Disusun oleh :
Kelompok 3
Alisa Nur Octaviani 1206210982
Dwika Yudhistira 1206241501
Intan Wulandari 1206244043
Nurarita Fadila Z 1206223511
Syifa Aulia Alyani 1206210894
Kepada YTH,
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Perintis Kemerdekaan No.613
JAKARTA
PT. GLOBAL FARMA OBH GF® SIRUP RAHASIA
Surat Pengantar
Cover Letter
PT. GLOBAL FARMA OBH GF® SIRUP RAHASIA
SURAT PENGANTAR
Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Perintis Kemerdekaan No.613
JAKARTA PUSAT
Dengan Hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi produk
kami (terlampir) sebagai berikut :
Comprehensive Table of
Daftar Isi Keseluruhan
Contents
P. Obat
Drug Product II, C.P, 43
P1 Deskripsi dan Komposisi
Description and Composition II, C.P1, 43
Dokumen Administratif
Administratif Document
Formulir Registrasi
Application Form
F. INFORMASI HPR
G. INFORMASI HARGA
Sub Kelas
C. FORMULA
Formulation Details
1. Zat Aktif
Drug Substance
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai dengan generis INN
Note : Attach additional pages are as required. Name of Drug substance/s should be written according to INN names
Satuan Dosis
Unit Dose : Tiap 5 mL mengandung
CAS NO. Nama Jumlah Satuan
CAS NO. Name Quantity Unit
2. Zat Tambahan
Excipients
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai dengan generis INN
Note : Attach additional pages are as required. Name of Drug substance/s should be written according to INN names
CAS NO. Nama Jumlah Satuan Fungsi
CAS NO. Name Quantity Unit Type
D. DOKUMEN TEKNIS
TECHNICAL DOCUMENT
Jumlah Volume Jumlah Halaman Jumlah Salinan
Number of Volumes Number of Pages Number of Copies
DOKUMEN RAHASIA
Confidential
FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
No Pendaftaran APPLICATION FORM FOR DRUG AND BIOLOGICAL PRODUCT
Application Number
Alamat Pendaftar
Jl. Raya Bogor No. 24 Jakarta Timur
Applicant’s Address
Nama Produsen
Manufacturer’s Name* PT. GLOBAL FARMA
Alamat Produsen
Produsen’s Addres Jl. Raya Bogor No. 24 Jakarta Timur
Produsen Lain
Other manufacturers
B. URAIAN PRODUK
Details Of Product
Nama Obat
Product Name OBH GF®
Bentuk Sediaan dan Kekuatan Tiap 5 mL mengandung Succus Liquritae 167 mg Ammonium Klorida 100 mg
Dossage Form and Strength Efedrin HCl 5 mg Klorfeniramin Maleat 1 mg
Kelas Terapi
Therapic Class
Indikasi Mengobati batuk yang disertai gejala flu seperti hidung tersumbat dan bersin-bersin.
Indication
Jenis Obat Tunggal Kombinasi
Type of Product Single Combination X
Pemerian Sediaan cairan berupa sirup, berwarna hitam
Product of Description
Pernyataan Pendaftar
Application
PERNYATAAN PENDAFTAR
APPLICANT DECLARATION
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam dokumen
registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari :
I, who undersigned below, certify that all the information in these registration documents for
marketing or periodic review of:
Nama Obat
Product name : OBH GF®
Nama Zat Aktif
Generic name (s) : Succus Liquiritae
Ammonium Klorida
Solutio Ammoniae Spiritusa Anisata
Klorfeniramin Maleat
Efedrin HCl
adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan saya
menjamin kebenarannya.
is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify that I
have examined the following statement and I declare their accuracy.
1. Proses pembuatan obat ini dibuat sesuai dengan Pedoman CPOB.
The manufacturing of this product is adjusted to National guideline on Good
Manufacturing Practice (GMP).
2. Formula tiap bentuk sediaan sama dengan formula induk dan catatan bets.
The formulation of each dosage form correlates with the master formula and batch
manufacturing record form.
3. Prosedur pembuatan benar-benar sesuai dengan formula induk dan catatan bets.
The manufacturing procedure is exactly as specified in the master formula and batch
manufacturing record form.
4. Seluruh bets zat aktif dan zat tambahan diperoleh dari sumber yang terdaftar.
All batches of active ingredient(s) and excipient(s) are obtained from the source(s)
specified in the accompanying documentation.
