Eliminasi
Absorpsi
Metabolisme
terhambat mudah Ekskresi
dan dieliminasi empedu
mengalami tubuh
metabolisme
lintas
pertama
F <<
MEKANISME KERJA NRTI
MEKANISME KERJA NRTI
Nevirapin Efavirenz
EFAVIRENZ
Pemantauan
Pemantauan Pemantauan
pemulihan
klinis laboratoris
jumlah sel CD4
PEMANTAUAN KLINIS DAN LABORATORIS
SELAMA TERAPI ARV LINI PERTAMA
Perlu dimonitor perjalanan klinis penyakit dan jumlah CD4 setiap 6 bulan
sekali. Evaluasi klinis meliputi parameter seperti pada evaluasi awal
termasuk pemantauan berat badan dan munculnya tanda dan gejala
klinis perkembangan infeksi HIV. Parameter klinis dan jumlah CD4
tersebut menentukan saat pasien mulai memenuhi syarat untuk terapi
profilaksis kotrimoksazol dan atau terapi ARV. Penurunan jumlah CD4
setiap tahunnya adalah sekitar 50 sampai 100 sel/mm3. Evaluasi klinis
dan jumlah CD4 perlu dilakukan lebih ketat ketika mulai mendekati
ambang dan syarat untuk memulai terapi ARV.
Pemantauan Pasien dalam Terapi Antiretroviral
Pemantauan klinis
dilakukan pada minggu 2, 4, 8, 12 dan 24 minggu sejak memulai terapi ARV dan
kemudian setiap 6 bulan bila pasien telah mencapai keadaan stabil
Pada setiap kunjungan perlu dilakukan penilaian klinis termasuk tanda dan gejala efek
samping obat atau gagal terapi dan frekuensi infeksi (infeksi bakterial, kandidiasis dan
atau infeksi oportunirtik lainnya) ditambah konseling untuk membantu pasien
memahami terapi ARV dan dukungan kepatuhan
Pemeriksaan Laboratoris Keterangan
CD4 secara rutin setiap 6 bulan, atau lebih
sering bila ada indikasi klinis
Hemoglobin (Hb) Untuk pasien yang akan memulai
terapi AZT : sebelum dan minggu ke
4, 8 dan 12 sejak mulai terapi atau
ada gejala anemia
Fungsi Ginjal Terapi TDF
Kadar asam laktat NRTI (d4T atau ddl) jika
menunjukkan tanda dan gejala yang
mengarah pada asidosis laktat
Gula darah dan profil lipid Jika ada tanda dan gejala
Viral Load Untuk diagnosis gagal terapi
Seharusnya tidak terdeteksi setelah
6 bulan
Pemantauan pemulihan jumlah sel CD4
disebabkan karena penanganan infeksi oportunistik yang tidak adekuat, efek samping
ARV berat (Steven Johnson Syndrome), dan keadaan gagal fungsi hati stadium akhir
(ESLD - End Stage Liver Disease) pada kasus ko-infeksi HIV/HVB
Keterangan Tambahan
Kriteria Imunologis
Kriteria Virologis
KEGAGALAN KLINIS
Dapat dijadikan dasar kegagalan terapi jika sarana prasarana
tidak menunjang dilakukannya pengecekan CD4+ dan VL.
Lebih ditujukan sebagai metode waspada kegagalan terapi.
SYARAT
Pasien telah mendapatkan terapi ARV selama 6 bulan
Penurunan HB >1g/dL
SYARAT
Timbulnya PPE dan Prurigo kembali
2 NRTI + boosted-PI
Efek Samping
Umum Serius
Dermatologi : sindrom steven
Dermatologi : ruam johnson
Metabolic endokrin : Hematologi : neutropenia,
lipodistrofi granulositopeniic disoreder
GIT : diare, mual
Imunologi : reaksi alegri,
Neurologi : sakit kepala
reaksi hipersensitivitas
Lain : fatigue
Muskoloskeletal :
rhabdomyolysis
Interaksi Obat
Nama obat Efek
Flukonazol Meningkatkan konsentrasi nevirapin
Umum
peningkatan transaminase, sakit kepala, nyeri dada, distensi pada bagian abdomen, perut kembung
Tidak Umum
Jarang
asidosis laktat, steatosis hepatik, hepatitis, angioedema, osteomalasia, miopati, gagal ginjal akut,
gagal ginjal, nekrosis tubular akut, renal proksimal tubulopati, diabetes insipidus nefrogenik.
Interaksi obat
Nama Obat Efek
Atazanavir Menurunkan konsentrasi atazanavir
Eramova, I., Matic, S., & Munz, M. (2007). HIV/AIDS treatment and care (hal. 10-11). Copenhagen: Regional Office for Europe, World Health Organization.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa dan Remaja (pp. 23-25). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Meningkatkan Kepatuhan
Mendorong keterlibatan
Memberikan informasi yang kelompok dukungan sebaya
Membina hubungan saling
benar dan mengutamakan dan membantu
percaya dengan pasien
manfaat postif dari ARV menemukan seseorang
sebagai pendukung berobat
Apoteker menanyakan identitas pasien (nama, BB, umur, jenis obat yang sedang diminum, nama
pendamping minum obat, hubungan dengan pasien.
Apa yang sudah dikatakan dokter atau perawat mengenai obat ART? Ulangi informasi
yang sudah diberikan oleh dokter untuk memperjelas pengetahuan pasien.
Jelaskan bahwa obat ART harus diminum seumur hidup, pada waktu dan cara meminum obat yang sesuai
dengan resep yang diberikan oleh dokter.
Jelaskan efek samping dari masing-masing obat dan bagaimana cara menanggulanginya.
Jelaskan cara penyimpanan obat yang benar dan beritahukan cara memperoleh obat untuk konsumsi
selanjutnya.
Tahapan Konseling
4. Memberikan penjelasan terkait rejimen obat tetap dan rejimen obat ganti.
Rejimen obat tetap Berikan informasi tentang perlunya minum obat
secara teratur dan tepat waktu, makanan yang baik dikonsumsi dan
dihindari, serta mengingatkan pasien agar melakukan kontorl ke dokter.
Rejimen obat ganti informasi yang harus diberikan adalah
- Cara dan waktu untuk meminum obat yang benar.
- Menjelaskan tentang kemungkinan efek samping yang akan terjadi
dan cara penanggulangannya.
- Mengingatkan kembali tentang konsumsi makanan dan minuman
yang dianjurkan dan dihindari.
5. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya.
6. Mengakhiri konseling dengan memberikan obat dan mengingatkan kapan
pasien harus melakukan kontrol dan mengambil obat kembali.
Faktor yang harus diperhatikan dalam
Konseling