Anda di halaman 1dari 9

FARMASI KOMUNITAS

TUGAS INDIVIDU
“Pengelolaan Alkes dan BMHP”

Dosen : Elvina Triana Putri, M.farm.,Apt

DISUSUN OLEH :

Khoirul anwar (20344077)

Kelas E

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
1. Jelaskan perbedaan metode perencanaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
:
 Comsumption
 Morbidity
 Proxy comsumption
 Service-level projection of budjet requirement
Tambahkan sumber dan referensi jawaban saudara

Jawab:
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek)

 Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak


mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
 Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diaturdalam
peraturan perundang-undangan.
 Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada
kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi
berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya. Metode ini banyak
digunakan di Apotek, langkah langkah yang di lakukan yaitu :
a. Pastikan beberapa kondisi berikut
1. Dapatkah diasumsikan pola pengobatan periode yang lalu baik atau
rasional?
2. Apakah suplai obat periode itu cukup dan lancar?
3. Apakah data stok, distribusi, dan penggunaan obat lengkap dan akurat?
4. Apakah banyak terjadi kecelakaan (obat rusak, tumpah, kadaluarsa) dan
kehilangan obat?
5. Apakah jenis obat yang akan digunakan sama?
b. Lakukan estimasi jumlah kunjungan total untuk periode yang akan
datang
1. Hitung kunjungan pasien rawat inap maupun rawat jalan pada periode yang
lalu
2. Lakukan estimasi periode yang akan datang dengan memperhatikan
Contoh:
Jumlah pengadaan amoksisilin yang diterima tahun 2015 sebanyak 2.500 juta
kaplet, stok awal amoksisilin 500 kaplet, tidak ada obat hilang, rusak, kadaluarsa, sisa
stok akhir tahun 2016 sebanyak 750.000 kaplet.
Jadi, pemakaian nyata pertahun adalah (2500 juta kaplet + stok awal sebanyak 500
kaplet) – (750.000 kaplet) = 2.250.000 kaplet
 Metode morbiditas
Yaitu berdasarkan pada penyakit yang ada. Dasarnya adalah jumlah kebutuhan
obat yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load), yaitu didasarkan pada
penyakit yang ada di rumah sakit atau yang paling sering muncul dimasyarakat. Metode
ini paling banyak digunakan di rumah sakit. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu:
a. Menentukan beban penyakit
1). Tentukan beban penyakit periode yang lalu, perkirakan penyakit yang akan
dihadapi pada periode mendatang
2). Lakukan stratifikasi/pengelompokkan masing-masing jenis, misalnya anak
atau dewasa, penyakit ringan, sedang, atau berat, utama atau alternative
3). Tentukan prediksi jumlah kasus tiap penyakit dan persentase (prevalensi) tiap
penyakit
b. Menentukan pedoman pengobatan
1). Tentukan pengobatan tiap-tiap penyakit, meliputi nama obat, bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, dan durasi pengobatan
2). Hitung jumlah kebutuhan tiap obat per episode sakit untuk masing-masing
kelompok penyakit
c. Menentukan obat dan jumlahnya
1). Hitung jumlah kebutuhan tiap obat untuk tiap penyakit
2). Jumlahkan obat sejenis menurut nama obat, dosis, bentuk sediaan, dan lain-
lain Perencanaan dengan menggunakan metode morbiditas ini lebih ideal, namun
prasyarat lebih sulit dipenuhi. Sementara kelemahannya yaitu seringkali standar
pengobatan belum tersedia atau belum disepakati dan data morbiditas tidak akurat
 Metode proxy consumption
adalah metode perhitungan kebutuhan obat menggunakan data kejadian
penyakit, konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan, dan/atau pengeluaran obat dari
Apotek yang telah memiliki sistem pengelolaan obat dan mengekstrapolasikan konsumsi
atau tingkat kebutuhan berdasarkan cakupan populasi atau tingkat layanan yang
diberikan. Metode proxy consumption dapat digunakan untuk perencanaan pengadaan
di Apotek baru yang tidak memiliki data konsumsi di tahun sebelumnya. Selain itu,
metode ini juga dapat digunakan di Apotek yang sudah berdiri lama apabila data metode
konsumsi dan/atau metode morbiditas tidak dapat dipercaya. Sebagai contoh terdapat
ketidaklengkapan data konsumsi diantara bulan Januari hingga Desember. Metode ini
dapat menghasilkan gambaran ketika digunakan pada suatu Apotek dengan Apotek lain
yang memiliki kemiripan profil masyarakat dan jenis pelayanan ( kementrian kesehatan
republic Indonesia 2019, petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di apotik

2. jelaskan kriteria pemilihan dan pengadaan sediaan farmasi alkes dan BMHP
PMK No. 73 th 2016
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP di apotek dilaksanakan
dengan pembelian. Pembelian merupakan suatu metode penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau lebih
pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk (kualitas
produk terjamin ada NIE/Nomor Izin Edar), reputasi produsen (distributor berijin
dengan penanggungjawab Apoteker dan mampu memenuhi jumlah pesanan),
harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman (lead time cepat), mutu
pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang
dikembalikan, dan pengemasan.
Pengadaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sediaan farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki izin.

2. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK) yang
memiliki izin.

3. Terjaminnya keaslian, legalitas dan kualitas setiap sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP yang dibeli.

4. sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang tepat waktu.

5. Dokumen terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP mudah ditelusuri

6. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lengkap sesuai dengan perencanaan
3.mengapa supply chain mempengaruhi pharmacy inventori? uraikan
Jawab:

Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999


tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi
rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan
pasien penyediaan obat yang bermutu,termasuk pelayanan farmasi klinik
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit
bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di
rumah sakit tersebut
supply-chain management adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan
bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk
akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah
rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi
pelanggan
Dalam definisi operasional pengertian supply-chain management
terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.
1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer.
2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap
pengendalian biaya.
3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan

Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku


masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor
mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir
perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya,
terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan
suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku
sampai pada penyerahan produk ke pelanggan

Manfaat Supply Chain Management


a. Kepuasaan pelanggan
Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari
aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan.
Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen
harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
b. Meningkatkan profit
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra
perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan
perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak
akan ‘terbuang’ percuma karena diminati konsumen.
c. Menurunkan cost

Pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada konsumen akhir berarti pula
mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi

Kesimpulan
1. Supply chain management (SCM) adalah suatu sistem tempat
organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya.
2. Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus
diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan
lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada.
3. Cakupan aktivitas Supply Chain Management antara lain kegiatan
merancang produk baru (product development),kegiatan
mendapatkan bahan baku (procurement), kegiatan merencanakan
produksi dan persediaan (planning and control), kegiatan melakukan
produksi (production), dan kegiatan melakukan pengiriman
(distribution).
4. Manfaat Supply Chain Management antara lain Kepuasaan
pelanggan, Meningkatkan profit, Menurunkan cost.
5. Dengan adanya konsep Supply Chain Manajement ( SCM ).Para
pelaku- pelaku bisnis lebih mudah untuk menciptakan produk-produk
handal, berkualitas dan cepat.

.
.

Anda mungkin juga menyukai