Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah Promosi Kesehatan dengan pokok bahasan CEA
(Cost Effectiveness Analysis).
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakoekonomi.
Kami berharap makalah yang kami buat dapat dimengerti dan bermanfaat bagi
pembaca.Terlebih lagi, apabila makalah ini dapat dijadikan contoh bagi pembaca.
Akhir kata, kami sadar bahwa tugas makalah yang kami buat ini masih
banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon maaf dan menerima segala
kritik dan saran yang membangun pada penyusunan tugas makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................... i
KATA PENGSNTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kata Pengantar ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian CEA ......................................................................... 3
2.2 Prinsif Dasar CEA ..................................................................... 4
2.3 Cara Pengambilan Kesimpulan CEA ........................................ 5
2.4 Aplikasi/Penggunaan CEA ........................................................ 7
2.5 Tahap Penghitungan CEA ......................................................... 10
2.6 Kelebihan dan Kelemahan CEA ............................................... 12
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus ................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
2) Bagaimana prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
3) Cara Pengambilan Kesimpulan Cost Effectiveness Analysis?
4) Bagaimana Aplikasi/Penggunaan Cost-Effectiveness Analysis
5) Bagaimana Tahap Penghitungan Cost Effectiveness Analysisdan bagaimana
contoh penerapannya?
6) Apa saja kelebihan dan kekurangan CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
1.3.Tujuan
1) Mengetahui pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis).
2) Mengetahui prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness Analysis).
3) Mengetahui Cara Pengambilan Kesimpulan Cost Effectiveness Analysis.
4) MengetahuiAplikasi/Penggunaan Cost-Effectiveness Analysis.
5) MengetahuiTahapan Perhitungan CEA (Cost Effectiveness Analysis) dan
contoh penerapannya.
6) Mengetahui kelebihan dan kekurangan CEA (Cost Effectiveness Analysis).
1.4.Manfaat
1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis).
2) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness
Analysis).
3) Mahasiswa dapat mengetahuiCara Pengambilan Kesimpulan Cost
Effectiveness Analysis.
4) Mahasiswa dapat mengetahuiAplikasi/Penggunaan Cost-Effectiveness
Analysis.
5) MengetahuiTahapan Perhitungan CEA (Cost Effectiveness Analysis) dan
contoh penerapannya.
6) Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan CEA (Cost
Effectiveness Analysis).
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Prinsip DasarCost Effectiveness Analysis
Prinsip dasar dari Cost-effectiveness analysis (CEA) menurut Shepard
adalah cara untuk merangkum health benefits dan sumber daya yang digunakan
dalam program-program kesehatan sehingga para pembuat kebijakan dapat
memilih diantara itu. CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu
nomor, semua manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan
menetapkan aturan untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara
keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan preventif,
karena metode ini menyediakan mekanisme untuk membandingkan upaya yang
ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda. CEA membutuhkan
langkah yang sedikit merepotkan dibandingkan cost-benefit analysis, karena CEA
tidak berusaha untuk menetapkan nilai moneter untuk health outcomes dan
benefits.Sebaliknya, CEA mengungkapkan manfaat kesehatan yang lebih
sederhana, lebih deskriptif, seperti years of life yang diperoleh.
Untuk melaksanakan CEA, harus ada satu atau beberapa kondisi di bawah
ini:
a. Ada satu tujuan intervensi yang tidak ambigu, sehingga ada ukuran yang
jelas dimana efektifitas dapat diukur.
Contohnya adalah dua jenis terapi bisa dibandingkan dalam hal
biayanya per year of life yang diperoleh, atau, katakanlah, dua prosedur
screening dapat dibandingkan dari segi biaya per kasus yang ditemukan.
Atau;
b. Ada banyak tujuan, tetapi intervensi alternatif diperkirakan memberikan
hasil yang sama.
Contohnya adalah dua intervensi bedah memberikan hasil yang sama
dalam hal komplikasi dan kekambuhan.
Dalam evaluasi ekonomi, pengertian efektivitas berbeda dengan
penghematan biaya, dimana penghematan biaya mengacu pada persaingan
alternatif program yang memberikan biaya yang lebih murah, sedangkan
efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan aspek biaya yang lebih
rendah (Grosse, 2000).