5. Tiap bets zat aktif dan zat tambahan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan
mengikuti semua spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of active ingredient(s) and excipient(s) are tested or certified againts the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for the manufacturing purposes.
6. Tiap bets kemasan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of the container/closure system is tested or certified against the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for manufacturing purposes.
7. Tiap bets obat juga diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui dan dipasarkan.
Each batch of the finished product is tested or certified (in an accompanying
certificate of analysis for that batch) against the specifications in the accompanying
documentation and complies fully with those specifications before it is released for
manufacturing purposes.
8. Personal yang menyetujui obat yang akan dipasarkan adalah yang berkompeten sesuai
dengan pedoman CPOB.
The person releasing the product for sale is an authorized person as defined by
national guidelines concerning good manufacturing practice.
9. Prosedur pembuatan formula untuk pengawasan obat harus tervalidasi. Metoda
analisa tervalidasi akurasi, presisi, spesifitas dan linieritas sesuai pedoman CPOB.
The procedures for control of the finished product have been validated for this
formulation. The assay method has been validated for accuracy, precision, specificity
and linearity in compliance with national guidelines.
10. Pemegang ijin edar memiliki prosedur tetap untuk penanganan penarikan kembali
obat.
The market authorization holder has a standard operating procedure for handling
batch recalls of its products.
11. Semua dokumen mengacu pada pedoman CPOB.
All the documentation referred to in this certificate is available for review during a
GMP inspection.
Nama
Name (print of type) : Dr. Cetta Anargya Danastri, M. Farm., Apt
Jabatan
Position in company : QC Manager
Nomor Telepon
Telephone number : 08123400975
Nomor Fax
Fax number : 021- 775-1314
Alamat email
Email address : qc.cetta.anargya@globalfarma.com
Tanggal
Date : 19 September 2016
NOMOR : 1010/MENKES/PER/XI/2008
TANGGAL : 16 November 2016
Membaca surat permohonan dari : PT. GLOBAL FARMA No. PO/DIR/III/14/2016 Tanggal 24 Mei
2016 untuk mendirikan Usaha Industri Farmasi PT. GLOBAL FARMA maka berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987, Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987, dan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1010/Menkes/PER/XI/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi, memberikan :
MEMBACA:
MENIMBANG:
1. Bahwa penyempurnaan pada pass through dan ruang ganti pakaian yang telah selesai
dilaksanakan.
2. Bahwa Surat Izin Usaha Farmasi PT. GLOBAL FARMA PO.01.02.3.4567 tanggal 24
Mei 2016 adalah izin sementara, oleh karena itu perlu mencabut Surat Keputusan
Kesehatan RI No. 10101 MENKES/PER/XI/2007 dan menetapkan pemberian Izin
Usaha Industri Farmasi kepada PT. GLOBAL FARMA pada alamat yang
dimohonkan dengan suatu Surat Keputusan.
MENGINGAT:
1. Undang-undang RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara No.100
tambahan Lembaran Negara No.3495).
2. Undang-undang Obat Keras (Stbl 1937 No.541).
3. Undang-undang No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
4. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
5. Undang-undang No.5 Tahun 1981 tentang Perindustrian.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan
Pembinaan dan Pengembangan Industri.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1985 tentang Izin Usaha Industri.
8. Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan.
9. Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1984 tentang Pokok-pokok Organisasi
Departemen.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 10101MENKES/PER/XI/2008 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 10101MENKES/PER/XI/2008 tanggal 1 Maret 2015 tentang
pemberian izin sementara kepada PT. GLOBAL FARMA JI. Raya Bogor Km.
24 Jakarta Timur 13710 untuk melakukan kegiatan Usaha Industri Farmasi.
KEDUA :Memberikan izin kepada PT. GLOBAL FARMA untuk melakukan kegiatan
Usaha Industri Farmasi meliputi:
1. Bidang Usaha : Industri Farmasi
2. Jenis Industri : Formula Obat
5. Izin Usaha Industri Farmasi ini berlaku pula bagi gudang dan tempat
penyimpanan yang berada dalam kompleks usaha bidang industri yang terletak
di JI. Raya Bogor No. 24 Jakarta Timur untuk menyimpan peralatan,
perlengkapan, bahan baku, dan bahan penolong untuk keperluan kegiatan usaha
industri serta obat.
