Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PRAKTIK KEFARMASIAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RESUME KULIAH PAKAR

OLEH :

NAMA : MULIANI

STAMBUK : 15120200150

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
RESUME
PERENCANAAN DAN DISTRIBUSI OBAT DI RUMAH SAKIT
Kebijakan pengelolaan obat :
1. Menjamin ketersediaan obat yang aman berkhasiat dan jumlah cukup
2. Instalasi Farmasi sesuai dengan standar
3. pengelolaan instalasi farmasi sesuai dengan pedoman
4. menerapkan e-logistic untuk pencatatan distribusi dan evaluasi obat In F
5. melakukan pelaporan secara periodik
posis obat dalam Yankes
- obat diperlukan dalam upaya intervensi medik
- Perlu jaminan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan dan mutu
- Instalasi farmasi sebagai penyelenggara pekerjaan kefarmasian untuk
keperluan unit yankes.
Peran apoteker :
1) Optimalisasi dana
2) Efektifitas penggunaan
3) Distribusi dan pendistribusian ke unit pelayanan kesehatan
4) Kebijakan obat nasional
ruang lingkup fungsi dan peran instalasi farmasi :
1) Pengelolaan
2) Pelayanan
Pengelolaan Perbekalan Farmasi :
1) Pemilihan
2) Perencanaan Kebutuhan
3) Pengadaan Sesuai Perencanaan
Drug Managemen Cycle :
1) Selection
2) Procurement
3) Distribution
4) Use
Manajemen pendukung :
 rencana dan administrasi (Keuangan)
 organisasi dan manajemen
 manajemen informasi
 sumber daya manusia
Pengelolaan kebutuhan obat
Dikelola untuk menjamin :
1) Ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi dan alkes
2) Ketepatan tempat penyimpanan
3) Ketepata waktu penyampaian
4) Jaminan mutu obat
5) Ketepatan penggunaan
Pengelolaan Kebutuhan Obat
pengadaan : perhitungan kebutuhan dan perencanaan pengadaan, pemilihan
cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, pemantauan status pesanan,
penerimaan dan pemeriksaan serta melakukan jaminan mutu
distribusi : meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat, penyimpanan,
ransportasi dan system distribusi
Penggunaan: meliputi pelayanan medis dan pelayanan farmasi
LKPP
1) pengadaan obat berdasarkan e-catalogue bertujuan agar proses pengadaan
obat menjadi lebih transparan akuntabel, efektif dan efisien
2) proses pengadaan harus lebih baik daripada sebelumnya
3) pemerintah dan IF beranggungjawab untuk menjamin ketersediaan obat
perencanaan kebutuhan obat
Data Pemakaian Obat :
- metoda konsumsi : pola penggunaan obat sebelumnya
- metoda epidemiologi : metode yang berdasarkan pola penyakit
Tim perencanaan obat terpadu untuk melihat kebutuhan obat di RS
berdasarkan jenis dan jumlah
Dasar penghitungan kebutuhan obat :
- rencana kegiatan penghitungan kebutuhan
- estimasi wktu yang dibutuhkan
- daftar obat
- supply
- dampak lead time
- estimasi biaya total pengadaan
- penyesuaian akhir rencana pengadaan obat
Pedoman perencanaan menurut Kepmenkes :
a. fornas, e-catalog, formularium RS, standar terapi RS dan ketentuan
setempat yang berlaku
b. data catatan medik
1. metode morbiditas
dasar : jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan
(Morbidity load)
cara menentukan :
tahap I : menentukan beban penyakit
tahap II : menetukan pedoman pengobatannya
tahap III : Perhitungan jumlah kebutuhan obat
keunggulan :
1) Perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran
2) Di standar pengobatan mendukung usaha perbaikan pola penggunan
obat
kelemahan :
1) Membutuhkan waktu dan tenaga terampil
2) Data penyakit sulit diperoleh secara pasti
3) Perlu pencatatan dan pelaporan yang baik
2. metode konsumsi
Dasar : data riil konsumsi obat periode lalu, dengan berbagai penyesuaian
dan koreksi.
langkah-langkah :
tahap I : pastikan beberapa kondisi berikut :
1) dapatkah diasumsikan pola pengobatan yang sebelumnya rasional, jika
tidak sebaiknya jangan digunakan
2) apakah suplay obat sebelumnya lengkap dan lancar atau tidak
3) apakah data stock, distribusi, penggunaan obat lengkap dan akurat ?
4) apakah banyak terjadi kecelakaan dan kehilangan obat ?
5) apakah jenis obat yang digunakan sama ?
6) lakukan estimasi periode yang akan datang
tahap III. Perhitungan
kelebihan :
1) Datanya akurat dan metodenya paling mudah
2) Tidak perlu data penyakit dan standar pengobatan
3) Kekurangan dan kelebihan obat sangat kecil
kekurangan :
1) Data konsumsi dan jumlah kontak pasien sulit
2) Tidak dapat untuk dasar penggunaan obat atau perbaikan pada peresepan
3) Kekurangan, kelebihan, dan kehilangan obat sulit diandalkan
4) Tidak perlu catatan morbiditas yang baik
Rumus :