4
CEA membantu memberikan alternatif yang optimal yang tidak selalu
berarti biayanya lebih murah.CEA membantu mengidentifikasi dan
mempromosikan terapi pengobatan yang paling efisien (Grosse, 2000).CEA
sangat berguna bila membandingkan alternatif program atau alternatif intervensi
dimana aspek yang berbeda tidak hanya program atau intervensinya, tetapi juga
outcome klinisnya ataupun terapinya. Dengan melakukan perhitungan terhadap
ukuran-ukuran efisiensi (cost effectiveness ratio), alternatif dengan perbedaan
biaya, rate efikasi dan rate keamanan yang berbeda, maka perbandingan akan
dilakukan secara berimbang (Grosse, 2000).
Cost Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit
ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur
efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat
program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota.
Ada 2 macam analisis efektivitas biaya, yaitu :
a. Analisis jangka pendek
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu kurang dari 1
tahun.Analisis jangka pendek ini merupakan analisis yang paling banyak
dan sering dilakukan.Dalam analisis jangka pendek ini biaya satuan (unit
cost) dihitung dari biaya depresiasi.
b. Analisis jangka panjang
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 1
tahun. Dalam analisis jangka panjang ini biaya satuan (unit cost) yang
digunakan adalah berupa nilai discounted unit cost, dimana dalam
perhitungannya tanpa mempertimbangkan biaya depresiasi.
5
pengambilan kesimpulan alternatif yang memberikan efektivitas-biaya terbaik,
dapat digunakan beberapa cara, yaitu:
1. Tabel efektivitas-biaya
6
2. Diagram
7
Menurut WHO (2003), dari sekian aplikasi atau penerapan CEA di bidang
kesehatan, ada dua aplikasi CEA yang potensial, yaitu:
1. Secara luas, CEA digunakan sebagai informasi spesifik bagi para pengambil
keputusan (decision maker). Misalnya, para pengambil keputusan dihadapkan
pada beberapa kendala dalam biaya, beberapa pilihan atau intervensi yang
dapat digunakan dan kendala lain seperti etik dan politik. Pengambil
keputusan disini dapat berupa donor, Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan
atau Direktur suatu Rumah Sakit. Serangkaian kendala yang dihadapi
pengambil keputusan dapat berpengaruh pada pilihan atau opsi yang akan
diambil.
2. CEA dapat digunakan dalam memberikan informasi general biaya relatif dan
manfaat kesehatan dari berbagai strategi untuk menentukan prioritas alokasi
sumber daya. Pendekatan general ini akan memberikan informasi apakah
suatu intervensi sangat cost-effective, sangat cost-ineffective atau berada
diantara keduanya.
Pengambilan keputusan yang dilakukan pada tingkat nasional (Kementerian
Kesehatan) di antaranya dalam penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN), Formularium Nasional, obat program, dan asuransi kesehatan. Pada
tingkat daerah (Dinas Kesehatan), penerapan dilakukan dalam pemilihan obat
yang akan digunakan di Puskesmas. Pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain), penerapan dilakukan dalam
penyusunan formularium rumah sakit dan pemilihan obat dalam pengobatan.
Pihak yang melakukan analisis yaitu tim yang telah ada di dalam setiap institusi,
seperti Komisi Nasional Penyusunan DOEN di tingkat nasional, Tim Evaluasi
Obat di asuransi kesehatan, Panitia Farmasi Terapi (PFT) di Rumah Sakit, dan
Tim Pengadaan Obat Terpadu (TPOT) di Dinas Kesehatan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis CEA antara lain sebagai
berikut (Kemenkes RI, 2014):
1. Menentukan tujuan analisis, misalnya membandingkan biaya dan efektivitas
dua terapi penunjang baru bagi pasien suatu penyakit.
2. Membuat daftar cara untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menentukan
terapi/intervensi yang akan dibandingkan serta outcome yang diamati.
8
3. Mengidentifikasi tingkat efektivitas dari masing-masing terapi/intervensi yang
dipiilih.