KETIGA : Mewajibkan kepada perusahaan sebagaimana tersebut pada diklum Kedua
untuk menaati ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Perusahaan Industri Farmasi wajib melaksanakan produksi obat jadi dengan
jenis produksi sesuai dengan Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) yang ditetapkan.
2. Bagian produksi wajib dipimpin oleh seorang Apoteker Warga Negara
Indonesia yang bekerja penuh yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk mengelola produksi obat.
3. Bagian pengawasan mutu wajib dipimpin oleh seorang Apoteker Warga
Negara Indonesia yang bekerja penuh diberi wewenang dan tanggung jawab
penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu meliputi:
a. Penyusunan, verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan
mutu.
b. Meluluskan atau menolak bahan awal, produk antara, produk ruahan,
serta obat jadi dan bahan baku obat sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang ditetapkan.
Seluruh pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan, serta obat jadi
dan bahan baku obat dilaksanakan pada laboratorium yang dimiliki oleh
Industri Farmasi ini.
4. Perusahaan Industri Farmasi hanya memproduksi obat jadi yang telah
memperoleh persetujuan pendaftaran sesuai ketentuan yang ditetapkan
Menteri Kesehatan.
5. Perusahaan Industri Farmasi wajib menyalurkan dan memasarkan produknya
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
6. Perusahaan Industri Farmasi wajib menyampaikan laporan industri secara
berkala sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Perusahaan Industri Farmasi wajib melaksanakan upaya keseimbangan dan
kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan
pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan Industri Farmasi
yang dilakukan.
8. Perusahaan Industri Farmasi wajib melaksanakan upaya yang menyangkut
keamanan dan kes alat, bahan baku, bahan penolong, proses serta hasil
produksinya termasuk pengangkutannya dan keselamatan kerja.
9. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KEEMPAT : Izin Usaha Industri Farmasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
catatan bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana
mestinya apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan ini.
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
SERTIFIKAT
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
Nomor : 7638 / CPOB / A / II / 2016
Kepada:
Nama Industri Farmasi : PT. GLOBAL FARMA
Alamat Kantor :Graha Cendekia
Jl.Soekarno Hatta kav.15 Jakarta, 10545
Indonesia
Alamat Industri : JI. Raya Bogor No. 24 Jakarta Timur 10213
Nomor Izin Usaha : PO. 01.03.5.7911
Untuk Bentuk Sediaan : Sirup
Catatan: sertifikat ini akan dibatalkan kembali apabila terjadi perubahan yang
mengakibatkan tidak dipenuhinya persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik bersdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 43/MenKes/SK/II/1988 tanggal 2 Februari 1998.
Pembayaran
Kuitansi
KUITANSI PEMBAYARAN
Product Information
Informasi Obat
Product Information
Informasi Obat
1.1 Brosur
BROSUR
2.3 Etiket
KEMASAN BOTOL
PT. GLOBAL FARMA OBH GF ® SIRUP RAHASIA
ETIKET
P. OBAT
P1. Deskripsi dan Komposisi
1.1 Deskripsi
1.2 Komposisi
P2. Pengembangan Farmasetika
2.1 Informasi Studi Pengembangan
2.2 Komponen Obat
2.3 Produk Akhir
2.4 Pengembangan Proses Produksi
2.5 Sistem Kemasan
2.6 Sistem Mikrobiologi
2.7 Kesesuaian
P3. Proses Produksi
3.1 Formula Bets
Dokumen Mutu
Body of Data
DOKUMEN MUTU
S. ZAT AKTIF
S1. INFORMASI UMUM
1.1 Tata Nama
Nama INN : Glycyrrhize Succus
Nomor CAS : 68916-91-6
Nama Kimia :-
1.2 Struktur
1. Glycyrrhizin
2. Ammonium Klorida
NH4Cl BM: 53,49
3. Klorfeniramin Maleat
BM: 390,87
4. Efedrin Hidroklorida
BM: 201,7
2. Ammonium Klorida
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
halus atau kasar, berwarna putih, rasa asin dan
dingin, higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserin dan lebih
mudah larut dalam air mendidih, sedikit larut
dalam etanol
Indikasi : Ekspektoran
3. Klorfeniramin Maleat
Pemerian : Serbuk hablur, putih dan tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan
kloroform, sukar larut dalam eter dan benzen
Indikasi : Antihistamin
4. Efedrin Hidroklorida
Pemerian : Serbuk atau hablur halus, putih dan tidak
berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol,
tidak larut dalam eter
Indikasi : Agonis adrenoreseptor
5. Minyak Adasmanis
Pemerian : Jernih, tidak berwarna atau kuning pucat;
terlihat bebas air; bau seperti bau buah hancur;
rasa manis dan aromatik
6. Amonia
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas,
menusuk kuat.