A = (B + C + D) – E

Ket :
A : Rencana Pengadaan
B : Pemakaian Rata-Rata X 12 Bulan
C : Stok Pengaman (10-20% sesuai ketentuan Rumah Sakit)
D : Waktu Tunggu
E :Sisa Stok
Model-Model Pengendalian Persediaan
- ABC
- VEN
- ABC Indeks Kritis
- Minimum dan maksimum stock
- Consumption-based reordering formula
- Model EOQ
- Model JIT
SISTEM DISTRIBUSI OBAT
ideal : unit dose dispensing system (paling cost effective)
System distribusi obat persediaan lengkap di ruang (floor stock)
System distribusi obat persediaan lengkap diruang adalah tatanan kegiatan
penghantaran sediaan obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada order obat,
yang disiapkan dari persediaan diruang oleh perawat dan dengan mengambil
dosos/unit obat dari persediaan yang langsung diberikan kepada penderita
diruang itu.
Keuntungan :
1. Obat yang diperlukan segera tersedia bagi penderitaa
2. Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS
3. Mengurangi penyalinan kembali order obat
4. Mengurangi jumlah personil IFRS yang diperlukan
Keterbatasan
1. Kesalahan obat sangat meningkatkan karena order obat tidak dikaji oleh
apoteker dan tidak ada pemeriksaaan ganda
2. Persediaan obat di unit perawat meningkat dengan fasilitas ruangan
yang sangat
3. Terbatas. Pengendalian persediaan dan mutu, kurang diperhatikan oleh
perawat
4. Pencurian obat meningkat
5. Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat
6. Penambahan modal investasi untuk menyediakan fasilitas penyimpanan
obat yang sesuai di setiap daerah perawatan penderita
7. Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat
8. Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat
System distribusi obat dosis unit (UDDS)
System distribusi obat dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian
obat yang dikoordinasi IFRS dalam rumah sakit dimana obat distribusikan
dalam kemasan unit tunggal, di-dispersing dalam bentuk siap komsumsi, dan
untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 persediaan dosis, dihantarkan kea
tau tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap waktu
System distribusi obat dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu dari 3
metode dibawah ini, yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi
suatu rumah sakit. System tersebut yaitu :
1. System distribusi obat dosisi unit dapat diselenggarakansecara
sentralisasi
2. System distribusi obat dosis unit desentralisasi
3. System distribusi obat kombinasi sentralisasi dan desentralisasi
Drug-related decision support
Dasar:
1. Panduan obat formularium
2. Interaksi obat
3. Cek alergi obat
4. Panduan dosis lazim
5. Cek adanya duplikasi
6. Pedoman terapi (contoh : antibiotic)
7. kompabibiltas
advanced :
1. panduan dosis pada gangguan fungsi ginjal, pasien geriatric
2. panduan monitoring teraoi obat dengan uji laboratorium
3. cek keamanan obat pada wanita hamil
4. kontraindikasi (DM, gagal fungsi organ )
manfaat CPOE
1. menhilangkan masalah tulisan tidak dapat dibaca
2. meminimalkan kesalahan transkripsi
3. mempercepat pelayanan
4. meningkatkan akurasi dan kelengkapan resep
5. meningkatkan koordinasi anatar dokter dan apoteker /asisten apoteker
6. mencegah kesalahan
Tantangan dalam penerapan industri :
1. keengganan stakeholder untuk berubah
2. komitmen pimpinan tertinggi institusi yang rendah
3. hilangnya lapangan kerja karena automasi
4. isu tentang keamanan data dan legalitas
5. kurangnya regulasi dan standar
6. tuntutan akan komunikasi yang handal dan stabil
7. kurangnya sumber daya
8. biaya investasi yang besar

Anda mungkin juga menyukai