4. Mengidentifikasi dan menghitung biaya terapi/intevensi per pasien; biaya
yang diidentifikasi adalah biaya total akibat sakit (cost of illness), yaitu
meliputi biaya medis langsung dan tidak langsung.
5. Menghitung dan melakukan interpretasi efektivitas-biaya dari pilihan
terapi/intervensi, yaitu dengan (a) menghitung rasio biaya terhadap efektivitas,
(b) menentukan posisi terapi/intervensi dalam tabel atau diagram efektivitas-
biaya, dan (c) menghitung ICER setiap terapi/intervensi.
6. Melakukan interpretasi dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dilakukan oleh decision-maker dengan pertimbangan biaya yang
tersedia/budget dan apakah biaya lebih yang dikeluarkan sebanding dengan
efektivitas yang diperoleh. Contoh pengaplikasian CEA adalah dalam
penentuan alokasi dana atau biaya HIV-related care dan STD-related service
(Gift dan Marrazzo, 2008). CEA berperan dalam memberikan informasi
kepada pengambil keputusan tentang alokasi biaya optimal. Misalnya, CEA
dapat memberikan informasi dari segi intervensi perilaku (behavioral
intervention). CEA dapat membantu menjawab pertanyaan bagaimana cara
terbaik untuk mengoptimasi keterlibatan staff kesehatan dalam intervensi
perilaku dan mendefinisikan bagaimana menetapkan prioritas.
Contohnya, terdapat tiga intervensi atau strategi yaitu konseling tipikal yang
biasa dilakukan dalam praktek kesehatan, konseling dua sesi untuk mengurangi
risiko yang dilakukan oleh konselor yang terlatih dan konseling empat sesi yang
merupakan theory-based intervention dan dilakukan juga oleh konselor
terlatih.Dilakukan pengumpulan data berupa data pasien dan biaya konseling yang
dikeluarkan untuk STD dan keefektivitasan pencegahan STD dan HIV selama
periode 12 bulan. Didapat bahwa biaya konseling untuk satu orang pada model
dua sesi konseling adalah $33 dan pada model empat sesi konseling adalah $128.
Dapat disimpulkan bahwa kedua intervensi efektif dalam mencegah STD dan
HIV, namun model dua sesi lebih cost-effective.
9
(Gift dan Marrazzo, 2008)
10
b. Cost bidang kesehatan
1. Program terpadu dan lintas sektoral akan menyulitkan menilai sarana
peralatan maupun personil yang benar-benar digunakan untuk program
tersebut.
2. Pendayagunaan peran serta masyarakat akan menyulitkan menentukan
biaya operasional.
3. Bantuan lokal, regional, nasional, dan internasional.
Contoh : bantuan lokal yang berupa transportasi.Sering biaya
transportasi digabungkan dengan dinas dan lain-lain. Dari beberapa
alasan tersebut, masih ditunjang dengan adanya sistem pencatatan dan
pelaporan yang masih lemah, sehingga CEA masih cukup peka untuk
mengukur efisiensi.
2.6.2. Kegunaan Cost Effectiveness Analysis
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk
membandingkan biaya intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan
yang diharapkan. Intervensi dapat dipahami sebagai aktivitas apapun,
dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan.CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-
macam program dengan tujuan yang sama.
11
Keuntungan CEA dibandingkan CUA dan CBA adalah perhitungan
unsur biaya lebih sederhana, dan cukup peka sebagai salah satu alat
pengambil keputusan.Kerugiannya adalah hasil keluaran yang berupa efek
program tidak diperhitungkan.
12
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui
CEA yang ideal, dimana tiap-tiap alternatif identik pada semua
kriteria, sehingga analisis dalam mendesain suatu CEA, harus
sedapat mungkin membandingkan alternatif- alternatif
tersebut.
2. CEA terkadang terlalu disederhanakan.
Pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan
suatu pengaruh misalnya rupiah/anak yang
diimunisasi.Padahal banyak program-program yang
mempunyai efek berganda.Apabila CEA hanya berdasarkan
pada satu ukuran keefektifan (satu biaya dan satu pengaruh)
mungkin menghasilkan satu kesimpulan yang tidak lengkap
dan menyesatkan.
3. Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap
program.
Akibat belum adanya pembobotan pada tujuan dari setiap
program sehingga muncul pertanyaan “biaya dan pengaruh
mana yang harus diukur?”. Pertanyaan ini timbul mengingat
belum adanya kesepakatan diantara para analisatau ahli.Disatu
pihak menghendaki semua biaya dan pengaruh diukur,
sedangkan yang lainnya sepakat hanya mengukur biaya dan
pengaruh-pengaruh tertentu saja.
4. Cost Effectiveness Analysis terkadang terlalu disederhanakan
5. Seharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek
karena beberapa tujuan harus diprioritaskan.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Abstrak
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa dengan biaya tinggi dan
risiko morbiditas seumur hidup. Studi farmakoekonomi pada pasien skizofrenia
perlu dilakukan untuk mengetahui efisiensi pemilihan kombinasi antipsikotik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-effectiveness)
penggunaan kombinasi antipsikotik klozapin-haloperidol dan klozapin-
risperidon pada pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat tahun 2012–2013. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif
dari rekam medis pasien yang meliputi komponen biaya langsung, antara lain
biaya terapi antipsikotik, biaya penunjang, biaya tindakan medis, biaya rawat
inap, dan biaya administrasi. Rata-rata rasio efektivitas biaya pada kombinasi
antipsikotik klozapin-haloperidol sebesar Rp126.898/hari sedangkan pada
kombinasi klozapin-risperidon sebesar Rp132.781/hari. Dengan
mempertimbangkan waktu rawat inap sebagai efektivitas terapi, kombinasi
antipsikotik klozapin-haloperidol lebih cost-effective dibandingkan klozapin-
risperdion.
14
palingcost-effective dengan mempertimbangkan durasi rawat inap
(lenght of stay) sebagai efektivitas terapinya.
3. Alternatif:
Dalam artikel ini tidak terdapat alternatif lain
4. Penjelasan Alternatif :
Tidak ada penjelasan alternatif pada penelitian ini.
5. Perspektif
Perspektif /sudut pandang dilihat dari Pasien, Dalam artikel ini
perspektif dilihat dari Pasien penderita skizofrenia, demikian juga
dilihat dari biaya langsung & tidak langsung.
6. Tipe Penelitian
Tipepenelitian pada artikel ini telah ditetapkan yaitu tipe yang
digunakanadalah Cost Effectiveness Analysis (CEA).
15
9. Penyesuaian atau Discouting
Tidak ada penyesuaian atau discounting yang terdapat pada penelitian ini.
ABSTRAK
Pemberian seftazidim dapat mempersingkat durasi neutropenia dan lama
hari rawat inap pada pasien kanker payudarayang mengalami infeksi setelah
kemoterapi mielosupresif. Analisis cost-effectiveness merupakan salah satu
metodefarmakoekonomi yang penting untuk menentukan obat efektif dengan
16
biaya yang lebih rendah. Penelitian dilakukanuntuk membandingkan total biaya
medis langsung dan efektivitas yang dilihat dari lama hari rawat penggunaan
seftazidim generik A dan B, serta menentukan seftazidim yang lebih cost-effective
pada pasien kanker payudarastadium awal dan lanjut di Rumah Sakit Kanker
“Dharmais” Jakarta, 2012. Desain penelitian yang digunakan adalahstudi
komparatif secara retrospektif terhadap data rekam medis dan administrasi tahun
2012. Pengambilan sampeldilakukan secara total sampling. Jumlah pasien yang
dilibatkan dalam analisis 9 pasien, yaitu 7 pasien menggunakanseftazidim generik
A dan 2 pasien menggunakan seftazidim generik B. Median total biaya medis
langsung kelompokgenerik A pada pasien kanker stadium awal maupun lanjut
berturut-turut sebesar Rp 15.930.407,45 dan Rp 15.962.519,25lebih tinggi
dibanding generik B, berturut-turut sebesar Rp 6.716.225,21 dan Rp 7.147.956,92.
Median lama hari rawatkelompok generik A pada pasien kanker stadium awal
maupun lanjut berturut-turut 7 hari dan 10 hari, lebih panjangdibanding generik B,
berturut-turut 3 hari dan 4 hari. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
seftazidim generik B lebih cost-effective dibanding generik A.
2. Tujuan Jelas
Tujuan :
Tujuan Jelas, karena pada artikel ini membahas apakah pengobatan kanker
payudara stadium awal dengan menggunakan seftazidim generik A dan B
mana yang dapat membantu memberikan alternatif yang optimal yang
17
tidak selalu berarti biaya lebih murah tetapi juga mempromosikan terapi
pengobatan yang paling efisien.
3. Alternatif
4. Penjelasan Alternatif
Perhitungan yang digunakan dengan melakukan penghitungan rasio rerata
efetifitas biaya (REB = Average Cost Effectiveness Ratio/ACER), dengan
rumus
5. Perspektif
6. Tipe Penelitian
18
Jenis seftazidim Total biaya (C) Lama hari ACER (C/E)
rawat (E)
Generik A Rp. 15.930.407,45 7 hari Rp.
2.275.772,49/hari
Generik B Rp. 6.716.225,21 3 hari Rp.
2.238.741,74/hari
8. Outcome Relevan
19
1. Median usia pasien kanker payudara yang mendapat seftazidim
selama periode penelitian adalah 54 tahun, dengan pasien terbanyak
berasal dari kelompk usia 40-49 tahun.
2. Obat dihitung berdasarkan harga di RSK Dharmais.
3. Pasien yang mengalami metastasis tulang diekslusi.
14. Kesimpulan
Berdasarkan analisis efektifitas biaya, seftazidim generik B pada pasien
kanker payudara stadium awal maupun lanjut (dengan nilai ACER) lebih
cost-effective dibanding generik A.
Abstrack
20
Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis efektivitas terapi
menggunakan nilai PANSS-EC dan analisis efektivitas biaya menggunakan
diagram efektivitas biaya. Hasil penelitian nilai PANSS-EC post-terapi pada uji
statistik Mann-Whitney antara kedua kelompok didapatkan nilai p=0.711 yang
bearti tidak terdapat perbedaan efektivitas terapi secara statistik. Hasil analisis
biaya rata-rata yang dibutuhkan pasien pada kelompok haloperidol kombinasi
adalah Rp 11.186,95 ± Rp 1.163,970, sedangkan kelompok risperidon kombinasi
adalah Rp 31.191,40 ± Rp 8.545,114 yang dengan uji statistik Mann-Whitney
didapatkan nilai p=0.010 yang bearti haloperidol kombinasi lebih cost-effective
dibanding risperidon kombinasi. Disimpulkan bahwa efektivitas terapi kombinasi
haloperidol kombinasi sama dengan risperidon kombinasi, tetapi terapi
haloperidol kombinasi lebih cost-effective dibanding risperidon kombinasi.
2. TujuanJelas
Tujuan :Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas penggunaan
Haloperidol kombinasi dibandingkan Risperidon kombinasi pada terapi
fase akut skizofrenia, serta mengkaji efektivitas biaya pengobatan
penyandang skizofrenia.
3. Alternatif
Dalamartikelinitidakterdapatalternatif lain.
Karena yang akandiukuradalah keefektifan kombinasi obat
dihitungdariangka nominal (biaya)
makainisesuaidenganprinsipmetodecost-effectivenes analysis.
21
4. PenjelasanAlternatif
Tidakada..
5. Perspektif
Perspektif /sudutpandangdilihatdari Pasien,
DalamartikeliniperspektifdilihatdariperspektifPasien, bagi pasien,
kesembuhan sangatpenting, demikianjugabiayalangsung&tidak langsung.
6. TipePenelitian
Apakahtipepenelitianditetapkan?IYA!
Tipepenelitian yang digunakanadalah Cost Effectiveness (A Lifetime Cost
Effectiveness Analysis).
8. Outcome Relevan
OUTCOME RELEVAN.TIDAK ADA
9. PenyesuaianatauDiscouting
PenyesuaianTIDAK ADA.
10. Asumsidapatdipertanggungjawabkan
Asumsidapatdipertanggungjawabkanberdasarkan :
4. berdasarkan nilai PANSS-EC
5. Berdasarkan biaya obat rata-rata
11. AnalisisSensitivitas
Terdapat 3 AnalisisSensitivitas:
1. In our first sensitivity analysi.
22
2. Uji statistik Mann-Whitney
12. ApakahKeterbatasanPenelitianDisampaikan?
IYA!
Biaya pengobatan, karena penyandang skizofrenia tidak mampu
bekerja, biaya pengobatan dan perawatan yang memerlukan waktu
jangka panjang, serta waktu anggota keluarga yang tersita untuk
merawat penyandang skizofrenia ternyata mempengaruhi beban
ekonomi keluarga.
Abstrack
Analisis Efektivitas biaya (CEA) merupakan metode
farmakoekonomi yang digambarkandalam rasio biaya-efektivitas agar
dapat membantu pengambilan keputusan dalam memilih obatyang efektif
secara manfaat dan biaya. Tujuan penelitian ini untuk menentukkan terapi
yanglebih cost-effective antara penggunaan kombinasi kina-primakuin dan
kombinasi artesunatprimakuinpada pasien malaria falciparum. Penelitian
ini menggunakan metode penelitiandeskriptif dengan pengambilan data
secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 36pasien yaitu
23 pasien yang menggunakan kombinasi kina-primakuin dan 13 pasien
yangmenggunakan kombinasi artesunat-primakuin. Hasil penelitian ini
diperoleh dari perbandingannilai ACER yaitu nilai ACER kombinasi kina-
primakuin (Rp.15.523) lebih besar dari nilai ACERkombinasi artesunat-
primakuin (Rp.12.479), serta dilihat juga pada hasil perhitungan ICER
yaitu-0.284, sehingga penggunaan obat yang lebih cost-effective yaitu
23
kombinasi artesunat-primakuindibanding dengan kombinasi kina-
primakuin.
2. Tujuan jelas
Tujuan : Untukmenentukkanterapi yang lebihCost-
Effectiveantarapenggunaankombinasi kina-primakuindankombinasiartesunat-
primakuinpadapasien malaria falciparum.TujuanJelas,
karenaartikeliniakanmenganalisis, apakahpengobatanpasien malaria
falciparumdenganmenggunakankombinasi kina-
primakuindankombinasiartesunat-primakuin.
3. Alternatif
Alternatif terapi obat dianggaplebihefektifdanlebihmurah.
Terapi yang lebihcosteffectiveantarapenggunanantimalariakombinasi kina-
primakuindankombinasiartesunat-primakuinpadapengobatan malaria
falciparum di RSUD Nabire, yaituterapidengankombinasiartesnuat-primakuin.
4. Penjelasan Alternatif
Perhitungan ICER, didapat hasil negatif yaitu -0.284. Perhitungan ICER
menunjukkan hasil negatif atau semakin kecil, maka suatu alternatif obat
dianggap lebih efektif dan lebih murah, sehigga dapat dijadikanrekomendasi
pilihan terapi.
24
5. Perspektif Ditetapkan
Perspektif penelitian TIDAK DITETAPKAN, Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif.
6. Type Penelitian
Apakahtipepenelitianditetapkan?IYA.
Tipepenelitian yang digunakanadalahCost Effectiveness
8. Outcome Relevan
OUTCOME RELEVAN. Pada Cost Effectiveness Analysis dapat
memperkirakan biaya tambahan keluaran atau outcome, karena tidak ada ukuran
sejumlah uang atau outcome klinik yang menggambarkan nilai dari outcome
tersebut.
25
3. Data karakteristik berdasarkan jenis kelamin pada pasien malaria
falciparum di RSUD Nabire.
4. Data karakteristikberdasarkanobat yang digunakanpadapasien malaria
falciparum di RSUD Nabire obat Kombinasi kina-primakuin dan obat
kombinasiartesnuat-primakuin
26
Terapi yang lebih cost effective antara penggunan antimalaria kombinasi
kina-primakuin dan kombinasi artesunat-primakuin pada pengobatan malaria
falciparum di RSUD Nabire yaitu terapi dengan kombinasi artesnuat-primakuin.
