Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMASI SOSIAL

LUARAN ATAU OUTCOME PENGOBATAN

DOSEN : Ainun Wulandari, S. Farm., M. Sc., Apt

Disusun oleh :

1. Ni’matul Khoeriyah (17330100)


2. Asishe (17330103)
3. Adelia Septiliani (17330003)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmasi social dengan
tepat waktu.
Adapun makalah farmasi social ini telah kami kerjakan semaksimal mungkin dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah farmasi social ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa, tanda baca, maupun isi. Maka dari itu, dengan lapang dada kami
membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun saran
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah farmasi social dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca.

Jakarta, Oktober 2018

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujan Makalah .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

2.1 Definisi dari farmakoekonomi .................................................................................. 3


2.2 Pengukuran outcome terapi atau pengobatan ........................................................... 4
2.3 Luaran ekonomi, luaran humanistic, dan luaran klinik............................................. 5
2.4 Kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan ............................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 11


3.2 Saran....................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang
mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualita hidup dari pasien.
Perubahan orientasi ini mengharuskan apoteker untuk memiliki peran yang lebih luas dari
hulu ke hilir ke hilir mulai dari pembuatan, pengawasan, penyerahan hingga pemastian
bahwa obat yang akan digunakan oleh pasien memenuhi prinsip-prinsip rasionalitas.
Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat
meningkatkan interaksi langsung dengan pasien.
Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap berbagai outcome
terapi atau pengobatan pada pasien, baik dari sisi humanistic (kualitas hidup, kepuasan), sisi
klinik (control yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis (pengurangan biaya
kesehatan). Hal ini diperoleh terutama dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan
efek samping obat.
Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitive terhadap biaya saat ini menciptakan
tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi tenaga kesehatan. Tantangan bagi tenaga
kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya minimal.
Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karena masalah biaya. Saat ini produk dan
pelayan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus mencerminkan nilai
farmakoekonomi yaitu keseimbangn antara luaran ekonomi, humanistic, dan klinik.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial merupakan bidang ilmu yang
bisa emenyediakan cara sistematis untuk menghuitung luaran ini. Luaran pelayanan
kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO model, yaitu Economic, Clicinal dan Humanistic
Outcome.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari farmakoekonomi?
2. Bagaimana pengukuran outcome terapi atau pengobatan?
3. Bagaimana luaran ekonomi, luaran humanistic, dan luaran klinik?
4. Apa kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari farmakoekonomi
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengukuran outcome terapi atau pengobatan
3. Mahasiswa dapat mengetahui luaran ekonomi, luaran humanistic, dan luaran klinik
4. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari farmakoekonomi


Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Farmakoekonomi
juga didefinisikan sebagai deskripsi dan analisi dari biaya terapi dalam suatu sistem
pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penilitian tentang proses
identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu
program, pelayanan dan terapi.
Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk
pengobatan pada kondisi yang sama. Selain itu juga membandingkan pengobatan yang
berbeda pada kondisi yang berbeda. Dimana hasilnya bisa dijadikan informasi yang dapat
membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atau alternatif-alternatif
pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat
dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan.
Farmakoekonomi dapat diaplikasikan baik dalam skala mikro maupun skala makro.
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya yang terbatas, dimana
hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang
tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasien
dimana dari sudut pandang pasien adalah yang seminimal mungkin. Dengan keterbatasan
sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah
seyogyanya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan
menentukan pilihan atas alternatif-alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan
menjadi lebih efisien dan ekonomis.

