DI SUSUN OLEH :
YOGI PRASETIO
NIS :1819100114
TELEKOMEDIKA
BOGOR
2020
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI SUSUN OLEH :
YOGI PRASETIO
NIS : 1819100114
TELEKOMEDIKA
BOGOR
2020
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI SUSUN OLEH :
YOGI PRASETIO
NIS : 1819100114
TELEKOMEDIKA
BOGOR
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui oleh,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho dan rahmat-nya berupa kekuatan
lahir maupun batin sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ( PKL ) di RSAU dr. M. Hassan Toto. Sholawat serta salam tetap kami
panjatkan kepada jungjungan Nabi Muhammad SAW dan untuk para sahabat dan
pengikutnya yang setia mendampingi beliau.
Penulis
RIWAYAT HIDUP
2x3
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
TK/Paud :-
Puji serta syukur kepada Allah SWT., atas rahmat dan kasih sayang- mu
telah memberikanku ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta telah
memberikanku kesehatan dan kesabaran untukku, agar penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai tanda bakti, hormat, rasa terimakasih dan rasa kasih sayang yang
begitu besar untuk kedua orang tuaku.Kupersembahkan karya sederhana ini untuk
Ibu dan Ayahku tersayang.Kepada orang tuaku yang selalu mendoakan setiap
langkahku, dan selalu mendoakanku dimana pun aku berada. Semoga karya
sederhana ini awal untukku dapat membahagiakan Ibu dan Ayah tercinta. Nasehat
yang menjadikanku lebih baik serta kata- kata motivasi Ibu dan Ayah yang
membuatku semangat untuk menjalani kehidupan. Terimakasih tiada hentinya
untuk Ibu dan Ayah doakan anakmu agar selalu menjadi anak yang sholehah
untuk Ibu dan Ayah.
Laporan Praktik Kerja Lapangan pada Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M.
Hassan Toto Atang Sendjaja Bogor sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Kesehatan Program Keahlian
Keperawatan.
Penguji 1 Penguji 2
( ) ( )
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah Keadaan Sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.( UUD
RI nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ).
Misi :
Motto :
1. Dukungan Kesehatan.
a. Instalasi Gawat Darurat.
2. Rawat Jalan/Poliklinik :
a. Umum.
b. Gigi dan Mulut.
c. Poli Spesialis :
d. Penyakit Dalam.
e. Bedah Umum.
f. Kesehatan Anak.
g. Kebidanan dan Kandungan.
h. Telinga, Hidung dan Tenggorokan.
i. Kulit dan Kelamin.
j. Bedah Orthophedi.
k. Syaraf.
l. Mata.
m. Orthodonsi.
n. Paru
o. Patologi Klinik
p. Gizi.
q. Fisioterapi.
r. BKIA.
s. Akupuntur.
6. Fasilitas umum :
a. Gedung Pertemuan.
b. Ruang Rapat.
c. Incenerator.
d. Genset.
e. Musholla.
f. Tempat Parkir.
g. Koperasi.
h. Kantin
2.5. Alur Pelayanan
RUJUKAN FASES I
SEP
( Surat Eleglibitas Peserta )
POLIKLINIK
DIRAWAT FARMASI
PULANG
2.6. Denah Lokasi RSAU dr M. Hassan Toto
3.1Teori 18 Kompetensi
3.1.1 Cuci Tangan
A. Pengertian
Membersihkan tangan dengan sabun dan air (handwash) atau
handscrub berbasis alkohol yang bertujuan mengurangi atau
mencegah berkembangnya microorganisme ditangan (WHO,2009)
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Menjaga terjadinya infeksi nosokomial/ infeksi silang
C. Indikasi
Syarat mutlak sebelum melakukan tindakan pembedahan dan
tindakan invasif lainnya.
D. Prosedur
1. Basahi tangan dengan air
2. Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua
permukaan tangan
3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
4. Gosok punggung tangan dan sela jari
5. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari
saling bertautan
6. Genggam dan basuh ibu jari ke telapak tangan dengan posisi
memutar
7. Gosok bagian ujung dari telapak tangan agar bagian kuku
terkena sabun
8. Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir
9. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai
Jika dalam kondisi tertentu, tidak ada air dan sabun atau tidak
dapat menggunakan air dan sabun untuk membersihkan
tangan, solusi lainnya adalah dengan menggunakan
HandSanitizer.
3.1.2 Tanda- tanda Vital
Pengukuran tanda- tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
3.1.2.1. Tekanan Darah
A. Pengertian
Kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri,
tekanan di tentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang
dipompa, dan ukuran serta flesksibilitas dari arteri, diukur
dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop.
(Erni Kusyati, 2006).
B. Tujuan
1. Untuk memonitoring tekanan darah pasien
2. Untuk mengidentifikasi rentang normal nilai tekanan
darah
3. Untuk mengetahui keadaan kardiovaskuler
4. Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
C. Indikasi
1. Pasien baru
2. Pasien yang mempunyai penyakit Hipertensi, jantung
dan penyakit kronis lainnya
D. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Alat Tulis
d. Hand Scoond
e. Masker
2. Pelaksanaan
a. Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan kabar pasien
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelaskan lamanya waktu tindakan
6. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7. Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien
sebelum dilakukan tindakan
8. Menanyakan kebutuhan pasien sebelum
dilakukan tindakan
c. Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien : supinasi
2. Melaksanakan tindakan dengan tetap
berkomunikasi
3. Menempatkan diri disebelah kanan pasien
4. Membebaskan lengan pasien dari baju
5. Memasang manset 2 jari diatas mediana
cubiti, selang sejajar arteri brachialis
6. Meletakkan diagfragma stetoskop diatas arteri
tersebut
7. Menutup scrub balon, membuka kunci air
raksa
8. Memompa manset sehingga tidak terdengar
denyut arteri
9. Membuka skrup balon perlahan- lahan sambil
melihat turunnya air raksa atau jarum dan
mendengarkan bunyi denyut pertama (systole)
hingga bunyi terakhir (diastole) sampai
tekanan nol.
