Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................ii
Daftar isi..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................3
3.1 kesimpulan........................................................................................12
Penutup..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya
dari obat ke pasien obat ke pasien mengacu kepada pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian
yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi
menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk
meningkatkan kualita hidup dari pasien.
Perubahan orientasi ini mengharuskan apoteker untuk memiliki peran
yang lebih luas mulai dari pembuatan, pengawasan, penyerahan
hingga pemastian bahwa obat yang akan digunakan oleh pasien
memenuhi prinsip-prinsip rasionalitas. Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat
meningkatkan interaksi langsung dengan pasien.
Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik
terhadap berbagai outcome terapi atau pengobatan pada pasien, baik
dari sisi humanistic (kualitas hidup, kepuasan), sisi klinik (control
yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis
(pengurangan biaya kesehatan). Hal ini diperoleh terutama dengan
melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat.
Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitive terhadap biaya
saat ini menciptakan tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi
tenaga kesehatan. Tantangan bagi tenaga kesehatan untuk
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya
minimal. Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karena
masalah biaya. Saat ini produk dan pelayan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan harus mencerminkan nilai farmakoekonomi
1
yaitu keseimbangn antara luaran ekonomi, humanistic, dan klinik.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial
merupakan bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk
menghuitung luaran ini. Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur
menggunakan ECHO model, yaitu Economic, Clicinal dan Humanistic
Outcome.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pelayanan, ataukah suatu pelayanan farmasi klinik yang sudah
berjalan dapat terus dilanjutkan.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya menjadikan
pelayanan kesehatan lebih efisien dan ekonomis ditantang untuk
mampu melakukan penilaian menyeluruh terhadap suatu obat baik
dari segi efektifitas obat maupun dari segi nilai ekonomisnya. Untuk
itu diperlukan bekal pengetahuan tentang prinsip-prinsip
farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai dalam melakukan
evaluasi hasil studi farmakoekonomi.
Evaluasi farmakoekonomik menggunakan tolak ukur input (cost)
dan output (benefit) selama penggunaan suatu jenis obat, dimana
keduanya diharapkan berada dalam posisi seimbang.
Evaluasi farmakoekonomi
Cost-Effectiveness Analysis
Istilah analisis Cost-Effectiveness mengacu kepada jenis evaluasi tertentu
yang dimana manfaat (benefit) dari suatu pengobatan dapat diukur dalam
bentuk unit ‘natural’ dan segala biaya (cost) yang dikeluarkan dapat
diperhitungkan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara
untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa
program yang berbeda dengan tujuan yang sama. Aplikasi dari CEA
misalnya dua obat atau lebih digunakan untuk mengobati suatu indikasi
yang sama tetapi cost dan efikasi berbeda Contoh analisis Cost-
Effectiveness dalam mengurangi gejala nyeri pada penderita reflux
esofagitis yang parah, kita membandingkan biaya yang dikeluarkan
antara penggunaan Proton Pump Inhibitor (PPI) dan H 2 receptor blocker.
Analisis jenis ini adalah analisis yang paling sering digunakan dalam
analisis ekonomi, tetapi tidak dapat digunakan bila ingin membandingkan
2 jenis obat yang sangat berbeda dengan hasil yang diharapkan juga
4
berbeda. Analisis cost-effectiveness mengkonversi cost dan benefit
(efikasi) ke dalam rasio pada obat yang dibandingkan.
2.2 Pengukuran outcome terapi dan pengobatan
Kajian farmakoekonomi senantiasa mempertimbangkan dua sisi,
yaitu biaya (cost) dan hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam
kajian yang mengupas sisi ekonomi dari suatu obat/pengobatan ini, factor
biaya (cost) selalu dikaitkan dengan efektivitas (effectiveness), utilitas
(utility) atau manfaat (benefit) dari pengobatan (pelayanan) yang
diberikan (Kemenkes,2013)3.
Efektivitas merujuk pada kemampuan suatu obat dalam memberikan
peningkatan kesehatan (outcomes) kepada pasien dalam praktek klinik
rutin (penggunaan sehari-hari di dunia nyata, bukan di bawah kondisi
optimal penelitian). Dengan mengaitkan pada aspek ekonomi, yaitu
biaya, kajian farmakoekonomi dapat memberikan besaran efektivitas-
biaya (cost-effectiveness) yang menunjukkan unit moneter (jumlah rupiah
yang harus dibelanjakan) untuk setiap unit indikator kesehatan baik klinis
maupun nonklinis (misalnya, dalam mg/dL penurunan kadar LDL
dan/atau kolesterol total dalam darah) yang terjadi karena penggunaan
suatu obat. Semakin kecil unit moneter yang harus dibayar untuk
mendapatkan unit indicator kesehatan (klinis maupun non-klinis) yang
diinginkan, semakin tinggi nilai efektivitas-biaya suatu obat
(Kemenkes,2013)
Utilitas merujuk pada tambahan usia (dalam tahun) yang dapat
dinikmati dalam keadaan sehat sempurna oleh pasien karena
menggunakan suatu obat. Jumlah tahun tambahan usia (dibanding kalau
tidak diberi obat) dapat dihitung secara kuantitatif, yang jika dikalikan
dengan kualitas hidup yang dapat dinikmati (katakanlah, setara dengan
sekian bagian sehat sempurna) akan memberikan unit yang disebut
5
Quality Adjusted Life Years-QALY atau ‘jumlah tahun yang disesuaikan’
(JTKD). Dikaitkan dengan aspek biaya, Kajian Farmakoekonomi ini akan
memberikan unit utilitas-biaya (cost-utility) yang menunjukkan unit
moneter yang harus dikeluarkan untuk setiap JTKD yang diperoleh.
