Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMASI SOSIAL

LUARAN ATAU OUTCOME PENGOBATAN

Disusun oleh :

Muhammad Ghalib Permana 19334755


Aliatus Sani 19334759
Ferdinan Rivaldo Silalahi 20334024
Petra Ngkoiveta Yoteni 20334773
Wayan Sonia Monika 21334754
Sondang M Sianturi 21334705

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmasi sosial dengan tepat waktu.
Adapun makalah farmasi sosial ini telah kami kerjakan semaksimal mungkin dengan bantuan
dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah farmasi sosial ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa, tanda baca, maupun isi. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun saran demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah farmasi sosial dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca.

Jakarta, 12 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….………….. 2

1.3. Tujuan Penulisan……………………………………….…………………… 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Hasil/Luaran Pengobatan……….…………………………………………… 3

2.2. Kategori Luaran/Hasil Pelayanan Kesehatan ……………………………….. 6


2.3. Kegunaan Pengukuran Luaran Pelayanan Kesehatan……………………….. 11

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 13

3.2. Saran………………………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1987, pelayanan kefarmasian secara filosofis didefinisikan
sebagai hubungan perjanjian antara farmasis dan pasien di mana farmasis
melakukan fungsi kontrol penggunaan obat (dengan pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai) yang diatur oleh kesadaran dan komitmen kepentingan pasien.
Farmasis harus menerima tanggung jawab untuk mendidik pemberi resep, pasien,
dan pembayar tentang tingkat dan nilai layanan kefarmasian. Intervensi farmasis
(juga dikenal sebagai rencana perawatan kefarmasian) adalah sarana untuk
memecahkan masalah terapi obat yang diidentifikasi dalam perawatan kefarmasian.
Outcome merupakan hasil dari kegiatan intervensi farmasis. Kepuasan
pasien mengacu pada perasaan kepuasan, kesenangan atau kebahagiaan pasien
dengan layanan yang mereka terima. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan mencerminkan kualitas pelayanan dari sudut pandang pasien.
Pengukurannya dapat membantu mengevaluasi kinerja pemberian layanan
kesehatan, mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian tambahan atau
intervensi yang ditargetkan dan memprediksi kepatuhan dan hasil pengobatan.
Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap
berbagai outcome terapi pada pasien, baik dari sisi humanistik (kualitas hidup,
kepuasan), sisi klinik (kontrol yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi
ekonomis (pengurangan biaya kesehatan). Hasil review publikasi Inditz et al (1999)
antara tahun 1984-1995 menyimpulkan bahwa pelayanan farmasi klinik efektif
untuk mengurangi biaya pelayanan kesehatan dan juga efektif dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini diperoleh terutama dengan melakukan
pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat.

1
Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitif terhadap biaya saat ini menciptakan
tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi tenaga kesehatan. Tantangan bagi
tenaga kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan
biaya minimal. Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karena masalah
biaya. Saat ini produk dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan harus mencerminkan nilai farmakoekonomi, yaitu, keseimbangan antara
luaran ekonomi, humanistik dan klinik. Farmakoekonomi yang merupakan bagian
dari farmasi social merupakan bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis
untuk menghitung luaran ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud luaran/outcome pengobatan?
2. Bagaimana kategori luaran/hasil pelayanan kesehatan?
3. Apa kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep luaran/outcome pengobatan.
2. Untuk memahami kategori luaran/hasil pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui kegunaan pengukuran luaran pelayanan kesehatan.

BAB II
2
PEMBAHASAN

2.1 FARMAKOEKONOMI
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh
dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Farmakoekonomi juga
didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan
kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi,
mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program,
pelayanan dan terapi.
Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk
pengobatan pada kondisi yang sama. Selain itu juga membandingkan pengobatan yang
berbeda pada kondisi yang berbeda . Dimana hasilnya bisa dijadikan informasi yang dapat
membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternative -alternatif
pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat
dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan.
Farmakoekonomi dapat diaplikasikan baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro.
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya yang terbatas, dimana hal
yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang
tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasien dimana
dari sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin. Dengan keterbatasan
sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah
seyogyanya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan
menentukan pilihan atas alternative -alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan
menjadi lebih efisien dan ekonomis.

2.2 Hasil/Luaran Pengobatan ( Health Outcomes)

3
Kajian farmakoekonomi senantiasa mempertimbangkan dua sisi, yaitu biaya (cost)
dan hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam kajian yang mengupas sisi ekonomi
dari suatu obat/pengobatan ini, factor biaya (cost) selalu dikaitkan dengan efektivitas
(effectiveness), utilitas (utility) atau manfaat (benefit) dari pengobatan (pelayanan) yang
diberikan.
Efektivitas merujuk pada kemampuan suatu obat dalam memberikanpeningkatan
kesehatan (outcomes) kepada pasien dalam praktek klinik rutin (penggunaan sehari-hari di
dunia nyata, bukan di bawah kondisi optimal penelitian). Dengan mengaitkan pada aspek
ekonomi, yaitu biaya, kajian farmakoekonomi dapat memberikan besaran efektivitas-biaya
(cost-effectiveness) yang menunjukkan unit moneter (jumlah rupiah yang harus
dibelanjakan) untuk setiap unit indikator kesehatan baik klinis maupun nonklinis (misalnya,
dalam mg/dL penurunan kadar LDL dan/atau kolesterol total dalam darah) yang terjadi
karena penggunaan suatu obat. Semakin kecil unit moneter yang harus dibayar untuk
mendapatkan unit indicator kesehatan (klinis maupun non-klinis) yang diinginkan, semakin
tinggi nilai efektivitas-biaya suatu obat.
Kerangka konsep untuk menilai dan memastikan kualitas pelayanan kesehatan
terdiri dari tiga komponen, yaitu struktur, proses dan luaran/hasil. Penelitian terhadap
hasil/luaran pelayanan kesehatan dibuat untuk membantu pasien, pembayar dan pemelihara
membuat pilihan pelayanan medis yang rasional berdasarkan pengetahuan yang lebih baik
tentang akibat dari pilihan tersebut bagi kehidupan pasien.
1. Tipe Luaran/Hasil pelayanan kesehatan
- Tradisional
Dikenal dengan 5 D : Death, disease, disability, discomfort dan
dissatification
- Komprehensif
ECHO model mengkategorikan luaran/hasil pelayanan kesehatan dari 3
kategori :
a. Luaran ekonomi
b. Luaran klinis
4
c. Luaran humanistic
Model ini mencakup konsep lima D yang termasuk dalam luaran klinik dan
humanistic dan penambahan dimensi ekonomi.
Seperti yang dijelaskan oleh Kozma, luaran klinik adalah peristiwa medis yang
terjadi sebagai hasil dari kondisi atau pengobatan.
Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung, dan intangible yang dibandingkan
dengan konsekuensi dari intervensi medis.
Sejalan dengan kepuasan pasien, luaran humanistik adalah fungsi penilaian diri dan
kebahagiaan, atau health-related quality of life (HRQOL).

2.3 Kategori Luaran/Hasil Pelayanan Kesehatan

5
2.3.1 Luaran Ekonomi
Luaran ekonomi adalah pengaruh akibat intervensi dari biaya pelayanan kesehatan.
Pengukuran dan analisis luaran ekonomi menggunakan prinsip ekonomi atau
farmakoekonomi. Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan.
Farmakoekonomi juga didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam
suatu sistem pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang
proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya resiko dan keuntungan dari suatu
program, pelayanan dan terapi. Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang
berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama, selain itu juga membandingkan
pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Hasilnya dapat digunakan sebagai
informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas
alternative-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih
efisien dan ekonomis. Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya
dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang
akan digunakan.

a. Tipe-tipe biaya :
1. Direct medical costs
Biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait dengan pelayanan jasa medis, yang
digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suatu penyakit seperti kunjungan
pasien, obat-obat yang diresepkan, lama perawatan, perawatan kesehatan
dirumah (Orion, 1997; Vogenberg, 2001). Kategori biaya-biaya medis langsung,
antara lain : pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping, pelayanan
pencegahan dan penanganan, 

2. Direct nonmedical costs

6
Biaya yang dikeluarkan oleh pasien tidak terkait langsung dengan pelayanan
medis, seperti transportasi pasien ke rumah sakit, makanan, jasa pelayanan
lainnya yang diberikan pihak rumah sakit (Orion, 1997; Vogenberg, 2001). 
3. Indirect medical costs
Biaya yang dapat mengurangi produktivitas pasien (Vogenberg, 2001). Biaya
yang hilang akibat waktu produktif yang hilang. Sebagai contoh pasien
kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan sehingga tidak dapat
memberikan nafkah keluaganya, pendapatan berkurang karena kematian yang
cepat (Vogenberg, 2001).
4. Intangible costs
Merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan medis, tidak dapat
diukur dalam mata uang (Vogenberg, 2001). Biaya yang sulit diukur seperti rasa
nyeri/ sakit, cacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya psikologis,
sukar dikonversikan dalam bentuk rupiah sehingga sering diabaikan
(Vogenberg, 2001). 
5. Opportunity costs
Menunjukkan besarnya manfaat ekonomis ketika membatalkan suatu alternatif
terapi sebagai pengganti terapi alternatif terbaik berikutnya, dimana manfaat itu
telah terbukti. (Vogenberg, 2001)

b. Metode Farmakoekonomi antara lain:


1.Cost-Minimization Analysis
Cost-Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis
ini digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi yang
sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Contoh dari analisis cost-minimization
adalah terapi dengan antibiotika generik dengan paten, outcome klinik (efek
samping dan efikasi sama), yang berbeda adalah onset dan durasinya. Maka
pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya per harinya lebih murah.
7
2. Cost-Benefit Analysis
Analisis Cost-Benefit adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat
suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil
perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi bahan-bahan jika
keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada
kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah.
Merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan
beberapa ukuran moneter, dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan.
Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang berbeda untuk kondisi
yang berbeda. Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang kompreherensif
dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit kedalam nilai uang.
3. Cost-Effectiveness Analysis
Analisis Cost-Effectiveness adalah tipe analisis yang membandingkan biaya
suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya
terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah
satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa
program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Dalam
menganalisis suatu penyakit, analisis cost-effectiveness berdasarkan pada
perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari
program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa
dicegah.
4. Cost-Utility Analysis
Analisis Cost-Utility adalah tipe analisis yang mengukur manfaat dalam
utility-beban lama hidup; menghitung biaya per utility; mengukur ratio untuk
membandingkan diantara beberapa program. Analisis cost-utility mengukur nilai
spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat. Seperti
analisis cost-effectiveness, cost-utility analysis membandingkan biaya terhadap
program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang
diakibatkan perawatan kesehatan.  Aplikasi dan Peranan Farmakoekonomi Dalam
8
Pelayanan Kesehatan  farmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat
kebijakan di bidang kesehatan saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan, industri
farmasi, perusahaan asuransi dan bahkan pasien, dengan kebutuhan dan cara
pandang yang berbeda.

c. Manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan farmakoekonomi antara lain:


1. Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau. Seiring dengan
perkembangan zaman, maka pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit sudah
semakin berkembang. Pengetahuan tentang pengobatan terhadap penyakit-penyakit
tertentu pun tidak ketinggalan, dimana saat ini untuk suatu penyakit tertentu telah
tersedia berbagai macam obat untuk menyembuhkan ataupun sekedar meredakan
simptom penyakit tersebut. Hal ini memberikan manfaat, yaitu terdapat banyak
pilihan obat yang dapat diberikan untuk tindakan terapi bagi pasien. Namun,
banyaknya pilihan terapi ini tidak akan bermanfaat apabila ternyata pasien tidak
sanggup membeli karena harganya yang mahal. Oleh karena itu, pertimbangan
farmakoekonomi dalam menentukan terapi yang akan diberikan kepada pasien
sangat diperlukan, misalnya dengan penggunaan obat generik. Di Indonesia
khususnya, telah terdapat 232 jenis obat generik yang diregulasi dan disubsidi oleh
pemerintah dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan obat
patennya.
2. Angka Kesembuhan Meningkat, Angka Kesehatan Meningkat dan Angka Kematian
Menurun. Terapi yang diberikan oleh dokter akan berhasil apabila pasien patuh
terhadap pengobatan penyakitnya. Kepatuhan ini salah satunya dipengaruhi oleh
faktor ekonomi. Misalnya saja harga obat yang diresepkan oleh dokter terlalu mahal
maka pasien tidak akan sanggup membeli dan tentu saja tidak dapat mengkonsumsi
obatnya. Dan sebaliknya apabila harga obat terjangkau, maka pasien dapat
mengkonsumsi obatnya dan mengalami kesembuhan.
Selain itu ketepatan dokter dalam memilih terapi yang tepat untuk penyakit
pasien atau berdasarkan Evidense Based Medicine juga berpengaruh. Misalnya saja
9
dokter hanya memberikan obat yang sifatnya simptomatis kepada pasien, tentu saja
penyakit pasien tidak sembuh dan harus kembali berobat dan biaya yang
dikeluarkan untuk mencapai kesembuhan semakin besar.

2.3.2 Luaran Klinik


Pengukuran perubahan status kesehatan karena intervensi pelayanan kesehatan.
1. Intermediate: blood pressure, glucose, LDL-cholesterol, A1c
2. Final: stroke, myocardial infarction, death
Evaluasi luaran klinik dilakukan dengan uji klinik atau post-marketing reports
Contoh :
a) Efek penyakit pada pasien
b) Efek obat pada pasien
c) Efek kepatuhan dan adherence pada pasien
d) Efek sistem penghantaran pelayanan kesehatan pada pasien

2.3.3 Luaran Humanistik


Informasi tentang dampak produk farmasi dan jasa terhadap kualitas hidup
dapat memberikan data tambahan untuk pembuatan kebijakan kesehatan dan
keputusan klinis. Kualitas hidup sebagai masukan untuk pengambilan keputusan
klinis di tingkat pasien juga sangat penting. Misalnya, pengobatan alternatif
mungkin memiliki khasiat yang sama berdasarkan parameter klinis tradisional
(misalnya penurunan tekanan darah) tetapi menghasilkan efek yang sangat berbeda
pada kualitas hidup pasien.
Luaran humanistic dievaluasi menggunakan survey atau kuesioner pada pasien.
Metode yang digunakan, antara lain :
1. Health related quality of life (HRQOL)
2. Consumer Assessment of Health Plan Survey (CAHPS)

10
2.4 Kegunaan Pengukuran Luaran Pelayanan Kesehatan

Luaran pelayanan kesehatan digunakan dalam rencana pengembangan kesehatan,


pharmacy benefit managers, kelompok medis, pihak pemerintah, pusat pendidikan dan
industry farmasi. Hasil luaran pelayanan kesehatan digunakan untuk mendukung keputusan
formula, kebijakan penggunaan obat, peraturan pengobatan klinik dan evaluasi program.
Pentingnya luaran pelayanan kesehatan :
- Menyediakan bukti tentang manfaat, resiko dan hasil dari pengobatan
- Mengidentifikasi strategi yang efektif dan potensial untuk memperbaiki
kualitas dan nilai pelayanan
- Memastikan jaminan kualitas untuk pengobatan yang tersedia saat ini
Mempertimbangkan seluruh hasil atau luaran bersama-sama untuk mengevaluasi nilai
sebenarnya dari intervensi medis untuk memastikan pengambilan keputusan yang bermutu
tinggi.

Pihak-pihak yang menggunakan luaran pelayanan kesehatan :


- Pharmacists
- Physicians
- Perawat
- Ahli ekonomi
- Kelompok medis dan rencana pelayanan kesehatan
- Pemerintah
- Perusahaan farmasi
- Institusi akademik
- Profesional kesehatan lainnya

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan.
Tujuan farmako ekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk
12
pengobatan kepada kondisi yang sama. Selain itu juga membandingkan
pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda.
Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi sosial merupakan
bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung luaran ini.
Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu
Economic, Clinical dan Humanistic outcome.
a) Luaran klinik adalah peristiwa medis yang terjadi sebagai hasil dari kondisi
atau pengobatan.
b) Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung dan intangible yang
dibandingkan dengan konsekuensi dan intervensi medis.
c) Luaran humanistic adalah fungsi penilaian-penilaian diri dan kebahagiaan
atau Health-releated quality of life (HRQOL)

3.2. Saran
Dari makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca bisa membacanya,
memahaminya dan membuat makalah ini menjadi referensi untuk belajar
mengetahui lebih jelas apa dan bagaimana pengukuran outcome terapi ini.
Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani,Tri Murti. 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi.Yogyakarta Bursa


Ilmu.

Anonim, 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementrian


Kesehatan Republic Indonesia.

13
Bootman, J. L., Townsend, R. J., and McGhan, W. F., 2005, Principles of
Pharmacoeconomics, 3rd Ed., 1-18, Harvey Whitney Book Company, USA.

Orion. (1997). Pharmacoeconomics Primer And Guide Introduction To Economic


Evaluat Ion. Hoesch Marion Rousell Incorporation, Virginia.

Vogenberg Fr., 2001, Introduction To Applied Pharmacoeconomics, Mcgraw Hill,


Usa.

14

Anda mungkin juga menyukai