FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH:
NAMA : MULIANI
NIM : 15120200150
PEMBIMBING : apt. Zainal Abidin, S.Farm., M.Farm
7) Logo generik sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b dicantumkan secara
proporsional sesuai dengan ukuran kemasan.
8) Dalam hal Pendaftar mengajukan Registrasi Obat Generik dengan lebih dari 1 (satu)
kekuatan Zat Aktif, pada kemasan harus dicantumkan kekuatan Zat Aktif setelah
bentuk sediaan dengan ukuran huruf sesuai dengan ukuran huruf nama generik.
Tata laksana registrasi
(1) Registrasi terdiri dari:
a. tahap praregistrasi; dan
b. tahap registrasi.
(2) Permohonan praregistrasi dan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
oleh Pendaftar secara tertulis kepada Kepala Badan dengan melampirkan dokumen
praregistrasi dan dokumen registrasi.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan dengan mengisi Formulir
sesuai dengan contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
(4) Petunjuk pengisian Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
(5) Dokumen praregistrasi dan dokumen registrasi harus menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa Inggris.
(6) Permohonan praregistrasi dan registrasi dapat diajukan secara elektronik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(7) Dalam hal Registrasi secara elektronik belum dapat dilaksanakan atau sistem elektronik
tidak berfungsi, Registrasi dilakukan secara manual.
Dokumen Registrasi
(1) Dokumen registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terdiri atas:
a. bagian I : dokumen administratif, Informasi produk dan Label.
b. bagian II : dokumen mutu.
c. bagian III : dokumen nonklinik.
d. bagian IV : dokumen klinik.
(2) Dokumen registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format
ASEAN Common Technical Dossier (ACTD) dan mengacu pada tata cara penyusunan
dokumen registrasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
(3) Dokumen registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan contoh
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala Badan ini.
(4) Dokumen registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dokumen rahasia
yang dipergunakan hanya untuk keperluan evaluasi oleh yang berwenang.
LAFIAL dipimpin oleh Kepala LAFIAL (KALAFIAL) yang dijabat oleh seorang
Apoteker dimana tugas dan kewajibannya menyelenggarakan pembinaan LAFIAL serta
mengendalikan unsur di bawahnya.
KATAUD (Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam) menjalankan tugas dan kewajiban
serta tanggungjawab langsung kepada pemimpin LAFIAL
Ada 4 bagian yang dibawahi KALAFIAL yaitu Kadep Produksi, Kadep Wastu
(Pengawasan Mutu), Kadep Diklitbang (Departemen Pendidikan, Penelitian dan
Pengembangan), dan Kadep Matkes (Material Kesehatan)
Bagian Produksi bertugas melakukan proses produksi hingga menghasilkan produk jadi
Bagian Wastu (Pengawasan Mutu) yaitu bagian yang bertugas menyelenggarakan
pengawasan mutu dan pengujian mutu produk obat LAFIAL. Dipimpin oleh Ibu
hendrika D.M.P. S.Si., M.Si., Apt
Bagian Diklitbang bertugas menyelenggaraan penelitian dan pengembangan terkait
produk obat di LAFIAL dipimpim oleh letkol laut Hery wahjudi., S.Si., M.Si., Apt,
diklitbang ini sekaligus juga untuk bagian QA (penmastian mutu) Bagian Matkes
(Material Kesehatan) bertuga melakukan perencanaan produksi, menyediakan bahan
baku produksi dan pemeliharaan material kesehatan. Dipimpin oleh Mayor Unsyura D.B,
M.Farm.,Apt
4. Lokasi dan Sarana Produksi
Lokasi
Lafial berada di Jl. Bendungan Jatiluhur No.1 Jakarta Pusat. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Jl. Farmasi, Barat berbatasan dengan LADOKGI, Utara berbatasan
dengan SEKESAL Jakarta dan Timur berbatasan dengan Jl. Bendungan Jatiluhur. Lafial
dibangun pada tanah seluas 6500 m dengan luas bangunan ± 2650 m.
a. Unsur Pelaksana
Unsur pelaksana terdiri atas empat bagian, yaitu Bagian Pendidikan Penelitian
dan Pengembangan (Diklitbang), bagian Pengawasan Mutu (Wastu), bagian Material
Kesehatan (Matkes) dan bagian produksi.
1) Bagian Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan (Diklitbang)
Litbang merupakan suatu bagian dari Lafial yang mengurus tentang
pendidikan, penelitian, dan pengembangan untuk kepentingan Lafial seperti
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kefarmasian untuk
melaksanakan produksi, farmasi matra laut, farmasi militer, pendidikan dan
latihan tenaga kefarmasian serta menyusun rencana dan program pelaksanaannya,
serta sesuai dengan SP internal. Kepala Lafial menyatakan bahwa bagian
pendidikan, penelitian dan pengembangan juga melaksanakan kegiatan yang
berkaitan dengan pemastian mutu.
2) Bagian Pengawasan Mutu (WASTU)
Wastu bertugas menyelenggarakan pengawasan atau pengujian mutu pada
bahan baku, produk setengah jadi, produk jadi dan bahan kemas untuk produksi
obat Lafial. Selain itu wastu juga bertugas memastikan semua mutu obat,
makanan maupun minuman yang keseluruhan digunakan oleh kalangan TNI-AL
walaupun bukan diproduksi oleh Lafial
3) Bagian Material Kesehatan (MATKES)
Matkes bertugas melakukan penyediaan bahan baku produksi, pemeliharaan
material kesehatan, penanggung jawab gudang Lafial dan perencanaan produksi.
