Dosen Pengampu:
apt. Farida Rahim, M.Farm
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Viora Lusiana Satri, S.Farm (2130122154)
2. Anggelia Pratiwi, S.Farm (2130122123)
3. Fanti nof etika, S.Farm (2130122133)
4. Bilmilaa Hayati, S.Farm (2130122126)
5. Nina Fitriya, S.Farm (2130122140)
6. Adila Fitri, S. Farm (2130122121)
7. Darma Fadri, S. Farm (2130122127)
8. Riyan Juliansyah, S.Farm (2130122143)
9. Dimas Gilang Prakoso (2130122130)
10. Weli Hastuti (2130122156)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Compounding dan
Dispensing yang berjudul “Problema & Solusi Dalam Compounding &
Dispensing Sediaan Cair”. Makalah tersebut disusun untuk memenuhi syarat mata
kuliah Compounding dan Dispensing di Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas
Farmasi, Universitas Perintis Indonesia. Penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih sebesar besarnya kepada Ibu apt. Farida Rahim, M.Farm yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam menyusun
makalah ini.
Demikian akhir kata, bukan pujian yang kami harapkan melainkan kritik
dan saran guna memperbaiki makalah ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
PROBLEMA COMPOUNDING&DISPENSING SEDIAAN CAIR
1. Seorang pasien datang ke apotek ingin cara pemikiran pasien yang sebagai apoteker memberikan penjelasan tentang
membeli obat batuk yang paten tetapi pada menyebutkan obat paten lebih obat paten dan obat generic yang memiliki
apotek tersebut obat paten yang paisen baik dari pada obat generik khasiat yang sama
tersebut maksudkan sedang restock dan
kemudian Apoteker pada apotek tersebut
menawarkan obat generic yang memiliki
komposisi dan khasiat yang sama tetapi
pasien tidak mau karena menurutnya obat
paten lebih mahal sehingga memiliki
khasiat yang lebih baik
2 Seorang Apoteker atau Asisten Apoteker Pasien atau wali pasien tidak Sebagai Apoteker atau Asisten Apoteker harus
memberikan obat untuk pasien. Obat selalu tahu tentang obat. Bisa saja sigap untuk memberikan informasi ke pasien
tersebut berupa antibiotic sirop kering obat antibiotic sirop kering tadi terkait obat yang telah diberikan, contohnya
sebanyak 60ml. Setelah itu Apoteker lupa langsung ditambahkan air memberitahu jika air yang ditambahkan cukup
memberikan informasi untuk pasien kalau
obat tersebut harus ditambahkan air. sebanyak yang ia inginkan batas tanda panah ataupun 60ml.
3 Ada beberapa jenis obat khususnya sirup Dikhawatirkan pasien tidak Apotek menyiapkan tutup takar sendiri untuk
yang tidak menyediakan tutup takar. memiliki tutup takar sendiri diberikan kepada pasien disertai edukasi
Seperti amoxicillin dry sirup, zink kids dirumah sehingga bisa terjadi mengenai jumlah yang diminum
sirup, dan lain-lain. ketidaktepatan terhadap dosis.
4 Pada sebuah apotek yang memiliki praktek Sirup amoksisilin hanya tahan 7 Sirup amoksisilin diencerkan seperlunya saja
dokter anak setiap setiap hari hari setelah tutup botol dibuka dan ataudiencerkan apabila ada resep masuk saja
mengencerkan/melarutkan 20 botol sirup diencerkan, jadi bisa saja untuk mengindari kontaminasi dari luar
Amoksisilin kering sirup. setiap sirup yang sirup amoksisilin terkontaminas
di encerkan sekarang tidak selalu habis iselamat penyimpanan diapotek
diberikan untuk pasien dalam sehari-hari yang dapat menyebabkan
jadi ada sirup yang telah diencerkan tersisa menurun atau gudang khasiat dari
di apotek. obat
5
R/ Amoxicillin dry syr I Diperlukan ketepatan diukur 60ml air dengan menggunakan gelas
penambahan pelarut ukur kemudian dimasukkan ¾ kedalam botol
S.3dd.5cc lalu kocok hingga terlarut dan homogen
setelah itu tambahkan sisa air hingga tanda
batas.
Pro : Nindi (5th)
6 Melepaskan etiket obat asli pada botol sirup Pasien tidak tahu dengan jelas Etiket tidak perlu diganti, atau walaupun diganti
lalu diganti dengan etiket apotek sendiri obat apa yang digunakannya, dilengkapi dengan informasi yang jelas
sehingga pasien jadi kurang
mandiri untuk melakukan
swamedikasi
7 Seorang pasien menerima resep dari dokter Pasien belum mengerti kalau Apoteker memberikan informasi kepada pasien
clamixin forte (3x1 sendok), sedangkan clamixin biasa jika diberikan 2 bahwa clamixin forte dengan clamixin biasa itu
sediian yang ada di instalasi farmasi sendok dosisnya akan sama zat aktif nya sama, yg membedakan adalah kadar
clamixin biasa, lalu apoteker memberikan dengan clamixin forte 1 sendok. zat aktifnya, sehingga clamixin biasa jika
clamixin dengan aturan pakai menjadi 2 diberikan 2 sendok maka dosis nya akan sama
sendok, sehingga pasien tidak mau dengan clamixin forte 1 sendok.
mengambil obat karna obat yang diberikan
berbeda.
8 Kebiasaaan meminum obat sesudah makan pasien kurangnya mengerti bahwa seharusnya diberikan edukasi yang jelas tentang
ex: gol antasida syr tidak smua obat syr diminum aturan makan obat maag
langsung sesudah makan.
9 Obat cair diguakan kembali oleh pasien Kurangnya pengetahun pasien Seharus diberikan edukasi yang jelas tentang
walapun rasa,warna, bau dan kejernihan tentang lama jangka waktu obat rentan waktu penggunaan dan penyimpanan obat
dari larutan obat sudah berubah masih dapat digunakan dan cara cair.
penyimpanannya.
10 Penggunaan obat cair orang lain karena Kurangnya pengetahuan pasien Apotker Sebaiknya memeberikan edukasi yang
gejala yang sama bahwa menggunakan obat cair jelas bahwa penggunaan obat cair orang lain
orang lain tidak dapat dilakukan tidak tepat untuk dilakukan
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa seorang pharmacist yang
berada dilapangan bisa saja menemukan berbagai macam masalah mengenai
compunding dan dispensing dan kita dituntut untuk mencari solusi dengan cepat
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal ketika obat tersebut sampai ke tangan
pasien.
1. Compounding adalah melibatkan pembuatan (preparation), pencampuran
(mixing), pemasangan (assembling), pembungkusan, dan pemberian label
(labelling) dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi
atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan
dokter/pasien/farmasis/compounder dalam praktek profesional.
2. Dispensing adalah proses sejak diterimanya resep sampai obat diberikan
kepada pasien diikuti dengan pemberian informasi yang memadai.
3. Sediaan cair atau potio adalah obat minum dengan penggunaan secara
oral yang berupa sirup, larutan suspensi, atau emulsi.
3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca untuk dapat menggunakan makalah ini dengan
baik. Agar makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA