukan untuk 1 kasus adalah = 3 tab


Maka loperamide yang diperlukan untuk 400 kasus adalah:
= 400 kasus × 3 tab
= 1200 tab

Dewasa
Pengobatan diare dengan loperamide adalah maksimal 8 mg perhari. Jumlah 200 kasus.
Jumlah 1 kasus:
= 8 mg atau 1 tab = 2 mg -> 8 mg/2 mg = 4 tab

Jumlah loperamide yang diperlukan untuk 1 kasus adalah 4 tab


Maka loperamide yang diperlukan untuk 200 kasus adalah:
= 200 kasus × 4 tab
= 800 tab

h) Ryvel
Anak-anak

15
Pengobatan alergi dengan ryvel tablet adalah 5 mg 2 kali sehari. Jumlah 80 kasus
Jumlah untuk 1 kasus:
= 5 mg × 2
= 10 mg

Jumlah untuk 80 kasus:


= 80 kasus × 10 mg
= 800 mg atau 1 tab = 10 mg -> 800 mg/10 mg= 8 tab

Dewasa
Pengobatan alergi dengan ryvel tablet adalah 10 mg sekali sehari. jumlah 100 kasus.
Jumlah untuk 1 kasus:
= 10 mg
Jumlah untuk 100 kasus:
= 100 kasus × 10 mg
= 1000 mg atau
1 tab = 10 mg -> 1000 mg/10 mg= 100 tab

i) Diclofenac (Meredakan nyeri akut)


Anak-anak
Siklus pengobatan dengan diclofenac adalah 25 mg 3 kali sehari. Jumlah 106 kasus

Jumlah untuk 1 kasus:


= 25 mg × 3
= 75 mg
Jumlah untuk 106 kasus:
= 106 kasus × 75 mg
= 7.950 mg atau
1 tab = 50 mg -> 7.950 mg/50 mg = 159 tab

Dewasa
Siklus pengobatan dengan diclofenac adalah 50 mg, 2-3 kali sehari. Jumlah 108 kasus.

16
Jumlah untuk 1 kasus:
= 50 mg × 2-3
= 100-150 mg
Jumlah untuk 108 kasus:
= 108 kasus × 100-105 mg
= 10.800 mg-16.250 mg atau
1 tab = 50 mg -> 10.800 mg-16.250 mg/50 mg = 216-325 tab

j)Lameson-4
Anak-anak
Pengobatan dengan lameson-4 adalah 0,8-1,1 mg/kg BB. Jumlah 95 kasus.
Jumlah untuk 1 kasus
Misalkan BB anak 14 KG:
= 14 kg × 0,8-1,1 mg/kg BB
= 1064-1463 mg atau 1 tab = 4 mg
-> 1064-1463 mg/4 mg= 266-365,75 tab

Dewasa
Pengobatan dengan lameson-4 adalah 4-80 mg/hari. Jumlah 100 kasus.

Jumlah untuk 1 kasus:


= 4-80 mg
Jumlah untuk 100 kasus:
= 100 kasus × 4-80 mg
= 400-8000 mg atau
1 tab = 4 mg -> 400-8000 mg/4 mg = 100-2000 tab
k) Farsifen
Anak-anak
Pemberian dosis farsifen adalah 50 mg 3-4 kali sehari. Jumlah 110 kasus.

Jumlah untuk 1 kasus:


= 50 mg × 3-4
= 150-200 mg

17
Jumlah untuk 110 kasus:
= 110 kasus × 150-200 mg
= 16500-22000 mg atau 1 tab = 400 mg -> 16500-22000 mg/400 mg = 40-55 tab

Dewasa
Pemberian dosis farsifen adalah 200-250 mg 3-4 kali sehari. Jumlah 120 kasus.
Jumlah untuk 1 kasus:
= 250 mg × 3-4
= 750-1000 mg
Jumlah untuk 120 kasus:
= 120 kasus × 750-1000 mg
= 90000-120000 mg atau 1 tab = 400 mg -> 90000-120000 mg/400 mg= 225-300 tab

