Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


SMK KESEHATAN ASSYIFA SCHOOL BANDA
ACEH

APOTEK : KIMIA FARMA 92 PEUNAYONG


Tahun Pelajaran 2021/2022

Oleh:
Kelompok
Nama : Siti Fatimah Zahara
NIS : 193049561 / NISN : 0042976030
Nama : Asykar Fujari
NIS : 193049499 / NISN : 0043191650

SMK KESEHATAN ASSYIFA SCHOOL


BANDA ACEH
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Apotek : kimia farma 92 Peunayong
Pada tanggal : 23 September 2021
Oleh:
Nama siswa : Siti Fatimah Zahara
NIS : 193049561 / NISN : 0042976030
Nama : Asykar Fujari
NIS : 193049499 / NISN : 0043191650

Mengetahui,

Pembimbing I, (Apotek) Pembimbing II, (sekolah)

Nama : Apt.Rizka Afdhila, S.Farm Nama : Apt. Chairunnisa, S.Farm

Kepala Sekolah,

Dra. Cut Surianti.,Apt.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya berupa
kekuatan lahir dan batin, serta semangat pada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL). Penyusun menyajikan hasil
seluruh kegiatan yang telah dilakukan selama penyusun dalam masa kegiatan
praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan di Apotek Kimia 0092
peunayong .
PKL dimulai pada tanggal 2 Agustus-sampai dengan tanggal 11
September 2021. Adapun tanpa adanya bantuan dari pihak lain, penyusun tidak
akan mampu menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini, oleh karena itu
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membatu dalam laporan ini terutama kepada :
 Apotek Kimia Farma 0092 peunayong, yang telah memberi izin atau
kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan PKL yang berlangsung
selama 1 bulan.
 Dra. Cut Surianti.,Apt. selaku Kepala Sekolah SMK KESEHATAN
ASSYIFA SCHOOL BANDA ACEH.
 Ibu Apt. Chairunnisa, S.Farm, yang telah membimbing di sekolah dan
memberi bekal untuk prakerin.
 Ibu Apt. Rizka Afdhila, S. Farm Selaku pembimbing di tempat kegiatan
PKL, yang telah memberi banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat
bermanfaat dan juga akan menjadi bakal penyusun di masa nanti ketika
penyusun akan menghadapi dunia kerja sesungguhnya.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan, oleh karena itu dengan senang hati kami terima segala kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi sempurnya laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya siswa-
siswi SMK KESEHATAN ASSYFA SCHOOL BANDA ACEH.

Banda Aceh, Agustus 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang PKL........................................................1
1.2 Tujuan PKL......................................................................3
1.3 Manfaat PKL....................................................................4

BAB II..................................................................................................5
GAMBARAN UMUM APOTEK......................................................5
2.1 Lokasi.................................................................................5
2.2 Sejarah ..............................................................................5
2.3 Struktur organisasi ..........................................................7
2.4 Tata Ruang Apotek ..........................................................8
2.5 Pelayanan Kefarmasian Apotek .....................................8
2.6 Stok Opname ..................................................................12
2.7 PBF yang Bekerja Sama.................................................13
BAB III...............................................................................................15
MANAJEMEN APOTEK................................................................15
3.1 Perencanaan....................................................................15
3.2 Pengadaan.......................................................................15
3.3 Penerimaan......................................................................17
3.4 Penyimpanan...................................................................17
3.5 Pelaporan ........................................................................19

iii
BAB IV.................................................................................20
PEMBAHASAN..................................................................20
4.1 Hambatan/Masalah Selama PKL..................................20
4.2 Pemecahan Masalah.......................................................21
4.3 Faktor Pendukung Pelaksanaan PKL..........................21
BAB V..................................................................................22
PENUTUP............................................................................22
5.1 Kesimpulan...................................................................22
5.2 Saran..............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................23
LAMPIRAN.........................................................................24
6.1 Ruang Apotek...................................................................24
6.2 Denah Apotek...................................................................25
6.3 Surat Pesanan Narkotika.................................................26
6.4 Surat Pesanan Psikotropika............................................27
6.5 Surat Pesanan Prekusor dan obat-obatan tertentu.......28
6.6 Surat Pesanan Regular....................................................29
6.7 Copy Resep........................................................................30
6.8 Etiket..................................................................................31
6.9 Faktur pemesanan............................................................32
6.10 Kartu stok........................................................................33
6.11 Lemari penyimpanan Narkotika dan Psikotropika....34
6.12 Meja Racik......................................................................35
6.13 Skrinning Resep..............................................................36

