Anda di halaman 1dari 91

TUGAS REGISTRASI OBAT

RABISO®
Strain SN01-23

KELOMPOK 4

Agung Budi Raharjo 1406524796


Intan Utamawati 1406664474
Nevi Nur Fitriasari 1306502680
Ranggi Nivianti 1306502806
Wahyu Bachtiar 1406664796
Zeta Tamimi 1406526050

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
DOKUMEN REGISTRASI OBAT
(COMMON TECHNICAL DOCUMENT)

Nama Obat Jadi : Rabiso®

Bentuk Sediaan : Suspensi Kering Injeksi

Kekuatan : Tiap vial 1 ml mengandung Virus rabies strain SN01-23


≥2.5 IU/ml, Human Albumin <100 mg, Neomycin sulfate
<150 µg, Indikator fenol merah 20 µg

Jenis dan Besar Kemasan : 1 dos @ 10 vial

Nama Pendaftar : PT Vaksindo Bandung - Indonesia

Kepada YTH.
Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara 23
JAKARTA

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Nama Obat Jadi : Rabiso®

Bentuk Sediaan : Suspensi kering injeksi

Kekuatan : Tiap vial 1 ml mengandung Virus rabies strain SN01-23


≥2.5 IU/ml, Human Albumin <100 mg, Neomycin sulfate
<150 µg, fenol merah
BAGIAN I : DOKUMEN ADMINISTRATIF 20 µg
DAN INFORMASI PRODUK
PART I : ADMINISTRATIVE DATA AND PRODUCT INFORMATION
Jenis dan Besar Kemasan : 1 dos @ 10 vial

Nama Pendaftar : PT Vaksindo Bandung - Indonesia

BAGIAN I : DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI PRODUK


PART I : ADMINISTRATIVE DATA AND PRODUCT INFORMATION

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Surat Pengantar

Bag.I, Vol.I, SubBag.0


Cover Letter
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SURAT PENGANTAR

Jakarta, 12-03-2015
No : 08/R/TML/XII/15
Lampiran : 1 Berkas Dokumen Registrasi Obat
Hal : Penyerahan berkas registrasi

Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat

Dengan hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi produk biologi
kami (terlampir) sebagai berikut :

Nama Produk : Rabiso®


Zat Aktif : Strain SN01-23 virus rabies
Kemasan : Vial 1 ml
Pendaftar : PT. Vaksindo Bandung - Indonesia

Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia

Dra. Zeta Tamimi, Apt.

Bag.I, Vol.I, SubBag.0, Hal 1


Bag.I, Vol.I, SubBag.A
Daftar Isi Keseluruhan
Comprehensive Table of Contents
BAGIAN I DOKUMEN ADMINISTRATIF DAN INFORMASI
PART I OBAT
ADMINISTRATIF DOCUMENT AND PRODUCT
INFORMATION
Surat Pengantar
Covering Letter I, 0, 1

Sub Bagian A Daftar Isi Keseluruhan


Section A Comprehensive Table of Content I, A, 2

Sub Bagian B Dokumen Administratif


Section B Administrative Document
1. Formulir Registrasi
Application Form I, B.1, 7
2. Pernyataan Pendaftar
Applicant Declaration I, B.2, 10
3. Sertifikat dan dokumen administratif (sesuai dengan
status produksi: produk lokal, impor, lisensi,
kontrak atau ekspor)
Certification and other administration document
(depend on production status: local, import,
license, contract or export product) I, B.3, 13
3.1 Obat Lokal
For locally manufactured products (excluding
the above):
3.1.1 Izin Industri Farmasi
License of pharmaceutical industries I, B.3.1.1, 14
3.1.2 Sertifikat CPOB
GMP certificate I, B.3.1.2, 18
3.2 Obat Kontrak
For contract manufacturing: -
3.2.1 Izin Industri Farmasi pendaftar dan
penerima kontrak
License of pharmaceutical industries
and contract manufacturer -
3.2.2 Perjanjian Kontrak
Contract manufacturing agreement -
3.2.3 Sertifikat CPOB Industri Farmasi
pendaftar dan penerima kontrak
GMP certificate of applicant and
contract manufacturer -
3.3 Obat Lisensi
For manufacturing “under-license” -
3.3.1 Izin Industri Farmasi penerima lisensi
atau dokumen penunjang dengan bukti
yang cukup untuk badan/institusi riset
sebagai pemberi lisensi
License of pharmaceutical industries -
3.3.2 Sertifikat CPOB Industri Farmasi
penerima lisensi
GMP certificate of manufacturer -
Bag.I, Vol.I, SubBag.A, Hal.2
Vol, SubBag, Hal
3.3.3 Perjanjian Lisensi
”under-license” agreement -

3.4 Obat Ekspor


For exported products:
3.4.1 Izin Industri Farmasi
License of pharmaceutical industries -
3.4.2 Sertifikat CPOB
GMP Certificate -
3.4.3 Persetujuan tertulis dari negara tujuan
yang disahkan oleh instansi berwenang
di negara tujuan ekspor
Written entry approval from destination
country legalized by the authorized
institution -
3.4.4 Performa invoice untuk obat yang tidak
beredar di Indonesia
Performa invoice for drugs that are not
marketed in Indonesia -

3.5 Obat Impor


For imported products: -
3.5.1 Izin industri Farmasi atau PBF Importir
License of pharmaceutical industries/
importer/wholesaler -
3.5.2 Surat Penunjukan dari industri farmasi
atau pemilik obat di luar negeri
Letter of authorization -
3.5.3 Certificate of Pharmaceutical Product
dari negara produsen dan/atau negara
dimana diterbitkan sertifikat pelulusan
bets (lampiran 23) kecuali obat baru
yang belum beredar atau sedang dalam
proses registrasi di negara produsen
Certificate of Pharmaceutical Product
issued by the competent authority in the
country of origin according to the
current WHO format (Appendix 11)
except for unregistered new drug or ini
the process of registration in country of
intended manufacturer -
3.5.4 Site master file industri farmasi di luar
negeri, yang belum mempunyai obat
dengan persyaratan sama yang disetujui
beredar di Indonesia
Site master file of manufacturer (unless
previously submitted) -
3.5.5 Sertifikat CPOB dari produsen di luar
negeri (kecuali sudah tercakup dalam
dokumen lain)
Bag.I, Vol.I, SubBag.A, Hal.3
Vol, SubBag, Hal

GMP certificate from overseas


manufacture (unless submitted in other
documents) -
3.5.6 Inspeksi terakhir produsen dari instansi
berwenang setempat.
Latent inspection of authorized institution
to manufacturer.
4. Hasil Pra Registrasi I, B.4, 19
5. Kuitansi Pembayaran I, B.5, 20
6. Dokumen lain (NIE, formulir registrasi, informasi
obat, dan penandaan pada kemasan) yang telah
disetujui sebelumnya (untuk registrasi variasi) -

Sub Bagian C Informasi Obat


Section C Product Information I, C,
1. Informasi Obat
Product Information I, C.1, 21
1.1 Brosur
Package Insert I, C.1.1, 22
1.2 Ringkasan karakteristik obat
Summary of Product Characteristic (Product
Data Sheet) I, C.1.2, 23
1.3 Matriks sandingan antara dokumen yang telah
disetujui sebelumnya dibandingkan dokumen
yang diajukan (untuk registrasi variasi) -
2. Penandaan pada kemasan
Labelling
2.1 Penandaan Bungkus Luar (Dus)
Labelling for Unit Carton I, C.2.1, 25
2.2 Kemasan Blister
I, C.2.2, 26

BAGIAN II DOKUMEN MUTU


PART II QUALITY DOCUMENT

Sub Bagian A Daftar Isi Bagian II


Section A Table of Contents of Part II Dossier II, A, 28

Sub Bagian B Ringkasan Dokumen Mutu


Section B Quality Overall Summary II, B, 31

Sub Bagian C Dokumen Mutu


Section C Body of Data
S. Zat Aktif
Drug Substance II, C.S, 33
S1 Informasi Umum
General Information II, C.S1, 33
S2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif
Manufacture II, C.S2, 35

Bag.I, Vol.I, SubBag.A, Hal.4


S3 Karakterisasi
Vol, SubBag, Hal

Characterisation -
S4 Kontrol terhadap Zat Aktif
Control of Drug substance II, C.S4, 44
S5 Baku Pembanding
Reference Standards or Materials II, C.S5, 52
S6 Sistem Kemasan
Container Closure System -
S7 Stabilitas
Stability -

P. Obat
Drug Product II, C.P, 52
P1 Deskripsi dan Komposisi
Description and Composition II, C.P1, 52
P2 Pengembangan Farmasetika
Pharmaceutical Development II, C.P2, 53
P3 Proses Produksi
Manufacture II, C.P3, 54
P4 Kontrol terhadap Zat Tambahan
Control of Excipients II, C.P4, 55
P5 Kontrol terhadap Obat
Control of Finished Product II, C.P5, 61
P6 Baku Pembanding
Reference Standards or Materials -
P7 Sistem Kemasan
Container Closure System -
P8 Stabilitas
Stability II, C.P8, 60
P9 Bukti Ekivalensi
Product Interchangeability, Equivalence
Evidence -

Sub Bagian D Daftar Referensi


Section D List of Key Literature References

Bag.I, Vol.I, SubBag.A, Hal.5


Bag.I, Vol.I, SubBag.B
DokumenAdministratif
Dokumen Administratif
Administrative Documents
Admininstrative
Bag.I, Vol.I, SubBag.B1
Formulir Pendaftaran
Application Form
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA
NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL REPUBLIC OF INDONESIA

DOKUMEN RAHASIA
Confidential FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
No Pendaftaran APPLICATION FORM FOR DRUG AND BIOLOGICAL PRODUCT
Application Number

A. KETERANGAN LENGKAP PENDAFTAR DAN PRODUSEN


Details Of Applicant and Manufacturer
Kode/Code **
Nama Pendaftar
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia
Applicant’s Name

Alamat Pendaftar
Applicant’s Address
Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barta

Nama Produsen*
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia
Manufacturer’s Name*

Alamat Produsen
Produsen’s Address
Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barta

Nama dan Alamat Peruntukan ** Kode ***


Nama and Address Role** Code***
Produsen Lain
Other manufacturers

* : Produsen yang bertanggung jawab untuk pelulusan bets


Manufacturer responsible for final batch release
** : misalnya penyiapan obat setengah jadi, kemasan, granulasi, bentuk sediaan setengah jadi, dll.
e.g. “prepares semi-finished product”, “packaging”,“granulation”, “manufactures bulk finished dosage form”, etc
*** : Kode (diisi oleh Badan POM)
Code (office use only)

B. URAIAN PRODUK
Details Of Product

Nama Obat
Rabiso®
Product Name

Bentuk Sediaan dan


Tiap vial 1 ml mengandung Virus rabies strain SN01-23 ≥2.5 IU/ml, Human Albumin
Kekuatan <100 mg, Neomycin sulfate <150 µg, Indikator fenol merah 20 µg
Dosage Form & Strength

Kelas Terapi
Therapetic Class

Indikasi Imunisasi aktif untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies. Vaksin ini
Indication diindikasikan pada pre-exposure immunization dan post-exposure immunization

Jenis Obat Tunggal Kombinasi


Type of Single X Combination
Product

Pemerian Suspensi injeksi kering


Product Description
Status Produksi Lokal Impor
X
Production Status Local Import

Lisensi Kontrak
Underlicense Contract manufacturing

Kemasan Vial 1 ml
Packaging

Kemasan Lain yang


Terdaftar
Other Packaging Registered

C. FORMULA
Formulation Details
1. Zat Aktif
Drug Subtances

Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generis
INN
Note : Attach additional pages as required. Name of Drug substance/s should be written
according to INN names
Satuan Dosis
Unit Dose : Tiap tube 10 gram

CAS NO. Nama Jumlah Satuan


CAS NO. Name Quantity Unit
Virus Rabies Strain SN01-23 ≥2.5 IU/ml
inaktif

2. Zat Tambahan
Excipients
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generis
INN
Note : Attach additional pages as required.
Name of Drug substance/s should be written according to INN names
CAS NO. Nama Jumlah Satuan Fungsi
CAS NO. Name Quantity Unit Type

70024-90-7 Human Albumin <100 mg Stabilizer dan


preservativs
1405-10-3 Neomycin Sulfate <150 µg Antibiotik
143-74-8 Indikator Fenol Merah 20 µg pH indikator

