FARMASI
PERIZINAN INDUSTRI OBAT DAN ALKES
DISUSUN OLEH :
Ari Marliyana 1943700264
Ima Fatimah 1943700306
Lila Alimi 1943700272
Stevensal 1943700346
Pengamanan dan
Penggunaan Sediaan
Pasal Farmasi dan Alat
98 – Kesehatan, ketentuan
UU pasal penggunaan, perizinan,
108 produksi, penandaan dan
informasi, dan Praktik
kefarmasiaan
Definisi Psikotropika
05 tahun dan yang berkaitan
Tentang psikotropika Pasal 1
1997 tentang produksi dan
distribusi
Pasal
produksi Psikotropika
5,6
Pasal 8
Izin edar Psikotropika
- 11
Pasal
Distribusi Psikotropika
12-13
KEBUTUHAN
Pasal
TAHUNAN DAN
32-35
PELAPORAN
419
tahun Obat keras Tentang obat keras
1949
Standardisasi Industri
03 tahun TENTANG Pasal
ketentuan,tujuan dan
2014 PERINDUSTRIAN 50-61
sanksi
Setiap kegiatan usaha
Pasal
Industri wajib memiliki
101
izin usaha Industri.
TENTANG Definisi obat dan alkes,
72 tahun PENGAMANAN dan yang berkaitan
Pasal 1
1998 SEDIAAN FARMASI tentang produksi dan
DAN ALAT KESEHATAN distribusi
PERSYARATAN
Pasal 2 MUTU, KEAMANAN
DAN KEMANFAATAN
PP
Sediaan farmasi dan alat
kesehatan hanya dapat
diproduksi oleh
Pasal
badanusahayang telah
3-5
memiliki izin usaha
industri. Dan ketentuan
produksi
Pasal
Izin Edar
9,10,11
Pasal
Pengujian Sediaan
12-
Farmasi dan Alat
Pasal
Kesehatan
14
Pasal
Penyaluran
15
Pasal
Tindakan Administratif
72-73
Pasal
KETENTUAN PIDANA
74-79
Definisi yang
51 tahun TENTANG PEKERJAAN
Pasal 1 menyangkut pekerjaan
2009 KEFARMASIAN
kefarmasian
PELAKSANAAN
Pasal
PERIZINAN
20-83
BERUSAHA
Pasal
SANKSI
100
Pasal
Sertifikasi CPAKB
26
Pasal
Sertifikasi CDAKB
28
Komitmen Sertifikat
Pasal
Distribusi Alat
73
Kesehatan.
MASA BERLAKU
Pasal
PERIZINAN
86
BERUSAHA
PENGAWASAN ATAS
Pasal PELAKSANAAN
88 PERIZINAN
BERUSAHA
1799 Tentang IZIN
TENTANG INDUSTRI Pasal
tahun INDUSTRI FARMASI
FARMASI 2-10
2010 dan persyaratannya
Pasal
Laporan Industri Farmasi
23
PERIZINAN
1148 Pasal
TENTANG PEDAGANG pendirian PBF
tahun 2-6
BESAR FARMASI
2011
PENYELENGGARAAN
Pasal
PBF dan PBF Cabang
13
Pasal
GUDANG PBF
25
TENTANG PRODUKSI
1189
ALAT KESEHATAN Pasal Ketentuan umum
tahun
DAN PERBEKALAN 5-9 Produksi alat kesehatan
2010
KESEHATAN RUMAH
TANGGA
1191 TENTANGPENYALURAN
Pasal 9 Perizinan PAK
tahun ALAT KESEHATAN
2010
Persyaratan dan Tata
Pasal
Carapermohonan izin
12-17
PAK
Pasal
Izin Cabang PAK
18-23
4 TENTANG
Pasal
TAHUN CARA DISTRIBUSI ALAT CDAKB
1-3
2014 KESEHATAN YANG
BAIK
TENTANG
CARA PEMBUATAN
20 Pasal
ALAT KESEHATAN DAN CPAKB dan CPPKRTB
TAHUN 1-5
PERBEKALAN
2017
KESEHATAN RUMAH
TANGGA YANG BAIK
34
PER
TAHUN TENTANG Pasal 2 CPOB
KABPOM
2018
PEDOMAN CARA
PEMBUATAN OBAT
YANG BAIK
TENTANG
9 Pasal
PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN CDOB
TAHUN 2-4
CARA DISTRIBUSI
2019
OBAT YANG BAIK
1. DEFINISI KATA KUNCI
Ditributor obat
1) Persyaratan Sertifikat Distribusi Farmasi:
a. memiliki secara tetap apoteker berkewarganegaraan Indonesia sebagai
penanggung jawab.