Abstrack
In the recent study on the cost-effectivenes of paclitaxel as first-line chemotherapy
for patient with advance ovarian carsinoma, a novel, lifetime approach was
utilized to analyze the sirvival data of the two extrapolate the Gompertz function.
As pointed out by the autors, one limitation of this approach is that no assesment
of quality of life could be incorporated in this long term model and therefore no
cost-utility evaluation could be performed.
2. TujuanJelas
TujuanJelas, karenaartikeliniakanmenganalisis,
apakahpengobatankankerovariumdenganmenggunakankombinasiplacitaxel
27
-cisplatindapatmenaikanangkaharapanhidupberdasarkanmetode cost-
effectiveness?
3. Alternatif
Dalamartikelinitidakterdapatalternative lain.
Karena yang akandiukuradalahangkaharapanhidup (Outcome klinik),
outcomenyabukandihitungdariangka nominal (biaya)
makainisesuaidenganprinsipmetodecost-effectivenes analysis.
4. PenjelasanAlternatif
Tidakada..
5. Perspektif
In this study, costs were assessed from a social perspective and were
considered to reflect only the expenses of health care resources,, i.e.,
direct costs, not indirect expenses such as wages or productivity lost
because of illness or death.
6. TipePenelitian
Apakahtipepenelitianditetapkan?IYA!
Tipepenelitian yang digunakanadalah Cost Effectiveness (A Lifetime Cost
Effectiveness Analysis).
Considering the three sources of cost, the overall cost in the paclitaxel
group was estimated as $986,002 + 196,000 + 120,000 = $1,302,002 per
28
100 subjects. The three corresponding figures in the cyclophosphamide
group were $252,279 + 84,000 + 64,000, yielding a total of $400,279 per
100 subjects..
Biaya RS : $ 196,000
$ 1,302,002
Biaya RS : $ 84,000
$ 400,279
The difference in cost between the two patient groups was $901,723
per100 subjects
8. Outcome Relevan
9. PenyesuaianatauDiscouting
PenyesuaianTIDAK ADA
29
In cost-effectiveness analyses, conventional practice discounts either costs
or both costs and benefits at an annual discount rate of 5%. Costs of the
two different chemotherapeutic regimens were presumably incurred
exclusively during the first year of the patients follow-up. Because of the
customary practice of discounting costs at yearly intervals, there was no
need to discount costs because these were presumably not incurred after
the first year of follow-up. In the primary analysis of our study, benefits
were not discounted, in accordance with the most recent trends emerging
from the literature on this topic. However, the effect of discounting
benefits was assessed in a secondary analysis in which a standard
5%annual discount rate was introduced.
10. Asumsidapatdipertanggungjawabkan
Asumsidapatdipertanggungjawabkanberdasarkan :
a. Dosisdarikeduagrupdihitungpadakondisipasien yang
samayaituwanitadengan BB 60 kg dan LPT 1,65 m2
b. Semuahargaobatberdasarkanhargapasaran di Amerika
c. Kemoterapidarikeduagrupdilakukan 5-6 sikluspengobatan.
11. AnalisisSensitivitas
Terdapat 3 AnalisisSensitivitas:
30
effectiveness ratio was recalculated from the modified data of these
three sensitivity analyses.
12. ApakahKeterbatasanPenelitianDisampaikan?
TIDAK!Karenapenelitianiniterbataspadapasiendengankondisi yang
sudahdisebutkansebelumnya.
14. Kesimpulan
CONCLUSIONS.
Kesimpulantidak Bias.
DenganpengobatanmenggunakanPlacitaxel group
terbuktidapatmenaikanangkaharapanhidup yang lebihbesaryaitu 46
tahununtuksetiap 100 pasien, disbandingCyclopospamide group.
31
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
2. Perbedaan CEA dan CBA dilihat dari tujuannya. Tujuan CEA adalah
digunakan jadi tetap dapat memilih program yang lebih efektif untuk
32
Daftar Pustaka
Gift TL, Marrazzo J. 2008. Behavioral Interventions for Prevention and Control of
543, 1979.
33