D. DOKUMEN TEKNIS
TECHNICAL DOCUMENT
Jumlah Jumlah Halaman Jumlah salinan
Volume Number of pages Number of copies
Number of
Volumes
Dokumen Administrasi dan Informasi
Produk
Administration Data dan Product
BAGIAN I
Information I 23 halaman 1 rangkap
Part I
1. Ijin Industri
2. Sertifikat CPOB
3. rancangan penandaan

BAGIAN II Dokumen Mutu


I 88 halaman 1 rangkap
Part II Quality Document

BAGIAN
Dokumen Non-klinik
III - - -
Nonclinical Document
Part III
BAGIAN
Dokumen Klinik
IV - - -
Clinical Document
Part IV

E. CARA PEMBUATAN NO BATCH

C Jenis sediaan
2 Urutan jenis sediaan
M Nama inisial produk
1 Urutan nama produk
01 Jumlah batch
I Bulan produksi
13 Tahun produksi
R Bulan kadaluarsa
16 Tahun kadaluarsa
F. INFORMASI HPR

Hasil Pra-registrasi Ada X Tidak


Result of Pre-Registration Available Not available

Kategori Registrasi Jalur HK


Produk biologi baru Path WD 150
Type of Submission

Ya Tidak Jumlah
Biaya
Yes
X No Amount
Registrasi Rp 30.000.000-,
Fee

G. INFORMASI HARGA

HNA = Rp. 295.500,00 Tiap vial


HET = Rp. 300.000,00 Tiap vial

Diisi Oleh Badan


POM
Office Use only

Nomor FERO ATC


Tanggal Kelas
Penerimaan
Sub
Kelas
Pernyataan Pendaftar

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2


Application Declaration
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

PERNYATAAN PENDAFTAR
APPLICANT DECLARATION

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam
dokumen registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari :
I the undersigned certify that all the information in the accompanying documentation
concerning an application for a marketing authorization for or periodic review of:

Nama Obat
Product name : Rabiso®
Nama Zat Aktif
Generic name (s) : Virus rabies strain SN01-23

Kekuatan per unit dosis


Strength(s) per dosage unit : Tiap vial 1 ml mengandung ;
Virus rabies strain SN01-23 ≥2.5 IU/ml,
Human Albumin <100 mg,
Neomycin sulfate <150 µg,
Fenol merah 20 µg

Bentuk Sediaan
Dosage form : Vial 1 ml
Pendaftar
Applicant company : PT. Vaksindo Bandung - Indonesia

adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan
saya menjamin kebenarannya.
Is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify
that I have exemined the following statement and I attest to their accuracy.

1. Proses pembuatan obat ini dibuat sesuai dengan Pedoman CPOB.


National guideline on Good Manufacturing Process (GMP), is applied in full in all
premisws involved in the manufacture of this product.

2. Formula tiap bentuk sediaan sama dengan formula induk dan catatan bets.
The formulation per dosage form correlates with the master formula and with the
batch manufacturing record form.

3. Prosedur pembuatan benar-benar sesuai dengan formula induk dan catatan bets.
The manufacturing procedure is exactly as specified in the master formula and batch
manufacturing record form.

4. Seluruh bets zat aktif dan zat tambahan diperoleh dari sumber yang terdaftar.
All batch of active pharmaceutical ingredient(s) and excipient(s) are obtained from the
source (s) specified in the accompanying documentation

5. Tiap bets zat aktif dan zat tambahan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.6


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

mengikuti semua spesifikasi sebelum obat disetujui.


Each batch of drug substance(s) and excipient(s) is tested or certified againts the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for the manufacturing purposes.

6. Tiap bets kemasan diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui.
Each batch of the container/closure system is tested or certified against the
specifications in the accompanying documentation and complies fully with those
specifications before it is released for manufacturing purposes.

7. Tiap bets obat juga diuji sesuai spesifikasi dalam dokumen dan mengikuti semua
spesifikasi sebelum obat disetujui dan dipasarkan.
Each batch of the finished product is tested or certified (in an accompanying
certificate of analysis for that batch) against the specifications in the accompanying
documentation and complies fully with those specifications before it is released for
manufacturing purposes

8. Personal yang menyetujui obat yang akan dipasarkan adalah yang berkompeten sesuai
dengan pedoman CPOB.
The person releasing the product for sale is an authorized person as defined by
national guidelines concerning good manufacturing practice.

9. Prosedur pembuatan formula untuk pengawasan obat harus tervalidasi. Metoda analisa
tervalidasi akurasi, presisi, spesifitas dan linieritas sesuai pedoman CPOB.
The procedures for control of the finished product have been validated for this
formulation. The assay method has been validated for accuracy, precision, specificity
and linearity in compliance with national guidelines.

10. Pemegang ijin edar memiliki prosedur tetap untuk penanganan penarikan kembali
obat.
The market authorization holder has a standard operating procedure for handling
batch recalls of its products.

11. Semua dokumen mengacu pada pedoman CPOB.


All the documentation refered to in this certificate is available for review during a
GMP inspection.

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.7


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Nama
Name (print or type) : Dra. Zeta Tamimi, Apt
Jabatan
Position in company : QC Manager
Nomor telepon
Telephone number : 021-668812
Fax number : 021-778881 Ext.678

Alamat email
E-mail address : zetamimi@vaksindoindonesia.com

Tanda Tangan
Signature :

Tanggal
Date : 12 03 2015

Bag.I, Vol.I, SubBag.B2, Hal.8


Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3
Sertifikat & Dok Adm
Certificate & other Adm Docs
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Sertifikat dan Dokumen Administratif yang Diserahkan


Submitted Certification and Other Administration Documents

3.1. Obat Lokal

3.1.1. Izin Industri Farmasi

3.1.2. Sertifikat CPOB

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1, Hal.9


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL


BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 10202/Menkes/SK/IV/2013

Membaca:
1. Surat permohonan perusahaan No. PO/DIR/I/15/2013 Tanggal 20 Juni 2013
hal Permohonan Izin Industri Farmasi dengan kelengkapan dokumen per
tanggal 20 Juni 2013
2. Rekomendasi dari Badan POM Nomor 4789/AUDIT/CPOB/2013 Tanggal 18
Juli 2013 hasil Audit Pemenuhan Persyaratan CPOB
3. Rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor
5986/DINKES/IZIN/2013 Tanggal 16 Juli 2013 hal Pemenuhan Persyaratan
Administratif

Menimbang: bahwa permohonan PT Vaksindo Bandung –Indonesia tersebut dapat


disetujui, oleh karena itu perlu menerbitakan Izin Industri Farmasi

Mengingat : 1. Ordonansi Obat Keras (Staatsblad Nomor 419 Tahun 1949);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3274);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3821);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang No 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 5063);

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.10


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan


Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha


Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
25, Tambahan lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3596).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3781).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4975).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerja


Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5004).

13. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5126).

14. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan


Pemberian Izin Usaha Industri.

15. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,


Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005
tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen.

16. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,


dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010


tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010


tentang Industri Farmasi.

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.11


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan menteri kesehatan tentang industri farmasi PT Vaksindo
Bandung - Indonesia

Kedua : Memberikan izin kepada PT. Vaksindo Bandung – Indonesia Nomor


Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1.003.564.3-076 Dengan Ketentuan Sebagai
Berikut:
1. Jenis Industri : Formula Obat
2. Bentuk Sediaan yang diproduksi : Vaksin
3. Lokasi Industri : Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah,
Cimahi, Jawa Barat
4. Nama penanggung jawab
a. Produksi : Intan Utamawati, S.Farm, Apt
b. Pemastian Mutu : Wahyu Bachtiar, S.Farm, Apt
c. Pengawasan Mutu : Agung Budi Raharjo, S.Farm, Apt
5. Harus Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Melaksanakan pelaporan sesuai yang ditetapkan oleh menteri
7. Izin Industri Farmasi berlaku untuk seterusnya selama industri farmasi
yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan produksi dan
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana mestinya
apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 28 Juli 2013

DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Drs. Bayu Teja Muliawan, M. Pharm, MM, Apt

NIP 19670605 199303 1 002

Salinan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Perindustrian
3. Menteri Perdagangan
4. Kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan
5. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di Jakarta
6. Kepala Balai Besar/ Balai POM DKI Jakarta di Jakarta
7. Kepala Dinas Kesehatan Kota di Jakarta Selatan
8. Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia di Jakarta

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.1, Hal.12


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

The National Agency for Drug and Food Control of the Republic of Indonesia

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia (Badan POM RI) No. HK. 00.05.3.0027 tanggal 2 Januari tahun 2007 tentang
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, dan No. HK.03.1.23.09.10.9030
tanggal 22 September 2010 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tahun 2006 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik tahun 2006, Kepala Badan POM RI dengan ini memberikan:

By virtue of the Decree of the Head of The National Agency for Drug and Food Control
of the Republic of Indonesia (NADFC) No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 on
the implementation of Good Manufacturing Practice, and No. HK.03.1.23.09.10.9030
dated September 22, 2010 on the Changes of the Decree of the Head of the National
Agency for Drug and Food Control No. HK.00.05.3.0027 year 2006 on the
Implementation of Good Manufacturing Practice year 2006, hereby the Head of NADFC
confers:

SERTIFIKAT

A Certificate

on

Cara Pembuatan Obat Yang Baik

Good Manufacturing Practice for Pharmaceutical Products

Nomor Sertifikat : 4532 / CPOB / A / V /2013


Certificate Number
Kepada : PT Vaksindo Bandung - Indonesia
To
Alamat : Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah, Cimahi, Jawa
Barat
Address

Nomor Izin Industri Farmasi : PO.01.01.7.4567


Pharm. Industry License Number

Tanggal Izin Industri Farmasi : 28 Juli 2013

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.2, Hal.13


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Date of License

Bentuk Sediaan : Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies


Dosage Form

Aktifitas : Imunisasi aktif


Activity

Berlaku Sampai Dengan : 3 Oktober 2018


Valid until

Sertifikat ini akan dibatalkan apabila terjadi perubahan yang mengakibatkan tidak
dipenuhi persyaratan Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.0027 tanggal 2
Januari tahun 2007 dan No. HK.03.1.23.09.10.9030 tanggal 22 September 2010.

Should any change occurs resulting in incompliance with of Good Manufacturing


Practice in pursuance of the Decree of the Head of the National Agency of Drug and
Food Control Republic of Indonesia No.HK.00.05.3.0027 dated January 2, 2007 and No.
HK.03.1.23.09.10.9030 dated September 22, 2010, this certificate shall be revoked.

Jakarta, 3 Oktober 2013

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA


HEAD OF NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Dr. Ir. Roy Alexander Sparingga, M.App.Sc

NIP. 19511227 198003 2 001

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.3.1.2, Hal.14


Hasil Pra Registrasi

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.4


HASIL PRA REGISTRASI

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.4, Hal.15


Kuitansi Pembayaran

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.5


KUITANSI PEMBAYARAN

Bag.I, Vol.I, SubBag.B.5, Hal 16


Bag.I, Vol.I, SubBag.C
Informasi Obat
Product Information
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Product Information
Informasi Obat

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1, Hal.17


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Informasi Obat yang Diserahkan


Submitted Product Information

1.1. Brosur
1.2. Ringkasan Karakteristik Obat

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1, Hal.17


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

BROSUR

Rabiso®
Vaksin Rabies
1 dos @10vial @10 diluen ; 1 vial : 1 ml PT. Vaksindo
Bandung - Indonesia
 Suspensi Kering Injeksi
 Intramuscular

Komposisi Per ml mengandung


Virus Rabies (Strain SN01-23) ≥2.5 IU/ml
Human Albumin <100 mg
Neomycin Sulfat <150 µg
Fenol merah 20 µg

Indikasi Imunisasi aktif untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus
rabies. Vaksin ini diindikasikan pada pre-exposure immunization dan
post-exposure immunization.
Cara kerja Vaksin rabies bekerja dengan cara mempromosi imunitas dengan
menginduksi respon imun aktif, menghasil antibodi protektif pada virus
rabies.
Cara Pemakaian dan dosis
Pre-exposure diberikan 2 dosis vaksin rabies 1 mL secara
intramuscular, menggunakan jarum dan syringe yang steril. Satu injeksi
per hari pada hari ke-0 dan 7. Pada orang dewasa dan remaja, vaksin
diberikan pada otot deltoid. Pada bayi dan anak, anterolateral aspek
lebih dianjurkan, tergantung pada umur dan massa tubuh.
Profilaksis Post-Exposure
Pasien diberikan 2 dosis intramuscular (1 ml), satu dosis langsung
setelah paparan (hari ke-0) dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28. Pada orang
dewasa dan remaja, vaksin diberikan pada otot deltoid. Pada bayi dan

