Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"PHARMACEUTICAL CARE"

OLEH :

NURHALIM (201802052)

FARMASI 2B

DOSEN PENGAMPU : LETKOL CKM (K) VERONICA MD, S.Si., M. Kes., Apt

PROGRAM STUDI DII FARMASI

STIKES PELAMONIA KESDAM XIV/ HSN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNYA
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang kami buat ini berjudul ” PHARMACEUTICAL CARE”.

Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata farmasi rumah
sakit yang dibimbing oleh ibu : Letkol Ckm (K) Veronica Md, S.Si., M. Kes., Apt
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.

Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan


pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik
lagi dan atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

Halim, 09 Mei 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................i

Daftar Isi .........................................................................................................ii

BAB I : Pendahuluan.......................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................2


B. Rumusan Masalah……………………………….…………………………2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................2

BAB II : Pembahasan....................................................................................3

A. Pengertian Pharmaceutical Care .......................................................3


B. Tanggung Jawab Apoteker….............................................................4
C. Fungsi Pharmaceutical Care…………………………………………….5
D. Tanggung Jawab Apoteker dalam Ruang Lingkup Pharmaceutical
Care…………6
E. Implementasi Pharmaceutical Care……………………….………….7

BAB III : Penutup............................................................................................8

A. Kesimpulan..........................................................................................8
B. Saran…………………...…………………………………………………...8

Daftar Pustaka.................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta


keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan farmasi. Namun seiring berjalannya waktu
peran apoteker telah berubah dari peracik dan penyedia obat menjadi manajer
terapi obat yang Mencakup tanggung jawab untuk menjamin bahwa dimanapun
obat diproduksi, disediakan/diperoleh, digunakan, disimpan, didistribusikan,
dibagikan dan diberikan sehingga obat tersebut berkonstribusi terhadap kesehatan
pasien dan mengurangi efek samping yang mungkin muncul. Ruang lingkup praktek
kefarmasian saat ini termasuk pelayanan-berorientasi pasien dengan segala fungsi
kognitif konseling, menyediakan informasi obat dan memantau terapi obat,
sebagaimana halnya aspek teknis pelayanan kefarmasian yang termasuk
manajemen pengadaan obat. Hal ini merupakan peranan tambahan
seorang apoteker bahwa apoteker sekarang dapat memberikan konstribusi yang
vital terhadap perawatan pasien.

Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa pekerjaan kefarmasian pada
zamannya akan selalu berkembang mengikuti tuntutan masyarakat. Sehingga
terbentuk lah paradigma baru yaitu paradigma Asuhan Kefarmasian atau dikenal
dengan Pharmaceutical Care yang merupakan tanggung jawab seorang apoteker
yang harus dipertimbangkan untuk penerapannya pada Pekerjaan Kefarmasian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimana tanggung jawab seorang apoteker dalam ruang
lingkup Pharmaceutical Care”.

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan ini adalah untuk

1. Mengetahui dan memahami tanggung jawab seorang apoteker dalam ruang


lingkup Pharmaceutical Care.
2. Mengetahui Implementasi Pharmaceutical Care.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pharmacetical Care

Pharmaceutical Care adalah Patient Centered Practice yang mana merupakan


praktisi yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan terapi obat pasien dan
memegang tanggung jawab terhadap komitmen (Cipole dkk, 1998). Menurut
American Society of Hospital Pharmacist (1993), Asuhan Kefarmasian
(Pharmaceutical Care) merupakan tanggung jawab langsung apoteker pada
pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai
hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien. Asuhan kefarmasian
tidak hanya melibatkan terapi obat tapi juga keputusan tentang penggunaan obat
pada pasien. Termasuk keputusan untuk tidak menggunakan terapi obat,
pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute, dan metode pemberian, pemantauan
terapi obat dan pemberian informasi dan konseling pada pasien. Asuhan
kefarmasian adalah konsep yang melibatkan tanggung jawab farmasis yang menuju
keberhasilan outcome tertentu sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya
meningkat (Heppler and Strand, 1990).

Outcome yang dimaksud adalah (Heppler and Strand, 1990):

1. Merawat Penyakit;
2. Menghilangkan atau menurunkan gejala;
3. Menghambat atau memeperlama proses penyakit;
4. Mencegah penyakit atau gejala.
B. Tanggung Jawab Apoteker

Berdasarkan hasil kongres WHO di New Delhi (1988), maka pada tahun 1990
badan dunia dibidang kesehatan tersebut mengakui/ merekomendasikan/
menetapkan kemampuan untuk disehari tanggung jawab kepada farmasis yang
secara garis besar adalah sebagai berikut (Anonim, 1990) :

1. Memahami prinsip-prinsip jaringan mutu (quality assurance) obat sehingga


dapat mempertanggung jawabkan fungsi dan kontrol.
2. Menguasai masalah-masalah jalur distribusi obat (dan pengawasannya), serta
paham prinsip-prinsip penyediaanya.
3. Mengenal dengan baik struktur harga obat (sediaan obat).
4. Mengelola informasi obat dan siap melaksanakan pelayanan informasi
5. Mampu memberi advice yang informatif kepada pasien tentang penyakit
ringan (minor illnesses), dan tidak jarang kepada pasien dengan penyakit
kronik yang tlah ditentukan dengan jelas pengobatannya.
6. Mampu menjaga keharmonisan hubungan antara fungsi pelayanan medik
dengan pelayanan farmasi.Manajeman risiko adalah bagian mendasar dari
tanggung jawab apoteker. Dalam upaya pengendalian risiko, praktek
konvensionla farmasi telah berhasil menurunkan biaya obat tapi belum
menyelesaikan masalah sehubungan dengan penggunaan obat. Pesatnya
perkembangan teknologi faarmasi yang menghasilkan obat-obat baru juga
membutuhkan perhatian akan kemungkinan terjadinya risiko pada pasien.

Apoteker berasa dalam posisi strategis untuk meminimalkan medication


errors, baik dilihat dari keterkaitan dengan tenaga kesehatan lain maupun dalam
proses pengobatan. Kontribusi yang dimungkinkan dilakukan antaralain dengan
meningkatkan pelaporan, pemberian informasi obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan lain, meningkatkan keberlasungan rejimen pengobatan pasien,
peningkatan kualitas dan keselamatan pengobatan pasien dirumah. Data yang
dapat dipaparkan antara lain dari menurunnya (46%) tingkat keseriusan penyakit
pasien anak, meningakatnya insiden berstatus nyaris cedera (dari 9% menjadi 8-
51%) dan meningkatnya tingkat pelaporan insiden dua sampai enam kali lipat
(effect of pharmacist-led pediatrics medication safety team on medication-error
reporting (Am J Health-Sist Pharm, 2007, vol64;1422-26).

Apoteker berperan utama dalam meningkatkan keselamatan dan efektifitas


penggunaan obat. Dengan demikian dalam penjabaran, misi utama apoteker dalam
hal keselamatan pasien adalah memastikan bahwa semua pasien mendapatkan
pengobatan yan optimal. Hal ini telah dikuatkan dengan berbagai penelitian yang
menunjukan bahwa kontribusi apoteker dapat menurunkan Medication Errors.

Dalam relasi antara dokter sebagai penulis resep dan apoteker sebagai
penyedia obat (pelayanan tradisional farmasi), dokter dipercaya terhadap hasil dari
farmakoterapi. Dengan berubahnya situasi secara cepat di sistem kesehatan,
prektek asuhan kefarmasian diasumsikan apoteker bertanggung jawab terhadap
pasien dan masyarakat tidak hanya menerima asumsi tersebut.