Amonium Klorida
Nama : Foodchem International Corporation
Alamat : Shanghai, Cina
Klorfeniramin Maleat
Nama : Sigma-Aldrich
Alamat : Amerika Serikat
Efedrin Hidroklorida
Nama : Biotain Pharma
Alamat : Cina
Minyak Adasmanis
Nama : Bristol Botanical
Alamat : Bristol, Inggris
Amonia
Nama : Spectrum Chemicals Manufacturing Corporation
Alamat : California, USA
S3. KARAKTERISASI
3.1 Cemaran
Amonium Klorida
Logam Berat : Tidak lebih dari 10 bpj
Klorfeniramin Maleat
Senyawa Sejenis : Tidak lebih dari 2%
Ammonia
Logam Berat : Tidak lebih dari 13 bpj
2. Ammonium Klorida
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
halus atau kasar, berwarna putih, rasa asin dan
dingin, higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserin dan lebih
mudah larut dalam air mendidih, sedikit larut
dalam etanol
pH : Antara 4 dan 6
3. Klorfeniramin Maleat
Pemerian : Serbuk hablur, putih dan tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan
kloroform, sukar larut dalam eter dan benzen
pH : antara 4 dan 5
Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 0,5%
Senyawa Sejenis : Tidak lebih dari 2%
4. Efedrin Hidroklorida
5. Minyak Adasmanis
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas,
menusuk kuat.
Kelarutan : Larut dalam etanol 90%
Rotasi Optik : -2º sampai + 1º
Indeks Bias : 1,553 sampai 1,560
6. Amonia
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna atau kuning
pucat; terlihat bebas air; bau seperti bau buah
hancur; rasa manis dan aromatik
Kelarutan : Bercampur dengan air dan alkohol
Bobot Jenis : Kurang dari 0,90
Sisa Tidak Menguap : Tidak lebih dari 0,05%
2. Amonium Klorida
Identifikasi
Amonium
Tambahkan natrium hidroksida 1 N berlebih ke dalam garam amonium: terjadi uap
amoniak yan dapat dikenal dari baunya dan mengubah warna kertas lakmus merah P
menjadi biru. Hangatkan larutan untuk mempercepat reaksi
Klorida
A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan: terbentuk endapan putih seperti dadih
yang tidak larut dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam amonium hidroksida 6 N
sedikit berlebih.
B. Pada pengujian alkaloida hidroklorida, tambahkan amonium hidroksida 6 N, saring,
asamkan filtrat dengan asam nitrat P, dan tambahkan perak nitrat LP ke dalam
larutan: terbentuk endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P,
tetapi larut dalam amonium hidroksida 6 N sedikit berlebih.
C. Campur senyawa klorida kering dengan mangan dioksida P bobot sama, basahi
dengan asam sulfat P dan panaskan perlahan-lahan: terbentuk klor yang
menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida P basah.
Penetapan Kadar
Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, larutkan dalam 100 ml air dalam cawan
porselen. Tambahkan 1 ml diklorofluoresein LP, campur dan titrasi dengan perak nitrat
0,1 N LV hingga terbentuk flokulasi dan campuran berubah menjadi merah muda
lemah.
Tiap mL perak nitrat 0,1 N
Setara dengan 5,349 mg NH4C
3. Klorfeniramin Maleat
Identifikasi
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Klorfeniramin Maleat BPFI.
Penetapan Kadar
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 20 mL asam asetat glasial
P, tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV.
Lakukan penetapan blanko.
