JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah FARMASI SOCIAL ini dengan tepat waktu.
Adapun makalah farmasi social ini telah kami kerjakan semaksimal mungkin dengan bantuan dari banya
k pihak , sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Olehsebab itu, kami juga ingin
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu makalah.
Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, tanda baca,
maupun isi. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberikan kritik ataupun sarandemi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah farmasi
social dapat bermanfaat danmenambah wawasan bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
3. Mahasiswa dapat mengetahui luaran ekonomi, luaran humanistic, dan luaran klinik
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya yang terbatas, dimana hal
yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia,
pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasiendimana dari sudut
pandang pasien adalah yang seminimal mungkin. Dengan keterbatasan sumber daya yang
tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah seyogyanya farmakoekonomi
dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan menentukan pilihan atas alternatif-
alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
2.2 Pengukuran outcome terapi atau pengobatan
Kajian farmakoekonomi senantiasa mempertimbangkan dua sisi, yaitu biaya (cost) dan
hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam kajian yang mengupas sisiekonomi dan
suatu obat/pengobatan ini, faktor biaya (cost) selalu diikutkan denganefektivitas
(effectiveness), utilitas (utility), atau manfaat (benefit) dari pengobatan (pelayanan) yang
diberikan.
Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat dinikmati dalam
keadaan sehat sempurna oleh pasien karena menggunakan suatu obat. Jumlah tahun
tambahan usia (dibanding kalau tidak diberi obat) dapat dihitung secara kuantitatif, yang jika
dikalikan dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati (katakanlah, setara dengan sekian
bagian sehat sempurna) akan memberikan unit yang disebut QualityAdjusted Life Years-
QALY atau jumlah tahun yang disesuaikan (JTKD). Dikaitkan dengan aspek biaya, kajian
farmakoekonomi ini akan memberikan unit utilitas-biaya(cost-utility) yang menunjukkan unit
moneter yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKDyang diperoleh. Semakin kecil jumlah
rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkantambahan JTKD, semakin tinggi utilitas-biaya
suatu obat.
Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang
diperoleh pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasaan ini dinyatakan dalam besaran
moneter setelah dilakukan konversi dengan menggunakan “nilai rupiah yang reladi bayarkan
untuk mendapat kepuasan tersebut” (willingness to pay). Semakin tinggi willingness to pay
relatif terhadap harga riil obat (cost), semakin layak obat tersebut dipilih.
Menurut donabedian, kerangka konsep untuk menilai dan memastikan
kualitas pelayanan kesehatan terdiri dari tiga komponen, yaitu struktur, proses dan luaran
atau hasil. Penelitian terhadap hasil atau luaran pelayanan kesehatan dibuat untuk
membantu pasien, pembayar dan pemelihara membuat pilihan pelayanan medis yang rasional
berdasarkan pengetahuan yang lebih baik tentang akibat dari pilihan tersebut bagi
kehidupan pasien. Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosialmerupakan
bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghuitung luaran ini. Luaran
pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO model, yaitu Economic, Clicinal dan
Humanistic Outcome.
Hasil humanistik adalah hasil pasien yang dilaporkan seperti kepuasan pasien dan
kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan. Informasitentang dampak produk
farmasi dan jasa terhadap kualitas hidup dapat memberikan data tambahan untuk pembuatan
kebijakan kesehatan dan keputusan klinis.
Manusia lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, yang
umumnya lebih peka terhadap obat dan efek sampingnya, karena perubahan-perubahan
fisiologis, seperti menurunnya fungsi ginjal dan metabolisme hati, meningkatnya rasio lemak
air dan berkurangnya sirkulasi darah. Karena fungsi hati dan ginjal sudah menurun, maka
eliminasi obat pun lebih lambat. Eliminasi obat akan mempengaruhi kadar obat di dalam
tubuh pasien. Hal lain selain eliminasi obat adalah adanya pengurangan jumlah albumin
dalam darah manula. Jumlah albumin darah pada manula lebih sedikit, sehingga pengikatan
obat pun berkurang. Hal ini menyebabkan bentuk bebas dan aktif dari obat menjadi lebih
besar dan bahaya keracunan semakin meningkat, terutama untuk obat-obatan anti-koagulan,
fenilbutson, obat tidur, obat opioida, psikofarmaka, obat jantung, hormone insulin. Oleh
Karena faktor-faktor tersebut, bagi manula dianjurkan menggunakan dosis yang lebih rendah.
Tujuan dari pengurangan dosis ini untuk menjaga atau mengurangi resiko rusaknya organ
yang bisa berakibat fatal pada kondisi pasien.
2.6 Terapi
Pengukuran Outcome terapi dilihat dari pengukuran saat periksa dan data rekam
medis yang memuat perkembangan selama pasien menjalani pengobatan.Data disajikan
dalam bentuk diagram dan persentase untuk menunjukkan tercapainya target pengobatan
pasien.
Sebagian besar populasi manula telah memahami cara untuk mendapatkan dan
menggunakan obat dengan baik dan benar. Namun, sebagian besar manula masih kurang
memahami cara menyimpan dan membuang obat yang baik dan benar. Saran yang dapat kami
berikan kepada masyarakat luas agar lebih memperhatikan tentang pengelolaan obat terutama
aspek penyimpanan dan pembuangan obat yang baik dan benar sehingga didapatkan outcome
terapi yang diharapkan. Untuk apoteker dan tenaga kesehatan lain adalah agar dapat
memberikan edukasi kepada pasien, sehingga masyarakat lebih mengetahui tentang cara
mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Tujuan farmakoekonomi
adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan kepada kondisi yang
sama.Selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial merupakan bidang ilmu
yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung luaran ini. Luaran pelayanan
kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu Economic, Clinical dan Humanistic
outcome.
a) Luaran klinik adalah peristiwa medis yang terjadi sebagai hasil dari kondisi
atau pengobatan.
b) Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang dibandingkan
dengan konsekuensi dan intervensi medis.
c) Luaran humanistic adalah fungsi penilaian-penilaian diri dan kebahagiaan atau
Health-releated quality of life (HRQOL).
3.2 Saran
Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar mengetahui
lebih jelas apa dan bagaimana pengukuran outcome terapi ini. Demi sempurnanya makalah
ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini bisamenjadi lebih baik untuk selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andayani, Tri
Murti.,2013., Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi.,Yogyakarta :BursaIlmu.
2. Anonim.,2013., Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi.,Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.