3
2.2 Pengukuran outcome terapi atau pengobatan
Kajian farmakoekonomi senantiasa mempertimbangkan dua sisi, yaitu biaya
(cost) dan hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam kajian yang mengupas sisi
ekonomi dan suatu obat/pengobatan ini, faktor biaya (cost) selalu diikutkan dengan
efektivitas (effectiveness), utilitas (utility), atau manfaat (benefit) dari pengobatan
(pelayanan) yang diberikan.
Efektivitas merujuk pada kemampuan suatu obat dalam memberikan peningkatan
kesehatan (outcomes) kepada pasien dalam praktek klinik rutin (penggunaan sehari-hari
di dunia nyata, bukan di bawah kondisi optimal penelitian). Dengan mengaitkan
padaaspek ekonomi, yaitu biaya, kajian farmakoekonomi dapat memberikan besaran
efektivitas-biaya (cost-effectiveness) yang menunjukkan unit moneter (jumlah rupiah
yang harus dibelanjakan) untuk setiap unit indikator kesehatan klinis maupun nonklinis
(misalnya, dalam mg/dL penurunan kadarLDL dan/atau kolesterol total dalam darah)
yang terjadi karena penggunaan suatu obat. Semakin kecil unit moneter yang harus
dibayar untuk mendapatkan unit indikator kesehatan (klinis maupun non-klinis) yang
diinginkan, semakin tinggi nilai efektivitas-biaya suatu obat.
Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat dinikmati dalam
keadaan sehat sempurna oleh pasien karena menggunakan suatu obat. Jumlah tahun
tambahan usia (dibanding kalau tidak diberi obat) dapat dihitung secara kuantitatif,
yang jika dikalikan dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati (katakanlah, setara
dengan sekian bagian sehat sempurna) akan memberikan unit yang disebut Quality
Adjusted Life Years-QALY atau jumlah tahun yang disesuaikan (JTKD). Dikaitkan
dengan aspek biaya, kajian farmakoekonomi ini akan memberikan unit utilitas-biaya
(cost-utility) yang menunjukkan unit moneter yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKD
yang diperoleh. Semakin kecil jumlah rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkan
tambahan JTKD, semakin tinggi utilitas-biaya suatu obat.
Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang diperoleh
pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasaan ini dinyatakan dalam besaran
moneter setelah dilakukan konversi dengan menggunakan “nilai rupiah yang rela
dibayarkan untuk mendapat kepuasan tersebut” (willingness to pay). Semakin tinggi

4
willingness to pay relatif terhadapharga riil obat (cost), semakin layak obat tersebut
dipilih.
Menurut donabedian, kerangka konsep untuk menilai dan memastikan kualitas
pelayanan kesehatan terdiri dari tigas komponen, yaitu struktur, proses dan luaran atau
hasil. Penelitian terhadap hasil atau luaran pelayanan kesehatan dibuat untuk membantu
pasien, pembayar dan pemelihara membuat pilihan pelayanan medis yang rasional
berdasarkan pengetahuan yang lebih baik tentang akibat dari pilihan tersebut bagi
kehidupan pasien. Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial
merupakan bidang ilmu yang bisa emenyediakan cara sistematis untuk menghuitung
luaran ini. Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO model, yaitu
Economic, Clicinal dan Humanistic Outcome.

2.3 Luaran ekonomi, luaran klinik, dan humanistic


2.3.1 Luaran Ekonomi
Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang
dibandingkan dengan konsekuensi dan intervensi medis. Luaran ekonomi adalag
pengaruh akibat intervensi dari biaya pelayanan kesehatan, pengukuran dan analisis
luaran ekonomi menggunakan prinsip ekonomi atau farmakoekonomi.
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Farmakoekonomi
juga didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem
pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses
identifikasi, pengukuran dan perbandingan biaya resiko dan keuntungan dari suatu
program, pelayanan dan terapi.
Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk
pengobatan pada kondisi yg sama, selain itu juga membandingkan pengobatan yang
berbeda pada kondisi yang berbeda. Hasilnya dapat digunakan sebagai informasi
yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas
alternatif-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih
efisien dan ekonomis. Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya

5
dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana
yang akan digunakan.
Biaya pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu :
a) Biaya langsung medis (direct medical care)
Biaya langsung medis adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait
dengan jasa pelayanan medis, yang digunakan untuk mencegah atau
mendeteksi suatu penyakit seperti kunjungan pasien, obat-obat yang
diresepkan, lama perawatan. Kategori biaya-biaya langsung medis antara lain
pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping, pelayanan pencegahan
dan penanganan.
b) Biaya langsung nonmedis (direct nonmedical care)
Biaya langsung nonmedis adalah biaya yang dikeluarkan pasien tidak
terkait langsung dengan pelayanan medis, seperti transportasi pasien kerumah
sakit, makanan, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit.
c) Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi produktivitas
pasien atau biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang. Sebagai
contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan
sehingga tidak dapat memberikan nafkah pada keluarganya, pendapatan
berkurang karena kematian yang cepat.
d) Biaya tak terduga (intangible cost)
Biaya tak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan
medis, tidak dapat diukur dalam mata uang. Biaya yang sulit diukur seperti
rasa nyeri atau cacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifat psikologis,
sukar dikonversikan dalam nilai mata uang.
e) Biaya peluang (opportunity cost)
Biaya peluang merupakan menunjukkan besarnya manfaat ekonomis
ketika membatalkan suatu alternatif terapi sebagai pengganti terapi alternatif
terbaik berikutnya, dimana manfaat itu telah terbukti.

6
Dalam proses produksi atau pemberian pelayanan kesehatan, biaya dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut :

a) Biaya rerata an biaya marjinal


Biaya rerata adalah jumlah biaya per unit hasil yang diperoleh, sementara
biaya marjinal adalah perubahan biaya atas penambahan atau pengurangan unit
hasil yang diperoleh. Sebagai contoh, jika sebuah cara pengobatan baru
memungkinan pasien pulang dari rumah sakit sehari lebih cepat dibanding cara
pengobatan lama mungkin akan terpikir untuk menghitung biaya rerata rawat
inap sebagai penghematan sumber daya. Kenyataannya, semua biaya tetap
yang terhitung kedalam biaya tetap tersebut (misalnya, biaya laboratorium
tidak mengalami perubahan). Yang berubah hanyalah biaya yang terkait
dengan lamanya pasien dirawat (biaya makan, pengobatan, jasa dokter dan
perawat) inilah biaya marjinal, biaya yang betul-betul mengalami perubahan.
b) Biaya tetap dan biaya variable
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah dengan perubahan
kuantitas atau volume produk atau layanan yang diberikan dalam jangka
pendek (umumnya dalam rentang waktu 1 tahun atau kurang), misalnya gaji
karyawan dan depresiasi aset. Sementara itu, biaya variable berubah sering
perubahan hasil yang diperoleh, seperti komisi penjualan dan biaya penjualan
obat.
c) Biaya tambahan (ancillary cost)
Biaya tambahan adalah biaya atas pemberian tambahan pelayanan pada
suatu prosedur medis, misalnya jasa laboratorium, skining sinar-X, dan
anestesi.
d) Biaya total
Biaya total adalah biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi serangkaian pelayanan kesehatan.

Selain itu, masih ada beberapa istilah biaya lainnya yang bersifat teknis
terkait dengan perawatan kesehatan.

7
Beberapa biaya yang juga sering diperhitungkan dalam telaah ekonomi
kesehatan tersebut antara lain :

a) Biaya perolehan (acqusition cost)


Biaya perolehan adalah biaya atas pembelian obat, alat kesehatan dan/atau
intervensi kesehatan, baik bagi individu pasien maupun institusi.
b) Biaya yang diperkenankan (allowable cost)
Biaya yang diperkenankan adalah biaya atas pemberian pelayanan atau
teknologi kesehatan yang masih dapat ditanggung oleh penyelenggara jaminan
kesehatan atau pemerintah pasien maupun institusi.
c) Biaya pengeluaran sendiri (out-of-pocket cost)
Biaya pengeluaran sendiri adalah porsi biaya yang harus dibayar oleh
individu pasien dengan uangnya sendiri. Sebagai contoh, iur biaya pesert
asuransi kesehatan.
d) Biaya peluang (opportunity cost)
Biaya peluang adalah biaya yang timbul akibat pengambiln suatu pilihan
yang mengorbankan pilihan lainnya. Bila seorang pasien memutuskan untuk
membeli obat A, dia akan terkena biaya peluang karena tak dapat
menggunakan uangnya untuk hal terbaik lainnya, termasuk pendidikan,
liburan, dan sebagainya.
Identifikasi jenis-jenis biaya dapat berkembang sesuai kasus yang dikaji.
Jenis biaya yang disertakan dalam kajian farmakoekonomi tergantung pada
pertanyaan yang ingin dijawab. Terkait dengan hal ini, secara umum hasil
kajian farmakoekonomi dapat diukur daeri 3 perspektif : masyarakat,
kelembagaan (pengambil kebijakan, penyedia pelayanan kesehatan, asurans
kesehatan), dan individu (misalnya pasien).