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang PKL


Demi mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
yang terpadu dan menyeluruh guna tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
masyarakat. Upaya kesehatan di selenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Untuk keberhasilan upaya pembangunan
kesehatan tersebut maka masyarakat perlu diikut sertakan agar
berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.
Dalam menyukseskan pembangunan dalam bidang
kesehatan diperlukan tindakan yang efisien dan efektif. Salah
satunya adalah pemenuhan saran pelayanan kesehatan yang
baik bagi masyarakat. Apotek sebagai salah satu unit pelayanan
kefarmasian bagi masyarakat. Sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 (Apotek merupakan
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker). Yang dimaksud pekerjaan
kefarmasian diantaranya pengadaan obat, penyimpanan obat,
pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan
perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai perbekalan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik.

1
Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tapi
tugas dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan sebaik
baiknya sesuai dengan standart prosedur yang ditetapkan.
Dalam menjalankan perannya sebagai apotek maka didalam
apotek terdapat penanggung jawab yang dilimpahkan kepada
apoteker sebagai tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan
serta keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta
tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Asisten apoteker adalah salah satu tenaga kefarmasian
yang bekerja di bawah pengawasan apoteker. Maka Asisten
Apoteker harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
luas khususnya mengenai bidang kefarmasian. Selain itu
Asisten Apoteker juga dituntut untuk meningkatkan
profesionalisme kerja dalam memberikan pelayanan
kefarmasian serta menguasai manajemen pendidikan dalam
rangka pengembangan apotek.
Upaya peningkatan ketepatan, kerasionalan dan efisiensi
penggunaan obat serta perbekalan farmasi dapat dengan
pemberian pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi oleh
Asisten Apoteker. Hal ini juga penting guna menghindari
kesalahan penggunaan obat dan perbekalan farmasi, terutama
dalam upaya swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat.

2
1.2Tujuan PKL
1. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan
keterampilan ilmu dan praktek yang didapat disekolah dan
menerapkan di lapangan kerja.
2. Untuk mengenal kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek
administrasi, teknis maupun sosial budaya.
3. Untuk menumbuhkan dan memantapkan sikap etis,
profesionalisme yang diperlukan siswa untuk memasuki
lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.
4. Untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk
memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja
yang sesungguhnya.
5. Untuk meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses
penyerapan teknologi baru dari lapangan ke sekolah dan
sebaliknya.
6. Untuk memperoleh masukan dan umpan balik guna
memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan SMK Kompetensi Keahlian
Farmasi.
7. Untuk memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.

3
1.3Manfaat PKL
1. Mampu memahami dan mengembangkan pelajaran yang
didapat di sekolah dan menerapkannya di dunia usaha
khususnya di farmasi.
2. Dapat mengumpulkan informasi dan data untuk
kepentingan sekolah dan siswa/i yang bersangkutan.
3. Mampu mencari alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan program studi yang dipilihnya secara luas dan
mendalam yang dituangkan dalam karya tulis yang
disusunnya.
4. Pemerataan pengetahuan yang telah diketahui oleh
peserta ditempat praktek kerja lapangan.
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
kemandirian profesi dalam pelayanan kesehatan sebagai
aplikasi dari ilmu yang di peroleh.
6. Memberikan gambaran nyata tentang kondisi apotek
yang sesungguhnya
7. Sebagai sarana untuk meningkatkan komunikasi serta
kemampuan manajerial.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM APOTEK

2.1 Lokasi
Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung di Apotek
Kimia Farma 0092 Peunayong yang beralamat di Jl. Khairil
Anwar No.13, Peunayong, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh,
Aceh 24415, Kota Banda Aceh. Lokasi apotek ini sangat strategis
sehingga dapat di jangkau dengan mudah oleh masyarakat dan
terdapat dokter praktek.