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.1, Hal 18


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

anak, anterolateral aspek lebih dianjurkan, tergantung pada umur dan


massa tubuh.
Efek samping Kelainan sistem imun : pruritus, oedema, reaksi anafilaksis, serum
sickness type reaction (alergi terhadap beta-propiolakton); kelainan
system syaraf : paraesthesia, neuropati; kelainan umum dan kondisi
situs administrasi : asthenia. Erythema, swelling atau itching, nausea,
abdominal pain, sakit otot, dan pusing. Lymphadenopathy, Paresthesia,
neuropathy, convulsion, encephalitis, wheezing, dyspnea.
Peringatan - Jangan menginjeksi vaksin ke dalam area gluteal karena pemberian
pada daerah ini memungkinkan lower neutralizing antibody titer.
- Produk yang tersedia adalah single dose, sehingga tidak ada
preservative, oleh karenanya jangan digunakan untuk injeksi
intradermal multidosis
- Pada kedua Pre dan Post Exposure Immunization, satu mL dosis
seharusnya diinjeksi secara intramuscular.
- Serum sickness type reaction terjadi pada pasien yang menerima
booster dosis rabies selama pre-exposure profilaksis. Reaksinya
dikarakterisasi dengan onset 2 smpai 21 hari setelah booster, yaitu
adanya urtikaria dan arthralgia, arthritis, angioedema, nausea,
vomiting, fever, dan malaise.
- Kasus jarang pada penyakit neurologis mirip Guillain-Barré
syndrome, neuroparalitic, yang ditetapkan tanpa sequelae pada 12
minggu dan kelainan subakut system saraf pusat berhubungan dengan
HDCV
- Produk ini mengandung albumin, turunan dari darah manusia.
Berdasarkan skrinning efektif donor dan proses produksi produk,
albumin membawa resiko ekstrim pada transmisi dari penyakit viral
dan variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD).
- Harus diperhatikan pada penderita hipersesitivitas beta-propriolakton,
neomycin.
- pre-exposure immunization ditunda jika terdapat penyakit akut,
termasuk febrile illness
- Reaksi ringan lokal dan/atau sistemik mungkin terjadi setelah injeksi
vaksin.
Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.1, Hal 18
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Precaution jika ada hipersensitivitas, maka antihistamin harus diberikan.


Efinefrin (1:1000) dan agen lain harus disiapkan untuk mengatasi
reaksi anafilaksis, dan harus diobservasi setelah imunisasi

Interaksi obat Kortikosteroid dan agen imunosupresan dapat mengganggu


pengembangan imunitas aktif
Jangan memberikan vaksin rabies pada syringe yang sama atau pada
lokasi yang sama sebagai immunoglobulin rabies
Jangan dicampur dengan syringe yang sama dengan sediaan
parenteral lainnya.
Pada ibu hamil Kategori hamil C.
Penyimpanan Simpan pada suhu 2o C dan 8o C, jangan dibekukan
Kemasan
1 dos @10 vial dan 10 diluen
No. Reg :
No. Bets : RABI14D01
Exp. Date : 1 September 2016

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.1.1, Hal 18


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

RINGKASAN KARAKTERISTIK OBAT

Pemerian Serbuk berwarna putih krem sampai jingga, setelah rekonstitusi


berwarna merah muda sampai merah
Komposisi Per ml mengandung
Virus Rabies (Strain SN01-23) ≥2.5 IU/ml
Human Albumin <100 mg
Neomycin Sulfat <150 µg
Fenol merah 20 µg

Indikasi Imunisasi aktif untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus
rabies. Vaksin ini diindikasikan pada pre-exposure immunization dan
post-exposure immunization.
Cara kerja Vaksin rabies bekerja dengan cara mempromosi imunitas dengan
menginduksi respon imun aktif, menghasil antibodi protektif pada virus
rabies.
Cara Pemakaian dan dosis
Pre-exposure diberikan 2 dosis vaksin rabies 1 mL secara
intramuscular, menggunakan jarum dan syringe yang steril. Satu injeksi
per hari pada hari ke-0 dan 7. Pada orang dewasa dan remaja, vaksin
diberikan pada otot deltoid. Pada bayi dan anak, anterolateral aspek
lebih dianjurkan, tergantung pada umur dan massa tubuh.
Profilaksis Post-Exposure
Pasien diberikan 2 dosis intramuscular (1 ml), satu dosis langsung
setelah paparan (hari ke-0) dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28. Pada orang
dewasa dan remaja, vaksin diberikan pada otot deltoid. Pada bayi dan
anak, anterolateral aspek lebih dianjurkan, tergantung pada umur dan
massa tubuh.
Efek samping Kelainan sistem imun : pruritus, oedema, reaksi anafilaksis, serum
sickness type reaction (alergi terhadap beta-propiolakton); kelainan
system syaraf : paraesthesia, neuropati; kelainan umum dan kondisi
situs administrasi : asthenia. Erythema, swelling atau itching, nausea,
abdominal pain, sakit otot, dan pusing. Lymphadenopathy, Paresthesia,
neuropathy, convulsion, encephalitis, wheezing, dyspnea.

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Peringatan - Jangan menginjeksi vaksin ke dalam area gluteal karena pemberian


pada daerah ini memungkinkan lower neutralizing antibody titer.
- Produk yang tersedia adalah single dose, sehingga tidak ada
preservative, oleh karenanya jangan digunakan untuk injeksi
intradermal multidosis
- Pada kedua Pre dan Post Exposure Immunization, satu mL dosis
seharusnya diinjeksi secara intramuscular.
- Serum sickness type reaction terjadi pada pasien yang menerima
booster dosis rabies selama pre-exposure profilaksis. Reaksinya
dikarakterisasi dengan onset 2 smpai 21 hari setelah booster, yaitu
adanya urtikaria dan arthralgia, arthritis, angioedema, nausea,
vomiting, fever, dan malaise.
- Kasus jarang pada penyakit neurologis mirip Guillain-Barré
syndrome, neuroparalitic, yang ditetapkan tanpa sequelae pada 12
minggu dan kelainan subakut system saraf pusat berhubungan dengan
HDCV
- Produk ini mengandung albumin, turunan dari darah manusia.
Berdasarkan skrinning efektif donor dan proses produksi produk,
albumin membawa resiko ekstrim pada transmisi dari penyakit viral
dan variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD).
- Harus diperhatikan pada penderita hipersesitivitas beta-propriolakton,
neomycin.
- pre-exposure immunization ditunda jika terdapat penyakit akut,
termasuk febrile illness
- Reaksi ringan lokal dan/atau sistemik mungkin terjadi setelah injeksi
vaksin.
Precaution jika ada hipersensitivitas, maka antihistamin harus diberikan.
Efinefrin (1:1000) dan agen lain harus disiapkan untuk mengatasi
reaksi anafilaksis, dan harus diobservasi setelah imunisasi

Interaksi obat Kortikosteroid dan agen imunosupresan dapat mengganggu


pengembangan imunitas aktif
Jangan memberikan vaksin rabies pada syringe yang sama atau pada
lokasi yang sama sebagai immunoglobulin rabies

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Jangan dicampur dengan syringe yang sama dengan sediaan


parenteral lainnya.
Pada ibu hamil Kategori hamil C.
Penyimpanan Simpan pada suhu 2o C dan 8o C, jangan dibekukan
Kemasan
1 dos @10 vial dan 10 diluen
No. Reg :
No. Bets : RABI14D01
Exp. Date : 1 September 2016

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Penandaan pada Kemasan


Labelling

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2


PT. Vaksin Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Penandaan pada Kemasan yang Diserahkan


Submitted Labelling

2.1. Penandaan Bungkus Luar (Dus)

2.2. Kemasan Vial

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2, Hal .20


PT. Vaksindo Bandung- Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi VAKSIN RABIES RAHASIA

PENANDAAN BUNGKUS LUAR (DUS)

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2.3, Hal 23


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

ETIKET

Nama Obat Jadi : Rabiso®

Bentuk Sediaan : Suspensi Kering Injeksi

Jenis dan Besar Kemasan : Vial 1 ml

Nama Industri Farmasi/ : PT. Vaksindo Bandung - Indonesia


PBF Terdaftar

Bag.I, Vol.I, SubBag.C.2.3, Hal 23


KEMASAN VIAL

Bag.II, Vol.I, SubBag. 0


BAGIAN II : DOKUMEN MUTU
PART II : QUALITY DOCUMENT

Bag.II, Vol.I, SubBag. 0


Daftar Isi Bagian II

Bag.II, Vol.I, SubBag. A


Table of Contents of Part II
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Bag, SubBag, Hal.


Sub Bagian A. Daftar Isi Bagian II II, A, 28
Section A. Table of contents of Part II Dossier

Sub Bagian B. Ringkasan Dokumen Mutu II, B, 32


Section B. Quality Overall Summary

Sub Bagian C. Dokumen Mutu II, C, 34

Section C. Body of Data

S. ZAT AKTIF / DRUG SUBSTANCE II, C,34


S1. INFORMASI UMUMII, C, 34
1.1 Tata Nama II, C.1, 34
1.2 Struktur II, C.1, 34
1.3 Sifat Fisikokimia, Indikasi dan Posologi II, C.1, 35
S2. PROSES PEMBUATAN II, C, 38
2.1 Pabrik II, C.2, 38
2.2 Deskripsi Proses Pembuatan dan Proses Kontrol -
2.3 Pengendalian Bahan -
2.4 Pengendalian Tahap Kritis dan Menengah -
2.5 Validasi Proses dan Evaluasi -
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan -
S3. KARAKTERISASI
3.1 Elusidasi Struktur dan Karakteristik Lain II, C.3, 39
3.2 Pengotoran II, C.3, 39
S4. PENGENDALIAN ZAT OBAT II, C.4, 40
4.1 Spesifikasi II, C.4, 40
4.2 Prosedur Analisis II, C.4, 41
4.3 Validasi Prosedur Analisis -
4.4 Analisis Bets -
4.5 Pembenaran Spesifikasi -
S5. STANDAR REFRENSI ATAU MATERIAL II, C, 46
S6. SISTEM PENUTUPAN WADAH -
S7. STABILITAS -

P. OBAT / DRUG PRODUCT II, C, 47


P1. Deskripsi dan Komposisi II, C, 47
Description and Composition
P2. Pengembangan Farmasetika II, C, 49
Pharmaceutical Development
2.1 Informasi Studi Pengembangan
Information on Development Studies -
2.2 Komponen Obat
Components of the Drug Product II, C, 49
2.3 Produk Akhir
Finished Product II, C.2, 51
2.4 Pengembangan Proses Produksi

Bag.II, Vol.I, SubBag.A, Hal 24


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Manufacturing Process Development -


2.5 Sistem Penutupan Kemasan
Container Closure System -
2.6 Sifat Mikrobiologi
Microbiological Attributes -
2.7 Kesesuaian
Compability -
P3. Proses Produksi / Manufacture II, C, 52
3.1 Formula Bets / Batch Formula II, C.3, 53
3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses
Manufacturing Process and Process Control II, C.3,53
3.3 Pengawasan Tahapan Kritis dan Pertengahan
Control of Critical Steps and Intermediates -
3.4 Validasi dan/atau Evaluasi Proses
Process Validation and/or Evaluation -
P4. Kontrol terhadap Zat Tambahan
Control of Excipient II, C, 58
4.1 Spesifikasi / Specification II, C.4, 58
4.2 Prosedur Analisis / Analytical Procedures II, C.4, 60
4.3 Bahan Tambahan yang Berasal dari
Manusia atau Hewan
Excipient of Human or Animal Origin -
4.4 Bahan Tambahan Baru / Novel Excipients -

P5. Kontrol terhadap Obat / Control of Finished Product II, C, 65


5.1 Spesifikasi / Specification II, C.5, 65
5.2 Prosedur Analisis / Analytical Prosedures II, C.5, 65
5.3 Validasi Proses Analisis
Validation of AnalyticalProcedures -
5.4 Analisis Bets / Batch Analyse -
5.5 Karakterisasi Cemaran
Characterisation of Impurities -
5.6 Alasan Pemilihan Spesifikasi
Justification of Specification(s) -
P6. Baku Pembanding / Reference Standards or Materials II, C, 67
P7. Sistem Kemasan / Container Closure System II, C, 67
P8. Stabilitas / Stability II, C, 69
P9. Bukti Ekivalensi
Product Interchangeability, Equivalence Evidence -

