Dosen :
Drs. Fauzi Kasim,M.Kes.,Apt
Disusun Oleh:
Sarana, Prasarana, dan UU No. 44 Tahun 2009 PMK No. 9 Tahun 2017
Peralatan 1. Prasarana Rumah Sakit Pasal 7
sebagaimana dimaksud Bangunan Apotek
dalam Pasal 7 ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam
dapat meliputi: Pasal 6 paling sedikit
a. instalasi air; memiliki sarana ruang yang
b. instalasi mekanikal dan berfungsi:
elektrikal; a. penerimaan Resep;
c. instalasi gas medik; b. pelayanan Resep dan
d. instalasi uap; peracikan (produksi
e. instalasi pengelolaan sediaan secara terbatas);
limbah; c. penyerahan Sediaan
f. pencegahan dan Farmasi dan Alat
penanggulangan Kesehatan;
kebakaran; d. konseling;
g. petunjuk, standar dan e. penyimpanan Sediaan
sarana evakuasi saat Farmasi dan Alat
terjadi keadaan darurat; Kesehatan; dan
h. instalasi tata udara; f. arsip
i. sistem informasi dan Pasal 8
komunikasi; dan Prasarana Apotek paling
j. ambulan. sedikit terdiri atas:
2. Prasarana sebagaimana a. instalasi air bersih;
dimaksud pada ayat (1) b. instalasi listrik;
harus memenuhi standar c. sistem tata udara; dan
pelayanan, keamanan, serta d. sistem proteksi kebakaran.
keselamatan dan kesehatan Pasal 9
kerja penyelenggaraan 1. Peralatan Apotek meliputi
Rumah Sakit semua peralatan yang
3. Prasarana sebagaimana dibutuhkan dalam
dimaksud pada ayat (1) pelaksanaan pelayanan
harus dalam keadaan kefarmasian.
terpelihara dan berfungsi 2. Peralatan sebagaimana
dengan baik. dimaksud pada ayat (1)
4. Pengoperasian dan antara lain meliputi rak
pemeliharaan prasarana obat, alat peracikan, bahan
Rumah Sakit sebagaimana pengemas obat, lemari
dimaksud pada ayat (1) pendingin, meja, kursi,
harus dilakukan oleh komputer, sistem
petugas yang mempunyai pencatatan mutasi obat,
kompetensi di bidangnya. formulir catatan
5. Pengoperasian dan pengobatan pasien dan
pemeliharaan prasarana peralatan lain sesuai
Rumah Sakit sebagaimana dengan kebutuhan.
dimaksud pada ayat (1) 3. Formulir catatan
harus didokumentasi dan pengobatan pasien
dievaluasi secara berkala sebagaimana dimaksud
dan berkesinambungan. pada ayat (2) merupakan
Pasal 16 catatan mengenai riwayat
1. Persyaratan peralatan penggunaan Sediaan
sebagaimana dimaksud Farmasi dan/atau Alat
dalam Pasal 7 ayat (1) Kesehatan atas permintaan
meliputi peralatan medis tenaga medis dan catatan
dan nonmedis harus pelayanan apoteker yang
memenuhi standar diberikan kepada pasien.
pelayanan, persyaratan Pasal 10
mutu, keamanan, Sarana, prasarana, dan
keselamatan dan layak peralatan sebagaimana
pakai. dimaksud dalam Pasal 7
2. Peralatan medis sampai dengan Pasal 9 harus
sebagaimana dimaksud dalam keadaan terpelihara dan
pada ayat (1) harus diuji berfungsi dengan baik.
dan dikalibrasi secara
berkala oleh Balai
Pengujian Fasilitas
Kesehatan dan/atau
institusi pengujian fasilitas
kesehatan yang berwenang.
3. Peralatan yang
menggunakan sinar
pengion harus memenuhi
ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang
berwenang.
4. Pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan
Rumah Sakit harus
dilakukan oleh petugas
yang mempunyai
kompetensi di bidangnya.