2.2 Sejarah
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama
di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan
kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa
awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi
menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia
Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero)
kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT
Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut
Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan

5
telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama
Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan
tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan
pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.

6
2.3 Struktur organisasi

Apoteker
Penanggung Jawab

Apt. Rizka Afdhila, S.Farm

AA AA AA AA
Agustina, AMD.Farm Febriana Tianandari, A.Md.Farm Nova Nazirah, A.Md.Farm Mahzar, A.Md.Farm
7
b. Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter (UPDS)
Pelayanan obat ini dilakukan atas permintaan langsung dari
pasien, biasanya terdiri dari obat-obat wajib apotek (OWA)
yang dapat diberikan tanpa resep dokter. Apoteker atau AA
terlebih dahulu bertanya kepada pasien mengenai keluhan
yang dirasakan, kemudian memberikan beberapa pilihan
obat yang bisa digunakan, setelah pasien setuju dan
menyelesaikan pembayarannya obat disiapkan, kemudian
diserahkan kepada pasien.
c. Pelayanan Obat Resep Dokter dengan Pembayaran Tunai
Pelayanan obat atas resep tunai dilakukan sebagai berikut :
- AA menerima resep dari pasien
- AA melihat kelengkapan skrinning resep
- AA menghitung dan mengkonfirmasikan harga obat
kepada pasien
- Setelah pasien membayar harga obat yang disetujui, resep
diberi nomor dan kasir menyerahkan struk kepada pasien
sebagai bukti pembayaran
- Kasir menyerahkan resep kepada petugas peracikan
untuk menyiapkan barang atau obat yang diminta dalam
resep
- Setelah obat disiapkan dan diberi etiket, petugas
penyerahan memeriksa kembali kesesuaian obat dengan
resep
- AA/Apt melayani dan memberikan informasi dosis, cara
pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan

9
- Resep diserahkan kepada penanggung jawab peracikan
untuk diarsipkan.
- Untuk obat yang kurang atau diambil sebagian maka AA
membuatkan salinan resep dan kwintansi pembayaran
d. Pembayaran obat resep dokter dengan pembayaran kredit
Pelayanan resep kredit diberikan kepada instansi atau badan
usaha yang telah menjalin kerjasama dengan Apotek Kimia
Farma 92 Peunayong seperti PLN (cabang dan sector), RS
dan lain-lain. Selain itu pelayanan resep kredit dapat
dilakukan melalui kontrak dokter, penagihan resep kredit
dapat dilakukan oleh dokter yang bersangkutan kepada
instansi terkait. pelayanan resep kredit dilaksanakan sebagai
berikut :
- AA menerima resep dari pasien
- Resep diteruskan kepada petugas peracikan untuk
menyiapkan barang atau obat yang diminta dalam
resep.
- Setelah obat disiapkan dan diberi etiket, petugas
penyerahan memeriksa kembali kesesuaian obat
dengan resep.
- AA memberikan informasi dosis, cara pemakaian obat
dan informasi lain yang diperlukan.
- Resep diserahkan kepada penanggung jawab
peracikan untuk diproses pemberian harga, pemisahan
resep serta koreksi lain yang diperlukan.

10
Apotek Kimia Farma 0092 Peunayong juga menyediakan
pelayanan pengiriman obat ke rumah atau instansi, yang
dilakukan oleh petugas Apotek (delivery service) tanpa di
kenakan biaya tambahan.
e. Pelayanan obat-obat narkotika dan psikotropika
Pelayanan dan penyerahan obat golongan narkotika dan
psikotropika dilakukan berdasarkan resep dokter. Resep
yang mengandung obat golongan narkotika diberi tanda
garis merah dibawah nama obatnya dan dicatat nomor resep,
tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien, nama dan
alamat dokter serta jumlah obat yang diminta dalam laporan
pemakaian narkotika. Apotek tidak boleh mengulang
penyerahan obat narkotika dan psikotropika atas dasar
salinan resep dari apotek lain, salinan resep untuk nedet
harus diambil di Apotek yang menyimpan resep aslinya.
f. Penyimpanan obat-obat narkotika dan psikotropika
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek
disimpain pada lemari khusus yang terbuat dari kayu(atau
bahan lain yang kuat dan kokoh) yang ditempel pada
dinding, memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu,
satu untuk pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu
lagi berisi pethidin, morfin, dan garam-garamnya. Lemari
terletak di tempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi
dapat diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas
dan penanggung jawab narkotika.