Industri obat:
1. Apoteker
2. Komisaris atau direksi.
3. Tenaga kerja sesuai kualifikasi
Industri alkes:
1. Direksi
2. Penanggung jawab teknis yang sesuai.
3. Teknisi
4. Petugas proteksi radiasi.Tenaga kerja.
Distributor obat:
1. Apoteker penanggung jawab
2. Komisaris atau direksi
3. Tenaga kerja
Distributor alkes:
5. Direksi
6. Penanggung jawab teknis yang sesuai.
7. Teknisi
8. Petugas proteksi radiasi.
9. Tenaga kerja.
Industri obat:
1. Ruang produksi
2. Gudang
3. Kantor direksi
4. Peralatan dan mesin-mesin produksi.
5. Daftar buku kepustakaan
Industri alkes:
1. Ruang produksi
2. Gudang
3. Kantor direksi
4. Peralatan dan mesin-mesin produksi.
5. Daftar buku kepustakaan
Distributor obat:
1. Bangunan
2. Laboratorium
3. Gudang khusus
Distributor alkes:
1. Bangunan
2. Kantor direksi.
3. Gudang alat kesehatan.
4. Bengkel
5. Katalog.
Industri obat:
1. Pemohon memasukkan berkas permohonan di loket Unit Layanan Terpadu
(ULT);
2. Berkas yang lengkap dicatat;
3. Pemohon membayar PNBP setelah berkas lengkap;
4. Selanjutnya berkas diserahkan kepada TU;
5. TU menyerahkan berkas kepada Kasubdit;
6. Kasubdit memberikan disposisi kepada kepala seksi (Kasie) untuk
bertanggung jawab terhadap proses penilaian izin;
7. Kasie memberikan disposisi kepada penilai untuk dilakukan evaluasi;
8. Berkas yang tidak lengkap (jika masih terdapat kekurangan data yang
diperlukan dalam proses penilaian berkas) akan dibuatkan surat tambahan
data yang di tandatangani oleh Direktur dan diserahkan kepada pemohon
untuk dilengkapi segera;
9. Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pembuatan konsep izin;
10. Kasie mengevaluasi konsep izin tersebut;
11. Kasubdit melakukan verifikasi terhadap hasil konsep izin Kasie;
12. Untuk konsep izin yang sudah lengkap dan benar dilakukan pengetikan/nett
izin;
13. Konsep izin yang sudah dilakukan pengetikan/nett diserahkan ke Kasie
untuk dicek kembali dan diparaf;
14. Kemudian izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf;
15. Kemudian izin diserahkan ke direktur untuk diparaf;
16. Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen;
17. Berkas pemohon yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Dirjen diberi
nomor dan tanggal pengeluaran izin ;
18. Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon sesuai dengan Tata Cara
Pengambilan Izin.
Industri alkes:
Tata cara mendapatkan Sertifikat Produksi Alat Kesehatan dan/atau PKRT
sebagai berikut:
1. Perusahaan pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada
Menteri melalui kepala dinas kesehatan provinsi setempat
2. Kepala dinas kesehatan provinsi selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari
kerja sejak menerima tembusan permohonan, berkoordinasi dengan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota membentuk tim pemeriksaan bersama
untuk melakukan pemeriksaan setempat;
3. Tim pemeriksaan bersama, jika diperlukan, dapat melibatkan tenaga
ahli/konsultan/lembaga tersertifikasi di bidang produksi yang telah disetujui
oleh Direktur Jenderal;
4. Tim pemeriksaan bersama selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja
melakukan pemeriksaan dan membuat berita acara pemeriksaan
5. Apabila telah memenuhi persyaratan, kepala dinas kesehatan provinsi
selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima hasil
pemeriksaan dari tim pemeriksaan bersama membuat surat rekomendasi
kepada Direktur Jenderal
6. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada angka 2, angka 3, dan
angka 4 tidak dilaksanakan pada waktunya, perusahaan pemohon yang
bersangkutan dapat membuat surat pernyataan siap melaksanakan kegiatan
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan
provinsi dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
7. Setelah diterima surat rekomendasi dan lampirannya sebagaimana
dimaksud pada angka 5, Direktur Jenderal mengeluarkan Sertifikat Produksi
Alat Kesehatan dan/atau PKRT, dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah berkas lengkap,
8. Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada
angka 7, Direktur Jenderal dapat melakukan penundaan atau penolakan
permohonan sertifikat produksi
9. Terhadap penundaan sebagaimana dimaksud pada angka 8 diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat penundaan.
