FARMASI APOTEK
di
APOTEK ASA MEDIKA WADO
Jl. Raya Wado No 69 Sumedang
MARET 2016
Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
di
APOTEK ASA MEDIKA WADO
Disusun oleh
Preceptor PKL
Pembimbing PKL
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji bagi Allah Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad saw kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada kita
semua selaku umatnya sampai akhir zaman.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Apotek ASAmedika Wado
periode 01 Maret 31 Maret 2016, Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Farmasi pada Program Studi Diploma III (D3) Farmasi dari
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung dengan harapan mahasiswa DIII Farmasi sebagai
calon tenaga teknis kefarmasian mendapat gambaran secara jelas mengenai
pekerjaan kefarmasian di Apotek.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
petunjuk, dan bimbingannya selama pembuatan laporan ini dan selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak H. Mulyana, SH., M.pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna
Kencana.
2.
Bapak Entris Sutrisno, S.Farm., MH.KES., Apt selaku Ketua Sekolah Tinggi
Farmasi Bandung.
3.
Ani Anggriani, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi D3 Farmasi yang telah
membantu dan memberikan bimbingan untuk pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
4.
Ibu Rizki Siti Nurfitria, MSM., Apt selaku pembimbing dari Sekolah Tinggi
Farmasi Program Studi D3 Farmasi yang telah memberikan bimbingan yang
sangat berguna selama Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapangan ini.
5.
6.
7.
8.
9.
kekurangan dalam penyusunan Laporan ini dan masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang penyusun miliki.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan membalas budi baik Bapak, Ibu,
dan Rekan-rekan sekalian dengan balasan yang berlipat ganda, penulis berharap
semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
WassalamualaikumWr. Wb.
Sumedang, Maret 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
vi
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
2.3
Apotek ...................................................................................
10
11
15
19
19
19
19
2.4
20
21
iii
23
23
25
25
30
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................
33
4.1
33
4.2
34
4.3
35
35
37
4.4
39
4.5
40
41
5.1
Simpulan...................................................................................
41
5.2
Saran
...................................................................................
42
43
LAMPIRAN
44
3.2
...................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor gambar
Judul Gambar
Halaman
Gambar 3.1
Logo Apotek
25
Gambar 3.2
32
Gambar 3.3
34
Gambar 3.4
35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
Halaman
Lampiran 1
Denah Apotek
46 47
Lampiran II
48
Lampiran III
Etiket
49
Lampiran IV
50
Lampiran V
51
Lampiran VI
52
Lampiran VII
53
Lampiran VIII
54 55
Lampiran IX
Surat Rujukan
56
Lampiran X
Surat Sakit
57
Lampiran XI
58
Lampiran XII
59
Lampiran XIII
60
Lampiran XIV
Lembar Kuitansi
61
Lampiran XV
Contoh Faktur
62
Lampiran
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Kepatuhan pasien ditentukan oleh beberapa hal antara lain persepsi tentang
kesehatan, pengalaman mengobati sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya,
lingkungan, adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, interaksi dengan tenaga
kesehatan dan informasi penggunaan obat dari apoteker.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 35 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Tenaga Teknis Kefarmasian adalah
tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker .
Ahli Madya Farmasi sebagai salah satu dari Tenaga Teknis Kefarmasian
memiliki tanggung jawab dalam penyiapan dan penyerahan obat yang tepat bagi
pasien serta membantu Apoteker dalam memberikan informasi kepada pasien atau
masyarakat agar penggunaan obat lebih tepat dan rasional.
Dengan demikian sebagai seorang farmasis khususnya Ahli Madya Farmasi
dirasa perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai pelayanan farmasi di
apotek. Dan untuk menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang berkualitas maka
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung mengadakan program Praktek Kerja Lapangan (
PKL ) .
Praktek Kerja Lapangan di apotek bagi mahasiswa sangatlah perlu
dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam
pengelolaan farmasi di apotek dan juga sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu
yang selama ini didapatkan dari perkuliahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi
Ahli Madya Farmasi. Sehingga diharapkan Sekolah Tinggi Farmasi Bandung kelak
menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang telah benar benar siap terjun kedunia kerja
dengan berbekal pengalaman selama Praktek Kerja Lapangan .