11
Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang
terbuat oleh kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat).
Lemari tersebut mempunyai kunci (tidak harus terkunci)
yang dipegang oleh Asisten Apoteker sebagai penanggung
jawab yang diberi kuasa oleh APA.

2.6 Stok Opname


a. Proses Stok Opname Apotek Kimia Farma 92 Peunayong
- Dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, untuk semua
obat, alkes dan barang-barang yang berada di
swalayan Apotek.
- Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah
pengeluaran obat berdasarkan laporan penjualan
perbulan.
- Hasil dari stok opname diperiksa oleh pimpinan
Apotek.
- Jika hasil stok opname sesuai maka dapat disetujui,
jika tidak sesuai maka diperiksa kembali dimana letak
ketidaksamaannya.
- Hasil stok opname yang telah disetujui akan
dikirimkan ke bisnis manager.
b. Fungsi Stok Opname
- Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat
dievaluasi apakah terjadi kekurangan barang atau tidak.
- Mengetahui barang-barang atau obat yang tidak terjual.
- Mengetahui laba dan rugi perusahaan

12
- Mengetahui barang atau obat yang mendekati akan masa
kadaluarsa.

2.7 PBF yang Bekerja Sama


Pedagang Besar Farmasi adalah salah satu fasilitas
distribusi sediaan farmasi. PBF bisa saja membuka cabang yang
disebut PBF cabang di beberapa tempat asalkan PBF cabang
tersebut mendapat pengakuan dari kepala dinas kesehatan
provinsi setempat dimana PBF cabang tersebut berada dan PBF
cabang juga hanya bisa menyalurkan sediaan farmasi dalam
batas wilayah provinsi pengakuannya.
1. PT. Mensa Bina Sukses
2. PT. Bina San Prima
3. PT. Kebayoran Pharma
4. PT. Parit Padang Global
5. PT. Arlydia Teknik Utama
6. PT. Kimia Farma Trading & Distribution
7. PT. United Dico Citas
8. PT. Distrindo Bintang Agung
9. PT. Wicaksana Overseas Internasional
10. PT. Antar Mitra Sembada
11. PT. Rajawali Nusindo
12. PT. Abadi Jaya Sukses Bersama
13. CV. Sukses Abadi Bersama
14. CV. Sepakat Maju
15. PT. Anugerah Mas Internasional
16. Perusahaan Perdagangan Indonesia

13
17. PT. Gatra Kesindo Jaya
18. PT. Dos Ni Roha
19. CV. Distribusindo Bintang
20. PT. Lenko Surya Perkasa
21. PT. Sukses Jaya Makmur Abadi
22. PT. Maesindo Masanusa
23. PT. Penta Valent
24. Amira Herbal
25. PT. Mestika Aceh Semesta
26. PT. Lamlo Pharmacy
27. PT. Anugerah Pharmindo Lestari
28. PT. Tempo.