Tiap mL asam perklorat 0,1 N
setara dengan 19,54 mg C16H19CIN2 .C4H4O4
4. Efedrin Hidroklorida
Identifikasi
A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 mL air, tambahkan 1 mL larutan kalium karbonat P
(1 dalam 5) dan ekstraksi dengan 2 mL kloroform P: spektrum serapan inframerah
ekstrak kloroform menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti Efedrin Sulfat BPFI (994, 699, 754, 1049, 1242, 670 cm−1).
pipet tepat diatas permukaan asam sulfat 1 N dalam labu Erlenmeyer dan alirkan lebih
kurang 2 ml ke dalam labu. Tutup labu, campur dan timbang kembali untuk
memperoleh bobot contoh. Titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 1 N LV
menggunakan indikator merah metil LP. Lakukan penetapan blangko seperti tertera
pada Titrasi residual dalam Titrimetri <711>.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 17,03 mg NH3
4.3 Validasi dan Prosedur Analisis
4.4 Analisis Batch
4.5 Pembenaran Spesifikasi
1.2 Komposisi
Formula tiap 5 ml mengandung :
Succus Liquiritae Extract 167 mg
Solutio Ammoniae Spiritusa Anisata 100 mg
Ammonium Chloride 100 mg
Ephedrine HCl 5 mg
Chlorpheniramine Maleat 1 mg
Natrium Benzoat 10 mg
Aquadest ad 5 ml
Natrium Benzoat 20 g
Aquadest ad 10000 ml
2.7 Kompatibilitas
5. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
Bag.II,
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek olehVol.1,
kepalaSubBag. C. Hal 45
regu dan
kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
6. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master
formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak no batch dan tanggal ED sesuai master formula. Cek oleh kepala regu
dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
7. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami QC terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan yang
dipakai adalah yang telah lulus QC. Bila tidak memenuhi spesifikasi standar, maka
bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak terlebih dahulu.
8. Ruang Produksi
o Succus Liquiritae Extract, Ammonium Chloride, Ephedrine HCl,
Chlorpheniramine Maleat dan Natrium Benzoat. dimasukkan ke mixing tank
aduk 100 rpm selama 10 ment alirkan ke super mixer melalui vakum.
o Tambahkan Solutio Ammoniae Spiritusa Anisata masukkan ke super mixer
dan aqua demineralisata ad dan aduk selama 30 menit.
o Alirkan secara berulang melalui filter penyaring secara vakum, sehingga
didapat filter yang jernih.
o Filtrat dialirkan ke storage tank melalui vakum, beri label “quarantine” untuk
dilakukan IPC oleh QC.
9. Evaluasi Sediaan
10. Apabila produk sudah lulus QC, Sirup dimasukkan ke dalam botol serta dilabel.
11. Tiap 15 menit selama proses pengisian operator akan melakukan IPC: (1)keseragaman
volum dengan cara membandingkan dua botol produk pengisian dengan botol standar
kalibrasi, (2)kekencangan tutup botol secara manual, (3) kelengkapan register, batch
dan expired date.
12. Setelah pengisian, produk yang telah disusun pada rak khusus dikarantina, beri label
“quarantine”, lakukan IPC: (1)uji volume terpindahkan, (2)stabilitas sediaan,
(3)pengambilan produk untuk retain sample.
13. Bila lulus uji produk tersebut dikirim ke packing sekunder botol, brosur dan sendok
teh yang dimasukkan ke inner botol, lalu masukkan ke outer box, beri nomor batch
register pada outer box. Cek akhir.
14. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistic
3.3 Proses Validasi dan/ atau evaluasi
-
2. Natrium Benzoat
Kadar : Natrium Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih
mudah larut dalam etanol 90%.
2. Natrium Benzoat
Kebasaan : Larutkan 2 g dalam 20 ml air panas, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP: bila terjadi warna merah muda, warna hilang
pada penambahan 0,20 ml asam sulfat 0,10 N.
Logam Berat : Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan
4,0 g dalam 40 ml air, tambahkan tetes demi tetes 10 ml asam
klorida 3 N sambil diaduk kuat-kuat, saring, gunakan 25 ml
fitrat.
2. Kondisi kromatografi
Metode KCKT yang dilakukan menggunakan kolom C18 (150 mm × 4,6 mm i.d, 5 μm)
dengan panjang gelombang 254 nm. Fase gerak yang digunakan adalah A metanol :
asam asetat glasial : trietilamin (980:15:6 v/v). B air : asam asetat glasial trietilamin
(980:15:6 v/v) dengan laju alir 1,5 mL/menit. Larutan standar dan sampel diinjeksikan
ke dalam kolom sebanyak 20 μL, kemudian data dikumpulkan dan diproses
menggunakan komputer.