10. Melakukan validasi dengan mengulang mulai
point 8 dan 9 (bila hasil pengukuran keduanya
berbeda ulangi sekali lagi)
11. Mengunci air raksa dan melepas manset
12. Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan
13. Menanyakan hasil tindakan
14. Menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan
15. Menanyakan apakah ada yang perlu di bantu
lagi
d. Tahap terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Mengungkapkan bahwa tindakan sudah
selesai
3. Mengungkapkan terimakasih atas
kerjasamanya dalam melakukan tindakan
4. Mengungkapkan bila membutuhkan dapat
dipanggil dengan menggunakan bel
5. Rapihkan pasien dan alat
6. Mengakhiri kegiatan dan memberi salam
7. Cuci tangan
8. Pencatatan kegiatan dan melaporkan kepada
perawat
3.1.2.1 Nadi
A. Pengertian
Denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah
arteri yang berdasarkan systole dan Dyastole dari jantung.
(Erni Kusyati, 2006)
B. Tujuan
1. Untuk memonitoring denyut nadi pasien
2. Untuk mengidentifikasi rentang normal nilai nadi
3. Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
C. Indikasi
1. Pasien baru
2. Pasien yang mempunyai penyakit Hipertensi, jantung
dan penyakit kronis lainnya
D. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Jam tangan
b. Buku catatan
c. Pulpen
d. Hand Scoond
e. Masker
3. Pelaksanaan
a. Pra Interaksi
1) Mengidentifikasi kebutuhan
2) Cuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan kabar pasien
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan
6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien
sebelum dilakukan tindakan
8) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum
dilakukan tindakan
c. Tahap kerja
1) Mengatur posisi pasien
2) Melaksanakan tindakan dengan tetap
berkomunikasi
3) Meraba denyut nadi radialis dengan 2 jari
(tulunjuk dan tengah )
4) Menghitung nadi 1 menit
5) Menilai dan mencatat hasil pengukuran
6) Menanyakan hasil tindakan
7) Menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan
8) Menanyakan apakah ada yang perlu dibantu
lagi
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi respon pasien
2) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah
selesai
3) Mengungkapkan terimakasih atas
kerjasamanya dalam melakukan tindakan
4) Mengungkapkan bila membutuhkan dapat
dipanggil dengan menggunakan bel
5) Rapihkan pasien dan alat
6) Mengakhiri kegiatan dan memberi salam
7) Cuci tangan
8) Pencatatan kegiatan dan melaporkan kepada
perawat
3.1.2.2 Respirasi
A. Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pemngambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
(Erni Kusyati, 2006).
B. Tujuan
1. Untuk memonitoring pernafasan pasien
2. Untuk mengidentifikasi rentang normal nilai
pernafasan
3. Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
C. Indikasi
1. Pasien baru
2. Pasien yang mempunyai penyakit Hipertensi, jantung
dan penyakit kronis lainnya
D. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Jam tangan
b. Buku catatan
c. Pulpen
d. Hand Scoond
e. Masker
2. Pelaksanaan
a. Pra Interaksi
1) Mengidentifikasi kebutuhan
2) Cuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan kabar pasien
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan
6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien
sebelum dilakukan tindakan
8) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum
dilakukan tindakan
c. Tahap kerja
1) Mengatur posisi pasien
2) Melaksanakan tindakan dengan tetap
berkomunikasi
3) Meraba diagragma pasien
4) Menghitung nafas 1 menit
5) Menilai dan mencatat hasil pengukuran
6) Menanyakan hasil tindakan
7) Menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan
8) Menanyakan apakah ada yang perlu dibantu
lagi
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi respon pasien
2) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah
selesai
3) Mengungkapkan terimakasih atas
kerjasamanya dalam melakukan tindakan
4) Mengungkapkan bila membutuhkan dapat
dipanggil dengan menggunakan bel
5) Rapihkan pasien dan alat
6) Mengakhiri kegiatan dan memberi salam
7) Cuci tangan
8) Pencatatan kegiatan dan melaporkan kepada
perawat
3.1.2.3 Suhu
A. Pengertian
Pengukuran suhu tubuh atau mengukur keseimbangan
panas yang dihasilkan atau panas yang dikeluarkan.
(Erni Kusyati, 2006).
B. Tujuan
1. Untuk memonitoring suhu pasien
2. Untuk mengidentifikasi rentang normal nilai suhu
pasien
3. Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
C. Indikasi
1. Pasien baru
2. Pasien yang mempunyai penyakit Hipertermi,
Hipotermi dan lainnya.
D. Prosedur
1. Persiapan Alat
a. Termometer
b. Kasa alkohol 70%
c. Bengkok
d. Buku catatan
e. Masker
f. Hand Scoond
g. Pulpen
h. Tissue
2. Pelaksanaan
a. Pra Interaksi
1) Mengidentifikasi kebutuhan
2) Cuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan kabar pasien
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan
6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien
sebelum dilakukan tindakan
8) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum
dilakukan tindakan
c. Tahap kerja
1) Jaga privasi pasien
2) Melaksanakan kegiatan dengan tetap
berkomunikasi
3) Mengatur posisi pasien
4) Membebaskan axilla pasien pada dengan yang
jauh
5) Membersihkan axilla dengan tissue
6) Memeriksa thermometer, pastikan pada skala
dibawah 35℃ bila belum diturunkan dengan
cara mengibaskan thermometer
7) Memasang reservoir thermometer tepat pada
tengah axilla
8) Menyilangkan tangan didepan dada,
memegang bahu
9) Mengangkat thermometer setelah 10 menit
10) Mengusap thermometer denagn tissue kering
kea rah reservoir
11) Menilai dan catat hasil pengukuran
12) Membersihkan thermometer dengan alkohol
swab kearah servaoir
13) Menurunkan air raksa
14) Mengembalikan thermometer pada tempatnya
15) Memnyakan hasil tindakan
16) Memanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan
17) Menanyakan apakah ada yang perlu dibantu
lagi
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi respon pasien
2) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah
selesai
3) Mengungkapkan terimakasih atas
kerjasamanya dalam melakukan tindakan
4) Mengungkapkan bila membutuhkan dapat
dipanggil dengan menggunakan bel
5) Rapihkan pasien dan alat
6) Mengakhiri kegiatan dan memberi salam
7) Cuci tangan
8) Pencatatan kegiatan dan melaporkan kepada
perawat
i. Personal Hygiene
1. Memandikan
A. Pengertian
Tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara mandiri atau
memerlukan bantuan.