METODE ABC
NO NAMA OBAT HARGA JUMLAH TOTAL PRESENTASE
1 IMODIUM Rp625.000,00 30 Rp18.750.000,00 18,75%
2 NORVASK Rp363.000,00 20 Rp7.260.000,00 7,26%
3 PARATUSIN TAB Rp347.000,00 20 Rp6.940.000,00 6,94%
4 KALNEX Rp300.000,00 10 Rp3.000.000,00 3,00%
5 LACTO-B Rp150.000,00 20 Rp3.000.000,00 3,00%
6 A-B VASK Rp195.000,00 15 Rp2.925.000,00 2,93%
7 LACOLDIN Rp190.000,00 15 Rp2.850.000,00 2,85%
FLUIMUCIL SYR Rp177.500,00 15 Rp2.662.500,00 2,66%
Caprazol Rp214.200,00 12 Rp2.570.400,00 2,57%
BAQUINOR FORTE Rp252.000,00 10 Rp2.520.000,00 2,52%
QUANTIDEX Rp84.000,00 25 Rp2.100.000,00 2,10%
PIRACETAM Rp126.000,00 15 Rp1.890.000,00 1,89%
PULMICORT Rp339.944,00 5 Rp1.699.720,00 1,70%
SILEX SYR Rp60.000,00 25 Rp1.500.000,00 1,50%
RECOFOL-N Rp210.000,00 7 Rp1.470.000,00 1,47%
PONSTAN Rp207.442,00 7 Rp1.452.094,00 1,45%
VOLTAREN 25ML Rp138.000,00 10 Rp1.380.000,00 1,38%
AMOXSAN FORTE SYR Rp63.000,00 20 Rp1.260.000,00 1,26%
NIFEDIN Rp60.000,00 20 Rp1.200.000,00 1,20%
SALBUVEN Rp170.500,00 6 Rp1.023.000,00 1,02%
YALONE Rp200.000,00 5 Rp1.000.000,00 1,00%
ACTIFED PLUS EXPECT Rp66.500,00 15 Rp997.500,00 1,00%
THROMBOPHOB GEL Rp47.000,00 20 Rp940.000,00 0,94%
XICOLAM Rp61.500,00 15 Rp922.500,00 0,92%
RADOL Rp150.000,00 6 Rp900.000,00 0,90%
INTERLAC Rp180.000,00 5 Rp900.000,00 0,90%

18
ANALSIK Rp110.000,00 8 Rp880.000,00 0,88%
DENUFAM Rp97.500,00 9 Rp877.500,00 0,88%
NOGREN Rp120.000,00 7 Rp840.000,00 0,84%
ESTAZOR Rp165.000,00 5 Rp825.000,00 0,83%
LODIA Rp54.000,00 15 Rp810.000,00 0,81%
LEVITAM Rp130.000,00 6 Rp780.000,00 0,78%
PANADOL FLU&BATUK Rp30.000,00 25 Rp750.000,00 0,75%
FLADEX Rp150.000,00 5 Rp750.000,00 0,75%
ORADEXON Rp121.610,00 6 Rp729.660,00 0,73%
TEMPRA SYR Rp35.700,00 20 Rp714.000,00 0,71%
HEPLAV Rp100.000,00 7 Rp700.000,00 0,70%
DAMABEN Rp43.000,00 15 Rp645.000,00 0,65%
DECOLGEN TAB Rp25.000,00 25 Rp625.000,00 0,63%
DECULIN Rp190.000,00 3 Rp570.000,00 0,57%
DOMETA Rp27.500,00 20 Rp550.000,00 0,55%
TAMOLIV Rp60.000,00 9 Rp540.000,00 0,54%
COSTIL Rp105.000,00 5 Rp525.000,00 0,53%
CONRANIN Rp63.000,00 8 Rp504.000,00 0,50%
HYTRIN Rp123.200,00 4 Rp492.800,00 0,49%
CODIPRONT Rp23.500,00 20 Rp470.000,00 0,47%
PONFLU Rp92.000,00 5 Rp460.000,00 0,46%
MINIASPI Rp30.000,00 15 Rp450.000,00 0,45%
SIMUCIL 200 Rp150.000,00 3 Rp450.000,00 0,45%
PYREXIN Rp45.000,00 10 Rp450.000,00 0,45%
CALBON Rp74.000,00 6 Rp444.000,00 0,44%
ASMASOLON Rp28.754,00 15 Rp431.310,00 0,43%
LACTULAX Rp70.000,00 6 Rp420.000,00 0,42%
HALMEZIN SYR Rp24.500,00 17 Rp416.500,00 0,42%
SANMOL SYR Rp20.000,00 20 Rp400.000,00 0,40%
ACRAN Rp96.900,00 4 Rp387.600,00 0,39%
CATAFLAM Rp15.000,00 25 Rp375.000,00 0,38%
CONDIABET Rp53.500,00 7 Rp374.500,00 0,37%
EFLAGEN Rp61.500,00 6 Rp369.000,00 0,37%
EPISAN Rp72.750,00 5 Rp363.750,00 0,36%
GLUFOR Rp120.000,00 3 Rp360.000,00 0,36%
PYREXIN Rp50.000,00 7 Rp350.000,00 0,35%
LAPROSIN Rp68.000,00 5 Rp340.000,00 0,34%
ERDOMEX Rp65.000,00 5 Rp325.000,00 0,33%
zepral Rp65.000,00 5 Rp325.000,00 0,33%
COLIDIUM Rp44.950,00 7 Rp314.650,00 0,31%
COMTUSI SYR Rp39.000,00 8 Rp312.000,00 0,31%
LAPIFED SM SYR Rp21.754,00 13 Rp282.802,00 0,28%
FARMALAT Rp40.000,00 7 Rp280.000,00 0,28%
NALGESTAN Rp83.570,00 3 Rp250.710,00 0,25%
MELOGRA Rp81.800,00 3 Rp245.400,00 0,25%
LATOREC Rp120.000,00 2 Rp240.000,00 0,24%

19
PYRAVIT Rp33.000,00 7 Rp231.000,00 0,23%
PYRIDOL SYR Rp23.000,00 10 Rp230.000,00 0,23%
PAMOL Rp37.000,00 6 Rp222.000,00 0,22%
BRUFEN Rp55.000,00 4 Rp220.000,00 0,22%
ACIFAR Rp35.000,00 6 Rp210.000,00 0,21%
YARIFLAM Rp100.000,00 2 Rp200.000,00 0,20%
HISTAPAN Rp49.000,00 4 Rp196.000,00 0,20%
TOSMA Rp37.000,00 5 Rp185.000,00 0,19%
ORPHEN Rp36.600,00 5 Rp183.000,00 0,18%
TORAMINRE Rp90.000,00 2 Rp180.000,00 0,18%
DECOLSIN SYR Rp17.573,00 10 Rp175.730,00 0,18%
EDEMIN Rp22.000,00 7 Rp154.000,00 0,15%
LACTRIN Rp75.000,00 2 Rp150.000,00 0,15%
MYCOSTATIN SYR 30ML Rp20.000,00 7 Rp140.000,00 0,14%
NIFUDIAR Rp35.000,00 4 Rp140.000,00 0,14%
GLISEND Rp46.200,00 3 Rp138.600,00 0,14%
VOSTRIN Rp68.000,00 2 Rp136.000,00 0,14%
ASIMAT Rp66.000,00 2 Rp132.000,00 0,13%
FARMADRAL Rp19.000,00 5 Rp95.000,00 0,10%
YUSIMOX DRY SYR Rp10.000,00 9 Rp90.000,00 0,09%
PONCOLIN Rp14.700,00 6 Rp88.200,00 0,09%
TREMENZA Rp80.470,00 1 Rp80.470,00 0,08%
ALUDONNA Rp37.500,00 2 Rp75.000,00 0,08%
DECADRYL SYR Rp16.000,00 4 Rp64.000,00 0,06%
DECOLGEN TAB Rp7.063,00 8 Rp56.504,00 0,06%
ERDOBAT Rp6.500,00 7 Rp45.500,00 0,05%
SARIDON Rp21.930,00 2 Rp43.860,00 0,04%
ALLOGON Rp15.120,00 2 Rp30.240,00 0,03%
TOTAL Rp100.000.000,00 100,00%

METODE VEN
V E N
LEVITAM IMODIUM LACTO-B
ASMASOLON IMODIUM
LACTULAX NORVASK

20
GLISEND PARATUSIN TAB
KALNEX
A-B VASK
LACOLDIN
FLUIMUCIL SYR
Caprazol
BAQUINOR FORTE
QUANTIDEX
PIRACETAM
PULMICORT
SILEX SYR
RECOFOL-N
PONSTAN
VOLTAREN 25ML
AMOXSAN FORTE SYR
NIFEDIN
SALBUVEN
YALONE
ACTIFED PLUS EXPECT
THROMBOPHOB GEL
XICOLAM
RADOL
INTERLAC
ANALSIK
DENUFAM
NOGREN
ESTAZOR
PANADOL FLU&BATUK
FLADEX
ORADEXON
TEMPRA SYR
HEPLAV
DAMABEN
DECOLGEN TAB
DECULIN
DOMETA
TAMOLIV
COSTIL
CONRANIN
HYTRIN
CODIPRONT
PONFLU
MINIASPI
SIMUCIL 200
PYREXIN

21
CALBON
PANADOL FLU&BATUK
FLADEX
ORADEXON
TEMPRA SYR
HEPLAV
DAMABEN
DECOLGEN TAB
DECULIN
DOMETA
TAMOLIV
COSTIL
CONRANIN
HYTRIN
CODIPRONT
PONFLU
MINIASPI
SIMUCIL 200
PYREXIN
CALBON
PANADOL FLU&BATUK
FLADEX
ORADEXON
TEMPRA SYR
HEPLAV
DAMABEN
DECOLGEN TAB
DECULIN
DOMETA
TAMOLIV
COSTIL
CONRANIN
HYTRIN
CODIPRONT
VOSTRIN
ASIMAT
FARMADRAL
YUSIMOX DRY SYR
PONCOLIN
TREMENZA
ALUDONNA
DECADRYL SYR
DECOLGEN TAB
ERDOBAT
SARIDON

22
ALLOGON

KESIMPULAN

Dalam menyelesaikan perencanaan obat menggunakan beberapa metode


diantaranya Metode konsumsi, metode mordibitas dan metode kombinasi. Metode
konsumsi dalam perencanaan ini melakukan perhitungan stok obat berdasarkan tahun

23
sebelumnya. Perencanaan dengan metode morbiditas dalam perencanaan ini sebelum
menentukan stok obat yang harus diperhatikan yaitu pada pola penyakit dari suatu
daerah. Metode kombinasi menggunakan Metode VEN berdasarkan golongan obat
seperti V yaitu obat vital, E yaitu essensial dan N yaitu non essensial. Selain metode
VEN ada metode ABC bersadarkan nilai atau harga dari tertinggi menuju ke rendah.
Metode kombinasi merupakan metode lanjutan ABC-VEN yang digunakan untuk
pengurangan jumlah obat.

DAFTAR PUSTAKA

Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak Kabupaten Sukabumi. Jurnal
Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi| JIITUJ|, 4(2), 174-186.

24
Yuniar, Y., & Handayani, R. S. (2016). Kepuasan pasien peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional
terhadap pelayanan kefarmasian di apotek. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 39-48

25

Anda mungkin juga menyukai