1.2
2.
3.
4.
5.
1.3
2.
3.
1.4
1.5
Apotek
: ASAmedika Wado
Alamat
Apoteker
SIPA
: 445.9/1552/014/Diskes/Apt/VII/2013
Shift siang
Shift malam
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1
beberapa periode :
a.
b.
c.
Periode Tahun 1958 sampai dengan 1967 Pada periode ini meskipun untuk
memproduksi obat telah banyak dirintis, dalam kenyataannya industriindustri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan yang cukup berat,
antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku
obat sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang
memperoleh bagian jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar
negeri.
d.
2.2
b.
c.
d.
e.
f.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
h.
i.
j.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
2.3
Apotek
b.
Perubahan
atas
Peraturan
MenKes
RI
No.
2.
3.
4.
d. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu
konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.
e.
Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai serta Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.
f.
b.
c.
Fotocopy ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
Farmasi atau Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Farmasi,
Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktek,
Pas foto terbaru berwarna berukuran 4x6 sebanyak 2 lembar dan ukuran 2x3
sebanyak 2 lembar.
2.4
Pengelolaan Apotek
Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat.
10
2.
Pola penyakit
Kemampuan masyarakat.
Pengadaan
Permintaan atau pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan dalam
rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan di apotek. Apotek memperoleh obat dan perbekalan farmasi harus
bersumber dari pabrik farmasi. Obatnya harus memenuhi ketentuan daftar
obat, surat pesanan obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya
harus ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek dengan mencantumkan
nama dan nomor SIK (Hartini dan Sulasmono, 2006). Cara melakukan
pembelian dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
Kontan
Pembelian dilakukan secara kontan atau tunai. Biasanya untuk transaksi
obat golongan narkotika dan barang-barang COD (Cash On Delivery
atau dibayar langsung saat barang datang).
Konsinyasi/titipan
Dimana apotek menerima titipan barang yang akan dijual dalam waktu
maksimal 3 bulan.
11
3.
Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
4.
Penyimpanan
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama Obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa.
a.
Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30 C) untuk obat seperti
tablet, kaplet, dan sirup.
Disimpan pada tempat sejuk (pada suhu 5-15 C) untuk obat seperti
salep mata, cream, ovula,dan suppositoria.
b.
Abjad (alfabetis)
Penataan obat yang urut sesuai abjad (alfabetis) dapat diterapkan
diapotik kecil maupun apotik besar karena dapat mempermudah
pengambilan obat.
12
Bentuk sediaan
Sediaan
obat
memiliki
bermacam-macam
bentuk
(tablet,
c.
d.
Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
dibagian
belakang
dari
barang
yang
diterima
sebelumnya,
13
5.
Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain
narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
6.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
7.
Pengkajian Resep
Pengkajian resep meliputi beberapa persyaratan dan kesesuaian sehingga
resep yang akan disediakan natinya telah sesuai dan tepat. Diantaranya :
a.
Persyaratan Administratif :
Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan
Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon
dan paraf dan
Tanggal penulisan Resep.
b.
c.
2.
Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
Obat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan).
9.
16
3.
4.
Konseling
Konseling
merupakan
proses
interaktif
antara Apoteker
dengan
b.
c.
d.
e.
5.
6.
Adanya multidiagnosis.
7.
18
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK ASAmedika Wado
3.1
3.1.1
2.
Misi
1.
2.
3.
4.
19
3.1.3
Membangun
kerjasama
dengan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan
f.
2.
3.
4.
S ( sesuai )
A ( andal )
3.1.4
Letak Apotek cukup strategis karena tepat berada di pinggir jalan yang ramai dan
dekat dengan pemukiman padat penduduk. Apotek ini mempunyai klinik praktek
bersama dokter, dan juga dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan. Fasilitas
bangunan Apotek ASAmedika Wado cukup memadai dan lengkap, terdiri dari :
1.