Peran apoteker dalam mewujudkan keselamatan pasien meliputi dua aspek


yaitu aspek manajemen dan aspek klinik. Aspek manajemen meliputi pemilihan
perbekalan farmasi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi, alur
pelayanan,sistem pengendalian (misalnya memanfaatkan IT). Sedangkan aspek
klinik meliputi skrining permintaan obat (resep atau bebas), penyiapan obat dan
obat khusus, penyerahan dan pemberian informasi obat, konseling, monitoring dan
evaluasi.

Kegiatan famasi klinik sangat diperlukan terutama pada pasien yang menerima
pengobatan dengan risiko tinggi. Keterlibatan apoteker dalam tim pelayanan
kesehatan perlu didukung mengingat keberadaannya melalui kegiatan farmasi klinik
terbukti memiliki kontribusi besar dalam menurunkan insiden/ kesalahan.

Dengan demikian apoteker bertanggung jawab langsung pada pasien tentang


biaya, kualitas, hasil pelayanan kefarmasian.

C. Fungsi Pharmaceutical Care


Fungsi dari pharmaceutical care adalah (Heppler and strand, 1990):
1. Identifikasi aktual dan potensial masalah yang berhubungan dengan obat.
2. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan obat.
3. Mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dengan obat.
4. Implementasi dari asuhan kefarmasian di rumah sakit dapat dilakukan pada
pasien rawat jalan melalui informasi, konseling, dan edukasi untuk obat bebas
dan obat yang diresepkan, pemberian label, leaflet, brosur, buku edukasi,
pembuatan buku riwayat pengobatan pasien, serta jadwal minum obat. Untuk
pasien rawat inap melalui informasi dan konseling pasien masuk/keluar, DIS
(Drug Information Service), TDM (Terapeutic Drug Monitoring), TPN (Total
Parenteral Nutrition), Drug-Therapy Monitoring, Drug Therapy Management,
dsb.

D. Tanggung Jawab Apoteker dalam Ruang Lingkup Pharmaceutical Care

Dalam menjalankan pekerjaannya seorang apoteker dituntut untuk memenuhi


tangung jawabnya sebagai apoteker. Tanggung jawab seorang apoteker meliputi
berbagai aspek salah satunya dalam ruang lingkup pharmaceutical care. Tanggung
jawab apoteker dalam ruang lingkup pharmaceutical care adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan kebutuhan terapi obat pasien sepanjang waktu, yang artinya


a. Semua kebutuhan terapi obat pasien digunakan sewajarnya dalam segala
kondisi;
b. Terapi obat oleh pasien adalah yang paling efektif;
c. Terapi obat yang diterima oleh pasien adalah yang paling aman;
d. Pasien sanggup dan mau untuk menjalankan medikasi.
2. Tanggung jawab apoteker termasuk dalam menjalankan identifikasi, resolusi
dan pencegahan kesalahan terapi obat (drug therapy problems).
3. Menjamin bahwa tujuan terapi dapat digunakan baik untuk pasien.
Praktisi pharmaceutical care bertanggung jawab untuk memantau kondisi
pasien untuk memastikan bahwa pengobatan mencapai hasil yagn diinginkan.
4. Tanggung jawab ini dipenuhi oleh merawat setiap pasien sebagai individu
dengan cara yang menguntungkan pasien, bahaya meminimalkan, dan jujur,
adil, dan etis.
5. Praktisi pharmaceutical care memenuhi tanggung jawab klinis dengan cara
menemukan standar profesionla dan ethical behavior prescribed dalam filsafat
dari Praktik pharmaceutical care.
6. Standar dalam sikap profesional termasuk menyediakan asuhan kefarmasian
dalam specified standard of care, membuat keputusan secara etis,
menunjukan collegiality, kolaborasi, memelihara kompetensi,
menerapkan temuan penelitian mana yang tepat, dan menjadi sensitif
terhadap sumber daya yang terbatas.
7. Ini adalah tanggung jawab perawatan praktisi farmasi untuk menahan rekan
jawab untuk menerapkan standar yang sama kinerja profesional. Keberhasilan
praktek akan tergantung pada hal itu.
8. Melakukan yang terbaik untuk pasien. Dalam segala kasus, tidak membuat
kesalahan. Mengatakan yang sebenarnya pada pasien. Be fair. Setia.
Mengakui bahwa pasien lah yang menentukan keputusan. Selalu menjaga
privasi pasien.