14
BAB III
MANAJEMEN APOTEK

3.1 Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan
dalam merencanakan pengadaan perbekalan farmasi untuk
kebutuhan Apotek dan pada periode selanjutnya. Perencanaan
ini dilakukan berdasarkan kombinasi antara :
a) Pola Konsumsi
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai hasil
analisis data konsumsi obat pada periode sebelumnya yang
dapat dilihat dari resep-resep yang masuk setiap hari. Jika
obat atau barang yang habis atau laku keras maka dilakukan
perencanaan pemesanan obat tersebut.
b) Pola Penyakit
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai data
jumlah pengunjung dan jenis penyakit yang banyak di
keluhkan atau di konsultasikan dengan APA atau AA di
Apotek, hal ini juga dapat di lihat dari data-data yang sesuai,
contohnya data UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) atau
data HV (Obat Bebas).
3.2 Pengadaan
Setelah dilakukan perencanaan maka kegiatan
selanjutnya adalah pengadaan. Tujuan pengadaan perbekalan
farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi
di Apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah di susun
sebelumnya. Pengadaan dilakukan dengan mencari dan

15
menemukan penyalur masing-masing perbekalan farmasi yang
dalam hal ini penyalurnya adalah Pedagang Besar Farmasi
(PBF) dan di lengkapi dengan nama, alamat, nomor telepon,
daftar harga masing-masing penyalur dan penentuan waktu
pembeliannya.
Pengadaan perbekalan farmasi untuk mendukung
pelayanan di Apotek Kimia Farma 0092 Peunayong diajukan
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada Pedagang Besar
Farmasi (PBF) dengan menggunakan surat pesanan (SP),
namun terdapat pula cara lain dalam permintaannya, yaitu APA
Kimia Farma 0092 Peunayong mengajukan daftar pesanan obat
atau yang disebut :
Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) yang diambil
dari data defekta yang kemudian akan dibuat ke surat
pemesanan (SP) dan dikirim ke PBF.
Kegiatan :
1. Permintaan melalui Apotek dilakukan setiap 2 kali dalam
seminggu
2. Permintaan perbekalan farmasi dilakukan dengan
menggunakan surat pesanan (SP) dari Apotek sedangkan
pemesanan narkotika dan psikotropika harus langsung
melalui apotek bersangkutan.
3. Surat pemesanan dari data defekta dikirim ke PBF.

16
3.3 Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima
perbekalan farmasi yang diserahkan dari unit-unit pengelola
yang lebih tinggi (PBF) kepada unit pengelola dibawahnya
(Apotek). Perbekalan farmasi yang telah dikirim ke Apotek
Kimia Farma 92 Peunayong disertai faktur dan diterima oleh
petugas pembelian. Petugas pembelian (AA) akan melakukan
pengecekkan terhadap barang yang datang disesuaikan dengan
surat pesanan (SP) dan diperiksa nama sediaan, jumlah, dosis,
expiredate dan kondisi sediaan. Setelah pengecekkan selesai
faktur di tanda tangani dan diberi stampel Apotek oleh petugas
penerima (AA), yang diketahui oleh Apoteker Pengelola
Apotek. Setiap penerimaan perbekalan farmasi dicatat pada
masing-masing kartu stok dan kemudian dientri ke komputer
berdasarkan faktur yang telah dicocokkan pada saat penerimaan
barang.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat
pesanan (SP) atau ada kerusakan fisik maka bagian pembelian
akan melakukan retur barang tersebut ke PBF yang
bersangkutan untuk di tukar dengan barang yang sesuai.

3.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang yang
diterima disimpan dalam rak-rak dan diisi langsung pada kartu
stok. Penyimpanan dilakukan berdasarkan penggolongan
sebagai berikut :

17
1. Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul,
sirup, obat tetes, salep atau krim, di bedakan bentuk padat
dan cair.
2. Berdasarkan Farmakologinya
3. Berdasarkan abjad atau alfabetis.
4. Berdasarkan jenis obat meliputi obat generik, obat paten
dan produk Kimia Farma.
5. Berdasarkan golongan obat meliputi obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras, obat narkotika dan psikotropika.
6. Obat narkotika dan psikotropika yang telah dikirim,
kemudian disimpan dalam masing-masing lemari khusus
dilengkapi dengan kunci dan bukti penerimaannya harus
ditanda tangani oleh APA.
7. Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan
obat dalam suhu dingin dan penyimpanan suhu kamar.
8. Berdasarkan teknik FEFO (first expirade first out) dan FIFO
(first in first out).
Setiap obat memiliki kartu yang digunakan untuk
mencatat keluar masuknya obat sehingga memudahkan
pengontrolan terhadap persediaan obat dan kebutuhan obat
tersebut.
Persyaratan lemari narkotika di Apotek:
1. Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
2. Lemari harus mempunyai kunci-kunci ganda yang kuat
3. Lemari dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan
kunci yg berlainan.

