I DALAM SEDIAAN
HERBAL
DEFINISI
NANOTEKNOLOGI
Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada
skala atomik dan skala molekular. Diameter
atom berkisar antara 62 pikometer (atom Helium)
sampai 520 pikometer (atom Cesium).
Penerapannya dalam sediaan farmasi berkaitan
dengan peningkatan bioavailabilitas dari zat
aktif dengan efek berkhasiat maupun
peningkatan dalam bentuk dan penampilannya
dengan pengecilan ukuran
Yang akan dibahas salah satu contoh
nanoteknologi diantaranya nanoemulsi, liposom,
fitosom, dan proteome.
NANOEMULSI
NANOEMULSI
Nanoemulsi adalah suatu sistem
dispersi minyak dalam air (m/a) atau
air dalam minyak (a/m) dengan ukuran
globul sekitar 1-100 nm yang dibentuk
melalui pemecahan globul.
Nanoemulsi dapat dibentuk dengan
cara menyampurkan fase minyak yang
tidak bercampur dengan fase air
kemudian diberikan tekanan atau
pergeseran yang tinggi.
NANOEMULSI HERBAL
Pada sediaan nanoemulsi sediaan herbal,
yang digunakan sebagai zat aktif adalah
bahan herbal yang sudah diekstraksi karena
akan memudahkan pembuatan emulsinya.
Biasanya digunakan ekstrak yang sudah
dipekatkan. Ketika sudah diekstraksi kadar
zat berkhasiatnya juga lebih tinggi.
Nanoemulsi herbal banyak digunakan untuk
topikal.
KEUNTUNGAN
1. Ukuran globul yang kecil menurunkan gaya
gravitasi sehingga tidak terjadi creaming atau
sedimentasi pada saat penyimpanan.
2. Ukuran globul yang kecil juga menghindari
terjadi flokulasi.
3. Nanoemulsi cocok untuk pemberiaan melalui
kulit karena mempercepat penetrasi.
4. Bentuk sediaan yang transparan dan tidak
lengket, memberikan nilai estetika dan
kenyamanan penggunaan.
5. Nanoemulsi dapat digunakan sebagai
KERUGIAN
1. Pembuatan nanoemulsi memperlukan
teknik spesial seperti homogenizer
bertekanan tinggi secepat ultrasonik.
2. Nanoemulsi memerlukan biaya produksi
yang mahal karena perlu agen
pengemulsi dengan kosentrasi tinggi.
METODE PEMBUATAN
NANOEMULSI
1. HIGH PRESSURE
HOMOGENIZATION
Homogenizer bertekanan tinggi untuk menghasilkan
nanoemulsi dengan ukuran partikel yang benar-benar
kecil (hingga 1 nm).
Gaya yang bekerja dapat diatur hingga menghasilkan
nanoemulsi dengan ukuran droplet dan indeks
polidipersitas yang diinginkan.
Pembuatannya lebih baik dengan menggunakan fase
terdisper dalam volume besar, baru setelah emulsi
terbentuk diencerkan. namun, jika perbandingan
volumenya terlalu besar daptmenyebabkan koalesens
selama proses emulsifikasi, tapi, surfaktan dapat
ditambahkan lebih banyak.
2.
MICROFLUIDI
ZATION
3. PHASE INVERSION
TEMPERATURE
TECHNIQUE (PIT)
4. SOLVENT
DISPLACEMENT
METHOD
pembuatan nanoemulsi secara spontan,
Metode ini, fase minyak dilarutkan dalam
pelarut organik yang dapat bercampur
dengan air( aseton, etanol). Fase organik lalu
dituang ke fase air yang sudah mengandung
surfaktan untuk membuat nanoemulsi terbentuk
secara spontan melalui difusi cepat pelarut
organik.
Pelarut organik dihilangkan dari nanoemulsi
dengan cara yang sesuai, seperti penguapan
vakumi banyak digunakan
5. PHASE INVERSION
COMPOSITION METHOD
Dapat dilakukan pada suhu ruang dan
tidak menggunakan pelarut organik.