E. Implementasi Pharmaceutical Care


Pelaksanaan dan tanggung jawab terhadap pharmaceutical care meliputi:
1. Assesment
2. Bertemu dengan Pasien
3. Menetapkan hubungan terapi
4. Meperoleh Informasi yang relevan dari pasien
5. Menetapkan siapa pasien anda dengan cara memepelajari alasan untuk
menemui, demografi pasien, pengobatan dan informasi klinis lainnya.
6. Membuat keputusan terapi rasional menggunakan Pharmacotherapy workup
7. Menetapkan kebutuhan obat pasien yang dijumpai (indikasi, efektifitas,
keamanan, kepatuhan), identifikasi DRP.

Care Plan :

1. Menetapkan tujuan terapi


2. Memilih intervensi yang tepat untuk : resolusi DRP
3. Menghargai goal terapi
4. Mencegah Masalah terapi obat
5. Membuat jadwal follow-up evaluation
6. Menetapkan jadwal secara tepat dan klinis bagi pasien
7. Follow-up
8. Evaluation
9. Menetapkan bukti klinik/lab pasien outcome terbaru dan membandingkan
terhadap tujuan terapi yang ditetapkan sebagai efektifitas terapi obat
10. Evaluasi efektifitas farmakoterapi
11. Menetapkan bukti klinis/lab adverse effect untuk menetapkan keamanan terapi
obat
12. Evaluasi keamanan farmakoterapi
13. Menetapkan kepatuhan pasien
14. Status dokumen klinis dan perubahan dalam famakoterapi yang diperlukan
15. Membuat keputusan sebagaimana yang diatur dalam terapi obat
16. Menilai pasien untuk DRP terbaru
17. Identifikasikan DRP terbaru dan penyebabnya
18. Jadwalkan evaluasi selanjutnya
19. Sediakan perawatan lanjutan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan


bahwa seorang apoteker mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
menjalankan tugasnya di ruang lingkup Pharmaceutical care.

B. Saran

Pada umumnya apoteker sekarang masih kurang peduli dalam memberikan


penyuluhan atau pemahaman terhadap pasien mengenai obat, tata cara
penggunaan dan indikasi obat. Dalam prakteknya, apoteker hanya melayani resep
obat kemudian menyerahkannya kepada pasien, padahal tujuan utama tugas
apoteker bukan hanya itu. Apoteker wajib memberikan pemahaman atau
penyuluhan mengenai obat yang telah apoteker berikan kepada pasiennya. Karena
itulah Apoteker harus memiliki rasa peduli kepada pasiennya.
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong dkk. 2005. The contribution of community pharmacy to improving the


public’s helath. Report 3 : An overview of evidence-base from 1990-2002 and
recommendations for action.

Anonim. 1990. The Role of the Pharmacist in Health Care System.

Cipolle dkk. 1998. Pharmaceutical Care Practice : The Clinician’s Guide. 2nd
Edition.

Hepler and Strand. 1990. Opportunities and Responsibilities in Pharmaceutical


Care.

World Health Organitation. 2006. Developing pharmacy practice A focus on patient


care HANDBOOK-2006 EDITION. World Health Organitation.

Aspek Asuhan Kefarmasian http://farmatika.blogspot.com/2012/06/aspek-asuhan-


kefarmasian.html#ixzz2hq5958ab. diakses tanggal

http://ikafarmasipoltekesmks.blogspot.com/2009/03/perlindungan-pasien-melalui-
pelayanan.html. Diakses tanggal 20 oktober 2013

http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/13/pengertian-dan-tanggung-jawab-
apoteker-pengelelola-apotek-apa/. diakses tanggal 20 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai