Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN PENGELOLAAN

OBAT MATA KULIAH FARMAKOLOGI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8 :
AGUS SALIM
ALFI MAULIA
M. MUFTI
NUR JANNAH T
SITTI
RAMADANI
SURYA PURNAMA ADJIE
ZASKIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN


TIMUR FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PRODI D3
KEPERAWATAN TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya meskipun kami sadar masih
banyak kekurangan didalamnya karena keterbatasan pengetahuan kami.

Dan kami berterimakasih kepada ibu Ns. Misbah Nurjannah, M.Kep. yaitu selaku dosen
pengampu mata kuliah farmakologi yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami sehingga
kami dapat belajar dari tugas ini, dan juga saya ingin berterimakasih kepada teman teman satu kelompok
yang telah berkontribusi untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam pendidikan guna menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua orang. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab
itu kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk menjadi
lebih baik lagi kedepannya. Mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dihati pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..............................................................................................1

DAFTAR ISI…..............................................................................................................2

PENDAHULUAN…......................................................................................................3

1.1 Latar Belakang….....................................................................................................3


1.2 Tujuan…...................................................................................................................3

PEMBAHASAN…........................................................................................................4

2.1 Pengertian Manajemen Pengelolaan Obat…............................................................4

2.2 Perencanaan….........................................................................................................4

2.3 Macam-macam Metode…........................................................................................4

2.4 Pengadaan…...........................................................................................................5

2.5 Metode Analisa…...................................................................................................5

2.6 prinsip pemberian obat…........................................................................................6

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, dan nabati ynag dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringakan, atau mencegah penyakit serta gejalanya. Peran obat sebagai
komponen esensial memerlukan adanya fungsi pengelelolaan obat yang baik. Keberadaan obat
merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan Kesehatan.
Manajemen obat menyangkut berbagai tahap dan kegiatan yang saling terkait antara satu
dengan yang lain, pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi.
Presentase pengawasan obat dan makanan yang layak, bermutu dan aman dikonsumsi
masyarakat belum mencapai angka yang ditargetkan (77,78% dari target). Efektifitas dan
efisiensi dari kegiatan pengelelolaan obat mempengaruhi kejadian stagnant dan stockout obat.
Pengelolaan obat termasuk proses penyimpanan haruslah efektif dan efisien. Proses
pengelolaan dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan kemampuan
menggunakan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem, dan juga tanpa manajemen dari
seorang kepala IFRS maka semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit
(Handoko 1984).

B. Tujuan

Untuk mengetahui cara atau proses pengelolaan obat


BAB II

PEMBAHASA

2. 1 Pengertian Manajemen pengelolaan obat

Manajemen obat adalah sebuah rangkaian kegiatan dengan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia seperti tenaga sarana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam berbagai unit
kerja.Pengelolaan obat adalah sebuah siklus meliputi seleksi, pengadaan, distribusi, dan
penggunaan yang didukung oleh struktur organisasi, keuangan, serta sistem informasi manajemen
yang layak.Berdasarkan siklus pengelolaan obat dari berbagai tahapan, peneliti hanya
memfokuskan tahap perencanaan dan pengadaan obat.

2.2 Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan sediaan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran rumah sakit untuk
menghindari kekosongan stok obat dengan metode yang telah ditentukan antara lain
konsumsi,epidemiologi, dan kombinasi.Perencanaan merupakan tahap penting dalam
pengelolaan obat di rumah sakit. Tujuan dari pengelolaan obat tahap perencanaan adalah
untuk meminimalkan investasi dalam perencanaan obat namun tetap mengutamakan
pelayanan yang tinggi kepada pasien, memberi stok pengaman terhadap ketidakpastian
penggunaan obat, dan efisiensi dalam pembelian obat.Semua jenis obat dalam daftar obat
dikelompokkan ke dalam:

a. Kelompok V (Vital) merupakan kelompok obat-obatan yang sangat esensial.


Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah obat-obatan penyelamat (life
saving drugs), obat-obatan pelayanan kesehatan khusus seperti vaksin, serta obat-
obat
yang digunakan untuk megatasi penyakit penyebab kematian yang cukup besar.

b. Kelompok E (Esensial) merupakan kelompok obat yang harus ada saat


diperlukan untuk Menyelamatkan kehidupan.

c. Kelompok N (Non Esensial) merupakan obat-obat penunjang yang kerjanya


ringan dan dalam penggunaannya dapat menimbulkan Kenyamanan.

2.3 Macam-macam Metode Perencanaan

Macam-macam metode yang digunakan dalam melakukan perencanaan adalah:


a. Metode Epidemiologi
Melalui metode ini, perencanaan obat disusun berdasarkan pola penyebaran dan pola
pengobatan penyakit yang terjadi dengan memperhatikan kemampuan serta socio
culturalmasyarakat sekitar.
b. Metode konsumsi
Melalui metode ini perencanaan obat disusun berdasarkan data real konsumsi obat
pada periode terdahulu dengan berbagai penyesuaian
Dan koreksi.
c. Metode kombinasi
Gabungan antara metode epidemiologi dan metode konsumsi.
Perencanaan obat dibuat berdasarkan pola penyebaran dan pola pengobatan penyakit
pada masyarakat sekitar serta pemaikan obat pada periode sebelumnya.