18
4. Apabila ukuran lemari kurang dari 40cm x 80cm x 100cm,
lemari harus dibaut/dipaku ditembok atau lantai.
5. Lemari tidak boleh untuk menyimpan barang lain, kecuali
ditentukan oleh Menkes RI.

3.5 Pelaporan
Laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika
dilakukan setiap bulan. Laporan penggunaan narkotika dan
psikotropika terdiri dari surat pengantar, laporan penggunaan
sediaan narkotika dan psikotropika diberikan kepada Dinas
Kesehatan Kota, Dinas Kabupaten Provinsi, Balai POM Banda
Aceh dan Bisnis Manager.
Laporan pemusnahan obat golongan narkotika dan
psikotropika sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dihadiri oleh petugas Dinas Kesehatan,APA dan
salah satu karyawan Apotek. Setelah dilakukan pemusnahan,
dibuat berita acara pemusnahan narkotika yang ditujukan
kepada Badan POM, Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi Aceh
dan kantor Pusat Kimia Farma. Berita acara pemusnahan
narkotika mencakup hari, tanggal, waktu pemusnahan, nama
APA, nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang dari
saksi dari Apotek, nama dan jumlah narkotika yang
dimusnahkan, cara pemusnahan dan tanda tangan penanggung
jawab Apotek.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hambatan/Masalah Selama PKL


Hambatan dan masalah yang terjadi selama Praktek Kerja
Lapangan (PKL) berlangsung diantaranya adalah sbb:
- Kesulitan dalam membaca beberapa resep/tulisan dokter
tertentu sehingga memperlambat pengerjaan resep.
- Kurangnya pengetahuan tentang komposisi obat-obat dan
khasiatnya.
- Belum dapat mengingat dosis obat, sehingga lambat dalam
mengerjakan obat campur.
- Kurangnya Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien
- Banyaknya jenis obat membuat siswi kesulitan untuk menghafal
nama obat, indikasi, dosis, dan efek samping obat.
- Letak dan susunan obat-obatan yang belum semua diketahui hal
ini terjadi pada saat hari-hari pertama siswa/i PKL di Apotek.

20
4.2 Pemecahan Masalah
- Menanyakan hal – hal yang tidak jelas kepada Apoteker dan
asisten apoteker (AA)
- Bila resep tidak jelas menurut AA, maka ditanya langsung ke
dokter yang bersangkutan.
- Saat ada waktu luang diisi dengan membaca brosur – brosur
atau buku ISO.
- Siswi harus sering melihat, membaca juga menyimpan obat-
obatan pada rak obat masing – masing, sehingga mempermudah
menguasai lokasi letak obat.
- Sering memperhatikan letak susunan kotak-kotak obat pada
waktu luang.

4.3 Faktor Pendukung Pelaksanaan PKL


- Terjalinnya kerjasama yang baik antara pihak Sekolah dengan
pihak Apotek Kimia Farma 92 Peunayong, sehingga
pelaksanaan praktek kerja lapangan berjalan dengan lancar.
- Mudahnya beradaptasi dengan lingkungan karena siswi
sebelumnya telah dibekali pengetahuan dan keterampilan ilmu
kefarmasian.
- Terjalinnya hubungan yang baik antara siswi dengan pihak
Apotek membuat siswi nyaman dalam bekerja.
- AA dan SPG Apotek yang ramah sehingga siswa tidak merasa
canggung.