Nanoemulsi yang stabil secara kinetik
dengan ukuran droplet kecil dapat
dihasilkan dengan penambahan air ke
larutan surfaktan dalam minyak,
dengan pengadukan pada suhu tetap.
EVALUASI SEDIAN
NANOEMULSI
1.Ukuran droplet dan distribusi ukuran,
bisa dilakukan dengan menggunakan
particle size analyzer, laser light
scattering
2.Studi mikroskopik; Sediaan dilihat
sebelum dan setelah disonikasi, pada
awal sonikasi dropletnya kan terlihat,
sedangkan setelah sonikasi tidak.
3.Potensial zeta (Zetasizer Nano Series)
4.pH
3. Suhu
Dapat mempengaruhi nilai HLB dari
system. surfaktan polyethoxylated, untuk
memodifikasi mereka affinitas untuk air
dan minyak sebagai fungsi suhu. Telah
diamati bahwa surfaktan polyethoxylated
cenderung menjadi lipofilik pada
pemanasan karena dehydrasi
polioksietilena.
4. Pembentukan ukuran tetesan mikron
CONTOH SEDIAAN
NANOEMULSI
Elizabeth Greffiana
C. 1206260330
PENGEMBANGAN
NANOEMULSI DARI EKSTRAK
CABANG PHYLLANTUS
EMBLICA. L
Emblica (Phyllanthus emblica L.) adalah tanaman yang
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di asia bagian
selatan Asia.
Tanaman ini berpotensi sebagai antioksidan, menghambat
sintesis melanin, anti inflamasi, antimikroba dan astringen.
Untuk potensi penghantaran secara topikal, dilakukan
formulasi nanoemulsi yang berisi fenol dari ekstrak cabang
Phyllantus emblica L.
KANDUNGAN KIMIA
Tanin
Catechin
Epicatechin gallate (ECG)
Epigallocatechin (EGC)
Epigallocatechin gallate (EGCG)
Gallocatechin (EC
PERSIAPAN EKSTRAK
CABANG P. EMBILICA
Cabang Phyllanthus emblica dikeringkan pada 50C dan dijadikan
serbuk.
Lalu dilakukan ekstraksi dengan menggunakan etanol 50% pada
rasio 1:5 g/mL selama 5 hari dalam tangki maserasi dan disaring
melalui kertas Whatman.
Fitrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada 45C, dan
kemudian dikeringbekuan dalam lyophilizer.
Fase minyak Isopropil miristat (0.6% w/v) dan polyoxyethylene 20
stearil ester (0.35%) dilelehkan pada suhu 70C dengan
pengadukan 500 rpm selama 5 menit.
PERSIAPAN EKSTRAK
CABANG P. EMBILICA
Fase air dipanaskan pada 75C sebelum ditambahkan pada
fase minyak.
Campuran diemulsifikasi dengan high speed homogenizer
pada 4500 rpm selama 5 menit sehingga dihasilkan pre
emulsi.
Kemudian dilakukan high pressure homogenizer pada pre
emulsi selama 5 siklus dengan tekanan 10000psi.
Setelah
high
pressure
homogenization,
nanoemulsi
UJI KESTABILAN
NANOEMULSI
Uji kestabilan dari nanoemulsi dilakukan selama 90 hari pada
suhu 4C dan 30C. Dilakukan pengukuran terhadap ukuran
partikel, zeta potensial, entrapment efficiency dan drug loading.
Konsentrasi optimal EPE pada formulasi yang menghasilkan
ukuran partikel yang kecil, entrapment efficiency yang tinggi
dan stabilitas yang baik diperoleh pada F2 yaitu dengan
konsentrasi 0.15%.
Semakin bertambahnya konsentrasi ekstrak akan membuat
ukuran partikel semakin besar dan tidak stabil.