2.4 Pengadaan

Pengadaan adalah suatu kegiatan untuk merealisasi kebutuhan yang direncanakan


sebelumnya dan disetujui melalui proses pembelian secara langsung.
Pengadaan obat memiliki beberapa tahapan, diantaranya :

a.Peninjauan kembali obat yang dipilih


b.Penentuan standar kualitas
c.Penentuan kualitas yang dibutuhkan
d.Penyesuaian antara kebutuhan dan dana
e.Pemilihan metode pengadaan
f.Pencarian dan pemilihan pemasok
g.Penentuan syarat-syarat konntrak
h.Monitoring status pemesanan
i.Penerimaan dan pemeriksaan obat
j.Pembayaran
k.Pendistribusian obat
l.Pengumpulan informasi konsumsi obat

2.5 Metode Analisa

Metode analisis yang digunakan pada proses pengadaan yaitu:

a.Metode ABC
Metode ini sebagai fasilitas kegiatan pengadaan seperti penentuan sumber untuk pembelian obat
dengan harga lebih rendah, memastikan pengadaan sejalan dengan prioritas kesehatan, dan untuk menilai
tentang frekuensi pemesanan yang dapat mempengaruhi sistem pasokan keseluruhan. Pemantaun lebih
ditekankan pada golongan obat A karena kekurangan tak terduga akan menjadi sebab pembelian obat
secara darurat dengan harga yang tinggi (MSH, 2012).

b.Economic Order Quantitiy(EOQ)


EOQ merupakan jenis dari model kuantitas pesanan tetap yang menentukan kuantitas pesanan
tetap untuk menentukan kuantitas dari item yang dibeli pada waktu tertentu (Gaspersz, 2012).
EOQ merupakan model yang sering digunakan untuk menyeimbangkan antara biaya pengadaan
dengan biaya sejumlah item tertentu. EOQ bila bersama dengan metode ABC akan menghasilkan sistem
pasokan lebih efektif dan efisien. Melalui metode EOQ dan ABC golongan obat yang dapat dihemat
adalah golongan B dan C yang sering dipesan (Murphy and Yemen, 1986).
Terdapat beberapa indikator dalam pengelolaan obat, diantaranya 3 indikator untuk perencanaan,
3 indikator untuk pengadaan, 4 indikator untuk penyimpanan, dan 6 indikator untuk distribusi
(Pudjaningsih, 2006). Enam belas indikator tersebut merupakan hasil pengembangan indikator yang
dinyatakan valid, sensitif, dan spesifik berdasarkan penelitian yang dilakukan pada enam rumah sakit oleh
Pudjianingsih.

2.6 Prinsip pemberian obat


a. benar pasien
sebelum memberikan obat, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas ditempat tidur,
gelang identitas) atau tanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. jika pasien tidak
sanggup merespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnnya pasien
mengangguk. jika pasien tidak sanggup mengindentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi ynag lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. bayi harus diidentifikasi dari gelang identitasnya
b. benar obat
sebelum memberikan obat pada pasien, perawat harus mengecek terlebih dahulu label obatnya
apabila label tidak terbaca dengan jelas maka obat tersebut tidak boleh dipakai dulu dan
dianjurkan untuk menghubungi apoteker untuk menanyakan obat tersebut sebelum diberikan pada
pasien
c. benar dosis
perhitungan pemberian dosis, berikut macam macam dosis:
1. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan orang sakit.
2. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang
diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .
3. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat
4. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan
bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan
mengalami kelebihan dosis (Over dose)
5. Initial Dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita
dengan konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
6. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
7. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan
mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai
dengan regimen dosis. Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah
obat yang dieliminasi dari dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan
yang tepat dapat mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di
dalam tubuh.

d. benar waktu
e. benar rute
-Diminum (oral)
-Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot (intramuskular), ke
dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang (intratekal), atau di bawah kulit (subkutan)
-Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
-Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
-Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
-Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
-Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau mulut dan
hidung (dengan nebulisasi)
-Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh (sistemik)
-Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk efek sistemik.

f. benar dokumentasi.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Pengadaan obat memiliki beberapa tahapan, diantaranya : .Peninjauan kembali obat yang
dipilih .Penentuan standar kualitas .Penentuan kualitas yang dibutuhkan .Penyesuaian antara kebutuhan
dan dana .Pemilihan metode pengadaan .Pencarian dan pemilihan pemasok .Penentuan syarat-syarat
konntrak .Monitoring status pemesanan .Penerimaan dan pemeriksaan obat .Pembayaran .Pendistribusian
obat .Pengumpulan informasi konsumsi obat Metode Analisa Metode analisis yang digunakan pada
proses pengadaan yaitu: a.Metode ABC Metode ini sebagai fasilitas kegiatan pengadaan seperti penentuan
sumber untuk pembelian obat dengan harga lebih rendah, memastikan pengadaan sejalan dengan prioritas
kesehatan, dan untuk menilai tentang frekuensi pemesanan yang dapat mempengaruhi sistem pasokan
keseluruhan.

B.SARAN

Anda mungkin juga menyukai