8
2.3.2 Luaran Klinik
Pengukuran perubahan status kesehatan karena intervensi pelayanan kesehatan.
a) Intermediate : blood pressure, glucose, LDL-cholesterol.
b) Final : stroke, myocardial infarction, death.

Evaluasi luaran klinik dilakukan dengan uji klinik atau post-marketing reports
Contoh :

a) Efek penyakit pada pasien.


b) Efek obat pada pasien.
c) Efek kepatuhan dan adherence pada pasien.
d) Efek sistem penghantaran pelayanan kesehatan pada pasien.

Cara untuk mengukur hasil/luaran atau Langkah-langkah yang digunakan untuk


mengukur hasil dari minat harus sesuai dengan perspektif klinis yang dipilih.
Yang penting ukuran hasil klinis :

a) Kelangsungan hidup.
b) Hasil fungsional.
c) Kualitas hidup.
2.3.3 Luaran Humanistic
Hasil humanistik adalah hasil pasien yang dilaporkan seperti kepuasan
pasien dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan. Informasi
tentang dampak produk farmasi dan jasa terhadap kualitas hidup dapat
memberikan data tambahan untuk pembuatan kebijakan kesehatan dan keputusan
klinis.
Kualitas hidup sebagai masukan untuk pengambilan keputusan klinis di
tingkat pasien juga sangat penting. Misalnya, pengobatan alternatif mungkin
memiliki khasiat yang sama berdasarkan parameter klinis tradisional (misalnya
penurunan tekanan darah) tetapi menghasilkan efek yang sangat berbeda pada
kualitas hidup pasien. Luaran humanistic dievaluasi menggunakan survey atau
kuesioner pada pasien.Metode yang digunakan, antara lain :
a) Health related quality of life (HRQOL).
b) Consumer Assessment of Health Plan Survey (CAHPS).

9
2.4 Kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan
Luaran pelayanan kesehatan digunakan dalam rencana pengembangan kesehatan
Pharmacy benefit managers, kelompok medis, pihak pemerintah, pusat pendidikan dan
industri farmasi. Hasil luaram pelayanan kesehatan digunakan untuk mendukung
keputusan formula, kebijakan penggunaan obat, peraturan pengobatan klinik dan evaluasi
program.
Pentingnya luaran pelayanan kesehatan :
a) Menyediakan bukti tentang manfaat, resiko dan hasil dari pengobatan.
b) Mengidentifikasi strategi yang efektif dan potensi untuk memperbaiki kualitas dan
nilai pelayanan
c) Memastikan jaminan kualitas untuk pengobatan yang tersedia saat ini

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan.Tujuan farmakoekonomi
adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan kepada kondisi yang sama.
Selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial merupakan bidang ilmu
yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung luaran ini.Luaran pelayanan
kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu Economic, Clinical dan
Humanistic outcome.
a) Luaran klinik adalah peristiwa medis yang terjadi sebagai hasil dari kondisi atau
pengobatan.
b) Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang dibandingkan
dengan konsekuensi dan intervensi medis.
c) Luaran humanistic adalah fungsi penilaian-penilaian diri dan kebahagiaan atau Health-
releated quality of life (HRQOL).

3.2 Saran
Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar mengetahui lebih
jelas apa dan bagaimana pengukuran outcome terapi ini. Demi sempurnanya makalah ini kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik untuk selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Andayani, Tri Murti., 2013., Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi., Yogyakarta : Bursa
Ilmu.
2. Anonim., 2013., Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi., Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai