Farmakologi
4 Klinis
*NAMA PENULIS DENGAN GELAR AKADEMIK*
A. Pendahuluan
Farmakologi merupakan salah satu topik yang dianggap cukup
sulit oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa untuk
menguasai farmakologi klinis dengan baik maka harus menghapal
ribuan nama, dosis, sediaan, pemberian, indikasi, kontraindikasi, dan
efek samping bahkan interaksi obat.
Tujuan simposium farmasi klinis dan farmakologi klinis adalah
untuk menggambarkan peran fungsional apoteker klinis dan
farmakologi klinis saat ini dan di masa depan dalam penelitian obat,
pendidikan profesional, dan perawatan pasien. Farmasi klinik
merupakan disiplin profesional yang relatif baru, baru berusia sekitar
15 tahun.
Pergerakan farmasi klinis dimulai di universitas michigan pada
awal tahun 1960an, namun sebagian besar pekerjaan perintis
dilakukan oleh david burkholder, paul parker, dan charles walton di
universitas kentucky pada akhir tahun 1960an. Farmakologi klinis
adalah disiplin profesional yang menggabungkan farmakologi dasar
dan kedokteran klinis. Perkembangannya dimulai pada awal tahun
1950an, terutama sebagai hasil dari upaya harry gold.
Pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan farmasi klinis namun
telah memberikan banyak kontribusi penting terhadap pengetahuan
kita tentang farmakologi manusia dan penggunaan obat secara
rasional.
1
besaran. Dengan beralihnya sebagian besar pembuatan obat
oleh industri maka fungsi dan tugas farmasis berubah.
Dalam pelayanan resep dokter, farmasis tidak lagi banyak
berperan pada peracikan obat karena obat yang tertulis di
resep sudah bentuk obat jadi yang tinggal diserahkan
kepada pasien. Dengan demikian peran profesi kefarmasian
makin menyempit.
2
fungsi dan peningkatan jenis-jenis pelayanan profesional
yang dilakukan oleh bebrapa perintis dan sifatnya masih
individual. Yang paling menonjol adalah kehadiran farmasis
di ruang rawat rumah sakit, meskipun masukan mereka
masih terbatas. Banyak farmasis mulai mengembangkan
fungsi-fungsi baru dan mencoba menerapkannya. Akan
tetapi tampaknya, perkembangannya masih cukup lambat.
Diantara para dokter, farmasis dan perawat, ada yang
mendukung, tetapi adapula yang menolaknya.
3
d. Tahap masa depan pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care )
4
c. Evaluasi: mencatat hasil terapi, untuk mengkaji
perkembangan dalam pencapaian tujuan terapi dan
menilai kembali munculnya masalah baru. Ketiga tahap
proses ini terjadi secara terus – menerus bagi seorang
pasien.
5
“A discipline concerned with the application of
pharmaceutical expertise to help maximise drug efficacy and
minimize drug toxicity in individual patients “.
Menurut Siregar (2004) farmasi klinik didefinisikan
sebagai suatu keahlian khas ilmu kesehatan yang bertanggung
jawab untuk memastikan penggunaan.
6
D. Tujuan
Tujuan Pelayanan Farmasi di Klinik adalah mendukung
penggunaan obat & perbekalan kesehatan yang rasional
dengan cara :
7
Nomor ijin edar/nomor registrasi
Nomor kode produksi
Nama dan alamat industry
B. Selama peresepan
konseling
Pelayanan resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker
untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.pelayanan resep adalah proses
kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari
penerimaan resep, peracikan obat sampai
dengan penyerahan obat kepada
pasienpelayanan resep dilakukan sebagai
berikut :
Penerimaan resep
Setelah menerima resep dari pasien,
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
8
A) pemeriksaan kelengkapan
administratif resep, yaitu: nama
dokter, nomor surat izin praktek (sip),
alamat praktek dokter, paraf dokter,
tanggal, penulisan resep, nama obat,
jumlah obat, cara penggunaan, nama
pasien, umur pasien, dan jenis
kelamin pasien
B) pemeriksaan kesesuaian farmasetik,
yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, cara dan lama penggunaan
obat.
c) Pertimbangkan klinik, seperti alergi,
efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d) konsultasikan dengan dokter apabila
ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia
C. Sesudah peresepan
konseling
Konseling adalah suatu proses untuk
membantu individu mengatasi hambatan-
hambatan perkembangan dirinya dan untuk
mencapai perkembangan yang optimal
Penyiapan formulasi kepada pasien
Peracikan obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
pengambilan obat yang dibutuhkan
pada rak penyimpanan
menggunakan alat dengan
memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat
Peracikan obat.