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
APLIKASI LIPOSOM
DALAM SEDIAAN
HERBAL
Baginda Sati
Pituanan
PENDAHULUAN
Ampifilisitas
Biokompatibilitas
Biodegradabilitas
Keamanan
Peningkatan bioavailabilitas
Lepas lambat
Meningkatkan
bioavailabili-tas
bahan
Meningkatkan
uptake selular
Mengubah
farmakokinetik
dan
biodistribusinya
Meningkatkan
stabilitas
Meningkatkan
aktivitas
terapeutik
Penghantaran
tertarget
Kadar obat
dapat
dipertahankan
lebih lama
Meningkatkan
keamanan
Active
Quercetin liposomes
Quercetin
ingredients
Applications of liposome
formulations
Antioxidant
Anticancer
barrier
Uposomes
Silymarin
encapsulated silymarin
Improve bioavailability
Reverse
evaporation
Route of
administration
Reference
60%
Intrana sal
(18]
6922
0.6%
Buccal
(16]
Entrapment
efficiency
technique
Hepatoprotective
Reverse
evaporation
technique
Antiviral
60-74%
In vitro
(191
Increase efficiency
Anticancer
Film -ultrasound
method
62.30%
In vitro
(201
Paclitaxel
Anticancer
Thin film
hydration method
94%
ln vitro
(211
Curcumin liposome
Curcumin
Anticancer
Ethanol injection
method
8827
2.16%
In vitro
(22]
Garlicin liposome
Garlicin
Increase efficiency
Lungs
Reverse-phase
90.77%
Uposoma artemisia
arborescens
Artemisia
arborescens
essential oil
Ampelopsin liposome
Ampelopsin
Paclitaxelliposome
(23]
evaporation
method
Aavonoids liposomes
Quercetin
Solvent
and rutin
is enhanced
evaporation
In vitro
(24]
In vitro
(25]
1. SILYMARIN (1)
Basic
Liposom (Lesitin
kacang kedelai)
Di pencernaan
absorpsi buruk (20-
drpd oral
2. SILYBIN (2)
Efek Hepato-Proteksi
Basic
Liposom
33,08%
55,6%
3. QUERCETIN
6. KATEKIN (2)
DAFTAR PUSTAKA
APLIKASI FITOSOM
DALAM SEDIAAN
HERBAL
Desti Rachmadyah
Nanda S.
1106002223
FITOSOM
Fitosom : suatu sediaan yang terdiri dari bahan alam
sebagai zat aktif dan fosfolipid, di mana zat aktif
dikelilingi dan berikatan dengan fosfolipid.
Teknologi Phytosome : teknologi pembentukan
kompleks antara senyawa-senyawa di dalam ekstrak
dengan fosfolipid.
Molekul hidrofilik senyawa menjadi hidrofobik
mempermudah proses penembusan lapisan membran
bagian luar dari sel-sel dalam saluran pencernaan,
sehingga dapat mudah masuk ke peredaran darah.
Kompleks zat aktif dan fosfolipid ini dapat
diformulasikan dalam beberapa berbagai bentuk
farmasetik seperti larutan, emulsi, sirup, suspensi,
TUJUAN PEMBUATAN
Tujuan : meningkatkan bioavailabilitas zat
berkhasiat.
Kebanyakan ekstrak bahan alam bersifat
hidrofil, sehingga sulit untuk menembus
membran kulit/sistem pencernaan yang bersifat
non-polar dan menyebabkan absorpsi yang
buruk.
Sediaan fitosom : zat aktif terbungkus oleh
fosfolipid mudah untuk menembus membran
kulit/sistem pencernaan dan diharapkan
menghasilkan absorpsi yang baik.
FITOSOM
Fosfolipid yang umum digunakan : fosfatidilkolin yang larut
dalam fasa air dan lemak dan absorbsinya sangat baik bila
diberikan secara oral.
Analisis kimia menunjukkan bahwa unit phytosome biasanya
terdiri dari satu molekul senyawa dalam herbal berikatan
dengan setidaknya satu senyawa fosfatidilkolin.
Ikatan kedua molekul ini sangat larut dalam lemak sehingga
mudah menembus lapisan membran bagian luar sel-sel
saluran pencernaan sehingga dapat masuk ke dalam
peredaran darah.