Sumber Daya UU No. 44 Tahun 2009 PMK No. 9 Tahun 2017
Manusia/Ketenagaan 1. Persyaratan sumber daya 1. Apoteker pemegang SIA
manusia sebagaimana dalam menyelenggarakan
dimaksud dalam Pasal 7 Apotek dapat dibantu oleh
ayat (1) yaitu Rumah Sakit Apoteker lain, Tenaga
harus memiliki tenaga tetap Teknis Kefarmasian
yang meliputi tenaga medis dan/atau tenaga
dan penunjang medis, administrasi.
tenaga keperawatan, tenaga 2. Apoteker dan Tenaga
kefarmasian, tenaga Teknis Kefarmasian
manajemen Rumah Sakit, sebagaimana dimaksud
dan tenaga nonkesehatan. pada ayat (1) dan ayat (2)
2. Jumlah dan jenis sumber wajib memiliki surat izin
daya manusia sebagaimana praktik sesuai dengan
dimaksud pada ayat (1) ketentuan peraturan
harus sesuai dengan jenis perundang-undangan.
dan klasifikasi Rumah
Sakit.
3. Rumah Sakit harus
memiliki data ketenagaan
yang melakukan praktik
atau pekerjaan dalam
penyelenggaraan Rumah
Sakit.
4. Rumah Sakit dapat
mempekerjakan tenaga
tidak tetap dan konsultan
sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangan.
Pasal 26
1. Izin Rumah Sakit kelas A
dan Rumah Sakit
penanaman modal asing
atau penanaman modal
dalam negeri diberikan
oleh Menteri setelah
mendapatkan rekomendasi
dari pejabat yang
berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi.
2. Izin Rumah Sakit kelas B
diberikan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi
dari pejabat yang
berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
3. Izin Rumah Sakit kelas C
dan kelas D diberikan oleh
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah
mendapat rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di
bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Pasal 27
Izin Rumah Sakit dapat dicabut
jika:
a. habis masa berlakunya;
b. tidak lagi memenuhi
persyaratan dan standar;
c. terbukti melakukan
pelanggaran terhadap
peraturan perundang-
undangan; dan/atau
d. atas perintah pengadilan
dalam rangka penegakan
hukum.
Tata Cara Perizinan PMK No. 3 Tahun 2020 PMK No. 26 Tahun 2018
Pasal 33 1. Pelaku Usaha yang telah
1. Pemilik Rumah Sakit harus memiliki NIB dan
mengajukan pendaftaran memenuhi Komitmen
melalui sistem OSS untuk sesuai dengan ketentuan
mendapatkan nomor induk peraturan perundang-
berusaha. undangan mengenai
2. Pemilik Rumah Sakit yang pelayanan perizinan
telah mendapatkan nomor terintegrasi secara
induk berusaha elektronik, wajib
sebagaimana dimaksud memenuhi Komitmen Izin
pada ayat (1) dapat Apotek/Izin Toko Obat.
diterbitkan Izin Mendirikan 2. Pemenuhan Komitmen
oleh Lembaga OSS. oleh Pelaku Usaha
3. Pemilik Rumah Sakit harus sebagaimana dimaksud
melakukan pemenuhan pada ayat (1) paling lama
komitmen untuk 6 (enam) bulan.
mendapatkan Izin 3. Untuk pemenuhan
Mendirikan yang berlaku Komitmen sebagaimana
efektif. dimaksud pada ayat (1),
4. Pemenuhan komitmen Pelaku Usaha
sebagaimana dimaksud menyampaikan dokumen
pada ayat (4) dipenuhi pemenuhan Komitmen
paling lama 2 (dua) tahun. melalui sistem OSS.
5. Kementerian Kesehatan, 4. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukan
provinsi, atau Pemerintah pemeriksaan lapangan
Daerah kabupaten/kota paling lama 6 (enam) Hari
melakukan evaluasi sejak Pelaku Usaha
terhadap pemenuhan memenuhi Komitmen
komitmen sebagaimana sesuai dengan ketentuan
dimaksud pada ayat (4) peraturan perundang-
paling lama 14 (empat undangan mengenai
belas) hari sejak pemilik pelayanan perizinan
Rumah Sakit terintegrasi secara
menyampaikan pemenuhan elektronik sebagaimana
komitmen. dimaksud pada ayat (1).
6. Berdasarkan hasil evaluasi 5. Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud kabupaten/kota dalam
pada ayat (10), melakukan Pemeriksaan
Kementerian Kesehatan, lapangan sebagaimana
Pemerintah Daerah dimaksud pada ayat (4)
provinsi, atau Pemerintah melibatkan unsur dinas
Daerah kabupaten/kota kesehatan daerah
memberikan notifikasi kabupaten/kota yang
persetujuan atau perbaikan terdiri atas tenaga
kepada pemilik Rumah kefarmasian dan tenaga
Sakit melalui sistem OSS. lainnya yang menangani
7. Pemilik Rumah Sakit wajib bidang sarana dan
melakukan perbaikan prasarana.
melalui sistem OSS sejak 6. Dalam pemeriksaan
diterimanya hasil evaluasi lapangan sebagaimana
dari Kementerian dimaksud pada ayat (5)
Kesehatan, Pemerintah Pemerintah Daerah
Daerah provinsi, atau kabupaten/kota membuat
Pemerintah Daerah berita acara pemeriksaan.
kabupaten/kota 7. Berdasarkan hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud dan berita acara
pada ayat (11). pemeriksaan sebagaimana
8. Dalam rangka melakukan dimaksud pada ayat (6)
perbaikan sebagaimana dinyatakan tidak terdapat
dimaksud pada ayat (12), perbaikan, Pemerintah
pemilik Rumah Sakit dapat Daerah kabupaten/kota
melakukan perpanjangan menyampaikan notifikasi
pemenuhan komitmen pemenuhan Komitmen
paling lama 1 (satu) tahun Izin Apotek/Izin Toko
sejak diterimanya notifikasi Obat paling lama 3 (tiga)
perbaikan melalui sistem Hari melalui sistem OSS.
OSS. 8. Dalam hal berdasarkan
9. Kementerian Kesehatan, berita acara pemeriksaan
Pemerintah Daerah diperlukan perbaikan,
provinsi, atau Pemerintah Pemerintah Daerah
Daerah kabupaten/kota kabupaten/kota
melakukan verifikasi menyampaikan hasil
kembali terhadap evaluasi kepada Pelaku
pemenuhan komitmen Usaha melalui sistem
sebagaimana dimaksud OSS.
pada ayat (13) paling lama 9. Pelaku Usaha wajib
10 (sepuluh) hari sejak melakukan perbaikan dan
pemilik Rumah Sakit menyampaikan kepada
menyampaikan kembali Pemerintah Daerah
pemenuhan komitmen. kabupaten/kota melalui
10. Berdasarkan hasil sistem OSS paling lama 1
verifikasi sebagaimana (satu) bulan sejak
dimaksud pada ayat (14), diterimanya hasil evaluasi.
Kementerian Kesehatan, 10. Berdasarkan perbaikan
Pemerintah Daerah yang disampaikan oleh
provinsi, atau Pemerintah Pelaku Usaha
Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
memberikan notifikasi pada ayat (8) dan
persetujuan atau penolakan dinyatakan tidak terdapat
Izin Mendirikan kepada perbaikan, Pemerintah
pemilik Rumah Sakit Daerah kabupaten/kota
melalui sistem OSS. menyampaikan notifikasi
11. Notifikasi persetujuan pemenuhan Komitmen
sebagaimana dimaksud Izin Apotek/Izin Toko
pada ayat (15) merupakan Obat paling lama 3 (tiga)
pemenuhan komitmen Izin Hari melalui sistem OSS.