Ruang Tunggu
Ruang ini dilengkapi dengan kursi tunggu dan televisi sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya menunggu obat yang
sedang disiapkan.
2.
3.
Swalayan farmasi
Swalayan farmasi ini merupakan tempat untuk menjual obat-obat bebas
menggunakan konsep swalayan dimana pada swalayan farmasi ini terdapat
produk dan obat-obatan yang dijual dengan menggunakan konsep swalayan.
Barang-barang yang dijual di swalayan farmasi diantaranya adalah obatobat bebas, obat bebas terbatas, kosmetik, produk-produk susu, suplemen,
vitamin, produk untuk kebutuhan bayi, dll. Pengelolaan untuk penyimpanan
produk-produk pun di atur sedemikian rupa agar menarik pelanggan.
4.
Ruang Apoteker
Ruang apoteker merupakan tempat dimana apoteker bekerja melakukan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai apoteker. Pada ruangan ini terdapat
berbagai perlengkapan administrasi yang dibutuhkan oleh apoteker untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
21
5.
6.
7.
8.
Gudang Farmasi
Gudang ini berfungsi untuk menyimpan stok obat obat yang dipesan. Diatur
sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk pengambilan stok obat.
Gudang dijadikan untuk menyimpan obat yang jumlahnya tidak mencukupi
untuk disimpan di rak obat yang disediakan.
9.
22
2) Ace Hidayat
: Perfakturan
: Pengadaan obat
5) Siti Karmila
: Pembukuan keuangan
6) Tita Kurnia
b.
Melakukan
fungsi
managerial
(merencanakan,
mengkoordinir,
d.
e.
2.
Asisten Apoteker
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
24
3.2
3.2.1
yang merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan. Tujuannya adalah menjaga dan
menjamin ketersediaan barang di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang
1.
Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat.
Di Apotek ASAmedika Wado ini membuat perencanaan pengadaan obat
dengan melihat dari persediaan obat yang telah sedikit, jenis obat yang
sering diresepkan.
2.
Pengadaan
Pengadaan barang baik obat obatan dan perbekalan farmasi lainnya
dilakukan oleh karyawan dibidang perencanaan dan pengadaan perbekalan
farmasi dalam hal ini dilakukan oleh asisten apoteker yang bertanggung
jawab. Pengadaan barang dilakukan berdasarkan data yang tercatat dibuku
stok barang, buku stok barang merupakan buku yang berisi keperluan
barang yang telah mencapai stok minimal. Data barang yang habis atau
hampir habis tersebut dapat dilihat dari kartu stok masing-masing obat.
Serta pengadaan dapat berdasarkan perkiraan kebutuhan konsumen dengan
arahan dan kendali APA. Kebutuhan barang tersebut dimasukan dalam surat
pemesanan barang.
1.
2.
3.
3.
Penerimaan
Barang dikirim biasanya sekitar 1 minggu setelah pemesanan. Penerimaan
barang dapat dilakukan oleh Asisten Apoteker. Alur penerimaan barang
diapotek
Distributor akan
membawa barang dan
faktur pembelian
psikotropika, ketika
distributor/PBF mengirimkan
barang, maka apotek yang
bersangkutan harus
menyerahkan SP narkotika dan
atau psikotropika yang asli
kepada distributor/PBF tersebut.
Barang kemudian
dimasukkan ke tempat
penyimpanan obat atau
disimpan di gudang, yang
sebelumnya telah
dilakukan pencatatan
dalam buku stock
4.
Penyimpanan
Penyimpanan obat atau perbekalan farmasi dilakukan oleh Asisten
Apoteker. Setiap pemasukan dan penggunaan obat atau barang di lakukan
pencatatan atau di dalam kartu stok. Setiap Asisten Apoteker bertanggung
jawab terhadap stok barang yang ada di rak obat. Penyimpanan barang atau
obat disusun berdasarkan :
1.
Sediaan cair
Meliputi sediaan berbentuk sirup, suspensi, obat tetes mata, obat
tetes hidung, obat tetes telinga, drop/tetes oral.
Sediaan padat/solid
Meliputi sediaan berbentuk tablet, kapsul, kaplet.
