Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

FARMASI KOMUNITAS

Pertemuan Keempat

Disusun Oleh:
Nama : Lolok Sugiantoro
NIM : 20344091
Kelas : E-P2K

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
SOAL

1. Sebutkan regulasi yang mengatur perizinan suatu apotek ?


Jawaban :
Regulasinya antara lain :
a. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek
c. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek
d. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik Sektor Kesehatan

2. Apa saja faktor yang menyebabkan izin apotek di cabut ?


Jawaban :
Setiap apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 25 maka
Kepala Dinas Kesehatan dapat mencabut surat izin apotek apabila:
a. Apoteker yang sudah tidak memenuhi ketentuan atau persyaratan sebagai apoteker
pengelola apotek.
b. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya serta
tidak memenuhi kewajiban dalam memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak dapat
digunakan lagi atau dilarang digunakan dan mengganti obat generik yang ditulis dalam
resep dengan obat paten.
c. Apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun secara
terus-menerus.
d. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai
narkotika, obat keras, psikotropika serta ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
e. Surat izin kerja apoteker pengelola apotek dicabut.
f. Pemilik sarana apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-undangan di
bidang obat.
g. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai apotek.

3. Jelaskan alur pembuatan dan pencabutan surat izin apoteker (SIPA) ?


Jawaban :
Alur pembuatan dan pencabutan SIPA menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.
a. Pembuatan SIPA (Pasal 21) Persyaratan :
a) Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN.

b) Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat


keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian.

c) Surat rekomendasi dari organisasi profesi.

d) Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4


sebanyak 2 (dua) lembar.

e) Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai apoteker pendamping harus


dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan
kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga.

Sistem, Mekanisme dan Prosedur :


 Pemohon menyerahkan berkas.

 Petugas memeriksa kelengkapan berkas permohonan.

 Berkas permohonan diverifikasi ulang oleh Kasi SDM dan Kabid SDM,
Kefarmasian dan Alkes apabila sudah lengkap maka dilakukan penjadwalan
survey.

 Petugas melakukan survey lokasi, jika memenuhi syarat maka


dibuatkan sertifikat izin.
 Sertifikat izin ditanda tangani oleh Kepala Dinas.

 Sertifikat izin yang sudah ditanda tangani diserahkan kepada


pemohon.

Jangka Waktu Pelayanan :


20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan
dinyatakan lengkap.

b. Pencabutan SIPA (Pasal 23)


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIPA karena:
a) Atas permintaan yang bersangkutan
b) STRA tidak berlaku lagi
c) Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat
izin
d) Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk
menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan
pengawasan dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter
e) Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan
rekomendasi KFN
f) Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan
dengan putusan pengadilan
g) Pencabutan dikirim kepada pemilik SIPA dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Organisasi Profesi yang
menghimpun Tenaga Kefarmasian.

4. Uraikan alur perizinan apotek menurut regulasi terbaru ?


Jawaban :
a. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Sektor Kesehatan, Perizinan apotek
diajukan dengan cara melampirkan :
a) NIB (nomor induk berusaha)
b) Izin mendirikan bangunan (IMB)
c) Izin Lingkungan dan rekomendasi izin usaha dari kecamatan
d) KTP Pemilik/penanggung jawab
e) Surat tanda registrasi apoteker (STRA)
f) Surat izin praktek apoteker (SIPA)
g) Surat tanda registrasi tenaga teknis kefarmasian (STRTTK)
h) Surat izin praktek tenaga teknis kefarmasian (SIPTTK)
i) Perjanjian kerjasama pemilik sarana dengan apoteker (bila pemilik sarana
bukan apoteker)
j) Surat pernyataan pengelolaan lingkungan hidup
k) Daftar sarana dan prasarana
l) Rekomendasi Teknis dan Berita Acara Pemeriksaan dari Dinas yang
menanggani bidang kesehatan tingkat kabupaten.
m) NPWP pemilik/penanggung jawab

b. Prosedur
a) Pemohon mengajukan permohonan Izin Apotek melalui portal OSS (online
submission system)
b) Lembaga OSS memproses permohonan izin apotek
c) Pemohon mengajukan permohonan pemenuhan komitmen izin apotek
d) Pemohon melakukan pemenuhan komitmenizin apotek
e) Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu (DPMPTSP)
melakukan koordinasi dengan dinas teknis yang mengurusi bidang kesehatan
terkait permohonan izin apotek yaitu dinas kesehatan.
f) Dinas kesehatan menerbitkan rekomendasi dan berita acara pemeriksaan
terkait permohonan izin apotek
g) DPMPTSP melakukan verifikasi dan validasi pemenuhan komitmen izin
apotek
h) Izin apotek dicetak kemudian diparaf dan ditandatangani pimpinan
i) DPMPTSP memberikan penomoran terhadap permohonan izin apotek

c. Waktu penyelesaian :
Proses penyelesaian izin apotek 14 hari kerja, 2 hari kerja di DPMPTSP dan 12
hari kerja di dinas terkait.

Anda mungkin juga menyukai