Dalam beberapa penelitian telah terbukti bahwa dengan
menggunakan teknologi phytosome, produk dapat diabsorpsi
dengan lebih baik dan mempunyai efikasi yang lebih tinggi.
METODE PEMBUATAN
1. Fosfolipid dilarutkan dalam pelarut organik yang telah
mengandung zat aktif.
2. Larutan yang terbentuk kemudian dikeringkan dan
dimasukkan dalam lapis tipis lalu di hidrasi. Suspensi
fitosom
yang
terbentuk
dapat
digunakan
untuk
pembuatan bentuk sediaan yang lain.
3. Fosfolipid yang digunakan dapat diperoleh dari bahan
alam maupun sintesis seperti lesitin kedelai, bovine atau
swine
brain
atau
dermis,
phosphatidylcoline,
phosphatidylethanolamine,
atau
phosphatydilserine
dimana gugus asil-nya sama atau berbeda dan pada
umumnya derivat dari asam palmitat, stearat, aleat, dan
linoleat.
GINGKO BILOBA
PHYTOSOME
Ditemukan meningkatkan superoksida
dismutase, katalase, glutation peroksidase dan
kegiatan glutathione reduktase di semua
daerah otak, dibandingkan dengan mereka
yang dirawat hanya dengan natrium nitrit.
Ginkgo biloba phytosomes diberikan kepada
tikus Wistar pada 50 mg/kg dan 100 mg/kg
selama 7 dan 14 hari.
Hipoksia kimia diinduksi oleh administrasi
natrium nitrit (75 mg/kg) 1 jam setelah terakhir
administrasi pengobatan. Tiga puluh menit
setelah natrium nitritadministrasi, hewanhewan itu dibunuh dan korteks serebral,
CONTOH PRODUK
Ginkgoselect Phytosome :
mengandung ekstrak daun Ginkgo
biloba L.; ekstrak mengandung 24%
ginkgoflavonglucosides, 6%
ginkgolides and bilobalide dan 5
ppm ginkgoic acids.
Khasiat utama : pengobatan
insufisiensi serebral dan gangguan
pembuluh darah perifer.
Untuk menguji efektivitas
Ginkgoselect Phytosome dengan
ekstrak Ginkgo biloba L. dilakukan
beberapa uji farmakokinetik.
PERBEDAAN LIPOSOM
DAN FITOSOM
PERBEDAAN LIPOSOM
DAN FITOSOM
Perbedaa
n
Liposom
Fitosom
Zat aktif
Cara
pembuata
n
APLIKASI
PROTEOMIK
DALAM SEDIAAN
APLIKASI PROTEOMIK
PADA SEDIAAN HERBAL
SOYBEAN
Kacang Kedelai mengandung isofalvon yang
biasanya muncul sebagai -glikosida (genistin, daidzin,
glycitin) atau asetil--glukosida dan malonil-glukosida
PROTEOMIK
Efek dari zat fitokimia dalam transkriptome harus
dilengkapi dengan analisis kuantitatif dari beberapa
protein yang relevan.
Untuk analisis proteomic, protein diekstraksi dari sel
atau jaringan lalu dipisahkan dengan gel elektroforasi
dua dimensi poliakrilamida.
Titik yang ada dapat digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan kandungan protein pada
sampel
Untuk mengidentifikasi protein yang dapat diproteksi
melawan arterosklerosis, digunakan sel yang diberi
konsentrasi patofisiologi yang sesuai yaitu proarterosklerosis penekan homosistein
DAFTAR PUSTAKA
C.
Rungsiri
Chaitanya,
S.
Bungorn.
2013.
Online:
Doi:10.3109/03639045.2013.838580
110.
DAFTAR PUSTAKA
Collins English Dictionary Complete and Unabridged HarperCollins
Publishers, 2003, 24 November 2013, 16:25 WIB
http://www.swansonvitamins.com/swanson-ultra-turmeric-phytosomemeriva-500-mg-60-capsdikutip tanggal 24 November 2013, 19:55 WIB