Bagian ini terlibat secara langsung semua kegiatan dari tibanya bahan baku di
gudang Diskesal yang kemudian diuji mutunya oleh bagian pengawasa nmutu,
jika bahan baku dinyatakan lulus maka bagian matkes membuat SPP (Surat
Perintah Produksi) agar proses produksi dapat segera berjalan. Bagian Matkes
juga bertanggung jawab terhadap pemeliharaan semua alat yang terdapat diruang
produksi hingga pada pengolahan limbah produksi. Bagian Matkes terdiri atas
tiga Sub Bagian, diantaranya:
a) Sub Bagian Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi yang dilakukan oleh matkes didasarkan pada
permintaan dari fasilitas kesehatan TNI-AL seluruh Indonesia dan kebutuhan
setahun sebelumnya. Kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan biaya
produksi yang dibandingkan dengan anggaran Lafial. Setelah dilakukan
perencanaan, Matkes akan mengadakan pemilihan rekanan perusahaan yang
akan bekerja sama sebagai pemasok bahan baku obat, bahan penolong, dan
kemas dalam sistem pelelangan terbuka, kemudian ditentukan rekanan yang
menawarkan harga efisien dan sesuai dengan anggaran Lafial.
Bahan yang sudah dinyatakan lulus spesifikasi akan didistribusikan ke
gudang-gudang matkes.
b) Sub Bagian Depo Produksi
Dalam sub bagian depo produksi, Lafial memiliki gudang yang terbagi
menjadi 7 bagian, yaitu:
1. Gudang bahan pengemas primer dan sekunder untuk tablet dan kapsul
2. Gudang bahan pengemas primer dan sekunder untuk sediaan cair
3. Gudang bahan baku produk non beta-laktam
4. Gudang bahan baku produk beta-laktam
5. Gudang produk jadi beta-laktam
6. Gudang produk jadi non beta-laktam
7. Gudang bahan cairan
Gudang Lafial berada dibawah pengawasan bagian Matkes, dimana
keluar masuknya barang dari gudang harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan gudang bahan cairan atau mudah terbakar. Penyusunan barang-
barang di dalam gudang berdasarkan FIFO, FEFO dan alfabetik, dilengkapi
dengan alat pengatur udara dan kelembaban.
c) Sub Bagian Pengendalian Dan Pemeliharaan Material (Dalharmat)
Bertugas dalam pemeliharaan dan pengendalian material kesehatan.
Pemeliharaan terhadap alat-alat yang mengalami gangguan dan kerusakan
yang dilakukan oleh petugas internal, kemudian apabila tidak tertangani akan
ditangani dari pihak luar, serta menginventarisasialat dan bahan yang ada di
Lafial, tetapi tidak dalam pengadaan alat. Matkes hanya mengajukan
permintaan alat ke Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
4) Bagian produksi
Bagian produksi adalah unit pelaksana Lafial yang bertugas
menyelenggarakan pembuatan atau produksi obat.
Kegiatan produksi dapat dilaksanakan apabila telah ada SPP (Surat
Perintah Produksi) yang telah diterima oleh Kepala Bagian Produksi yang akan
dicatat dan dibukukan. Kemudian diteruskan ke sub bagian produksi yang terlibat
untuk dibuat jadwal pelaksanaan produksi dan disiapkan peralatan, ruang dan
personil untuk keperluan tersebut.
Produksi dilakukan mengikuti prosedur yang tertera pada SOP obat Lafial
yaitu Prosedur Pengolahan Induk dan Prosedur Pengemasan Induk (PPI) yang
langkah-langkahnya dicatat pada Catatan Pengolahan Batch (CPB) yang diparaf
oleh petugas pelaksana dokumentasi. Selama produksi, mutu sediaan dipantau
oleh bagian wastu. Pada saat dilakukan pemantauan atau pemeriksaan ini maka
produksi tidak dapat diteruskan. Kegiatan produksi diteruskan setelah
memperoleh tanda lulus dari bagian wastu. Bagian produksi dibagi menjadi 5
urusan, yaitu:
- Kegiatan pembuatan sediaan tablet
- Kegiatan pembuatan sediaan cairan
- Kegiatan pembuatan sediaan kapsul.
- Kegiatan pembuatan sediaan semi padat (salep dan krim)
- Kegiatan pengemasan
Sejak adanya BPJS, LAFIAL tidak lagi memproduksi obat Beta Laktam.
Hal ini disebabkan oleh kondisi bangunan yang tidak memungkinkan untuk
direnovasi karena letak ruang produksi dan pembuangan limbah yang berdekatan
sehingga diputuskan tidak lagi memproduksi obat Beta Laktam. Selain itu
dipertimbangkan dari segi produksinya, obat non Beta Laktam yang diproduksi
lebih banyak dari pada obat Beta Laktam. Hingga kini tidak ada dampak yang
terjadi akibat diberhentikannya produksi obat Beta Laktam. LAFIAL terus
melakukan pengembangan dan penelitian obat serta mulai mendaftarkan obat
produksinya di Balai POM agar obat yang diproduksi dapat diedarkan dipasaran.
5. Obat yang diproduksi di LAFIAL
No Sediaan Nama Obat
.
1. Tablet/kapsul Acyclovir 400 mg, Antiflu, Antalgin,
nonbetalaktam Antidiare, Captopril 12,5 mg, CTM 4 mg,
Dexamtason 0,5 mg, Diclofal, Imodial, Maag
tablet, Navilasix, Naviclop, Paracetamol 500
mg, Ponstal 500 mg, Vitaneuron, Vitarma
2. Semi solid nonbetalaktam Chloramphenicol 2% krim, Gentamicin krim,
Ketokonazole krim, Acyclovir krim
3. Sirup/suspensi oral Paracetamol syrup, Profenal suspense, Naval
drink, Cough syrup