4. Uji viskositas
Viskositas adalah ukuran tahanan suatu cairan untuk mengalir. Pengujian viskositas
dilakukan untuk mengetahui laju alir dari salep. Prinsipnya mengukur viskositas pada
beberapa kecepatan geser yang berbeda, sifat aliran diketahui dengan membuat kurva
antara kecepatan geser dengan usaha yang dibutuhkan untuk memutar spindel. Usaha
dihitung dengan mengalikan angka pada skala dengan faktor pada setiap kecepatan
geser.
Wadah diisi dengan sirup yang akan diuji. Kemudian pasang spindel yang sesuai pada
gantungan spindel. Turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke
dalam sirup. Atur kecepatan putar spindel. Nyalakan motor dengan menekan tombol dan
biarkan spindel berputar sampai pembacaan stabil. Catat angka yang ditunjukkan oleh
jarum merah pada skala dengan bantuan menekan ’clutch’. Untuk menghitung
viskositas, angka pembacaan hendaklah dikalikan dengan faktor yang sesuai dengan
viskometer, spindel, dan kecepatan yang digunakan. Untuk memperoleh ketelitian yang
tinggi, hindari pembacaan di bawah 10,0. Dengan mengubah-ubah rpm (boleh saat motor
sedang berjalan) akan didapat viskositas pada berbagai rpm, mulai dari rpm 2, 4, 10, 20,
kemudian dibalik dari rpm 20, 10, 4, 2. Matikan motor jika ingin mengganti spindel atau
mengganti sampel (disarankan mengganti spindel jika pembacaan < 10,0 atau >100,0).
Sebelum membersihkan alat, lepaskan spindel. Nilai viskositas dihitung dan dibuat
rheogramnya. Nilai viskositas (η) dalam centipoise (cps) diperoleh dari hasil perkalian
dial reading dengan faktor koreksi khusus untuk masing-masing kecepatan spindel.
PT. GLOBAL FARMA OBH GF ® SIRUP RAHASIA
Sifat aliran dapat diperoleh dengan membuat kurva antara shearing stress terhadap rate
of shear. Shearing stress (F/A) adalah gaya persatuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran, sedangkan rate of shear (dv/dr) adalah perbedaan kecepatan (dv)
antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr). Nilai
shearing stress diperoleh dari hasil perkalian dial reading dengan 6,666; sedangkan nilai
rate of shear diperoleh dari hasil perkalian shearing stress dengan satu per viskositas.
Kurva yang didapatkan dibandingkan dengan literatur.
5. Uji konsistensi
Sediaan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan diletakkan pada meja penetrometer.
Peralatan diatur hingga ujung kerucut menyentuh bayang permukaan sirup. Batang
pendorong dilepas dengan cara menekan tombol start. Angka penetrasi dibaca 5 detik
setelah kerucut menembus sirup. Apabila diperoleh harga berkisar 100-1000 dyne/cm2,
maka sediaan tersebut mudah tersebar. Dibawah range ini berarti sediaan terlalu mudah
mengalir, sedangkan diatas range ini sediaan terlalu keras dan tidak mudah tersebar.
b. Digit kedua
2 menunjukkan produk pertama yang dibuat oleh pabrik
e. Digit ketujuh
4 menunjukkan jumlah yang diproduksi dalam 1 bets yaitu 10.000 botol
Misalnya: 4 untuk 10.000 botol
Prosedur timbang seksama 10 g contoh uji masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250
mL yang telah diekstraksi dengan Air kemurnian-tinggi dalam tangas air pada suhu
90o selama tidak kurang dari 24 jam atau pada suhu 121o selama 1 jam. Tambahkan
50 mL Air kemurnian-tinggi ke dalam labu dan ke dalam labu lain untuk blanko.
Tutup semua lbu dengan gelas piala terbuat dari borosilikat yang sebelumnya telah
diperlakukan seperti ditetapkan untuk labu denganukuran sedemikian hingga dasar
gelas piala menyentuh bagian tepi labu. Letakkan wadah dalam otoklaf dan tutup hati-
hati, biarkan lubang ventilasi terbuka. panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan
pemanasan selama
10 menit. Tutup lubang ventilasi dan atur suhu pada 121o, perlu waktu 19 menit
hingga 23 menit untuk mencapai suhu yang diinginkan. Pertahankan suhu pada
121o±2,0o selama 30 menit dihitung saat suhu tercapai. Kurangi panas hingga otoklaf
mendingin dan mencapai tekanan atmosfer dalam 38 menit hingga 46 menit, jika
perlu buka lubang ventilasi untuk menceah terjadinya hampa udara. Dinginkan segera
labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dari labu ke dalam bejana sesuai yang
bersih dan cuci sisa serbuk kaca 4 kali, tiap kali dengan 15 mL Air kemurnian-tinggi,
kumpulkan hasil cucian. Tambahkan 5 tets Larutan merah metil dan titrasi segera
dengan asam sulfat 0,020 N LV. Jika volume larutan titran diperkirakan kurang dari
10 mL gunakan buret mikro. Catat volum asam sulfat 0,020 N yang digunakan untuk
menetralkan ekstrak dari 10g contoh uji, lakukan titrasi blanko. Volume tidak lebih
dari 15 mL untuk tipe gelas non parenteral.
2. Uji visual terhadap penandaan teks dan spesifikasi desain bahan pengemas sesuai yang
dipersyaratkan.
Pada uji ini sampel yang telah diambil baik bahan pengemas primer dan bahan
pengemas sekunder diperhatikan secara seksama baik teksnya maupun disain sesuai
spesifikasi yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah teks yang
tidak luntur atau jelas terbaca, expire date (tanggal kadaluarsa), dan nomor batch yang
jelas terbaca.
4. Uji kekuatan tinta cetakan pada bahan kemas seperti leaflet dengan alat Rub Proof
Test Karl Schroder KG.
Pemeriksaan pada proses pembungkusan pot dengan karton (cartooning) :
a. Karton pengemas dan leaflet yang digunakan sesuai dengan yang tertera di
standar pengemasan.
b. Penandaan sesuai, tidak ada salah cetak.
c. Warna kotak karton sesuai dengan spesifikasi warna pembungkus yang
ditetapkan.
d. Teks pada karton pengemas tidak luntur atau jelas
e. Kode produksi dan expired date pada karton pengemas jelas terbaca.
Pemeriksaan hasil print pada karton pengemas (printing):
a. Karton pengemas yang digunakan adalah benar.
b. Nomor batch dan expire date yang tercetak sudah benar.
c. Cetakan nomor batch dan expire date tidak luntur.
2. Data hasil uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Ammonium Klorida dalam
sediaan sirup . Dilakukan pada suhu 40°±2°C dan kelembaban 75% ± 5%.
No Waktu Persyaratan Nomor batch
(bulan) kadar
Ammonium
Klorida B207164 B307164 B407164
dalam sirup
(%)
1 0 99,5-100,5 99,95 99,88 99,9
2 1 99,5-100,5 99,86 99,79 99,82
3 2 99,5-100,5 99,77 99,72 99,74
4 3 99,5-100,5 99,70 99,69 99,68
5 6 99,5-100,5 99,64 99,52 99,60
3. Data hasil uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Efedrin Hidroklorida dalam
sediaan sirup . Dilakukan pada suhu 40°±2°C dan kelembaban 75% ± 5%.
4. Data hasil uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif Clorpheniramin Maleas dalam
sediaan sirup . Dilakukan pada suhu 40°±2°C dan kelembaban 75% ± 5%.
No Waktu Persyaratan Nomor batch
(bulan) Kadar
Clorphenira
min Maleas B207164 B307164 B407164
dalam sirup
(%)
1 0 93-107,5 99,85 99,91 99,73
2 1 93-107,5 99,61 99,54 99,50
3 2 93-107,5 98,97 99,23 99,16
4 3 93-107,5 98,82 98,82 98,66
5 6 93-107,5 98,73 98,64 97,52
Hasil perhitungan masa kadaluarsa pada uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif
succus liquiritae, klorfeniramin maleat, efedrin hcl, ammonia klorida dalam sediaan sirup
dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil perhitungan data uji stabilitas dipercepat terhadap kadar zat aktif succus liquiritae,
klorfeniramin maleat, efedrin hcl, ammonia klorida dalam sediaan sirup dapat disimpulkan
bahwa tanggal kadaluarsa (expired date) sirup OBH GF adalah 2 tahun.