Mendirikan. 11. Penyampaian notifikasi
pemenuhan Komitmen
Izin Apotek/Izin Toko
Pasal 34 Obat sebagaimana
1. Untuk mendapatkan Izin dimaksud pada ayat (7)
Operasional yang atau ayat (10) merupakan
diterbitkan oleh Lembaga pemenuhan Komitmen
OSS, pimpinan Rumah Izin Apotek/Izin Toko
Sakit harus memiliki Izin Obat.
Mendirikan dan 12. Berdasarkan hasil evaluasi
pemenuhan komitmen Izin dan verifikasi menyatakan
Operasional. Pelaku Usaha tidak
2. Pemenuhan komitmen Izin memenuhi Komitmen
Operasional sebagaimana sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (1) pada ayat (1), Pemerintah
harus dilakukan paling Daerah kabupaten/kota
lama 3 (tiga) bulan untuk menyampaikan notifikasi
mendapatkan Izin penolakan melalui sistem
Operasional yang berlaku OSS.
efektif.
3. Pemenuhan komitmen Izin
Operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan
menyampaikan persyaratan
Izin Operasional
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (1)
kepada Kementerian
Kesehatan untuk Rumah
Sakit kelas A dan
penanaman modal asing,
Pemerintah Daerah
provinsi untuk Rumah
Sakit kelas B, dan
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota untuk
Rumah Sakit kelas C dan
kelas D.
4. Pemenuhan komitmen
kepada Kementerian
Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
dilakukan melalui sistem
perizinan online
Kementerian Kesehatan.
5. Pemenuhan komitmen
kepada Pemerintah Daerah
provinsi atau Pemerintah
Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui sistem
perizinan online instansi
pemberi izin masing-
masing Pemerintah Daerah.
6. Sistem perizinan online
Kementerian Kesehatan
dan instansi pemberi izin
masing-masing Pemerintah
Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan
ayat (5) dapat
diintegrasikan dengan
sistem OSS dengan cara
melakukan
interoperabilitas.
7. Kementerian Kesehatan,
Pemerintah Daerah
provinsi, atau Pemerintah
Daerah kabupaten/kota
melakukan verifikasi dan
visitasi paling lama 14
(empat belas) hari sejak
pimpinan Rumah Sakit
menyampaikan pemenuhan
komitmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
8. Visitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (7)
dilakukan oleh tim yang
bertugas melakukan
penilaian kesesuaian
komitmen terhadap
pemenuhan klasifikasi
Rumah Sakit.
9. Tim sebagaimana
dimaksud pada ayat (8)
meliputi:
a. Tim yang dibentuk oleh
Direktur Jenderal,
terdiri atas unsur
Kementerian
Kesehatan, dinas
kesehatan daerah
provinsi, dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota, dan
asosiasi
perumahsakitan, untuk
Rumah Sakit kelas A
dan Rumah Sakit
penanaman modal
asing;
b. Tim yang dibentuk oleh
dinas kesehatan daerah
provinsi, terdiri atas
unsur Kementerian
Kesehatan, dinas
kesehatan daerah
provinsi, dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota, dan
asosiasi
perumahsakitan, untuk
Rumah Sakit kelas B;
dan
c. Tim yang dibentuk oleh
dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, terdiri
atas unsur dinas
kesehatan daerah
provinsi, dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota, dan
asosiasi
perumahsakitan, untuk
Rumah Sakit kelas C
dan kelas D.
10. Berdasarkan hasil
verifikasi dan visitasi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (7),
Kementerian
Kesehatan, Pemerintah
Daerah provinsi, atau
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
mengeluarkan
notifikasi persetujuan
atau penolakan melalui
sistem OSS paling
lama 10 (sepuluh) hari
sejak dilakukan
visitasi.
11. Notifikasi persetujuan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (10)
merupakan pemenuhan
komitmen Izin
Operasional.