Pemberian etiket warna putih untuk
obat dalam/oral dan etiket warna
biru untuk obat luar, serta
menempelkan label "kocok dahulu"
pada sediaan obat dalam bentuk
larutan
9
Memasukkan obat ke dalam wadah
yang sesuai dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu
obat dan penggunaan yang salah.
Penyerahan obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
Sebelum obat diserahkan kepada
pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama
pasien pada etiketcara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat.
Penyerahan obat kepada pasien
hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan, mengingat
pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya kurang stabil.
Memastikan bahwa yang menerima
obat adalah pasien atau keluarganya.
Memberikan informasi cara
penggunaan obat dan hal-hal lain
yang terkait dengan obat tersebut,
antara lain manfaat obat, makanan
dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dan lain-lain
Evaluasi penggunaan obat
Tentang cara pemakaian, dosis, indikasi,
kontra indikasi, efek samping
Memantau efek terapi
Menilai respon pengobatan yang
disebabkan oleh obat
Studi farmakoekonomi
Biasanya disini untuk kesanggupan pasien
dalam menebus resep.
10
1. Pengkajian dan pelayanan resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.
- Kajian administratif meliputi: nama pasien, umur, jenis
kelamin dan berat badan; nama dokter, nomor surat izin
praktik (sip), alamat, nomor telepon, paraf, dan tanggal
penulisan resep.
- Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan
kekuatan sediaan stabilitas dan kompatibilitas
(ketercampuran obat).
- Pertimbangan klinis meliputi: ketepatan indikasi dan dosis
obat, aturan cara dan lama penggunaan obat, duplikasi
dan/atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan
(alergi, efek samping obat, manifestasi klinis bin), kontra
indikasi dan interaksi
11
- Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri
tanpa Sepengetahuan dokter
- Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan
pengobatan alternatif Yang mungkin digunakan oleh
pasien.
Kegiatan penelusuran riwayat penggunaan obat:
- Penelusuran riwayat penggunaan obat kepada
pasien/keluarganya
- Melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan
obat pasien.
Informasi yang harus didapatkan pada penelusuran riwayat
penggunaan Obat adalah
- Nama obat (termasuk obat non resep), dosis, bentuk
sediaan, frekuensi penggunaan, indikasi dan lama
penggunaan obat
- Reaksi obat yang tidak dikehendaki termasuk riwayat
alergi
- Kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat( jumlah
obat yang tersisa ).
3. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan
instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat
pasien rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat.
Kesalahan obat (medication error) rentan terjadi pada
pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit
lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar
dari rumah sakit ke layanan kesehatan primer dan
sebaliknya.
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah :
- Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang
digunakan pasien
- Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasinya instruksi dokter
- Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya
instruksi dokter
12
- Komparasi
- Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan
ketidaksesuaian dokumentasi
- Komunikasi
5. Konseling
13
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat
atau saran terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada
pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat
jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap
apoteker.
Pemberian konseling obat bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat
yang tidak dikehendaki (rotd), dan meningkatkan
costeffectiveness yang pada akhirnya meningkatkan
keamanan penggunaan obat bagi pasien (patient safety).
14
Monitoring efek samping obat (meso) merupakan
kegiatan pemantauan setiap resopn terhadap obat yang
tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi.
15
a. Mengetahui kadar obat dalam darah
b. Memberikan rekomendasi kepada dokter yang
merawat.
Tekanan kelompok
kerja/ketidaknyamanan kerja
16
Peningkatan presepsi tentang tangguang
jawab
Pengetahuan tentang
farmakologi,indikasi,dosis,interaksi
obat,efek samping,toksikologi dari obat-
obatan yang sering digunakan
17
KESIMPULAN
Pengertian farmasi dan klinik adalah Semua kegiatan pelayanan
kefarmasian yang dilakukan oleh Farmasi di klinik yang
berorintasi kepada pasien, bekerjasama dengan dokter dan atau
tenaga medis yang lain sesuai konsep pelayanan yang di butuhkan
dan di terimapasien.
18
serta karakteristiknya hampir sama seperti pada pelayanan
kefarmasian di media center seperti rumah sakit.Formulasi dan
Pelayanan obat , kegiatan selama persiapan antara lain.
Konselimg,pelayanan resep,dan setelah itu,Evaluasi penggunaan
obat,Memantau efek terapi.
DAFTAR PUSTAKA
19