Sediaan semisolid
Meliputi sediaan berbentuk salep, krim, gel, ovula, suppositoria
2.
3.
4.
5.
6.
5.
a.
28
e.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
pengelola atau pemilik apotek mengenai perubahan-perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur kekayaan yang dimiliki apotek pada awal dan
akhir kegiatan apotek, karena adanya transaksi jual beli.
Bentuk-bentuk laporan akuntansi keuangan:
f.
Dinas
Kesehatan
Tingkat
II
(Kotamadya/Kabupaten
29
3.2.2
a.
Penerimaan Resep :
Pemeriksaan keabsahan atau kelengkapan resep : nama pasien, nomor resep,
alamat pasien, tanggal resep
Pemeriksaan signa, jumlah dan ketersediaan obat
1.
2.
Obat tersedia
Pemeriksaan akhir :
1.
2.
Kesesuaian dengan resep : hasil peracikan, urutan resep, nama pasien, nama
obat, bentuk, jenis sediaan, jumlah, dan aturan pakai.
Keseusaian copy resep dengan resep asli bila diperlukan
1.
2.
3.
4.
Penyiapan obat
Pencatatan di kertas
observasi dan buku
observasi
Penyerahan kepada
perawat
31
c.
Barang
beserta
bukti
pembayaran
penjualan
bebas/nota
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
pembangunan sumber daya manusia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
diperlukan berbagai upaya kesehatan yaitu dengan membangun sarana-sarana
kesehatan yang merata dan menyeluruh, sehingga masyarakat dapat menikmati
pelayanan kesehatan dengan baik dan optimal.
Apotek merupakan salah satu tempat dilaksanakannya pekerjaan
kefarmasian dan merupakan tempat pengabdian tenaga kefarmasian untuk
berhubungan langsung dengan pasien/masyarakat. Apotek juga merupakan tempat
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Ahli Madya Farmasi sebagai
salah satu dari Tenaga Teknis Kefarmasian memiliki tanggung jawab dalam
menyiapkan dan menyerahkan obat yang tepat dan aman bagi pasien serta
membantu Apoteker dalam memberikan informasi kepada pasien atau masyarakat
agar penggunaan obat lebih tepat dan rasional.
Oleh karena itu, Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan yang
tepat untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan secara nyata dengan
sifat professional sesuai profesinya, Maka dalam kesempatan ini saya memilih
Apotek ASAmedika Wado untuk melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan
selama 1 bulan dimulai dari tanggal 01 maret 2016 sampai dengan 31 maret 2016.
4.1
Apotek ASAmedika Wado. Apotek ini bersatu dengan Klinik Asa Medika,
sehingga bagian Apotek melayani resep rawat jalan, resep rawat inap, resep ugd,
dan pelayanan obat bebas.
Penulis bekerja berdasarkan jadwal yang ditetapkan yaitu satu bulan dengan
hari kerja dari senin sampai jumat , dimana pembagian waktunya sebagai berikut :
1.
Shift pagi
2.
Shift siang
3.
Shift malam
4.2
1.
Aneng Suryani,S.Si,M.Si,Apt
2.
3.
4.
Siti Karmila
5.
Deni Sunarsih
6.
Ace Hidayat
JL. Raya Wado No. 69 Sumedang. Lokasinya cukup strategis karena banyak dilalui
oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, terletak di pinggir jalan sehingga
mempermudah akses masyarakat untuk melakukan pengobatan. Di bawah naungan
Klinik ASAmedika, Apotek ini juga dilengkapi sarana penunjang yaitu praktek
Dokter Umum, diantaranya :
1.
2.
3.
34
4.3.1
b)
c)
35
Faktur asli diberikan pada PBF yang bersangkutan dan salinan faktur
diberikan kepada apotek guna untuk untuk keperluan administrasi.
d)
Penyimpanan obat yang berupa sirup disimpan dirak terpisah, agar obat
tersebut tidak berjatuhan dan tidak mengalami kerusakan
e)
Au ( asam urat )
Col ( kolesterol )
36
KB
Dan WT
4.3.2
rawat jalan, pelayanan resep rawat inap, pelayanan swaedikasi atau pembelian obat
bebas.
Pelayanan resep di Apotek ASAmedika :
1.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
38
Untuk pasien rawat jalan didata di kertas observasi dan dibuku observasi,
Dimana Berisi nama pasien, alamat pasien, umur pasien, tanggal masuk dan
jam masuk. Kemudian alat kesehatan dan obat yang diambil didata jumlah
dan nama obatnya. Ketika dokter melakukan visite maka ditulis dokter siapa
yang visite dan jam berapa. Setelah pasien diizinkan untuk pulang maka
persediaan sisa yang ada diperawat disamakan dengan catatan yang ada
diapotek untuk menghitung administrasi secara keseluruhan. Hal hal yang
diperhatikan :
a.
b.
c.
4.4
b.
c.
d.
Kendala dalam
f.
g.
4.5
berikut beberapa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang ada,
diantaranya adalah :
a.
b.
Melakukan kerjasama dengan membagi-bagi tugas, selalu aktif dan siap siaga
membantu tanpa harus menunggu perintah, bekerja lebih cepat namun tetap
teliti agar pekerjaan cepat selesai dan resep tidak menumpuk.
c.
Selalu membereskan kartu yang telah terpakai sesuai tempat dan urutannya
agar pencarian lancar dan tidak memakan waktu yang lama. Apabila memang
kartu status tidak ditemukan maka dibuat kembali kartu yang baru.
d.
Apabila diketahui ketika saat penyerahan obat, pasien tidak ada karena
meninggalkan resep tanpa izin, maka obat disimpan terlebih dahulu sampai
pasien datang lagi.
e.
f.
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Melalui rangkaian kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan
di Apotek ASAmedika Wado selama 1 bulan mulai tanggal 1 Maret 2016 sampai
dengan tanggal 31 Maret 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Standar
Pelayanan
Kefarmasian
sesuai
dengan
yang
3.
4.
5.
41
5.2
Saran
Setelah melakukan praktek kerja lapangan di Apotek ASAmedika Wado ini
2.
3.
42
DAFTAR PUSTAKA
Kefarmasian
di
Indonesia.
2009.
Tersedia
dalam
Perizinan
Pendirian
Rumah
Sakit.
2010.
Tersedia
dalam
43
LAMPIRAN I
DENAH APOTEK ASA MEDIKA WADO LANTAI I
Keterangan
: IGD
XI
: Ruang Apoteker
II
XII
: R. Perawat
III
XIII
: R. Observasi
IV
XIV
: R. Observasi
XV
: Mushala
VI
: Pojok Asi
XVI
: Toilet
VII
: Ruang Pembukuan
VIII
: Ruang Observasi
IX
: Toilet
44
Keterangan
: Ruang Dokter
II
: Ruang Observasi
III
: Gudang Farmasi
IV
: Laboratorium
: Ruang Rontgen
VI
: Aula
VII
: Toilet
45
LAMPIRAN II
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK ASAMEDIKA WADO
Apoteker Pengelola
Apotek
Apoteker Pendamping
(Sarjana Farmasi)
Asisten Apoteker
Staf Karyawan
46
LAMPIRAN III
ETIKET
47
LAMPIRAN IV
KARTU STATUS PASIEN WANITA
48
LAMPIRAN V
KARTU STATUS PASIEN PRIA
49
LAMPIRAN VI
LEMBAR RESEP ASLI
50
LAMPIRAN VII
LEMBAR SALINAN RESEP
51
LAMPIRAN VIII
FORMULIR TINDAKAN MEDIS / OBSERVASI
BAGIAN DEPAN
52
BAGIAN BELAKANG
53
LAMPIRAN IX
SURAT RUJUKAN
54
LAMPIRAN X
SURAT SAKIT
55
LAMPIRAN XI
KARTU STOK OBAT
56
LAMPIRAN XII
SURAT PESANAN BARANG
57
LAMPIRAN XIII
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
58
LAMPIRAN XIV
LEMBAR KUITANSI
59
LAMPIRAN XV
CONTOH FAKTUR
60