Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

MENGENAI FARMASI
KLINIK

DOSEN PEMBIMBING : ASRUL S.Pd,I,M.Pd


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. APTHREEWATI SINAGA 2101011059
2. FARAH DIKA ZEBUA 2101011070
3. IMELDA HURA 2101011074
4. NURUL HIDAYATI 2101011085
5. RIZAYANA 2101011091
PRODI S1 FARMASI
FAKULAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
2022
JUDUL BUKU : FARMASI KLINIK
PENERBIT : DEEPUBLISH (Grup penerbitan CV BUDI UTAMA)

SEJARAH FARMASI KLINIK


1.1 Pengertian secara umum
Farmasi klinik adalah suatu keahlian profesional dalam bidang Kesehatan yang
bertanggung jawab untuk keamanan, kerasionalan, dan penggunaan terapi obat oleh pasien
melalui penerapan ilmu pengetahuan dan fungsi terspesialisasi. Farmasi klinik merupakan
penerapan pengetahuan obat untuk kepentingan pasien dengen memperhatikan kondisi
penyakit pasien dan kebutuhannya untuk mengerti terapi obat.

1.2 sejarah perkembangan pelayanan kefarmasian


istillah farmasi klinik mulai dikenal masyarakat pada tahun 1960-an pertama kali di
Amerika, karena adanya penekanan fungsi farmasis untuk dapat bekerja secara langsung
bersetuhan dengen pasien. Secara historis, perubahan-perubahan dalam profesi kefarmasian
di inggris, khususnya dalam abad ke-20 dapat dibagi dalam periode/tahap, yaitu:
A. periode/tahap tridisional
Dalam periode/ tahap tradisional ini, fungsi farmasis yaitu menyediakan, membuat
dan mendistribusikan produk yang berkhasiat obat. Dalam pelayanan resep dokter,
farmasis tidak lagi layak berperan banyak pada peracikan obat, kerana obat yang tertulis
diresep sudah bentuk obat jadi yang tinggal diserahkan kepada pasien, dengen demikian
peran profesi kefarmasian makin menyempit.
B. Tahap/periode transisional
Perkembangan dan kecendrungan pada awal mula dikenalnya farmasi klinik
diantaranya, yaitu:
a. Ilmu kedokteran cenderung semakin spesialistis
b. Obat-obat baru
c. Meningkatnya biaya Kesehatan sector publik
d. Tuntunan masyarakat dalam pelayanan medis dan pelayanan farmasi
C. Periode/tahap masa kini
periode ini mulai terjadi penggesaran paradigma yang semula pelayanan farmasi
berorientasi pada produk, beralih ke pelayanan farmasi yang berorientasi lebih pada
pasien.
D. Tahap masa depan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care)
Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) didefinisikan oleh Cipolle, Stard,
dan Morley (1998) sebagai ‘A Practice in which the practitioner takes responsibility
for a patient’s drug therapy need, and is held accountable for this commitment”.

1.3 perkembangan farmasis klinis didunia


a. perkembangan farmasi klinik di Eropa
b. perkembangan farmasi klinik di Australia
c. perkembangan farmasi klinik di Indonesia

BUKTI ADANYA FARMASI KLINIS


2.1 Beberapa pernyataan pentingnya farmasi klinis
Pelayanan farmasi klinik terbukti efektif dalam menangani terapi pada pasien.
A. Pelayanan farmasi klink
Beberapa bukti peranan farmasi klinik sangat diperlukan yaitu:
a. Mengurangi biaya pelayanan Kesehatan
b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
c. Menurunkan angka kematian dirumah sakit secara signifikan
d. Menurunkan kecepatan kejadian mortalitas dirumah sakit
e. Meningkatkan efikasi terapi dan menurunkan reaksi dari obat yang tidak
diinginkan/merugikan
f. Menurunkan kecepatan kejadian efek samping obat hingga 60% kejadian efek
samping obat dapat dicegah yang disebabkan oleh kesalahan peresepan dirumah sakit
Boston.
B. Masalah yang terkait dengen Drug Related Problems (DRPs)
a. Di sebuah rumah sakit dikalimatan timur, dijumpai 88,6% pasien diabetes
b. Di sebuah rumah sakit dijawa timur,
c. Kejadian yang terkait dengan penggunaan obat juga telah dijumpai di beberapa rumah
sakit,
2.2 Sasaran farmasi klinik
A. Kegiatan penggunaan obat dan perbekalan Kesehatan/farmasi yang rasional,
dilakukan dengen cara:
1. Memaksimalkan efek terapi obat
2. Memaksimalkan risiko/efek samping terapi
3. Memaksimalkan biaya pengobatan
4. Menghomati pilihan pasien
B. Mencegah dan mengurangi kejadian kesalahan-kesalahan klinik (Clinical Erorr)
yang terjadi seperti:
1. Alergi obat
2. Permakaian tidak benar
3. Duplikasi dari obat (polypharmacy)
4. Efek aditif (Additive effects)
5. Penjadwalan obat yang tidak benar
6. Interaksi obat dengen obat
7. Reaksi obat yang merugikan (Adverse Drug Reactions)
2.3 Karakteristik Pelayanan Farmasi Klinik
Karakteristik pelayanan farmasi klinik dirumah sakit, adalah
1. Berorientasi kepada pasien
2. Terlibat langsung diruang perawatan di rumah sakit (di bangsal)
3. Farmasis bersifat pasif
4. Farmasis bersifat aktif
5. Farmasis bertanggung jawab atas semua saran atau tindakan yang dilakukan
6. Menjadi mita dan pedamping dokter
RUANG LINGKUP FARMASI KLINIK
3.1 Tujuan farmasi klinik
Tujuan farmasi klinik yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat, meminimalkan resiko atau
toksisitas obat, meminimalkan biaya obat, menghormati pilihan pasien.
A. Memaksimalkan efek terapeutik
a. Ketepatan pemilihan obat
b. Ketepatan indikasi
c. Ketepatan penggunaan dosis sesuai dengen kebutuhan dan kondisi pasien
d. Evaluasi terapi
B. Meminimalkan resiko/toksisitas
Salah satu tujuan dari adanya keperdulian farmasis yaitu dengen melakukan
pelayanan dengen cara memastikan resiko yang sekecil mungkin bagi pasien.
C. Meminimalkan biaya obat
Pelayanan farmasi yang dilakukan untuk meminimalkan biaya pengobatan pasien
meliputi:
1. Apakah jenis obat yang dipilih adalah obat yang paling efektik dalam hal biaya dan
rasional?
2. Apakah biaya pengobatan yang akan dibebankan ke pasien terjangkau oleh
kemampuan pasien atau rumah sakit?
3. Jika tidak, alternatif jenis obat apa yang memberikan kemanfaatkan dan keamanan
yang sama tetapi lebih tepat?
D. Menghormati pilihan pasien
Pelayanan farmasi bersifat adil yaitu dengen memberikan kebebasan kepada
pasien dalam hal pemilihan obat dan menghormati keputusan yang diambil pasien.

3.2 Ruang Lingkup farmasi klinik


Ruang lingkup kegiatan farmasi klinik menurut SK MenKes
No.436/MenKes/SK/V1/1993, meliputi:
A. Pemantauan pengobatan
Pemantauan pengobatan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menganalisis terapi yang telah diberikan kepada pasien seseorang pasien
yang telah mendapatkan pengobatan tidak begitu saja ditinggalkan
b. Memberikan pengarahan kepada praktisi Kesehatan tentang kebeneran
pengobatan
c. Memberikan pelayanan kefarmasian pada pasien secara langsung
B. Seleksi obat
C. Pemberian informasi obat
D. Penyiapan dan peracikan obat
E. Penelitian dan studi penggunaan obat
F. Terapeutic drug monitoring (TDM)
G. Uji klinik
H. Monitoring efek samping obat
I. Penanganan obat sitostatika
J. Penyiapan total parantral nutrisi
K. Melakukan konseling

PELAYANAN KEFARMASIAN
4.1 pengertian pelayanan kefarmasian
pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengen sediaan farmasi dengen maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien ( PP 51, 2009)
4.2 Pelayanan residensial
Pelayanan kagiatan residensial merupakan salah satu bagian terpadu sistem
kesehatan di negara -negara maju dan pelayana kefarmasian yang dilakukan oleh
farmasis merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan didalamnya (Reid S, el,
2013).
A. Jenis kegiatan pelayanan kefarmasian residensial
a. Identifikasi kepatuhan pasien
b. Konsultasi masalah obat
c. Konsultasi Kesehatan secara umum
d. Efektivitas dan keamanan dari obat
e. Adanya dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian dirumah
B. Fese pelayanan kefarmasian residensial
Pelayanan kefarmasian residensial dapat dilakukan dengen beberapa fase,
yaitu:
1. Fase intensif
2. Fase maintenance
C. Permasalahan penggunaan obat dalam jangka waktu yang panjang
1. Aturan pakai yang menjadi tidak jelas
2. Kejenuhan pasien dalam mengkonsumsi obat
3. Lupa minum obat
4. Merasa sudah sembuh
5. Pengetahuan pasien yang kurang tentang pentingnya pengobatan yang
dilakukan secara berkesinambungan
6. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai efek samping obat

4.3 Pelayanan informasi obat


Pelayanan informasi obat merupakan suatu kegiatan untuk memeberikan
pelayanan informasi obat yang akurat dan objektif dalam hubungannya dengen
perawatan pasien, pelayanan informasi obat sangat penting dalam upaya
menunjang budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional (Julianti dan
widayanti, 1996).
A. Tujuan pelayanan informasi obat yaitu:
a. Menunjang ketersediaan informasi dalam rangka penggunaan obat yang
rasional kepada pasien
b. Menyediankan dan memberikan informasi obat kepada pasien
c. Menyediankan informasi untuk kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan obat

Anda mungkin juga menyukai