21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma telah menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik sesuai yang berlaku, mulai dari sumber daya
masyarakat (SDM) serta pelayanan informasi obat kepada
masyarakat
2. Peranan apoteker pengelola apotek (APA) di Apotek Kimia
Farma 92 Peunayong telah terlaksana secara baik dalam
mengkoordinasi para karyawan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek. Ini tidak lepas dari hubungan antar
karyawan yang saling bekerja sma memberikan kualitas
yang baik.
3. Perkembangan apotek Kimia Farma selama ini cukup baik
karena didukung oleh lokasi yang strategis dan fasilitas yang
baik serta manajemen pemasarannya.
5.2 Saran
1. Perlu peningkatan pelayanan yang cepat di apotek Kimia
Farma 92 Peunayong untuk mengurangi waktu tunggu
pasien.
2. Dapat diperluasnya tempat pembuatan obat agar lebih
nyaman bekerja.
3. Kerjasama antar apotek kimia farma dengan SMK
Kesehatan Assyifa School Banda Aceh, agar terus
dikembangkan serta dipertahankan untuk tahun – tahun
selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://fitribohate.blogspot.com/2017/07/laporan-praktek-kerja
lapangan-apotek.html
http://dataagustinafarmasi.blogspot.com/2012/04/laporan-pkl-di-
apotek-kimia-farma.html
https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=fjc7Xaq1FsPPvgSyno6YCw&q=daftar+pustak
a+farmasi&oq=&gs_l=psy-ab.1.0.35i39l10.40962.
42962..44607...2.0..4.1356.6504.5-2j0j4......0....1..gws-
wiz.....10..0i22i30. 78nWOYjFb6s

23
LAMPIRAN

6.1 Ruang Apotek

Meja Kasir
Gondola Obat beauty care

Meja Racik Obat

24
6.2 Denah Apotek
Jalan

Parkiran

Pintu

1
1 2 3 4 5

7 Pintu

6
8

8 8

8
13

12

10

11 12 12

Keterangan:
1. Gondola Obat Sirup dan Tablet 9. Mushola
2. Kursi Pasien 10. WC
3. Gondola Obat Vitamin 11. Lemari Narkotika Dan Psikotropika
4. Gondola Beauty Care 12. Meja Racik
5.Gondola Beauty Care 13. Kulkas
6. Praktek Dokter
7. Meja Layanan
8. Rak Obat

25
6.3 Surat Pesanan Narkotika

26
6.4 Surat Pesanan Psikotropika

27
6.5 Surat Pesanan Prekusor dan obat-obatan tertentu

28
6.6 Surat Pesanan Regular

29
6.7 Copy Resep

30
6.8 Etiket

31
6.9 Faktur pemesanan

32
6.10 Kartu Stock

33
6.11 Lemari Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika

34
6.12 Meja Racik

35
6.13 Skrinning Resep
1. Resep

36
2. Pengkajian resep
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah, Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : tidak ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada
b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : ada
Dosis obat : ada

Stabilitas obat : tidak ada


Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : ada
c) Pertimbangan klinis
1. Lapraz
Dosis : Lansoprazole : 30mg
Durasi : 2x sehari satu tablet
Jumlah obat : 12 tablet
Indikasi obat : Lapraz digunakan untuk mengatasi
gangguan pada sistem pencernaan akibat produksi asam
lambung yang berlebihan.
Efek samping : Sakit kepala, diare, sembelit, dan
mulut kering.
Kontra indikasi : Hipersensitif
2. Cefixime
Dosis : Cefixime : 100mg
Durasi : 2x sehari satu kapsul
Jumlah obat : 12 kapsul

37
Indikasi obat : Antibiotik, infeksi saluran
pernafasan.
Efek samping : Syok, gangguan fungsi ginjal.
Kontra indikasi : Hipersensitif

1. Resep

2 Pengkajian resep

38
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah, Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : tidak ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada
b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : ada
Dosis obat : ada
Potensi obat : tidak ada
Stabilitas obat : tidak ada
Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : ada
c) Pertimbangan klinis
1. Monarin
Dosis : 10 mg
Durasi : 1x sehari 1 tablet
Jumlah obat : 20 tablet
Indikasi obat : asma
Efek samping : tergantung pemakaian obat.
Kontra indikasi :hipersensitif.
2. Vit D3 1000
Dosis : 10 g
Durasi : 1x sehari 1 tablet
Jumlah obat : 15 tablet
Indikasi obat : suplemen otot dan tulang.
Efek samping :hiperkalsiuria dan hiperkalsemia.
Kontra indikasi : hipersensitif.