(Aziz Hidayat, 2004)
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan tubuh
2. Mencegah terjadinya infeksi
akibat kebersihan kulit
3. Memperlancar sistem peredaran
darah
4. Menambah kenyamanan pasien
C. Indikasi
Pasien yang tidak mampu mandi
secara mandiri
D. Prosedur
1. Persiapan alat
a. Baskom 2 buah
b. Standar baskom
c. Washlap 3 buah
d. Sabun
e. Handuk kecil 1buah
f. Handuk besar 2 buah
g. Selimut mandi 1 buah
h. Pakaian bersih
i. Tempat pakaian kotor
j. Hand scoond
k. Masker
l. Lotion
m. Apron
2. Pelaksanaan
a. Tahap pra interkasi
1) Mengidentifikasi
kebutuhan
2) Cuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap orientasi
1) Mengucapkan salam
sebagai pendekatan
kepada pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan lamanya
waktu tindakan
5) Menjelaskan prosedur
tindakan yang akan
dilakukan
6) Menanyakan persetujuan
dan persiapan pasien
sebelum dilakukan
tindakan
7) Menanyakan kebutuhan
pasien sebelum dilakukan
c. Tahap kerja
1) Cuci tangan
2) Jaga perivasi
3) Mengatur posisi pasien
4) Mengenakan handscoond
dan apron
5) Meletakan perlak dan
handuk kecil dibawah
kepala pasien
6) Melaksanakan tindakan
dengan tetap
berkomunikasi dengan
pasien
7) Membasuh
muka,menayakan dengan
pasien mengunakan sabun
atau tidak
(membentangkan perlak
dan handuk dibawah
kepala,kemudian bersikan
dari
dahi,pipi,dagu,alis,mata,da
lin catus dalam kecatus
luar,wajah,telinga,dan
leher dengan
waslap.keringkan dengan
handuk),handuk dan
perlak diangkat dan
diletakan di tempat
tertutup.
8) Mengeringkan dengan
handuk
9) Mengganti selimut pasien
dengan selimut mandi
10) Buka pakaian atas pasien
11) Letakkan haduk besar di
bawah lengan pasien
pertama yang terjauh
dahulu lalu lengan
terdekat dengat perawat
12) Gunakan
waslap,membasuh lengan
bagian yang terjauh dari
perawat dahulu lalu lengan
terdekat perawat,pertama
dengan air hangat lalu
waslap dengan air sabun
dan kemudian dengan
mengunakan air hangat
(handuk dibentangkan
dibawah lengan,berikan
mulai lengan bawah
sampai lengan atas dan
axsilla), setelah selesai
keringkan lalu pindah kan
handuk keatas dada
pasien.
13) Bersikan bagian dada dan
perut pasien (bentangkan
handuk di atas dada dan
perut)
14) Membasuh punggung
sampai di atas glutea
(pasien
dimiringkan,bentangkan
hantuk disamping
punggung sampai
glutea,bersikan,berikan
lotion pasangkan pakaian
dengan rapih
15) Setelah selesai
menggunakan pakaian atas
pasien lalu pindahkan
selimut mandi kebagian
bawah lalu buka pakaian
pasin lalu letakan handuk
dibawah glutea sampai ke
ujung kaki.
16) Membasuh kaki pasin dari
yang terjauh dari perawat
dahulu,baru kaki yang
terdekat(melepaskn
pakaian bawah
pasien,bersikan dengan
kaki telekuk mulai
pangkal paha atas sampai
pergelangkan kaki
punggung kaki sampai
tumit kaki sampai
dikeringkan)
17) Membasuh lipat daerah
paha dan ganetaliat pasien
mengunakan waslap
ganetalia
(wanita:pubis,labia
mayora,labia
minora,vestibulum,vagina,
anus.
(pria:pubis,penis,scrotum,
anus)).handukdipasang
terlebih dahulu dibersikan
dan dikeringkan
18) Pakaikan pakaian bawah
pasien,ganti selimut mandi
dengan selimut
pasien,rapihkan
pasin,lepas apron dan
handscoond,sisir rambur
pasien
d. Tahap teninasi
1) Evaluasi respon pasien
rapihkan pasien dan alat
mengakhiri kegiatan dan
laporkan hasil tindakan
keperawat
2. Cuci Rambut
A. Pengertian
Menghilangkan kotoran rambut dari
kulit kepala dengan mengunakan
sabun atau sampo.
(Aziz Hiayat,2004)
B. Tujuan
1. Memberika perasaan senang dan
segar pada pasien
2. Rambut menjadi bersih,rapih,dan
terpihara
3. Merangsang peredaran darah
dibawah kulit kepala
4. Membersikan kutu dan ketombe
C. Indikasi
Pasien yang dalam badrest totaL
D. Prosedur
1. Persiapan alat
a. talang air/perlak
b. 1buah baskom
c. 2buah sisir
d. 2buah handuk besar dan kecil
e. Hanscoond
f. Sampo
g. Ember 2 buah
h. Gayung
i. Kapas untuk meutup telinga
j. Waslap atau kasa untuk
menutup wajah
k. Tempat pakaian kotor
l. Kain pel atau keset
m. Barakshcort
n. Bengkok berisi cairan lisol
2-3%
o. Kasa untuk membersikan
kulit kepala
p. Apron
2. Pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Mengidentifikasi
kebutuhan
2) Cuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan lamanya
waktu tindakan
5) Menjelaskan prosedur
tindakan yang akan
dilakukan
6) Menanyakan persetujuan
dan persiapan pasien
sebelum dilakukan
tindakan
7) Menanyakan kebutuhan
pasien sebelum dilakukan
tindakan
c. Tahap kerja
1) Cuci tangan
2) Jaga privasi pasien
dengan menutup
sampiran
3) Mengatur posisi pasien
4) Mengenakan handscoond
dan apron
5) Menidurkan pasien
senyaman mungkin
dengan kepala dekat
dengan tempat tidur
6) Memasang perlak dan
handuk dibawah pasien
7) Memangsang talang dan
diarahkan ke ember
kosong
8) Meletakan ember diatas
kain pel
9) Menyumbat telinga
dengan kapas dan
penutup mata pasien
dengan kasa
kering/washlap
10) Menutup dada dengan
handuk sampai ke leher
11) Menyisi rambut,
kemudian disiram dengan
air hangat dengan
menggunakan gayung
12) Mengosok pangkal
rambut dengan kain kassa
yang telah diberi sampo
kemudian dengan ujung
jari
13) Membilas rambut sampai
bersih kemudian
dikeringkan mengangkat
tutup telinga dan mata
14) Mengangkat talang
memasukannya ke ember
dan meletakan handuk di
baki
15) Mengembalikan pasien
pada letak semula dengan
cara mengangkat kepala
dan alasnya serta
letakannya diatas bantal
16) Menyisir rambut pasien
kembali dengan sisir yang
bersih dan dibiarkan
kering dengan
menggunakan pengering
rambut listrik lalu disisir
dengan rapih
17) Merapihkan pasien,
membuka apron
handscoond dimasukan
kedalam ember kosong
d. Tahap terminas
1) Evaluasi respon pasien
2) Rapihkan pasien dan alat
3) Mengakhiri tindakan dan
memberi salam
4) Cuci tangan
5) Pencatatan tindakan dan
melaporkan hasil
tindakan kepada perawat
3. Potong Kuku
A. Pengertian
Tindakan perawatan pada pasien
yang tidak mampu merawat kuku
sendiri. (Aziz Hidayat, 2004)
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan tangan dan
kaki
2. Mencegah timbulnya luka
(infeksi)
3. Mencegah kaki berbau tidak
sedap
4. Mengkaji/ memonitor maalah-
masalah pada kuku tangan dan
kaki
C. Indikasi
Pasien yang mempunyai kuku
panjang
D. Prosedur
1. Tahap Pra Interaksi
a. Persiapan alat
1) Gunting kuku dan
pengikir
2) Bengkok berisi larutan
Lysol 2-3%
3) Baskom berisi air hangat
4) Baskom berisi air bersih
5) Handuk
6) Perlak dan pengalas
7) Sikat kuku
8) Sabun
9) Aceton dan kapas
10) Lotion dan minyak
11) Handscoond
12) Masker
13) Apron
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan kabar pasien
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan lamanya waktu
tindakan
f. Menjelaskan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
g. Menanyakan persetujuan dan
persiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
h. Memanyakan kebutuhan
pasien
3. Tahap kerja
a. Dekatkan alat- alat
b. Jaga privasi dan atur posisi
pasien
c. Cuci tangan
d. Pakai handscoond dan apron
e. Memasang pengalas
dibawah tangan pada bagian
kuku yang akan dibersihkan,
dibersihkan cat kuku dengan
aceton dan kapas bila ada
f. Merendam kuku tangan
dengan air hangat (43-44℃ )
kurang lebih 2-3 menit. Jika
perlu hangatkan ulang air
dalam 10 menit
g. Sikat kuku dengan sikat
kuku dan sabun, bersihkan
dan keringkan
h. Letakkan bengkok yang
brerisi larutan lisol 2-3% di
dekat pasien. Tangan ditaruh
diatasnya, kemudian kuku
tangan dipotong lurus dan
tidak boleh sampai pada
batas dasar kuku
i. Kuku dan tangan di cuci
dengan air brsih, kemudian
keringkan
j. Mengikir kuku dan jika perlu
diberi lotion pada tangan
k. Ulangi tindakan yang telah
dilakukan pada tangan ke
bagian kaki untuk merendam
kuku kaki dibutuhkan waktu
selama 3-4 menit.
l. Buka handscoond dan apron
m. Rapihkan alat
n. Cuci tangan setelah tindakan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Dokumentasikan hasil
tindakan
4. BAB (Buang Air Besar)
5. BAK (Buang Air Kecil)
6. Oral Hygiene
7. Vulva Hygiene
ii. Bed Making
1. Open Bed (Tempat tidur terbuka)
2. Close Bed (Tempat tidur tertutup)
3. Aether Bed (Tempat tidur pasca
bedah)
4. Occupied Bed (Tempat tidur dengan
pasien diatasnya)
iii. Mobilisasi dan Ambulasi
3.1.2.4 Mobilisasi
A. Pengertian
Kemampuan individu untuk
bergerak secara bebas, mudah
dan teratur (Alimul, 2009).
B. Tujuan
Beberapa tujuan dari mobilisasi
menurut Susan J.Garrison (2004),
antara lain:
1. Mempertahankan fungsi
tubuh
2. Memperlancar peredaran
darah
3. Membantu pernafasan
menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi alvi
dan urine
6. Mempercepat proses
penutupan jahitan operasi
7. Mengembalikan aktivitas
tertentu, sehingga pasien
dapat kembali normal dan
atau dapat memenuhi
kebutuhan gerak harian.
C. Indikasi
Indikasi di perbolehkan untuk
latihan rentang gerak menurut
Potter,P (2006).
1. Stroke atau penurunan tingkat
kesadaran Salah satu efek
yang ditimbulkan pada
anestesi umum adalah efek
anesthesia yaitu analgesia
yang di sertai hilangnya
kesadaran (Zunlida dalam
Sulistia, 2007).
2. Kelemahan otot Menurut
Zunlida dalam Sulistia (2007)
salah satu efek dari trias
anesthesia adalah efek
relaksasi otot. 3 Fase
rehabilitasi fisik Beberapa
fisioterapis menempatkan
latihan pasif sebagai
preliminary exercise bagi
pasien yang dalam fase
rehabilitasi fisik sebelum
pemberian terapi latihan yang
bersifat motor relearning
(Irfan, 2012).
3. Klien dengan tirah baring
lama Pemberian terapi latihan
berupa gerakan pasif sangat
bermanfaat dalam menjaga
sifat fisiologis dari jaringan
otot dan sendi pada pasien
dengan tirah baring lama.
Jenis latihan mobilisasi dapat
di berikan sedini mungkin
untuk menghindari adanya
komlplikasi akibat kurang
gerak, seperti kontraktur,
kekakuan sendi, dan lain-lain
(Irfan, 2012).
D. Kontra Indikasi
Kontra indikasi untuk latihan
rentang gerak menurut Potter,P
(2006).
1. Trombus/emboli pada
pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau
tulang
3. Klien fase imobilisasi
karena kasus penyakit
(jantung) 4. Trauma
medulla spinalis atau
trauma system saraf pusat
E. Prosedur
1. Tahap pra interaksi
a. Menyiapkan SOP
mobilisasi yang akan
digunakan
b. Melihat data atau riwayat
SC pasien
c. Melihat intervensi
keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat
d. Mengkaji kesiapan ibu
untuk melakukan
mobilisasi dini
e. Mencuci tangan
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam dan
memperkenalkan diri
b. Menanyakan identitas
pasien dan
menyampaikan kontrak
waktu
c. Menjelaskan tujuan dan
prosedur
d. Menanyakan persetujuan
dan kesiapan klien
3. Tahap kerja Pada 6 jam
pertama post SC (Sub Cutan)
a. Menjaga privasi pasien
b. Mengatur posisi
senyaman mungkin dan
berikan lingkungan yang
tenang
c. njurkan pasien distraksi
relaksasi nafas dalam
dengan tarik nafas
perlahan-lahan lewat
hidung dan keluarkan
lewat mulut sambil
mengencangkan dinding
perut sebanyak 3 kali
kurang lebih selama 1
menit d. Latihan gerak
tangan, lakukan gerakan
abduksi dan adduksi pada
jari tangan, lengan dan
siku selama setengah
menit
d. Tetap dalam posisi
berbaring, kedua lengan
diluruskan diatas kepala
dengan telapak tangan
menghadap ke atas
e. Lakukan gerakan menarik
keatas secara bergantian
sebanyak 5-10 kali
f. Latihan gerak kaki yaitu
dengan menggerakan
abduksi dan adduksi,
rotasi pada seluruh bagian
kaki
4. Pada 6-10 jam berikutnya
a. Latihan miring kanan dan
kiri
b. Latihan dilakukan dengan
miring kesalah satu
bagian terlebih dahulu,
bagian lutut fleksi
keduanya selama
setengah menit, turunkan
salah satu kaki, anjurkan
ibu berpegangan pada
pelindung tempat tidur
dengan menarik badan
kearah berlawanan kaki
yang ditekuk. Tahan
selama 1 menit dan
lakukan hal yang sama ke
sisi yang lain
5. Pada 24 jam post SC ( Sub
Cutan )
a. Posisikan semi fowler 30-
400 secara perlahan
selama 1-2 jam sambil
mengobservasi nadi, jika
mengeluh pusing
turunkan tempat tidur
secara perlahan
b. Bila tidak ada keluhan
selama waktu yang
ditentukan ubah posisi
pasien sampai posisi
duduk
6. Pada hari ke 2 post SC ( Sub
Cutan )
a. Lakukan latihan duduk
secara mandiri jika tidak
pusing, perlahan kaki
diturunkan Pada hari ke 3
post SC 1. Pasien duduk
dan menurunkan kaki
kearah lantai
b. Jika pasien merasa kuat
dibolehkan berdiri secara
mandiri, atau dengan
posisi dipapah dengan
kedua tangan pegangan
pada perawat atau
keluarga, jika pasien tidak
pusing dianjurkan untuk
latihan berjalan disekitar
tempat tidur
2) Tujuan:
a) Mempertahankan/meningkatkan
kekuatan dan kelenturan otot2)
b) Mempertahankan fungsi
kardiorespiratory3)
c) Mencegah kontaktur & kekakuan pada
persendian
b. ROM Pasif
1) Pengertian:
latihan pergerakan perawat atau petugas
lain yangmenggerakkan persendian pasien
sesuai dengan kemampuan rentang
geraknya
2) Tujuan:
a) Menjaga fleksibilitas dari masing-
masing persendian
B. Posisi Fowler
1. Pengertian
posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan.
Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan
pasien.
( Syarifah,2015)
2. Tujuan
a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma
sehingga
d. meningkatkan ekspansi dada dan ventilasi
paru.
e. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh
akibat posisi yang menetap.
3. Indikasi
a. Pada pasien yang mengalami gangguan
pernafasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
4. Alat dan bahan
a. Tempat Tidur khusus
b. Selimut
5. Prosedur
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat
tidur pasien
d. Untuk posisi fowler 90˚
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk.
2. Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan nyaman pada pasien
dengan sesak nafas.
3. Memudahkan p;erawatan misalnya memberi
makan.
3. Prosedur
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur
kepermukaan yang tepat (30-45˚)
2. Gunakan bantal untuk menyokong dan kepala
pasien jika tubuh bagian atas pasien lumpuh.
3. Letakkan bantal di bawah kepala pasien sesuai
dengan keinginan pasien. Naikkan lutut dari
tempat tidur yang rendah untuk menghindari
adanya tekanan dibawah jarak poplital
(dibawah lutut).
D. Posisi Sim
1. Pengertian
posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan
memberikan obat melalui anus (suppositoria).
(Syarifah,2015)
2. Tujuan
1. Mengurangi penekanan pada tulang secrum
dan trochanter mayor otot pinggang.
2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan
mencegah aspirasi
3. Memasukan obat suppositoria
4. Mencegah dekubitus
3. Indikasi
1. Untuk pasien yang akan huknah
2. Untuk pasien yang akan diberikan obat
suppositoria
4. Alat dan bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
5. Prosedur
1. Jelaskan procedure yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan terbaring. Kemudian
miringkan ke kiri dengan posisi badan
setengah telungkap dan kaki kiri lurus lutut.
Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau belakang
punggung dan tangan kanandiatas tempat
tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi
badan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut
dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.
E. Posisi Trundelenburg
1. Pengertian
posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah dari kaki. Posisi ini
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak. ( Syarifah,2015)
Gambar 3.5 Posisi Trundelenburg
2. Tujuan
a. Untuk melancarkan peredaran darah ke otak
3. Alat dan Bahan
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
4. Indikasi
a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi
5. Prosedur
a. Jelaskan prosedure yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian
miringkan kekiri dengan posisi badan
setengah telungkup dan kaki kiri lurus, paha
kanan ditekuk diarahkan ke dada.
c. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kanan diatas tempat
tidur.
d. Bila pasien miring kekanan dengan posisi
badan setengah telungkup dan kaki kanan
lurus, lutut.
F. Posisi Dorsal Recumbent
1. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan
kedua lutut fleksi ditarik diatas tempat
tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan me
meriksa genetalia dan proses persalinan.
( Syarifah,2015)
2. Tujuan
a. Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama
dengan ketegangan punngung belakang.
3. Indikasi
a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan
pemeriksaan genetalia.
b. Untuk persalinan
2. Tujuan
a. Untuk memeriksa genetalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi
3. Indikasi
a. Untuk ibu hamil
b. Untuk persalinan
c. Untuk wanita yang ingin memasang alat
kontrasepsi
5. Prosedur
a. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang ,
kemudian angkat kedua paha dan tarik ke
arah perut.
b. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat
terhadap paha.
c. Letakkan bagian lutut/kaki
pada tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomi
d. Pasang selimut
2. Tujuan
a. Memudahkan pemeriksaan daerah rektum,
sigmoid, dan vagina.