Efedrin HCl + +
+
+ +
SASA +
Ammonia klorida +
+ +
3. Warna Coklat + + +
kehitaman
4. Bau Normal + + +
5. Homogenitas Homogen + + +
6. Bahan Pengemas + + +
Bahan Kaca
Kebocoran Tidak bocor
Daftar Referensi
DAFTAR REFERENSI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Farmakope Indonesia V. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
The Pharmaceutical Press. (2009). Martindale : The Extra Pharmacopoeia Thirty Sixth
Edition. London.
United States Pharmacopeial Convention. (2009). United States Pharmacopoeia National
Formulary, USP 32/NF27. Twinbrook Parkway: United States Pharmacopeial
Convention.
Niazi, Saffaraz K. (2009). Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Liquid
Products. Informa Healthcare USA, Inc.: New York
American Pharmaceutical Association. (1994). Handbook of Pharmaceutical Excipients,2nd ed.
Washington
Asean. 2005. Asean Guideline on Stability Study of Drug Product. 9thASCCSQ-PPWG Meeting,
Philippines.
Formulary, USP 32/NF27. Twinbrook Parkway: United States Pharmacopeial Convention.
Lexi-Comp Inc. (2005). Drug Information Handbook 34th ed Book II. Canada.
Martin, A., James, S., dan Arthur, C. (1983). Farmasi Fisik Jilid II edisi ketiga terj. dari Physical
Pharmacy oleh Joshita. Jakarta: UI Press. 1077-1183
Pharmaceutical Press. (2004). Clarke’s Analysis of Drug and Poisons Third Edition.
The British Pharmacopoeia Commission. (2009). British Pharmacopoeia, Volume I & II.
London: Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA).
The Pharmaceutical Press. (1994). The Pharmaceutical Codex 12th ed . London.
The Pharmaceutical Press. (1982). Martindale : The Extra Pharmacopoeia Twenty Eight Edition.
London.
United States Pharmacopeial Convention. (2009). United States Pharmacopoeia National
Formulary, USP 32/NF27. Twinbrook Parkway: United States Pharmacopeial
Convention.
U.S Department of Health and Human Services Food and Drug Administration. (2003). Guidance
for Industry Q1A (R2) Stability Testing of New Drug Substances and Products.
Amerika Serikat.
Lampiran
LAMPIRAN
UJI STABILITAS DIPERCEPAT
Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa produk sediaan jadi berdasarkan data uji stabilitas
dipercepat
Rumus : Log S(x) = log S0 - (k(x) x t(x)) /2,303
1. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa sirup OBH GF berdasarkan data uji stabilitas
dipercepat terhadap kadar Succus liquiritae yang dilakukan pada suhu 40°±2°C dan
kelembaban 75% ± 5%.
k3 = 0,002854
k6 = 0,003089
k rata-rata = (k1 + k2 + k3 + k4)/4
= (0,003285+ 0,003620+ 0,002854+ 0,003089) / 4
= 0,003212
ED jika kadar minimal 10%
Log 10 = log S0 - (k rataan x t) /2,303
Log 10 = Log 15,25 – {(0,003212x t) / 2,303}
t = 131,40 bulan ≈ 10 tahun
2. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa sirup OBH GF berdasarkan data uji stabilitas
dipercepat terhadap kadar Ammonium Klorida yang dilakukan pada suhu 40°±2°C dan
kelembaban 75% ± 5%.
No. Batch : B207164
Kadar awal t = 0 bulan = 99,95%
Kadar awal t = 1 bulan = 99,86%
Kadar awal t = 2 bulan = 99,77%
Kadar awal t = 3 bulan = 99,70%
Kadar awal t = 6 bulan = 99,64%
3. Perhitungan perkiraan masa kadaluarsa sirup OBH GF berdasarkan data uji stabilitas
dipercepat terhadap kadar Efedrin Hidroklorida yang dilakukan pada suhu 40°±2°C dan
kelembaban 75% ± 5%.
No. Batch : B207164
Kadar awal t = 0 bulan = 99,15%
Kadar awal t = 1 bulan = 98,91%
Kadar awal t = 2 bulan = 98,83%
Kadar awal t = 3 bulan = 98,89%
Kadar awal t = 6 bulan = 98,79%
k1 = 0,001804
k3 = 0,003657