Distributor obat:
SOP PERIZINAN : PEDAGANG BESAR FARMASI
1. Pemohon memasukkan berkas permohonan di loket Unit Layanan Terpadu
(ULT);
2. Berkas yang lengkap dicatat;
3. Pemohon membayar PNBP setelah berkas lengkap;
4. Selanjutnya berkas diserahkan kepada TU;
5. TU menyerahkan berkas kepada Kasubdit;
6. Kasubdit memberikan disposisi kepada kepala seksi (Kasie) untuk
bertanggung jawab terhadap proses penilaian izin;
7. Kasie memberikan disposisi kepada penilai untuk dilakukan evaluasi;
8. Berkas yang tidak lengkap (jika masih terdapat kekurangan data yang
diperlukan dalam proses penilaian berkas) akan dibuatkan surat tambahan
data yang di tandatangani oleh Direktur dan diserahkan kepada pemohon
untuk dilengkapi segera;
9. Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pembuatan konsep izin;
10. Kasie mengevaluasi konsep izin tersebut;
11. Kasubdit melakukan verifikasi terhadap hasil konsep izin Kasie;
12. Untuk konsep izin yang sudah lengkap dan benar dilakukan pengetikan/nett
izin;
13. Konsep izin yang sudah dilakukan pengetikan/nett diserahkan ke Kasie
untuk dicek kembali dan diparaf;
14. Kemudian izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf;
15. Kemudian izin diserahkan ke direktur untuk diparaf;
16. Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen;
17. Berkas pemohon yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Dirjen diberi
nomor dan tanggal pengeluaran izin ;
18. izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon sesuai dengan Tata Cara
Pengambilan Izin.
Distributor alkes
1. pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal
2. melalui kepala dinas kesehatan provinsi setempat. Kepala dinas kesehatan
provinsi selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja sejak menerima
tembusan permohonan, berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk membentuk tim pemeriksa bersama untuk melakukan
pemeriksaan setempat.
3. tim pemeriksa bersama selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja
melakukan pemeriksaan setempat dan membuat berita acara pemeriksaan.
4. apabila telah memenuhi persyaratan, kepala dinas kesehatan provinsi
selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima hasil
pemeriksaan dari tim pemeriksa bersama meneruskan kepada Direktur
Jenderal,
5. dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf b sampai dengan
huruf d tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon yang bersangkutan
dapat membuat surat pernyataan siap melaksanakan kegiatan kepada
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan provinsi
dan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
6. dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diterima laporan hasil
pemeriksaan Direktur Jenderal mengeluarkan izin PAK.
Distributor obat
1. pemenuhan Komitmen Sertifikat Distribusi Farmasi
Industri alkes:
1. Perusahaan yang memproduksi, mengemas kembali, merakit, merekondisi/
remanufakturing harus melaporkan hasil produksinya minimal setiap 1
(satu) tahun sekali kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat
Distributor obat:
1. Setiap 3 (tiga) bulan meliputi kegiatan Penerimaan dan Penyaluran obat dan
/ atau bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala
Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
Distributor alkes:
1. melaporkan hasil kegiatan penyaluran setiap 1 (satu) tahun sekali kepada
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan provinsi.
PERSYARATAN INDUSTRI OBAT & ALKES
ASPEK ASPEK PERSYARATAN INDUSTRI FARMASI PERSYARATAN
UNTUK UNTUK BAHAN OBAT PRODUK JADI INDUSTRI ALKES
SYARAT SYARAT
PELAKU PENYELENGG Pelaku Usaha Pelaku Usaha
USAHA ARA nonperseorangan nonperseoran Pelaku Usaha
berupa perseroan gan berupa perseorangan
terbatas, perseroan atau
TNI atau POLRI terbatas, nonperseoran
TNI atau gan.
POLRI
Pelaku Usaha
nonperseoran
gan, TNI atau
POLRI
SARANA/PRA
SARANA
LAINNYA
NPWP NPWP NPWP
SMK Farmasi
atau pendidikan
tenaga lain
SARANA/PRA
SARANA
LAINNYA laporan
produksi Alat
Kesehatan
secara
elektronik
PERSYARATAN DISTRIBUTOR OBAT & ALKES
ASPEK ASPEK UNTUK PERSYARATAN DISTROBUTOR FARMASI PERSYARATAN
UNTUK SYARAT BAHAN OBAT PRODUK JADI DISTRIBUTOR
SYARAT ALKES
PELAKU PENYELENGGARA Pelaku Usaha Pelaku Usaha badan
USAHA nonperseorangan nonperseorangan hukum
berupa berupa berupa
perseroan perseroan perseroan
terbatas atau terbatas atau terbatas
koperasi koperasi atau
koperasi
BENTUK
PERUSAHAAN PBF PBF
IZIN DOKUMEN Sertifikat Sertifikat Izin Distribusi
USAHA Distribusi Distribusi Alat esehatan
Farmasi , Farmasi,
Sertifikat Distribusi Sertifikat Distribusi
Cabang Farmasi Cabang Farmasi
SDM
Apoteker Apoteker penanggung
jawab
penanggung penanggung teknis
jawab jawab
SARANA/PRASARANA
LAINNYA
NPWP NPWP
kelengkapan
administratif
; NPWP
susunan
direksi/pengurus
Surat Tanda
Registrasi
Apoteker
penanggung
jawab
SERTIFIKAT DOKUMEN Sertifikat CDOB Sertifikat CDOB Sertifikat
PRODUKSI CDAKB
SDM
Apoteker Apoteker penanggung
penanggung penanggung jawab
jawab jawab teknis,
teknisi
SARANA/PRASARANA
LAINNYA
laporan
distribusi
alat
kesehatan
secara
elektronik
pernyataan
Komitmen
,
denah
bangunan
dan daftar
sarana
prasarana
PROSES PERIZINAN INDUSTRI OBAT & ALKES
INDUSTRI OBAT INDUSTRI ALKES
PERSYARATAN/ TAHAPAN / HASIL/ PERSYARATAN/ TAHAPAN / HASIL/
INPUT PROSES OUTPUT INPUT PROSES OUTPUT
a. berbadan permohonan izin industri
usaha berupa izin industri farmasi
perseroan farmasi
terbatas;
b. memiliki
rencana
investasi dan
kegiatan
pembuatan
obat;
c. NPWP
d. memiliki
secara tetap
paling sedikit
3 (tiga) orang
apoteker
Warga Negar
Indonesia
masing-
masing
sebagai
penanggung
jawab
pemastian
mutu,
produksi, dan
pengawasan
mutu; dan
e. komisaris
dan direksi
tidak pernah
terlibat, baik
langsung atau
tidak
langsung
dalam
pelanggaran
peraturan
perundang-
undangan di
bidang
f. kefarmasian
persetujuan
prinsip.
daftar
peralatan dan
mesin-mesin
yang
digunakan;
d. jumlah
tenaga kerja
dan
kualifikasinya;
e. fotokopi
sertifikat
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
dan Upaya
Pemantauan
Lingkungan
/Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan;
f. rekomendasi
kelengkapan
administratif
izin industri
farmasi dari
kepala
dinas
kesehatan
provinsi;
g. rekomendasi
pemenuhan
persyaratan
CPOB dari
Kepala Badan;
h. daftar
pustaka wajib
seperti
Farmakope
Indonesia edisi
terakhir; i. asli
surat
pernyataan
kesediaan
bekerja penuh
dari masing-
masing
apoteker
penanggung
jawab
produksi,
apoteker
penanggung
jawab
pengawasan
mutu, dan
apoteker
penanggung
jawab
pemastian
mutu;
j. fotokopi
surat
pengangkatan
bagi masing-
masing
apoteker
penanggung
jawab
produksi,
apoteker
penanggung
jawab
pengawasan
mutu, dan
apoteker
penanggung
jawab
pemastian
mutu dari
pimpinan
perusahaan;
k. fotokopi
ijazah dan
Surat Tanda
Registrasi
Apoteker
(STRA) dari
masingmasing
apoteker
penanggung
jawab
produksi,
apoteker
penanggung
jawab
pengawasan
mutu dan
apoteker
penanggung
jawab
pemastian
mutu; dan
l. Surat
pernyataan
komisaris dan
direksi tidak
pernah
terlibat, baik
langsung
atau tidak
langsung
dalam
pelanggaran
perundang-
undangan di
bidang
kefarmasian.
(3)
Permohonan
izin
data izin
edar Alat
Kesehatan
pedoman
mutu
audit
internal
kajian
manajemen
prosedur
dan
rekaman
mutu
PROSES PERIZINAN DISTRIBUTOR OBAT & ALKES
DISTRIBUTOR OBAT DSTRIBUTOR ALKES
PERSYARATAN/ INPUT TAHAPAN / HASIL/ PERSYARATAN/ TAHAPAN / HASIL/
PROSES OUTPUT INPUT PROSES OUTPUT
Tata Cara sertifikat Sertifikasi Sertifikat
1. Surat permohonan Pemberian izin PBF distribusi alat CDAKB CDAKB
harus Izin PBF kesehatan
ditandatangani atau izin
oleh direktur utama cabang
atau distribusi alat
pengurus dan calon kesehatan
apoteker penanggung
jawab
2. Berbadan hukum
berupa
perseroan
terbatas atau
koperasi.
3. Fotokopi Kartu
Tanda Penduduk
(KTP)/identitas
direktur/ketua;
4. Susunan Direksi
/Pengurus
5. Pernyataan
Komisaris/dewan
pengawas dan
direktur/pengurus
tidak pernah
terlibat, baik
langsung atau
tidak langsung
dalam
pelanggaran
peraturan
perundang-
undangan di
bidang farmasi
6. Akta Pendirian
badan hukum
yang sah sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
7. Nomor Pokok
Wajib Pajak
8. Memiliki secara
tetap apoteker
Warga Negara
Indonesia
sebagai
penanggung
jawab
9. Surat Tanda
Daftar
Perusahaan
10. Fotokopi Surat
Izin Usaha
Perdagangan
11. Surat bukti
penguasaan
bangunan dan
gudang;
12. Peta lokasi dan
denah bangunan
13. Surat pernyataan
kesediaan bekerja
penuh apoteker
penanggungjawab;
14. Fotokopi Surat
Tanda Registrasi
Apoteker
penanggung jawab
15. Memiliki
Laboratorium dan
gudang khusus
tempat
penyimpanan
bahan obat
16. Rekomendasi
Persyaratan
CDOB dari Balai
POM
17. Rekomendasi
Administratif dari
Dinkes Provinsi
pedoman mutu
audit internal
kajian
manajemen
prosedur dan
rekaman mutu
LAMPIRAN 3
-Untuk permohonan
Izin Industri
Farmasi adalah 10
(sepuluh) hari kerja
sejak berkas
lengkap.
MASA berlaku 5
BERLAKU (lima) tahun
dan dapat
diperpanjan
g selama
memenuhi
persyaratan
;
Pelaporan (a) Sekali dalam 6 minimal Setiap 3 melaporkan hasil
(enam) bulan, setiap 1 (tiga) bulan kegiatan
meliputi jumlah dan (satu) tahun meliputi penyaluran setiap 1
nilai produksi setiap sekali kegiatan (satu) tahun sekali
obat atau bahan obat Penerimaan kepada Direktur
yang dihasilkan dan Jenderal
sesuai dengan Penyaluran
ketentuan; dan obat dan /
atau bahan
(b) Sekali dalam 1 obat
(satu) tahun sesuai
dengan ketentuan