Semakin kecil jumlah rupiah yang harus dibayar untuk mendapatkan
tambahanJTKD,semakintinggiutilitas-biaya suatu obat (Kemenkes,2013).
Sementara itu, manfaat (benefit) merujuk pada nilai kepuasan yang
diperoleh pasien dari penggunaan suatu obat. Nilai kepuasan ini
dinyatakan dalam besaran moneter setelah dilakukan konversi dengan
menggunakan “nilai rupiah yang rela dibayarkan untuk mendapat
kepuasan tersebut” (willingness to pay). Semakin tinggi willingness to
pay relatif terhadap harga riil obat (cost), semakin layak obat tersebut
dipilih (Kemenkes,2013).
Menurut donabedian kerangka konsep untuk menilai dan
memastikan kualitas pelayanan kesehatan terdiri dari tiga komponen,
yaitu struktur, proses dan Luaran/hasil. Penelitian terhadap hasil/Luaran
pelayanan kesehatan dibuat untuk membantu pasien, pembayar dan
pemeliara membuat pilihan pelayanan medis yang rasional berdasarkan
pengetahuan yang lebih baik tentang akibat dari pilihan tersebut bagi
kehidupan pasien.
Tipe Luaran/Hasil pelayanan kesehatan
Tradisional
Dikenal dengan 5 D : Death, disease, disability, discomfort dan
dissatification
Komprehensif
ECHO model mengkategorikan Luaran/hasil pelayanan
kesehatan dari 3 kategori :
a. Luaran ekonomi
6
b. Luaran klinik
c. Luaran humanisti
Model ini mencakup konsep lima D yang termasuk dalam
luaran klinik dan humanistic dan penambahan dimensi ekonomi.
7
2.3 Luran ekonomi, Luran humanistic, dan Luran klinik.
Luaran ekonomi
Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan
intangible yang dibandingkan dengan konsekuensi dan intervensi medis.
Luaran ekonomi adalah pengaruh akibat Intervensi dari biaya pelayanan
kesehatan, pengukuran dan analisis luaran ekonomi menggunakan prinsip
ekonomi atau farmakoekonomi.
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan keseatan.
Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari
biaya terapi dalam suatu system
pelayanan keseatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang
proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan biaya resiko dan
keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi. Tujuan
farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk
pengobatan pada kondisi yang sama, selain itu juga membandingkan
pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Hasilnya dapat
digunakan sebagai informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan
dalam menentukan pilihan atas alternative-alternatif pengobatan yang
tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan
informasi khasiat dan kemanan obat dalam menentukan pilihan obat mana
yang akan digunakan.
8
medis, obat serta biaya administrasi. Menurut hilton (2005) Biaya
langsung adalah biaya yang terjadi pada suatu segmen dan terjadi karena
adanya segmen tersebut.
Luaran humanistik
Informasi tentang dampak produk farmasi dan jasa terhadap
kuallitas hidup yang dapat memberikan data tambahan untuk embuatan
kebijakan keseatan dan keputusan klinis kualitas hidup sebagai masukan
9
untuk pengambilam keputusan klinis tingkat pasien juga sangat penting.
Misalnya , penobatan alternative mungkin memiliki khasiat yang sama
berdasarkan parameter klinis tradisional (Misalnya penurunan tekanan
darah) menghasilkan efek yang sangat berbeda pada kualitas hidup
pasien.
Luara Humanistic dievaluasi menggunakan survey atau kuesioner pada
pasien. Metode yang diguakan :
1.Health related quality of life (HRQOL)
2.Consumer Assessment of Health Plant Survey (CAHPS)
(Andayani,2013)
Luaran klinik
Pengukuran perubahan status kesehatan karena intervensi pelayanan
kesehatan.
Intermediate : blood pressure, glucose, ldl-colester,ALC
Final : stroke,myocardial infarction,death
10
kebijakan penggunaan obat, peraturan pengobatan klinik dan evaluasi
program
Pentingnya luaran pelayanan kesehatan :
o Menyediakan bukti tentang manfaat, resiko dan hasil dari
pengobatan.
ini.
Pharmacists
Physicians
Perawat
Ahli ekonomi
Kelompok medis dan rencana pelayanan kesehatan
Pemerintah
Perusahaan farmasi
Institusi akademik
Profesional kesehatan lainnya
11
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan
kesehatan.Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang
berbeda untuk pengobatan kepada kondisi yang sama. Selain itu juga
membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial merupakan
bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung
luaran ini.Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO
models, yaitu Economic, Clinical dan Humanistic outcome.
Penutup
Makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa
membacanya, memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi
untuk belajar mengetahui lebih jelas apa dan bagaimana pengukuran
outcame terapi itu. Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik untuk selanjutnya
12
DAFTAR PUSTAKA
13