Sub Bagian D. Daftar Referensi


Section D. List of Key Literature References II, D,

Bag.II, Vol.I, SubBag.A, Hal 25


Ringkasan Dokumen Mutu

Bag.II, Vol.I, SubBag.B


Quality Overall Summary
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Dokumen Bagian II yang Diserahkan


Submitted Part II Dossier

DOKUMEN MUTU :
S Zat Aktif
S.1 Informasi Umum
1.1 Deskripsi
1.2 Struktur
1.3 Sifat umum
S.2 Proses Produksi
2.1 Produsen
2.2 Deskripsi Proses Produksi dan Pengawasan Proses
2.3 Pengawasan Bahan
2.4 Pengawasan Tahapan Kritis dan Pertengahan
2.5 Validasi dan/atau Evaluasi Proses
2.6 Pengembangan Proses Produksi
S.3 Karakterisasi
3.1 Penjelasan Struktur dan Karakteristik Lainnya
3.2 Cemaran
S.4 Kontrol terhadap Zat Aktif
4.1 Spesifikasi
4.2 Prosedur Analisis
4.3 Validasi Prosedur Analisis
4.4 Analisis Bets
4.5 Alasan Pemilihan Spesifikasi
S.5 Baku Pembanding
S.6 Sistem Kemasan
S.7 Stabilitas

P. OBAT
P.1 Deskripsi dan Komposisi
1.1 Deskripsi
1.2 Komposisi
P.2 Pengembangan Farmasetika
2.1 Informasi Studi Pengembangan
2.2 Komponen Obat
2.3 Produk Akhir
2.4 Pengembangan Proses Produksi
2.5 Sistem Kemasan
2.6 Sifat Mikrobiologi
2.7 Kesesuaian
P.3 Proses Produksi
3.1 Formula Bets
3.2 Proses Produksi dan Pengawasan Proses
3.3 Pengawasan Tahapan Kritis dan Pertengahan
3.4 Validasi dan/atau Evaluasi Proses
P.4 Kontrol terhadap Zat Tambahan
4.1 Spesifikasi

Bag.II, Vol.I, SubBag.C


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

4.2 Prosedur Analisis


4.3 Bahan Tambahan yang Berasal dari Manusia atau Hewan
4.4 Bahan Tambahan Baru
P.5 Kontrol terhadap Obat
5.1 Spesifikasi
5.2 Prosedur Analisis
5.3 Validasi Proses Analisis
5.4 Analisis Bets
5.5 Karakterisasi Cemaran
5.6 Alasan Pemilihan Spesifikasi
P.6 Baku Pembanding
P.7 Sistem Kemasan
P.8 Stabilitas
P.9 Bukti Ekivalensi

Bag.II, Vol.I, SubBag.C


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Dokumen Mutu
Body of Data

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.S.1, Hal.26


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Dokumen Mutu

S. ZAT AKTIF
S1. INFORMASI UMUM
1.1 Tata Nama
Virus Rabies: Strain SN01-23 (virus rabies berasal dari Sumatra Utara, Indonesia)
Klasifikasi
- Order : Mononegavirales
- Famili : Rhabdoviridae
- Genom : Lyssavirus
- Spesies : Rhabdovirus (Virus rabies)

1.2 Struktur
Virus rabies dan dan jenis virus lainnya terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sebuah inti
dari asam nukleat yang disebut genom dan yang mengelilingi protein yang disebut kapsid.
Rhabdovirus merupakan partikel berbentuk batang atau peluru beridameter 75 nm x
panjang 180 nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol
yang panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal,
RNA negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 10 pangkat 6) yang berbentuk linear dan tidak
bersegmen. Sebuah virus rabies yang lengkap diluar inang (virion) mengandung
polimerase RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA sebanyak 4%, protein
(67%), lipid (26%), dan karbohidrat (3%). Rhabdovirus melakukan replikasi dalam
sitoplasma dan virion bertunas dari selaput plasma.

Gambar 1. Struktur Virus Rabies

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.30


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

1.3 Sifat
Sifat virus rabies meliputi sifat fisik dan sifat kimia, sebagai berikut:
a. Sifat fisik
- Pemanasan pada suhu 60 derajat selama 5 menit akan mematikan virus
- Virus akan mati bila terkena sinar ultraviolet
- Cepat mati bila berada diluar jaringan hidup
- Pada suhu -4 derajat celcius virus dapat bertahan hidup sampai berbulan-bulan
b. Sifat kimia
- Dapat diinaktifkan dengan Beta-propilakton, phenol, halidol azirin, zat pelarut
lemak.
- Tahan hidup beberapa minggu di dalam gliserin pada suhu kamar
- Virus rabies bila disimpan di dalam larutan gliserin pekat pada suhu kamar, dapat
bertahan berminggu-minggu
- Pada gliserin 10% virus akan cepat mati
- Cepat mati dengan zat-zat pelarut lemak, seperti air sabun, detergent, kloroform,
eter.
1.4 Tipe Virus Rabies
- Tipe 1 : Strain Challenge virus standard sebagai prototipe
- Tipe 2 : Strain lagos sebagai prototipe
- Tipe 3 : Strain Mokola sebagai prototype
- Tipe 4 : Strain Duvenhage
- Tipe 5 : European bat lyssavirus
- Tipe 6 : Australian bat lyssavirus

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.31


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

S2. PROSES PEMBUATAN


2.1 Pabrik
No Nama Bahan Nama Pabrik Alamat Pabrik Negara
1 Strain SN01-23 PT. Vaksindo Leuwigajah- Indonesia
Bandung-Indonesia Bandung

2.2 Deskripsi Proses Pembuatan dan Proses Kontrol:


-

2.3 Pengendalian Bahan:


-
2.4 Pengendalian Tahap Kritis:
-
2.5 Validasi Proses dan Evaluasi:
-
2.6 Pengembangan Proses Pembuatan:
-

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.32


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

S3. KARAKTERISASI
3 S3. KARAKTERISASI
3.1 Karakteristik Lain
No. Nama Bahan Persyaratan Produsen
1 Virus Rabies Strain SN01-23 Mengandung 106-107 PFU LD50

3.2 Pengotoran
No. Nama Bahan Persyaratan Produsen
1 Virus Rabies Strain SN01-23 Tidak boleh mengandung mikroba, seperti
bakteri, fungi, khamir, virus, dan plasma

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.33


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

S4. KONTROL TERHADAP ZAT AKTIF


4.1 Spesifikasi
1. Virus Rabies Strain SN01-23
Pemerian serbuk putih (setelah dibeku-keringkan)

4.2 Prosedur Analisis


1. Identifikasi dengan RT-PCR (Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction)

a. `Ekstraksi Sampel Virus

1. Masukkan 140 μl sampel ke dalam life touch microsentifuge tube, lalu


tambahkan 560 μl Buffer AVL, vortex selama 15 detik, lalu diinkubasi pada
suhu ruang selama 10 menit.
2. Setelah diinkubasi, sentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm.
3. Lalu ditambah dengan 560 μl etanol absolut dan vortex selama 15 detik, lalu
sentrifus selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm.
4. Enam ratus tiga puluh μl larutan dipindah ke dalam Qiaamp Spin Column, dan
disentrigugasi selama 1 menit, dengan kecepatan 8000 rpm.
5. Cairan yang tertampung dalam Collection tube dibuang, sisa larutan dipindah ke
Collection tube yang baru dan ditambah dengan 500 μl Buffer AW1,
sentrifugasi lagi selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm.
6. Cairan yang tertampung dalam Collection tube dibuang, dan ditambah dengan
500 μl Buffer AW2 untuk mencuci membran spin column, lalu sentrifugasi
selama 3 menit dengan kecepatan 14000 rpm.
7. Cairan yang tertampung pada Collection tube dibuang dan disentrigufasi selama
1 menit dengan kecepatan 14000 rpm.
8. Qiaamp Spin Column dipindahkan ke Collection tube yang baru, dan
ditambahkan dengan 50 μl Buffer AVE, inkubasi pada suhu ruang selama 1
menit.
9. Setelah diinkubasi, sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan 8000 rpm.
10. Filtrat yang diperoleh merupakan RNA

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.34


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

b. RT-PCR
Proses RT-PCR ini dilakukan dengan menggunakan SuperScript III One-Step RT-
PCR with Platinum Taq [Invitrogen].
1. Ke dalam tabung mikro 0,5 ml masukkan :
20 μl ddH2O bebas nuclease
1 μl sampel dengan konsentrasi 300 ng/μl
2 μl SuperScript III Platinum Taq Mix
Penyiapan RT-PCR dilakkan didalam Biosafety Cabinet
2. Kondisi RT-PCR yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Sintesis cDNA : 55oC selama 30 menit
b. Predenaturasi : 94oC selama 2 menit
c. Amplifikasi (40x) : Tahap denaturasi : 94oC selama 15 detik
Tahap annealing : 60oC selama 30 detik
Tahap pemanjangan : 68oC selama 1 menit
d. Pemanjangan akhir : 68oC selama 5 menit
cDNA dipurifikasi dengan penambahan 1 µL E.coli RNase H dan inkubasi pada
suhu 37oC selama 20 menit
c. Amplifikasi
Amplifikasi dilakukan dengan menggunakan prosedur One Step RT-PCR.
1. Ke dalam tabung 200 μl dicampurkan reagen PCR mix yang terdiri dari:
5 μl One Step Buffer
1 μl dNTP
1 μl Genomic sense primer
1 μl Antigenomic sense primer
1 μl One Step Enzyme
11 μl RNAse Free Water
2. Campuran divortex beberapa detik, kemudian ditambahkan 5 μl template RNA.
3. Tabung dimasukkan ke dalam mesin thermal cycler, dengan kondisi sebagai
berikut:
a. Predenaturasi : 95oC selama 5 menit
Kemudian 40 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari:
b. Denaturasi : 95oC selama 30 detik

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.35


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

c. Reanneling : 60oC selama 1 menit


d. Pemanjangan : 72oC selama 2 menit
e. Inkubasi akhir : 72oC selama 5 menit

d. Analisis dengan Elektroforesis Gel Agarosa


Sebanyak 6 μl hasil RT-PCR dicampurkan dengan 4 μl loading dye diatas parafilm.
Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sumuran dengan hati-hati.
Dimasukkan pula ke dalam sumura nlainnya DNA marker sebanyak 2 μl dengan
ukuran 1000-3000 bp. Kemudian, alat elektroforesis dinyalakan dan kondisi diatur
dengan tegangan sebesar 100 Volt dan alat dijalankan selama 21 menit. Setelah proses
elektroforesis selesai, pita DNA diamati melalui UV-transillumintor yang dilengkapi
dengan pelindung dan kamera yang terhubung langsung dengan komputer.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.36


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Sampel Virus Ekstraksi menggunakan Qiaamp


Viral RNA Mini Kit

Reverse Transcription- 1. Ke dalam tabung mikro 0,5 ml masukkan :


Polymerase Chain 20 μl ddH2O bebas nuclease
Reaction 1 μl sampel (konsentrasi 300 ng/μl)
2 μl SuperScript III Platinum Taq Mix
Penyiapan RT-PCR dilakkan didalam
Biosafety Cabinet
2. Kondisi RT-PCR yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Sintesis cDNA : 55oC; 30 menit
b. Predenaturasi : 94oC; 2 menit
cDNA c. Amplifikasi (40x) :
dipurifikasi Tahap denaturasi : 94oC; 15 detik
dengan Tahap annealing : 60oC; 30 detik
penambahan 1
Tahap pemanjangan: 68oC; 1 menit
µL E.coli RNase
d. Pemanjangan akhir : 68oC; 5 menit
H dan inkubasi
pada suhu 37oC
selama 20 menit

Amplifikasi dilakukan dengan menggunakan prosedur


One Step RT-PCR.
Amplifikasi 1. Ke dalam tabung 200 μl dicampurkan reagen
PCR mix yang terdiri dari:
5 μl One Step Buffer
1 μl dNTP
1 μl Genomic sense primer
1 μl Antigenomic sense primer
1 μl One Step Enzyme
11 μl RNAse Free Water
2. Campuran divortex beberapa detik, kemudian
ditambahkan 5 μl template RNA.
3. Tabung dimasukkan ke dalam mesin thermal
cycler, dengan kondisi sebagai berikut:
a. Predenaturasi : 95oC; 5 menit
kemudian 40 siklus dimana masing-masing
siklus terdiri dari
b. Denaturasi : 95oC; 30 detik
c. Reanneling : 60oC; 1 menit
d. Pemanjangan : 72oC; 2 menit
e. Inkubasi akhir : 72oC; 5 menit

Analisis Hasil PCR 6 μl hasil amplifikasi dicampur dengan 4 μl


loading dye diatas parafilm. Campuran tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam sumuran.
Dimasukkan pula ke dalam sumuran lainnya DNA
marker sebanyak 2 μl dengan ukuran 1000-3000
bp. Pita DNA diamati melalui UV-transillumintor.

2. Titrasi Virus
Buat pengenceran virus dengan kelipatan 10 kali dari 10-1 hingga 10-5. Setiap 0,03 ml
masing-masing pengenceran disuntikkan secara intraserebral pada 5 ekor mencit umur
3-4 minggu. Pengamatan mencit dilakukan selama 2 hingga 4 minggu. Titer virus

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.37


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

dihitung dalam dosis infektif 50% per 0,03 ml dari jumlah mencit yang mati atau
menunjukkan gejala rabies

4.3 Validasi Prosedur Analisis


-

4.4 Analisis Bets


-

4.5 Pembenaran Spesifikasi


-

S5. Baku pembanding


Canine Street Virus (CSV)

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.38


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

P. VAKSIN

P1. DESKRIPSI DAN KOMPOSISI


1.1 DESKRIPSI
Nama produk : RABISO®
Bentuk sediaan : Suspensi kering untuk injeksi
Pemerian : Serbuk berwarna putih krem sampai jingga, setelah
rekonstitusi berwarna merah muda sampai merah
Volume sediaan : 1 ml
Kemasan : 1 dus @ 10 vial

1.2 KOMPOSISI
Formula tiap ml mengandung:
Virus Rabies (Strain SN01-23) ≥ 2.5 IU/ml
Human Albumin 100 mg
Neomycin sulfat 150 µg
Fenol merah 20 µg
Diluent
Sterile water for injection

P2. PENGEMBANGAN FARMASETIK


2.1. Informasi dari Studi Pengembangan Analisis Bets
2.2. Komponen Produk Obat
2.2.1. Bahan aktif
Virus Rabies (Strain SN01-23)
Virus rabies diinaktivasi menggunakan beta-propiolakton. Virus yang telah
diinaktivasi bekerja dengan cara mempromosi imunitas dengan menginduksi
respon imun aktif, menghasil antibodi protektif pada virus rabies. Produksi
antibodi spesifik dibutuhkan waktu sekitar 7-10. Dosis yang digunakan adalah
2.5 IU/ml
2.2.2. Bahan tambahan
a. Human Albumin

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.39


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Human albumin berfungsi sebagai stabilizer dan preservative. Human


albumin digunakan untuk membantu vaksin menjaga efektivitas selama
penyimpanan. Dosis human albumin yang digunakan pada vaksin rabies
adalah kurang dari 100 mg.
b. Neomycin sulfat

Neomycin sulfat berfungsi sebagai antibiotik yang bertujuan untuk menjaga


sterilitas sediaan atau menjaga kontaminasi bakteri dari sel kultur yang mana
virus berkembang biak. Neomycin sulfate dipilih sebagai antibiotik karena
banyak digunakan pada produksi pada semua jenis vaksin. Neomycin sulfat
yang digunakan pada vaksin ini adalah kurang dari 150 mcg.

c. Fenol merah
Fenol merah berfungsi sebagai PH indikator, yaitu memberikan warna pada
sediaan dan memberikan indikasi bahwa sediaan dalam stabilitas yang baik.
Dipilih Fenol merah karena memiliki rentang PH 6.8 – 7.5. fenol merah yang
digunakan pada vaksin ini adalah 20 mg.

2.3. Produk Akhir


-
2.4. Pengembangan Proses Manufaktur
-

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.40


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

2.5. Sistem Penutupan Wadah


Vaksin dimasukkan ke dalam wadah steril secara aseptik dan dibeku keringkan.
Wadah ditutup secara kedap udara..

2.6. Sifat Mikrobiologi


-
2.7. Kompatibilitas
-

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.41


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

P3. PEMBUATAN OBAT DI PABRIK


3.1 Formula
Virus Rabies (strain SN01-23) ............................................... ≥2,5 IU/mL
Human Albumin ..................................................................... <100 mg
Neomycin Sulfat..................................................................... <150 µg
Fenol Merah ........................................................................... <20 µg

Perhitungan Bahan
Jumlah produk dalam satu batch produksi= 10.000 vial dengan volume 1 mL
Jumlah bulk yang diproduksi = 10.000 x 1 mL = 10 L
Penyusutan volume saat produksi = 1/25
Volume produksi total = 10 L x 25
= 250 L

Jumlah bahan yang digunakan


1. Media biakan sel
Eagle’s Basal Medium yang mengandung 625 gram natrium bikarbonat dan 1,25 gram
Neomisin sulfat dengan 10% fetal calf serum 250 L
2. Media Transfeksi virus
Eagle’s Basal Medium yang mengandung 1000 gram natrium bikarbonat dan 1,25
gram Neomisin sulfat dengan 0,3% human Albumin 250 L

a. Proses Kerja Pabrik dan Kontrol Proses


a. Kultur Sel
Virus ditanam dalam human diploid cells.
b. Benih Virus
Benih virus disiapkan dari Strain SN 01-23 dan dibekukan dalam bentuk larutan pada -
700C.
c. Infeksi Sel dalam Suspensi
1. Lakukan inokulasi yaitu ditambahkan benih virus (memasukkan kelipatan 1 LD50/25-
50 sel ) ke dalam sel segar yang telah ditripsinisasi (PDL ke-27 dalam suspensi).

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.42


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

2. Dibenihkan sel dalam labu kultur dan ditambahkan medium kultur. Medium kultur
yang digunakan yaitu standar Eagle’s basal medium (EBM), yang dibuat dari 2,5 mg
natrium bikarbonat ditambahkan dengan 5 mg neomisin sulfat/L dan 10% serum
janin sapi. Sebelum medium digunakan harus dialiri CO2 terlebih dahulu.
3. Diinkubasi pada suhu 370C selama 3-4 hari sampai terbentuk lapisan monolayer yang
sempurna. Sel-sel harus berada pada PDL ke 28.4. Sampel dipindahkan untuk
pengujian kontaminasi bakteri.
4. Sel dibersihkan dengan phosphate buffered saline (PBS).
5. Sel ditripsinisasi dan ditanam kembali ke dalam dua labu kultur yang baru dengan
jumlah yang sama.
6. Diinkubasi pada suhu 370C selama 3-4 hari dalam medium kultur (sama seperti pada
tahap nomor 2).
7. Bagian supernatan yang mengandung serum janin sapi dibuang kemudian sel
dibersihkan sebanyak 3 kali menggunakan medium bebas protein, seperti EBM
untuk menghilangkan protein janin sapi yang masih tersisa.
8. Medium kultur diganti dengan medium pembiakan virus yang mengandung EBM.
Medium kultur terdiri dari 4 g NaHCO3, 5 mg neomisin sulfat/L, dan 0,3% human
albumin. Sebelum digunakan, medium dialiri dengan CO2.
9. Diinkubasi pada suhu 350C selama 3-4 hari kontaminasi bakteri.
10. Kultur bagian supernatan dipanen sebanyak 3 kali dengan interval 3-4 hari.
11. Hasil panen difiltrasi dengan segera menggunakan 0,45 mikron sebelum memasuki
tahap konsentrasi.
d. Tahap Konsentrasi
Pada tahap konsentrasi, volume hasil panen berkurang menjadi 1/25.
e. Proses Inaktivasi
1. Inaktivasi dilakukan terhadap produk viral yang telah dipekarkan tersebut. Proses
inaktivasi dilakukan kurang dari 72 jam setelah filtrasi.
2. Larutan β-Propiolakton (PBL) dalam air dingin ditambahkan ke dalam suspensi viral
sedikit demi sedikit, diaduk dengan konstan.
3. Setelah 8 jam penambahan PBL, suspensi dimasukkan ke dalam labu yang baru.
4. Setelah 234 jam (9 hari 18 jam), pada suhu 40C suspensi viral dipanaskan hingga suhu
370C, temperatur suspensi dijaga selama 2 jam.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.43


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SKEMA PEMBUATAN VAKSIN SKALA PRODUKSI

Infeksi Sel dalam Suspensi

Lakukan inokulasi (pada sel segar yang telah ditripsinisasi (PDL ke-27 dalam suspensi) + benih virus
(memasukkan kelipatan 1 LD50/25-50 sel))

Benihkan sel dalam labu kultur, tambahkan medium kultur

Inkubasi pada 370C 3-4 hari sampai terbentuk lapisan monolayer sempurna, Sel harus berada pada PDL ke 28.4

Sampel dipindahkan untuk pengujian kontaminasi bakteri

Bersihkan sel dengan PBS

Tripsinisasi sel, tanam kembali ke dalam 2 labu kultur baru dengan jumlah sama

Inkubasi pada suhu 370C 3-4 hari pada medium kultur

Buang lapisan supernatan (terdapat serum janin sapi)

Bersihkan sel (3x) dengan medium bebas protein (EBM) untuk menghilangkan sisa protein janin
sapi
Ganti medium kultur dengan medium pembiakan virus yang mengandung EBM

Inkubasi pada suhu 350C 3-4 hari, hindari kontaminasi bakteri

Panen kultur supernatan 3 kali dengan interval 3-4 hari

Segera filtrasi hasil panen (0,45 mikron)

Tahap Volume hasil panen berkurang menjadi 1/25


Konsentrasi

Tahap Inaktivasi Suspensi viral konsentrasi 1/4000 (0,025%) ditambahkan larutan β-


propiolakton (dalam air dingin) sedikit demi sedikit, aduk dengan konstan

kurang dari 72
Setelah 8 jam, masukkan suspensi ke dalam labu yang baru
jam setelah
filtrasi
Setelah 234 jam (9 hari18 jam),panaskan suspensi viral (40C) hingga 370C, jaga temperatur selama 2 jam

Masukkan 1 ml suspensi vaksin setara 2,5 IU ke dalam vial, tutup dan segel, kemudian diliopilisasi

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.44


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

3.3. Kontrol Tahapan Kritis dan Tahapan Intermediet


Flow Cytometric
Sampel diambil dari bioreactor pada hari ke 0, 1, 2, dan 3. Sebanyak 5 mL sampel
diresuspensi dengan 5,0 mL MEM yang disuplemen dengan 2% FCS. Kemudian, sel dicuci
dengan PBS yang mengandung 0,05% tween 20, lalu di suspensikan kembali dengan 1 mL
larutan p-formaldehid (4%) dan 1 mL larutan lisis FACS (1:10) dalam air. Kemudian
inkubasi selama 10 menit di suhu kamar, kemudian sel kembali dicuci dengan PBS sebanyak
2 kali.
Sel yang didapatkan kemudian disuspensi dengan 100 µL larutan rabies virus nucleocapsid
protein-specific antibody conjugate 1:20 dalam PBS kemudian diinkubasi selama 45 menit
pada suhu 370 C di tempat yang gelap.
Setelah inkubasi, sampel kemudian disentrifugasi dan dicuci kembali seperti sebelumnya.
Kemudian disuspensikan kembali dengan 1 mL ISOTON II dan disimpan pada suhu 4 0C
Kondisi Analisis
Alat : Beckton Dickinson FACSCalibur, dilengkapi dengan 15 mW 488 nm ion argon yang
didinginkan.
FSC(Front scatter) diset pada E00 dengan ambang batas 200, dan SSC (Side Scatter) diset
pada ambang 370V

Kultur sel
Tidak adanya cemaran
Minimal 10% suspensi sel pada 26 PDL yang tidak diinfeksi virus diamati selama 2 minggu
untuk membuktikan tidak adanya perubahan sitopatologi. Pada pengamatan terkahir kultur sel
harus diperiksa terhadap bukti adanya agen pencemar. Jika ada bukti adanya agen pencemar
maka kultur sel tidak bias digunakan untuk produksi vaksin

Uji lain
Sterilitas terhadap bakteri dan fungi
Minimal 10 mL sampel diinokulasikan dalam bejana uji yang berisi media cairan tioglikolat.
Media dan inokulum dicampur merata kemudian diinkubasi pada suhu 30-35 0C selama 14
hari. Amati pada hari ke 3, 4, 5, 7 dan hari terakhir. Hasil pengamatan dicatat.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.45


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Jika inokulum membuat kekeruhan pada media, maka inokulasikan 1 mL bagian media yang
keruh pada hari ke 3, 4 atau ke 5 ke dalam bejana tambahan yang berisi media cairan
tioglikolat. Bejana uji tambahan diuji selama 14 hari dan amati pada hari ke 3, 4, 5, 7 dan
hari terakhir. Hasil pengamatan dicatat. Baik hasil uji dari bejana utama dan bejana tambahan
dicatat.
Komposisi Media CairanTioglikolat
1-cystine 0.5 gm.
Sodium chloride 2.5 gm.
Dextrose (C6H12O6·H2)O) 5.5 gm.
Granular agar (less than 15% moisture by weight) 0.75 gm.
Yeast extract (water-soluble) 5.0 gm.
Pancreatic digest of casein 15.0 gm.
Purified water 1,000.0 ml.
Sodium thioglycollate (or thioglycolic acid—0.3 ml) 0.5 gm.
Resazurin (0.10% solution, freshly prepared)1.0 ml.
pH setelah sterilisasi 7.1±0.2.

Haemadsorbing virus
Cell control diinkubasi dengan sel darah merah dari guinea pig dalam media yang sama
dengan media produksi vaksin. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 0-40C, kemudian
dilanjutkan inkubasi pada 20-25 0C selama 30 menit. Amati sampel dibawah mikroskop
cahaya, adanya pelekatan sel darah merah dari guinea pig pada sel sampel menunjukan
adanya Haemadsorbing virus

Uji Virus inactive


Ketidakberadaan virus aktiv
Sampel diambil pada 10, 12, 14 dan 26,5 jam setelah penambahan β-propiolakton. Sampel
masing-masing 0,03 mL diinokulasikan secara intraserebral pada 20 mencit dewasa,
kemudian diamati selama 21 hari. Uji memenuhi syarat jika tidak ada mencit yang
menunjukan gejala rabies.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.46


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Uji Bulk
Uji keberadaan virus hidup
±25 mL bulk vaccine diinokulasikan dalam kultur human diploid cell, yang diamati selama 21
hari. Pada hari ke 14 dan 21, bagian supernatan dibuang dan inokulasikan intracerebrally ke
dalam kelompok yang terdiri 20 tikus dewasa, diamati selama 21 hari. Tes ini berhasil jika
tidak ada tikus yang menunjukkan tanda-tanda rabies.

Uji sterilitas terhadap Fungi dan Bakteri

Uji In Vitro untuk Agen Non-Viral


a. Mycoplasma/Spiroplasma
Pengujian biasanya dilakukan pada benih virus dan / atau MCBs, substrat sel, dan sampel dari
tiap working cell yang digunakan untuk pembuatan produk. Setiap lot dari hasil panen harus
diambil sampelnya untukdiuji sebelum diproses lebih lanjut, misalnya, sebelum klarifikasi,
filtrasi, pemurnian, dan inaktivasi. Pengujian ada proses pembuatan tidak perlu dilakukan.
Pada 21 CFR 610,30, vaksin virus yang dihasilkan dari kultur in vitro sel hidup, pengujian
harus dilakukan pada setiap virus harvest pool dan control fluid pool (ketika digunakan
control cell) sebelum klarifikasi atau filtrasi (live virus vaccine) dan sebelum inaktivasi
(inactivated virus vaccine). Sebelum pengujian, sampel hasil panen harus disimpan pada suhu
2-8°C, selama tidak lebih dari 24 jam, atau pada suhu -20°C atau lebih rendah, untuk
penyimpanan lebih dari 24 jam. Suhu untuk penyimpanan lebih dari 24 jam dianjurkan -60°C
atau lebih rendah untuk recovery Mycoplasma yang lebih besar.
Meskipun 21 CFR 610,30 menentukan prosedur media kultur agar dan broth, data terakhir
menunjukkan bahwa beberapa strain dari Mycoplasma, terutama Mycoplasma hyorhinis,
mungkin tidak terdeteksi oleh prosedur agar & broth media.
Pengujian spiroplasma dilakukan dengan metode kultur dan pewarnaan DNA, media yang
digunakan harus dapat mendukung pertumbuhan Spiroplasma, Entomoplasma, dan
Mesoplasma.
Pengujian untuk Mycoplasma menggunakan Media agar & Broth alternatif, dan indicator cell
culture procedure
 Agar & Broth Media Procedure

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.47


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

1. Setiap lot dari media agar & broth harus bebas dari antibiotik, kecuali penisilin,
dan setiap lot media harus diperiksa kemampuan mendeteksi pertumbuhan
mycoplasma. Untuk mengetahui kemampuan tersebut, gunakan kultur Mycoplasma
seperti pada (3)(a) sebagai kontrol positif.
2. a. Inokulasi tidak lebih dari 0,2 mL sampel (misal, sampel dari konsentrat hasil
panen) dengan jumlah yang sama di atas permukaan 2 atau lebih agar plates
formulasi media 1.
b. Inokulasi tidak lebih dari 10 mL sampel dari konsentrat hasil panen ke dalam labu yang
berisi 50 mL media broth yang diinkubasi pada suhu 36±10C.
c. Uji 0,2 mL broth culture pada hari ke 3,7, dan 14 inkubasi dengan subkultur ke 2 atau lebih
(formulasi media yang digunakan sama seperti pada poin a).
d. Inkubasi 2 isolation plate awal dan 2 masing-masing dari tiga lempeng subkultur dalam 5-
10% CO2 dalam nitrogen dan/atau atmosfir hidrogen yang mengandung kurang dari 0,5%
oksigen selama periode pengujian inkubasi.
e. Inkubasi semua kultur agar plate tidak kurang dari 14 hari pada 36±10C dan amati
pertumbuhan mycoplasma secara mikroskopis dengan perbesaran 100 kali atau lebih besar

3. a. Dalam setiap tes digunakan minimal 2 spesies Mycoplasma atau strain sebagai
kontrol positif, salah satunya merupakan fermentor dekstrosa (yaitu, M.
pneumoniae galur FH atau setara spesies atau strain) dan satu lagi merupakan
hydrolyzer arginin (yaitu, M. Orale regangan CH19299 atau spesies setara atau
strain). Kontrol positif seharusnya tidak lebih dari 15 bagian dari isolasi dan harus
digunakan dalam inokulum standar 100 unit pembentuk koloni (CFU) atau 100 unit
berubah warna (CCU) atau kurang.
b. Medium agar yang tidak diinokulasi sebagai kontrol negatif
4. Hasil yang didapatkan diinterpretasikan dengan spesifikasi rinci.

Prosedur Kultur Indicator Cell


1. Dengan menggunakan a vero cell culture substrate, pre-test prosedur dengan
menggunakan budaya Mycoplasma ditentukan di bawah dalam (3) (i) sebagai
kontrol positif untuk menunjukkan kemampuan substrat sel untuk mendeteksi

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.48


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

kontaminan mikoplasma. Substrat sel indikator setara mungkin dapat diterima jika
data menunjukkan sensitivitas sama untuk mendeteksi kontaminan mikoplasma.
2. (i) Inokulasi tidak kurang dari 1 mL sampel uji (misal : sampel produk panen
konsentrat) ke dalam 2 atau lebih kultur pertumbuhan indicator cell di cover slips
pada piring atau wadah yang setara.
(ii) Inkubasi kultur sel selama 3-5 hari pada 36 ± 1°C dalam 5% atmosfer CO2. Periksa kultur
sel untuk keberadaan mycoplasma dengan mikroskop epifluorescence menggunakan DNA-
binding fluorochrome, seperti bisbenzimidazole atau bercak yang setara.
3. (i) Dalam setiap tes dua spesies atau strain Mycoplasma yang sudah diketahui
digunakan sebagai kontrol positif (yaitu, M. hyorhinis ketegangan DBS 1050, M.
Orale regangan CH19299, atau spesies yang setara dan strain), dengan
menggunakan inokulum dari 100 CFU atau 100 CCU atau kurang.
(ii) Indicator cell yang tidak terinfeksi digunakan sebagai kontrol negatif.
4. Interpretasikan hasil prosedur sesuai dengan spesifikasi rinci.
Interpretasi Hasil
1. Untuk prosedur media agar dan broth, bandingkan penampilan media yang
diinokulasi dengan produk terhadap kontrol positif dan negatif.
2. Untuk prosedur kultur sel indikator, gunakan perbesaran 600 kali atau lebih,
bandingkan penampilan mikroskopis dari kultur yang diinokulasi dengan produk
terhadap kontrol sel positif dan negatif.

P4. KONTROL BAHAN TAMBAHAN


4.1 Spesifikasi
1. Neomisin Sulfat
Pemerian : serbuk putih sampai dengan kekuningan yang higroskopis
Kelarutan : sangat larut air, sangat sukar larut alcohol, praktis tidak larut dalam aseton
pH : 5,0-7,5
Rotasi optic : 9+53,5)-(+59,0)
Sulfat : 27%
Susut pengeringan maksimum 8%
Abu Sulfat : 1%

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.49


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

2. Fenol Merah
Pemerian : Serbuk
Memenuhi identifikasi spektrum infra merah
Koefisien ekstinsi : - λ = 555 - 561 nm, koefisien ekstinsi ≥ 55000
- λ = 357 - 363 nm, koefisien ekstinsi ≥ 7000
- λ = 288 - 294 nm, koefisien ekstinsi ≥ 10000
Warna Larutan : pH = 6,8 (Kuning)
pH = 7.0 (Orange)
pH = 8.2 (Merah)
Larutan berupa larutan jernih

3. Human Serum Albumin


Pemerian : serbuk berwarna putih
Kandungan : 96% Albumin
pH : 6,7-7,3
Total Protein : dalam larutan 5% = 4,6-5,4
Natrium : <50 mmoL (larutan 5%)
Klorida : <50 mmoL (larutan 5%)
Kalium : <2 mmoL (larutan 5%)
Calcium : <2 mmoL (larutan 5%)

Tes antibody terhadap HIV-1/HIV-2, HCV, HBSAG negatif

4.2 Prosedur Analisis


1. Neomisin Sulfat
Identifikasi
1. Larutan sampel 5% neomisin memberikan hasil positif reaksi sulfat.
2. Larutkan setara dengan 10 mg neomisin sulfat dalam 1 mL air, lalu tambahkan 5
mL asam sulfat 15 N lalu panaskan hingga 100oC selama 100 menit. Dinginkan
larutan sampel lalu tambahkan 100 m Xylene
Kadar
Metode : Turbidimetri
Mikroorganisme : Klebsiella pneumoniae ATCC 10031

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.50


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Botol Roux media 1


Inkubasi 24 jam ±35oC

+50 mL NaCl 0,9%


A=0,062 atau %T = 25%

1 mL + 25 mL NaCl
0,9%

2 mL ditambahkan 98 mL media 39

Masukkan 9,0 mL inokula ke dalam setiap tabung yang telah diisi dengan 1 ml
dosis/pengencer

Antibiotik :
Larutan Neomisin (dalam dapar 3 pH
8 0,1 M)
100 µg/mL
+ Dapar 2 pH 8
0,1 M
10,0 µg/mL

46,875
Cara
37.5
(FI 30ed. IV)
24 19,2
0,64 0,8 1 1,25
1,56S1 S2 S3 S4 S5

A. Penyiapan Inokula
1. Inokulasikan biakan segar mikroorganisme dari agar miring ke permukaan 250 mL
media 1 dalam sebuah botol Roux. Sebarkan secara merata di atas agar media
dengan bantuan butiran kaca steril. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 36 –
37,50C.
2. Pada akhir periode inkubasi, buat suspensi persediaan dengan mengumpulkan
biakan permukaan ke dalam 50 mL larutan natrium klorida 0,9 steril.
3. Encerkan 1 ml suspensi persediaan dengan menambahkan 25 mL larutan natrium
klorida 0,9% steril dan ukur transmitansnya pada 530 nm (T=25% atau A=0,602).
4. Buat inokula dengan menambahkan 2 mL suspensi persediaan dengan 98 mL
agar media 39 yang telah dicairkan dan didinginkan pada suhu 45-500C, putar
hingga diperoleh suspensi homogen.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.51


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

B. Penyiapan Larutan Baku


1. Timbang seksama 10,0 mg Neomisin sulfat BPFI yang telah dikeringkan, larutkan
dalam 100,0 mL dapat fosfat nomor 3 (pH 8,0 0,1 M) sehingga diperoleh
konsentrasi 100,0 µg/mL.
2. Pipet 1 mL, larutkan dalam 10,0 mL dapat fosfat nomor 3 (pH 8,0 0,1 M) hingga
diperoleh konsentrasi 10 µg/mL, encerkan kembali dengan air hingga diperoleh lima
konsentrasi larutan baku, yaitu 1,56 µg/mL (S1); 1,25 µg/mL (S2); 1 µg/mL (S3);
0,8 µg/mL (S4); 0,64 µg/mL (S5).
3. Untuk larutan uji sama dengan dosis tengah, yaitu 1 µg/mL (U3).

C. Pengujian
Tambahkan 1 ml dosis pada masing-masing 3 tabung reaksi yang telah disiapkan dan
tempatkan 3 replikat tabung dengan posisi secara acak pada rak tabung. Secara
bersamaan, letakkan 1 tabung atau 2 tabung kontrol yang berisi 1 mL pengencer pada
setiap rak, tetapi tanpa antibiotik. Setelah semua pengisian larutan selesai tambahkan 9,0
mL inokula ke dalam setiap tabung pada rak. Dan setelah pengisian lengkap, rak segera
ditempatkan dalam inkubator atau tangas air dengan suhu yang dipertahankan 36-37,5°C
selama 2 sampai 4 jam. Setelah inkubasi tambahkan 0,5 mL larutan formaldehida encer
ke dalam setiap tabung pada satu rak dalam waktu yang bersamaan, dan ukur
transmitans atau serapan pada 530 nm.
Pada penetapan satu aras dosis dengan kurva baku, buat pengenceran hingga lima aras
dosis larutan baku (S1 sampai S5) dan satu aras dosis larutan uji (U3) dari setiap
persediaan sampai dengan 20 sediaan uji yang sama dengan S3 baku. Buat juga 1 S 3 lain
sebagai uji pertumbuhan. Tambahkan 1 mL masing-masing larutan uji pada 3 tabung
dan 1 mL pengencer bebas-antibiotik pada 6 tabung kontrol pada satu rak. Tambahkan
9,0 mL inokula, inkubasikan, tambahkan 0,5 mL larutan formaldehida encer dan
lanjutkan dengan penetapan seperti diatas. Tetapkan masa inkubasi yang pasti dengan
mengamati pertumbuhan pada kadar rujukan (dosis tengah) pengenceran baku (S3).

Alat : Neomysin Elisa Kit


Prosedur : Pipet antibodi, konjugat, sampel/standar ke dalam sumuran dan inkubasi
selama 1 jam pada suhu 2-8oC. Setelah prosedur pembilasan dengan substrat siap pakai,

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.52


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

inkubasi selama 30 menit pada suhu 20-25oC. Hentikan reaksi dan lakukan pembacaan
dengan spektrofotometer pada 450 nm.

2. Human serum Albumin


Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan teknik immunoelektroforesis.
Menggunakan antiserum untuk serum manusia normal, kemudian dibandingkan antara
serum manusia normal dengan sampel yang akan diuji, keduanya dilarutkan hingga
mencapai konsentrasi 10 g/L protein. Komponen utama dari sampel memiliki
korespondensi dengan komponen serum manusia normal
Total Protein
Larutkan sampel dengan larutan natrium klorida 0,9% hingga didapat larutan sampel
dengan konsentrasi 15 mg/2 mL. Masukan 2 mL larutan tersebut kedalam tube
sentrifugasi, tambahkan 2 mL larutan natrium molibdat 75 g/L dan 2 mL larutan yang
dibuat dari 1 mL asam sulfat bebas nitrogen dengan 30 mL air. Kocok, sentrifugasi
selama 5 menit lalu dekantasi cairan supernatan dan biarkan inverted tube mongering
di kertas saring. Tentukan kandungan nitrogen dengan metode digesti asam sulfat lalu
hitung total protein dengan factor pengali 6,25.
Haem
Larutkan sampel dengan larutan natrium klorida 0,9% hingga didapat larutan sampel
dengan konsentrasi 10 g/L protein. Absorbansi sampel pada panjang gelombang 403
nm dengan menggunakan air sebagai blanko, tidak lebih dari 0,15.
Penetapan Kadar
Metode : HPSEC, Detektor UV 214 nm
Kolom : YMC-Pack Diol-200 (5µm, 250 Å, 300 mm x 7,8 mm )
Suhu kolom : 40C
Phase Gerak : 0,1 M Bufer fosfat pH 7 : 0,1 M Sodium sulfat
Laju alir : 1mL/menit
Volume injeksi : 25 µL

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.53


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

3. Indikator fenol merah


Identifikasi
Perubahan Warna fenol merah pada trayek pH :
pH 6,8 berwarna kuning, pH 7,0 berwarna oranye dan pH 8,2 berwarna merah.
Metode Analisis Fenol Merah
Metode : HPLC
Detektor : PDA Detektor rentang 210-600 nm, kromatogram diambil pada 421 nm
Kolom : Intersil ODS-3 RP C-18 (250 mm x 4,6 mm, 5µm),
Suhu : 350C
Eluen : Buffer fosfat pH3,2 : Asetonitril : Metanol = 30 :50:20
Laju Alir : 1 mL/menit
Kurva kalibrasi : 10; 20; 50; 100; 200 µg/mL dalam eluen
Volume injeksi : 20µL

4.3 Bahan Tambahan yang Berasal dari Manusia atau Hewan


-

4.4 Bahan Tambahan Baru


-
P5. KONTROL TERHADAP PRODUK AKHIR
5.1 Spesifikasi
1. Penampilan Umum :
a. Bentuk : serbuk
b. Warna : putih krem sampai jingga
c. Bau : Tidak berbau
2. pH : 7,0 – 7,2
3. Ukuran Partikel : Memenuhi syarat
4. Penyebaran :
5. Homogenitas : homogen
6. Uji Iritan :-
7. Uji Penetrasi Obat :-
8. Kecepatan Absorpsi :-

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.54


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

9. Uji Pelepasan Obat :-


10. Kandungan Mikroba : tidak ada

5.2 Prosedur Analisis


1. Penampilan Umum Vaksin
Penampilan umum suatu vaksin dilihat dari bentuk fisik seperti, bentuk, warna, dan bau.
Sediaan diamati bau, warna, serta tekstur secara subyektif. Identitas visualnya serta
seluruh bentuk fisik ini sangat penting bagi penerimaan konsumen.
2. Distribusi Ukuran Partikel
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel sebagai berikut :
- metode mikroskopik
- metode pengayakan
- metode sedimentasi
- metode penentuan volume ukuran partikel
3. Penentuan Kadar Air
- Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring
logam, kemudian dimasukan ke dalam alat penentuan kadar air
- Atur panas yang digunakan (70°C), lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh
angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap
sebelum digunakan.
4. Waktu Rekonstitusi
Alat : beaker glass 100 ml
Bahan : 15 gr sediaan jadi dry Suspensi
Aquadest ad 60 ml
Prosedur pelaksanaan:
a. Sediaan dimasukkan ke dalam beaker glass.
b. Tambahkan aquadest ad 60 ml
c. Amati waktu rekonstitusi
5. Uji Potensi (Metoda NIH/ National Institute Health)
Vaksin diberikan sedikitnya 14 hari suntikan dan booster. Umumnya dihasilkan potensi
sedikitnya 1.0 IU dengan uji ini.
6. Uji Inokulasi

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.55


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Delapan ekor mencit berat 17-20 gram disuntikkan 0.5 ml vaksin secara intra peritoneal
(IP) dan diamati selama 7 hari. Seluruh mencit harus tetap hidup sampai masa akhir
observasi.
7. Uji Kemurnian
Dengan pewarnaan Giemsa (1:2) selama 10 menit, sediaan vaksin yang diuji harus hanya
menunjukkan adanya jasad renik yang sama dengan jasad renik yang dipakai produksi.
8. Uji Sterilitas
Sampel vaksin diinokulasikan dalam media sesuai SOP pabrik. Seluruh sampel harus
bebas dari bakteri aerob/anaerob serta jamur.
Sampel Vaksin diinokulasikan dalam 4 tabung media Thio Glycolate Broth (TGC) dan
disimpan dalam ruang 22˚C (dua tabung) serta ruang 37˚C (dua tabung). disetiap ruang
disertakan 2 tabung lain tanpa diinokulasi sebagai kontrol. Tabung-tabung tersebut
disimpan selama 14 hari untuk diamati adanya pertumbuhan bakteri maupun jamur.
9. Uji Penetapan pH
Uji penetapan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dilengkapi elektrode
calomel. Vaksin memenuhi syarat jika pH berkisar antara 7.0 sampai 7.2.
10. Uji Keamanan
Sepuluh mencit diinokulasikan 0.03 mL vaksin secara intracerebral dan 10 mencit yang
sedang menyusui diinokulasikan 0.01 ml rute yang sama. Semua hewan harus tidak boleh
menunjukkan adanya gejala rabies dan gejala penyakit SSP lainnya selama kurun waktu
14 hari.
11. Uji Kebocoran
Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi untuk produksi
skala besar hal ini tidak mungkin dikerjakan.Wadah-wadah takaran tunggal yang masih
panas setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%. Jika ada
wadah-wadah yang bocor maka larutan biru metilen akan dimasukkan kedalamnya karena
perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini tidak dapat dilakukan
untuk larutan-larutan yang sudah berwarna. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan
terbalik, jika ada kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam wadah. Wadah-
wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa dengan memasukkan
wadah-wadah tersebut ke dalam eksikator yang divakumkan. Jika ada kebocoran akan
diserap keluar.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.56


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

12. Penetapan Kadar Zat Aktif dalam Sediaan


Cara Pengujian Vaksin Rabies
Baku pembanding :
Baku Pembaning yang digunakan adaalh Vaksin Rabies BPFI
Identifikasi :
Jika disuntikkan pada hewan yang peka, vaksin ini merangsang pembentukan antibodi
rabies.

Penetapan Potensi :
1. Potensi vaksin rabies tidak lebih dari 2,5 unit per dosis, dan batas kesalahan fidusial
tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 400%.
2. Lakukan penetapan potensi dengan membandingkan dosis sediaan uji dan sediaan
baku yang memberikan perlindungan sam untuk mencit terhadap efek virus rabies
dosis tertentu yang diberikan secara intraserebral.
a. Hewan Uji :
 Sebagian hewan uji, gunakan mencit sehat dari asal yang sama, umur kurang
lebih 4 minggu, dan bobot badan 11-15 gram.
 Kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 10 ekor (untuk
penetapan potensi) dan 4 kelompok masing-masing terdiri dari 10 ekor (untuk
penetapan titer virus tantang), dari jenis kelamin yang sama atau jenis kelamin
berbeda, yang dibagi merata di antara kelompok.
 Selama pengujian, hitung mencit yang mati atau menunjukkangejala rabies
(paralisis atau konvulsi) antara hari ke-5 dan ke-14 setelah penyuntikan virus.
Mencit yang mati sebelum hari ke-5 tidak dihitung.
b. Suspensi Virus Tantang :
 Biakan galur Canine Street Virus (CSV) dari virus rabies terolah dalam otak
mencit.
 Virus dipanen dan dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh suspensi virus
yang jernih, kemudian simpan dalam jumlah sedikit pada suhu dibawah -60˚C.
 Encerkan suspensi segera sebelum digunakan dengan cairan yang sesuai hingga
diperoleh suspensi virus tantang yang diperkirakan mengandung antara 5 dan 50

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.57


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

dosis infektif 50% per 0,03 mL berdasarkan hasil titrasi pendahuluan. tetapkan
titer suspensi virus tantang bersamaan dengan penetapan potensi vaksin.
c. Penetapan Suspensi Virus Tantang :
 Buat 3 seri pengenceran suspensi virus tantang. Alokasikan suspensi virus
tantang dan tiga pengencerannya pada masing-masing kelompok mencit yang
terdiri dari 10 ekor.
 Suntikan secara Intraserebral 0,03 mL suspensi virus tantang dan tiap
encerannya pada setiap mencit dalam masing-masing kelompok yang
dialokasikan.
 Amati mencit selama 14 hari
 Hitung titer suspensi virus tantang dalam dosis infektif 50% (ID50) per 0,03 mL
dengan metode statistik baku dari jumlah mencit yang mati atau menunjukkan
gejala rabies (paralisis atau konvulsi).
d. Prosedur Uji Potensi :
 Rekonstitusi sediaan baku dan sediaan uji vaksin yang akan ditetapkan
potensinya.
 Buat 3 seri pengenceran berkelipatan lima sediaan baku dan 3 sediaan baku dan
sediaan uji dibuat sedemikian rupa sehingga pencemaran terendah melindungi
lebih dari 50% mencit yang telah di tantang dan pengenceran tertinggi
melindungi kurang dari 50% mencit Yng telah disuntik dengan cairan tantang.
 Alokasikan tiap enceran sediaan baku dan sediaan uji pada masing-masing
kelompok mencit yang terdiri dari 16 ekor. suntikkan secara Intraperitoneal (IP)
0,5 mL tiap enceran pada mencit dalam masing-masing kelompok yang
dialokasikan.
 Setelah 7 hari, buat 3 pengenceran yang sama untuk sediaan baku dan sediaan
uji, kemudian ulangi penyuntikan.
 Tujuh hari kemudian, suntikkan secara intraserebral 0,03 mL suspensi virus
tantang pada setiap mencit yang telah divaksinasi.
 Amati mencit selama 14 hari.
 Hitung potensi sediaan uji dengan menggunakan cara statistik baku dari jumlah
mencit yang bertahan terhadap virus tantang.

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.58


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

 Uji tidak absah, kecuali jika dosis sediaan uji maupun sedian baku yang dapat
melindungi 50% hewan uji terletak diantara dosis terrendah dan tertinggi yang
diberikan pada mencit, kurva dosis respon menunjukkan kemiringan yang
bermakna dengan derivasi yang tidak bermakna terhadap kesejajaran atau
linearitas dan titer suspensi virus tantang antara 5 dan 50 ID50.

5.3 Validasi Prosedur Analisis


-
5.4 Analisis Bets
RABI14D01
a. Digit Pertama-ketiga (huruf)
Menunjukkan nama dagang vaksin,
misal : HEB = HEBOH
b. Digit keempat
Menunjukkan bulan produksi, misal:
A = Januari; B = Februari
c. Digit kelima-keenam
Menunjukkan tahun produksi, misal:
15 = 2015
d. Digit ketujuh
Menunjukkan jumlah yang diproduksi dalam 1 bets yaitu 10.000 vial.
Misalnya : C untuk 1000 vial; D untuk 10.000 vial
e. Digit kedelapan-kesembilan
Menunjukkan urutan produksi, misal:
01 pembuatan vaksin pertama

5.5 Karakterisasi Cemaran


-
5.6 Alasan Pemilihan Spesifikasi
-
P6. BAKU PEMBANDING
1. Menggunakan baku pembanding Vaksin Rabies BPFI;

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.59


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

2. Menggunakan baku pembanding Neomisin BPFI

P7. SISTEM KEMASAN


7.1. Spesifikasi
Kemasan Primer : Wadah steril, terbuat dari kaca netral tipe 1 (USP), tidak
berwarna, berbentuk vial, tutup karet (klorobutil) yang disegel
aluminium, hampa udara atau gas inert, terlindung dari cahaya
pada suhu 2o sampai 8o.
Kemasan Sekunder : Dus terbuat dari kertas karton yang dapat dilipat, berisi 10 vial
vaksin beku kering dan 10 ampul pelarut serta brosur.

7.2. Metode Pengujian Kemasan


Bahan baku pengemas harus dianalisis ketika baru datang dari supplier. Hal ini
dilakukan agar bahan yang telah dipesan memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan
oleh pabrik obat yang bersangkutan. Keputusan akhir dari analisis bahan tersebut yaitu
dibebaskan atau ditolak. Dibebaskan artinya bahan tersebut dapat digunakan untuk
proses produksi pengemasan selanjutnya, sedangkan ditolak berarti tidak dapat
digunakan untuk proses produksi dan akan segera dimusnahkan atau dikembalikan
kepada supplier untuk meminta ganti yang lebih baik.
Analisis bahan baku pengemas yang terdiri dari vial kaca tipe I dan karet
penutup steril yang digunakan sebagai bahan pengemas primer, label yang tertempel
pada vial dan kertas karton sebagai bahan pengemas sekunder meliputi uji-uji sebagai
berikut:
1. Uji keamanan
Vial tidak berwarna bahan kaca tipe I perlu dilakukan uji penyerbukan kaca. Pada
uji penyerbukan kaca batas asam 0,020 N adalah 1 ml.
2. Uji visual terhadap penandaan teks dan spesifikasi desain bahan pengemas sesuai
yang dipersyaratkan.
Pada uji ini sampel yang telah diambil baik bahan pengemas primer dan bahan
pengemas sekunder diperhatikan secara seksama baik teksnya maupun disain
sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah teks

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.60


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

yang tidak luntur atau jelas terbaca, expire date (tanggal kadaluarsa), dan nomor
batch yang jelas terbaca.
3. Uji ketebalan menggunakan alat Millitest Mahr.
Karton diukur tebalnya dengan suatu alat penggaris Millitest Mahr yang telah
dikalibrasi di Badan Administrasi.
4. Uji grammatur bahan kemas dengan alat neraca Karl Schroder
Pada uji ini bahan kemas dibuat menjadi bulatan-bulatan berdiameter 35 mm
dalam satuan g/m2, kemudian ditimbang dengan alat neraca Karl Schroder.
5. Uji kekuatan tinta cetakan pada bahan kemas seperti leaflet dengan alat Rub Proof
Test Karl Schroder KG.

Pemeriksaan pada proses pembungkusan vial dengan karton (cartooning) :


a. Karton pengemas dan leaflet yang digunakan sesuai dengan yang tertera di
standar pengemasan.
b. Penandaan sesuai, tidak ada salah cetak.
c. Warna kotak karton sesuai dengan spesifikasi warna pembungkus yang
ditetapkan.
d. Teks pada karton pengemas tidak luntur atau jelas
e. Kode produksi dan expired date pada karton pengemas jelas terbaca.

Pemeriksaan hasil print pada karton pengemas (printing):


a. Karton pengemas yang digunakan adalah benar.
b. Nomor batch dan expire date yang tercetak sudah benar.
c. Cetakan nomor batch dan expire date tidak luntur.
Pemeriksaan pada brosur (folding):
a. Brosur yang digunakan adalah benar.
b. Pelipatan brosur sesuai dengan standar.

P8. STABILITAS
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas
spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.61


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk. Tujuan uji stabilitas adalah memberikan
bukti bagaimana kualitas bahan obat atau produk obat berubah seiring dengan waktu oleh
pengaruh temperatur, kelembaban, dan cahaya, serta untuk menentukan periode uji ulang
untuk bahan obat atau masa guna prouk obat dan kondisi penyimpanan yang dianjurkan.
Uji stabilitas pada sediaan biologi khususnya vaksin sedikit berbeda dari uji sediaan
tablet dan lainnya. Stabilitas vaksin ditentukan secara real time oleh kestabilan potensi vaksin
selama disimpan dalam suhu yang disarankan (2-8oC) dengan metode NIH. Uji stabilitas
dipercepat hanya dilakukan untuk mengetahui shelf-life atau untuk perilisan produk saja
bukan untuk menentukan masa kadaluarsa. Sediaan vaksin rabies diuji stabilitas dipercepat
dengan cara vaksin disimpan pada suhu 37oC selama 28 hari. Uji stabilitas real time vaksin
disimpan dalam suhu 4oC dan diuji potensinya setelah 3 bulan, 6, bulan, 9 bulan, 12 bulan, 18
bulan dan berikutnya tiap 6 bulan. Jumlah sampel yang diperiksa adalah 3 batch.

DATA UJI STABILITAS DIPERCEPAT DAN REAL TIME


Data hasil uji stabilitas dipercepat dan real time terhadap potensi vaksin rabies yang
dilakukan pada suhu 37oC dan 4oC.

Waktu Persyaratan No. Batch


o
No. Suhu ( C)
(bulan) Potensi (IU) RABI14D01 RABI14D02 RABI14D03

1. 4 & 37 0 ≥2,5 4,2 4,1 4,3


2. 37 1 ≥2,5 3,1 3,0 3,2
3. 4 3 ≥2,5 4,2 4,1 4,3
4. 4 6 ≥2,5 4,1 4,0 4,2

P9. BUKTI EKIVALENSI


-

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.62


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS VIRUS RABIES

PT. VAKSINDO BANDUNG-INDONESIA


Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat

Certificate of Analysis
Product Name : Rabies Virus Strain SN01-23
REF Number : 40039-V08B-5; 40039-V08B-25; 40039-V08B-50; 40039-V08B-250
Lot Number : LSL07AP2703
Manufacture Date : 2014-04-27

TEST SPECIFICATION RESULT


Visual Inspection
Appearance Transparent liquid, free of foreign particles Pass
Vial Label Label aligned and complete Pass
Caps Sealed (manual check)
Sealed tight Pass

Quantity

Flow Cytometry 106-107 pfu Pass

Purity
SDS-PAGE & Quantitative Densitometry ≥85.0% 91.10%
Pass
Other Properties
pH 7.4 ± 0.5 Pass
Endotoxin ≤ 1 EU/µg Pass

If you have any questions about this Certificate of Analysis, please contact Technical Services at 1−800−955−6288 (US and Canada) or by
email at techsupport@lifetech.com.

Yang Wang, Ph.D.


Vice President, Quality, Sino Biological, Inc.
Issued on 2014-04-30

Life Technologies
5791 Van Allen Way
Carlsbad, CA 92008, USA
www.lifetechnologies.com
Contact us at: cofarequests@lifetech.com

FORM-COA-001-04
COA Part No. LSL07AP2703_40039-V08B
Sino Biological Inc. • Suite B-310 (also Suite B-209, B-203) • 14 Zhong He Street • 100176 BDA • Beijing • China

Bag.II, Vol.I, SubBag.C.P.4, Hal.63


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

Certificate of Analysis
Product Name : Rabies Virus Strain SN01-23
REF Number : 40039-V08B-5; 40039-V08B-25; 40039-V08B-50; 40039-V08B-250
Lot Number : LSL07AP2703
Manufacture Date : 2013-04-27

SDS-PAGE for Lot Number : LSL07AP2703

If you have any questions about this Certificate of Analysis, please contact Technical Services at 1−800−955−6288 (US and Canada)
or by email at techsupport@lifetech.com.

Yang Wang, Ph.D.


Vice President, Quality, Sino Biological, Inc.
Issued on 2014-04-30

Life Technologies
5791 Van Allen Way
Carlsbad, CA 92008,
USA
www.lifetechnologies.
com
Contact us at: cofarequests@lifetech.com

FORM-COA-001-04
COA Part No. LSL07AP2703_40039-V08B

Sino Biological Inc. • Suite B-310 (also Suite B-209, B-203) • 14 Zhong He Street • 100176 BDA • Beijing • China

SERTIFIKAT ANALISIS HUMAN SERUM ALBUMIN


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS NEOMISIN


SULFAT
PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS INDIKATOR PHENOL MERAH


PT. Vaksindo Bandung - Indonesia RABISO: Suspensi Kering Injeksi Vaksin Rabies RAHASIA

SERTIFIKAT ANALISIS PRODUK


PT. VAKSINDO BANDUNG-INDONESIA Tanggal Permohonan : 3 September
2014
Jl. Cibaligo No. 76, Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat

SERTIFIKAT ANALISIS
No.18/III/QC/2015

Nama Produk : RABISO® Komposisi bahan


Bentuk Produk : Suspensi Injeksi Kering Tiap vial 1 ml mengandung :
No. Bets : Vaksin Rabies Strain SN01-23 ≥ 2,5 IU
No. Reg : Human Serum Albumin < 100mg
Tgl Produksi : 1 September 2014 Neomisin Sulfat < 150 µg
Tgl Pemeriksaan : 5 September 2014 Indikator Phenol Merah 20 µg
Tgl Kadaluarsa : September 2016

No. Pengujian Persyaratan Hasil


1. Pemerian Serbuk, berwarna putih krem Serbuk, berwarna putih
sampai jingga. Setelah krem sampai jingga. Setelah
rekonstitusi berwarna merah rekonstitusi berwarna
muda sampai merah. merah muda sampai merah.
2. Penetapan Kadar (potensi) ≥ 2,5 IU 4,2 IU
3. Komponen sisa :
- Human Serum Albumin < 100mg 79 mg
- Neomisin Sulfat < 150 µg 112 µg
- Indikator Phenol Merah 20 µg 20 µg

Kesimpulan : Produk memenuhi persyaratan

Bandung, 19 Oktober 2014


Manager Pengawasan Mutu Analis

Dra. Zeta Tamimi, Apt. Nevi Nur F., M. Farm., Apt

Anda mungkin juga menyukai