3. Indikasi
a. Pasien hemorrhoid
b. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum,
sigmoid dan vagina
4. Prosedur
a. Anjurkan pasien untuk posisi menungging den
gan kedua kaki ditekuk dan dada
menempelpada kasur tempat tidur.
b. Pasang selimut pada pasien.
I. Posisi Supinasi
1. Pengertian
Posisi duduk dengan meyadarkan kepala pada
penampang yang sejajar dada seperti pada meja
( Syarifah,2015)
4. Prosedur
1. Pastikan kebutuhan pasien akan tindakan
posisi supinasi
2. Persipan pasien :
a. Tutup sampiran
b. Dekatkan alat- alat
3. Cuci tangan, gunakan handscoond (jika perlu)
4. Baringkan pasien terlentang mendatar
ditengah tempat tidur
5. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu
pasien
6. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada
kurva lumbar, jika terdapat celah disana
7. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut
sampai tumit
8. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut
sampai tumit
9. Topang telapak kaki pasien dengan
menggunakan bantalan kaki
10. Jika pasien sadar atau mengalami paralisis
ekstrimitas atas, elevasikan tangan dan lengan
bawah dengan menggunakan bantal
11. Lepaskan handscoond
12. Cuci tangan
13. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan
J. Posisi Pronasi
1. Pengertian
Tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan w
ajah menghadap kebantal.
( Syarifah,2015)
2. Tujuan
a. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi
lutut dan pinggang.
b. Mencegah fleksi dan kontraktur pada
pinggang dan lutut
3. Indikasi
a. Pasien yang menjalani bedah mulut dan
kerongkongan
b. Pasien dengan pemeriksaan pemeriksaan pada
bokong atau punggung.
4. Prosedur
1. Pastikan kebutuhan pasien akan posisi pronasi
2. Persiapan pasien :
a. Sampaikan salam
b. Informasikan kepada pasien tentang tujuan
dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
a. Tutup sampiran
b. Dekatkan pasien dengan alat
4. Cuci tangan
5. Membantu pasien duduk
6. Menyusun bantal/ memasang registin
(sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45º
7. Pada temoat tidur khusus atur posisi dengan
meninggikan bagian kepala pasien
8. Menaikkan pasien
a. Perawat berdiri disebelah kanan
menghadap pasien
b. Menganjurkan pasien untuk menopang
badan dengan kedua lengan
c. Tangan kanan perawat membantu dibawah
ketiak dan tangan kiri dibelakang
punggung pasien
d. Menganjurkan pasien untuk mendorong
kepalanya kebelakang
9. Bila pasien tidak dapat membantu ;
a. Dua perawat berdiri dikedua sisi tempat
tidur
b. Masing- masing perawat merentangkan
satu tangan dibwah bahu dan satu tangan
di bawah pangkal paha, saling
berpegangan
10. Letakkan bantal kecil dibawah kepala pasien
11. Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah
pada kurva lumbal bila ada celah
12. Tempatkan bantal tipis dibwah paha
13. Tempatkam bantal kecil dibawah pergelangan
kaki
14. Topang telapak kaki pasien dengan
menggunakan penyangga kaki/bantalan kaki
15. Lepas handscoond
16. Cuci tangan
17. Evaluasi respon pasien dan dilakukan rencana
tindak lanjut
18. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan
evaluasinya
K. Posisi Lateral
1. Pengertian
dimana pasien bersandar kesamping dengan
sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul
dan bahu.
( Syarifah,2015)
2. Tujuan
a. Mempertahankan body aligerment
b. Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
c. Meningkatkan rasa nyaman
d. Mengurangi kemungkinan tekanan yang
menetap pada tubuh akibat posisi yang
menetap
3. Indikasi
a. Pasien yang ingin beristirahat
b. Pasien yang ingin tidur
c. Pasien yang posisi fowler atau dorsal
recumbent dalam posisi
d. Penderita yang mengalami kelemahan dan
pasca operasi
4. Prosedur
1. Pastikan kebutuhan pasien akan posisi lateral
2. Persiapan pasien
a. Sampaikan salam
b. Informasikan kepada pasien tentang tujuan
dan prosedur yang akan dilakukan
3. Persiapan lingkungan
a. Tutup sampiran
b. Dekatkan alat- alat dengan pasien
4. Cuci tangan, gunakan handscoond ( jika
diperlukan)
5. Baringkan pasien terlentang mendatar
ditengah tempat tidur
6. Gulungkan hingga posisi miring
7. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher
pasien
8. Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan
ke depan hingga tubuh tidak menopang bahu
tersebut
9. Letakkan bantal dibawah lengan atas
10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas
sehingga ekstermitas bertumpu secara paraler
dengan permukaan tempat tidur
11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung
pasien untuk menstabilkan posisi
12. Lepaskan handscoond
13. Cuci tangan
14. Evaluasi respon pasien
15. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan
beserta evaluasinya
3.1.2.6 Ambulasi
1. Pengertian
Aktivitas berkjalan.Ambulasi dini merupakan tahapan
kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi
dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur
dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan
kondisi pasien.( Kozier (1995 dalam Asmandi 2008)
2. Tujuan
a. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
b. Memneuhi kebutuhan ambulasi
c. Mempertahankan kenyamanan
d. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
e. Mempertahankan control diri pasien
f. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
3. Manfaat
Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah :
a. Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi
meliputi :
1) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit
seperti Abrasi, sirkulasiyang terlambat yang
menyebabkan terjadinya Atropi akut dan
perubahanturgor kulit.
2) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak
reserve, peningkatan bebankerja jantung,
hipotensi ortostatic, phlebotrombosis
3) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital,
Penurunan ventilasivolunter maksimal, penurunan
ventilasi / perfusi setempat, mekanisme batukyang
menurun.
4) Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi,
Penurunan Metabolisme.
5) Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan
pada Eliminasi Urine,infeksi saluran kemih,
hiperkalsiuria
4. Indikasi
1. Pasien paralisis
2. Pasien baru yang akan dipindahkan ke ruangan
tertentu
5. Prosedur
1. Tahap Pra interaksi
a. Melakukan verifikasi program terapi/pengobatan
pasien
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
pasien/keluarga pasien
d. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan
dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Dari tempat tidur ke kursi roda
1) Membantu pasien duduk disisi tempat tidur
2) Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 45º
pada tempat tidur, mengunci rodanya dan
membuka tatakan kakinya
3) Memastikan pasien stabil
4) Melebarkan kakinya (membuka jarak antara
kedua kaki)
5) Memfleksikan pinggul dan lutut (lutut perawat
dan pasien sejajar)
6) Meletakkan tangan perawat di skapula pasien
7) Menegakkan pasien untuk berdiri pada
hitungan ketiga dengan meluruskan pinggul
dan tungkai
8) Memutar kaki yang terjauh dari kursi roda
9) Meminta pasien menggunakan lengan
bersandar pada kursi untuk topangan
10) Memfleksikan pinggul dan lutut selama
menurunkan pasien ke kursi
11) Mengkaji kesejajaran pasien yang sesuai
untuk duduk
12) Menurunkan tatakan kaki kursi roda dan
meletakkan kedua kaki pasien diatasnya
b. Dari kursi roda ke tempat tidur
1) Mengatur posisi tempat tidur setinggi lutut
atau pertengahan paha pasien
2) Meletakan kursi roda pada posisi sudut 45º
pada tempat tidur lalu mengunci kursi roda
3) Meletakan kaki pasien diatas lantai kemudian
melipat tatakan kursi roda
4) Berdiri didepan pasien dengan posisi kaki
terjauh dari tempat tidur berada didepan
5) Memfleksikan pinggul dan lutut,meletakan
kedua tangan di skapula pasien dan meminta
pasien meletakan kedua tangannya dibahu
perawat
6) Membantu pasien berdiri dari kursi roda
dengan meluruskan pinggul dan lutut
7) Membantu pasien berjalan keluar dari kursi
roda dengan melangkahkan kaki terdepan ke
belakang
8) Membantu memutar badan pasien
membelakangi tempat tidur dengan memutar
kaki terjauh dari tempat tidur mendekati
tempat tidur
9) Membantu pasien mendekati tempat tidur
dengan meminta pasien berjalan mundur
kearah pinggir tempat tidur hingga belakang
lutut atau pertengahan paha pasien berada
dekat dengan tempat tidur
10) Memfleksikan lutut dan pinggang sambil
meminta pasien duduk dipinggir tempat tidur
11) Menahan punggung pasien dengan tangan
terdekat dari arah kepala tempat tidur dan
tangan yang lain membantu mengangkat
kedua kaki pasien
12) Memutar kearah kepala tempat tidur sambil
membantu membaringkan pasien
13) Merapihkan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Merapihkan alat dan mengembalikan ke tempat
semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
perawatan
A : Rasa
nyaman
terpenuhi
P:
intervensi di
hentikan.
2 Tanggal : Nn.N DS : Klien Gangguan Lakukan Membantu Tanggal :
23/01/2020 Kp.Duri mengatakan peningkatan tindakan emlakukan 26/2//2020
16tahun badan terasa suhu tubuh kompres kompres Pukul :
Pukul : 09.00 panas sejak hangat untuk hangat, 16.00
2 hari membantu Menganjurkan
DO : menurunkan klien Rasa
Klien Demam memperbanyak nyaman
tampak Anjurkan minum sehari 8 terpenuhi
lemah banyak minum gelas,
TD : - sehari 8 gelas, Menganjurkan S : Klien
N : anjurkan klien mengatakan
110x/menit menggunakan menggunakan sudah tidak
R : pakaian yang pakaian yang demam.
25x/menit menyerap menyerap O :Klien
S : keringat keringat terlihat lebih
38.5°C. lakukan Melakukan nyaman
observasi TT Observasi TTV setelah
dilakukan
tindakan
kompres
hangat.
TD : 110/70
N :
80x/menit
R :
20x/menit
S : 36.7°C
A : rasa
nyaman
terpenuhi
dan suhu
sudah
normal.
P:
Intervensi
dihentikan
3 Tanggal : Ny. N DS : Intoleransi bantu pasien membantu Tanggal
16/01/2020 62 tahun mengatakan aktifitas untuk pasien untuk Pukul
Kp.Rancabun Nyeri Pasca mengganti mengganti linen
gur Operasi dan linen menganjurkan S;pasien
tidak boleh anjurkan pasien untuk mengatakan
turun dari pasien untuk miring kanan nyeri sudah
tempat miring kanan dan miring kiri berkurang
tidur, dan dan miring kiri menganjurkan O;pasien
belum anjurkan pasien untuk terlihat lebih
mengganti pasien untuk banyak istiraha nyaman
linen banyak mengkaji ulang TD;120/80
selama 3 istirahat nyeri N;90
hari kaji ulang permenit
nyeri R;22
DO : permenit
Klien S;36,3℃
tampak
kesakitan Skala nyeri
:
TD : 140/90 P : nyeri
N : sudah tidak
90x/menit terlalu
R : tgerasa
22x/menit Q : seperti
S :37.5°C tertusuk
benda
tumpul
Skala nyeri R : di
: bagian kaki
P : nyeri S:6
terasa saat T : nyeri
beraktifitas hilang
Q : seperti timbul
tertusuk intensitas
benda tajam nyeri 5
R : di menit
bagian kaki A : rasa
S:6 nyaman
T : nyeri terpenuhi
hilang P:
timbul Intervensi
intensitas dihentikan s
nyeri
selama 5
menit
4 Tanggal Ny. M DS : Klien Gangguan Bantu klien Membantu Tanggal :
23/02/2020 45 tahun Mengatakan rasa nyaman untuk Posisi klien untuk 23/02/2020
semplak sesak Nafas Fowler Posisi Fowler Pukul :
Pukul : 15.00 Anjurkan klien Menganjurkan 17.00
DO : untuk klien untuk Rasa
Klien mengatur mengatur nafas nyaman
tampak nafas Observasi terpenuhi
sesak Observasi pemasangan S : Klien
terpasang pemasangan oksigen mengatakan
oksigen oksigen Observasi TTV lebih
TD : Melakukan nyaman saat
130/80mm observasi TTV bernafas
Hg setelah
N : dilakukan
80x/menit tindakan
R : Posisi
30x/menit fowler.
S : 37°C O : Klien
terlihat lebih
nyaman
bernafas
setelah
dilakukan
tindakan
duduk
fowler
TD :
120/80mmH
g
N :
88x/menit
R :
28x/menit
S :
36.8°C
A : rasa
nyaman
terpenuhi
P:
intervensi
dihentikan
5 Tanggal Ny. J DS : Klien Gangguan bersihkan dan membersihkan dan Tanggal :
09/02/2020 50 thn mengatakan Personal menggunting menggunting kuku 09/02/2020
Kp. : nyeri di Hygiene kuku klien klien Pukul :
Pukul : 10.00 Patambran bagian kuku Mengajurkan Anjurkan klien 11.00
karena klien untuk untuk merawat
jarang di merawat kuku kuku Personal
bersihkan Observasi TTV Melakukan Hygiene
sudah 1 observasi ttv klien
bulan. terpenuhi
DO : Klien
Kuku klien mengatakan
tampak : lebih
hitam dan nyaman
panjang setelah
dilakukan
TD : 130/80 tindakan
mmHg perawatan
N: kuku.
80x/menit S : Pasien
R: mengatakan
20x/Menit lebih
S : 37,2°C nyaman
setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
kuku.
O : klien
terlihat
nyaman.
Kuku
tampak
pendek dan
bersih
TD : 130/80
mmHg
N:
80x/menit
R:
22x/Menit
S : 36.5°C
A : Rasa
nyaman
Terpenuhi
P:
Intervensi
dihentikan
P:
intervensi
dihentikan.
7 11/02/2020 Ny. D DS : Klien Gangguan bantu klien Membantu Tanggal :
Pukul : Kp. Ciakar mengatakan mobilisasi mobilisasi dari klien mobilisasi 2-
11.00 Sakit pada tempat tidur dari tempat 21/02/2020
bagian dada ke kursi roda tidur ke kursi Pukul :
kanan, untuk cek roda untuk cek 12.00
batuk terus Rotgen atas Rotgen atas Rasa
menerus. perintah perintah Dokter nyaman
Dokter Menganjurkan terpenuhi
DO : klien Menganjurkan klien untuk S : Klien
tampak klien untuk atur nafas mengatakan
lbatuk dan atur nafas Menganjurkan nyeri kepala
terlihat nganjurkan klien meminum sudah
kesakitan klien air hangat untuk berkurang
meminum air meringankan setelah
TD : hangat untuk batuk diberikan
130/100 meringankan Menganjurkan najuran-
N: batuk klien untuk anjuran
88x/menit nganjurkan minum obat tersebut.
R: klien untuk sesuai dosis O : Klien
24x/menit minum obat yang diberikan terlihat lebih
S : 36,7°C sesuai dosis nyaman dan
yang diberikan tidak
mengeluh
sakit setelah
dilakukan
observasi
TTV.
TD :
130/90mmH
g
N :
73x/menit
R :
22x/menit
S : 36.3°C
A : Rasa
nyaman
terpenuhi
TTV sudah
kembali
Normal
TD :
120/80mmH
g
N :
80x/menit
R :
22x/menit
S : 36.3°C
P:
intervensi
dihentikan.
8 Tanggal Ny. p DO : klien Gangguan Observasi Melakukan Tanggal :
08/02/2020 Kp. Perigi tampak pola nafas TTV observasi TTV 08/02/2020
Ciseeng Sesak Nafas yang tidak bantu klien mebantu klien Pukul :
Pukul : 12.15 berat, efektiif dengan posisi dengaan posisi 13.25
setelah semi fowler semi fowler Klien sudah
obsevasi anjurkan menganjurkan meninggal
TTV keluarga keluarga dunia
membimbing membimbing S : dokter
TD : klien menurut klien menurut mengatakan
70/60mmH agamanya agamanya klien sudah
g Membantu bantu klien tidak
N: klien perawatan bernyawa
60x/menit perawatan jenazah O : klien
R: jenazah tampak
16x/menit terbujur
S : 36°C kaku
TTV sudah
tidak teraba.
A :
Perawatan
jeazah
terselesaika
n
P :
Interventesi
dihentikan
9 Tanggal Tn.w DO: Klien Gangguan bantu Membantu Tanggal :
personal
22/02/2020 66 tahun tampak pasien klien mandi 22/02/2020
hygiene
Kp. tidak mandi di di tempat pukul 12.30
Pukul : Patambran nyaman tempat tidur Rasa
11.30 karena tidur mebantu nyaman
belum Menganjur klien untuk terpenuhi
mandi kan klien mobilisasi S: Klien
selama untuk fowler. mengatakan
4hari, badan mobilisasi sudah
klien begitu fowler. merasa
lengket nyaman dan
DS: Klien segar.
mengatakan
O: Klien
badan terasa
lengket dan terlihat lebih
tidak
segar
nyaman
setelah
dilakukam
tindakan
memandika
n.
A: Rasa
nyaman
terpenuhi.
Do: TD : 110/80
Pasien MmHg
terlihat
tidak N:
nyaman
80x/menit
R:
20x/menit
x/menit
A: masalah
teratasi
P:
Intervensi
diberhentika
n
diberhentika
n
3.4 Kendala – Kendala
1. Keterbatasan sampiran sehingga kurangnya privasi pasien
2. Keterbatasan alat dan bahan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan Praktik Kerja Lapang di RSAU dr M. Hassan
Toto kami mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
baru, materi yang diberikan dari pembimbing ruangan serta mempraktikan
skill keperawatan sesuai dengan bidang Kejuruan kami di sekolah, tak
lupa banyak diberikan edukasi tentang etika dan tata krama yang baik
kepada Perawat, Pasien dan keluarga pasien, selama PKL 2 bulan di
RSAU dr M Hassan Toto ini kami tau masih banyak melakukan kesalahan
dan kekeliruan saat melakukan tindakan kepada pasien, karena itu kami
memohon maaf atas kesalahan yang kami perbuat selama 2 bulan, serta
kami sangat berterimakasih kepada pihak yang sudah mengajarkan banyak
ilmu pengetahuan kepada kami selama 2 bulan ini, semoga ilmu yang
kami dapat bermanfaat untuk mengemban ilmu lebih baik lagi di SMK
Telekomedika.
Kesan
1. Rumah Sakit dr M Hassan Toto tingkat kedisiplinannya baik
2. Kakak Perawat di Rumah Sakit mengajarkan dengan baik kepada
siswa/I
3. Mendapatkan banyak ilmu keterampilan khususnya keperawatan
Pesan
1. Lebih di tingkatkan lagi dalam pelayanan kesehatan
2. Lebih diperbanyak fasilitas penunjang pelayanan untuk pasien Khusus
3. Lebih di perketat pengamanan dilingkungan Rumah Sakit
4. Jika ingin memberitahu atau member teguran kepada siswa/I PKL
mohon untuk tidak di depan keluarga pasien atau depan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION Buk20 \l 1033 ], [ CITATION WHO19 \l 1033 ]
LAMPIRAN