39
1. resep

40
2. Pengkajian resep
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah.. Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : tidak ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada
b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : ada
Dosis obat : ada
Potensi obat : tidak ada
Stabilitas obat : tidak ada
Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : tidak ada
c) Pertimbangan klinis
1. Bicrolid 500mg
Dosis : Clarithromycin 500mg
Jumlah obat : 12 kaplet
Durasi : 2 kali sehari sebelum makan
Indikasi obat : Faringitis dan tonsilitis, sinusitis
maksilarut akut, bronkitis kronis eksaserbasi akut,infeksi
kulit dan strukturnya tanpa komplikasi
Efek samping : Diare, mual, gangguan rasa, nyeri
abdomen, sakit kepala
Kontra indikasi : Hipersensitif
2. Lansoprazole 30mg
Dosis : 30mg
Jumlah obat : 12 tablet

41
Durasi : 2 kali sehari satu sendok makan
Indikasi obat : Anti inflamasi tukak lambung
Efek samping : Diare, sakit kepala, nyeri abdomen
Kontra indikasi : Hipersensitif

1. Resep

42
2. Pengkajian resep
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah, Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada
b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : ada
Dosis obat : ada
Potensi obat : tidak ada
Stabilitas obat : tidak ada
Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : tidak ada
c) Pertimbangan klinis
1. Cefixime 100mg
Dosis : 100mg
Jumlah obat : 12 kapsul
Durasi : 2 kali sehari 1 kapsul
Indikasi obat : Faringitis, tonsilitis, bronkitis akut
Efek samping : Pernapasan, syok, gangguan fungsi
ginjal, granulositopenia
Kontra indikasi : Riwayat syok dan hipersensitif
2. Cetriz 10mg
Dosis : Cetirizine 10mg
Jumlah obat : 8 tablet
Durasi : 1 kali sehari 1 tablet
Indikasi obat : Kondisi alergi seperti rinitis perenial
Efek samping : Sakit kepala, pusing, mengantuk

43
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap cetirizin

1. Resep

44
2. Pengkajian resep
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah, Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : tidak ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada
b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : ada
Dosis obat : ada
Potensi obat : tidak ada
Stabilitas obat : tidak ada
Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : tidak ada
c) Pertimbangan klinis
1. Forneuro
Dosis : Vit B1, B6, B12, dan E
Jumlah obat : 30 kaplet
Durasi : 1 kali sehari 1 kaplet
Indikasi obat : Vitamin dan suplemen
Efek samping : reaksi alergi
Kontra indikasi : Hipersensitif

45
1. Resep

46
2. Pengkajian resep
a) Persyaratan administrative
Nama Dokter : Dr. Maimunah, Sp.P
SIP : tidak ada
Alamat praktik : ada
Paraf Dokter : tidak ada
Nama pasien : ada
Umur pasien : ada
No.telepon : ada
Jenis kelamin : tidak ada
BB pasien : tidak ada
Cara pakai : ada
Tanggal resep : ada

b) Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan obat : tidak ada
Dosis obat : tidak ada
Potensi obat : tidak ada
Stabilitas obat : tidak ada
Inkompabilitas : tidak ada
Cara pemberian obat : tidak ada
c) Pertimbangan klinis
1. Monarin
Dosis : 10 mg
Durasi : 1x sehari 1 tablet
Jumlah obat : 20 tablet
Indikasi obat : asma
Efek samping : tergantung pemakaian obat.
Kontra indikasi :hipersensitif
2. Lapraz
Dosis : Lansoprazole : 30mg

47
Durasi : 2x sehari satu tablet
Jumlah obat : 12 tablet
Indikasi obat : Lapraz digunakan untuk mengatasi
gangguan pada sistem pencernaan akibat produksi asam
lambung yang berlebihan.
Efek samping : Sakit kepala, diare, sembelit, dan
mulut kering.
Kontra indikasi : Hipersensitif

48

Anda mungkin juga menyukai